Di tengah ketatnya persaingan konsol rumahan dengan hadirnya PlayStation 4 dan Xbox One, Nintendo hingga saat ini masih mengandalkan Wii U sebagai produk jagoannya. Dan tak dapat dipungkiri, Wii U memang masih jauh tertinggal di belakang konsol garapan Sony dan Microsoft tersebut dari segi penjualan.
Dalam 2 tahun, Nintendo hanya berhasil menjual sebanyak 9,2 juta unit Wii U di seluruh dunia. Masih kalah jauh jika dibandingkan dengan konsol last-gen Sony, PlayStation 3. Bahkan jika dibandingkan dengan konsol-konsol lawas seperti Gamecube, Dreamcast, dan Saturn di masa jayanya, performa Wii U di pasaran tidak lebih baik.
Hal ini disadari betul oleh sang presiden, Satoru Iwata. Ketika melakukan sesi wawancara dengan TIME, Iwata mengungkapkan kekecewaannya terhadap penjualan Wii U. “Saya sangat tidak puas dengan situasi yang ada sekarang ini,” ujarnya.
Menurut Iwata, Wii U memang gagal menjadi pilihan utama bagi para gamer yang mencari konsol rumahan. Walaupun demikian, Iwata menilai Wii U cukup sukses untuk menjadi konsol kedua yang dimiliki gamer. “(Wii U) mungkin bukan pilihan pertama, tapi para gamer menganggapnya sebagai pilihan terbaik untuk (menjadikannya) konsol kedua.”
Bagi Nintendo sendiri mengakui bahwa perusahaannya telah gagal bersama Wii U adalah hal yang tidak biasa. Produsen asal Jepang ini dikenal punya kebanggaan dan budaya kuat untuk tidak mengakui bahwa strategi mereka tidak berhasil.
Contoh paling nyata adalah soal Virtual Boy. Begitu dinilai gagal, Virtual Boy langsung dikubur dalam-dalam. Dengan kasus Wii U sekarang seolah memberi indikasi bahwa budaya di Nintendo telah berubah. Mereka mau mengakui kegagalan Wii U dan melakukan yang terbaik untuk tidak mengulanginya lagi di masa depan.
Seperti diketahui saat ini Nintendo sedang mengembangkan hardware baru dengan nama sandi NX. Semoga saja NX yang akan diumumkan tahun depan bisa menjadi produk anyar yang mampu menarik minat para gamer di seluruh dunia dengan kualitasnya yang menawan.
↧
Bos Nintendo Kecewa dengan Penjualan Wii U
↧
Hideo Kojima Keluar dari Konami?
Konami adalah Metal Gear Solid, dan Metal Gear Solid adalah Hideo Kojima, asosiasi ketiga kata ini memang tidak terbantahkan. Walaupun publisher asal Jepang tersebut memiliki franchise raksasa yang lain, bagi pasar global, nama Metal Gear Solid-lah yang mendefinisikan popularitas mereka. Sayangnya, Konami tampaknya tengah diterpa masalah baru. Usaha untuk melakukan restrukturisasi besar-besaran dalam perusahaan justru membuat tenaga terbaik mereka hengkang dari perusahaan. Salah satunya adalah mundurnya Akari Uchida dan Mino Taro – yang sebelumnya menangani franchise Love Plus dan Tokimeki Memorial yang punya basis fans yang besar. Namun alih-alih membaik, lebih banyak berita buruk justru muncul dari Konami. Yang tengah hangat saat ini? Hengkangnya Hideo Kojima dalam waktu dekat!
Otak jenius di balik franchise Metal Gear Solid dan Zone of Enders yang juga sempat mengkonfirmasikan tengah mengembangkan seri terbaru Silent Hills ini adalah salah satu talenta terbaik Konami. Dengan Metal Gear Solid V: The Phantom Pain yang akan meluncur dalam beberapa bulan ke depan dengan antisipasi tinggi dari gamer, berita hengkangnya Hideo Kojima tentu terasa absurd. Namun proses restrukturisasi yang dilakukan Konami tampaknya membuat kemungkinan tersebut terbuka. Apalagi dengan beragam bukti yang berhasil digali gamer.
Kojima memang diposisikan sebagai salah satu executive tertinggi Konami. Namun di situs resmi Konami sendiri, namanya tidak lagi terpampang sebagai salah satu petinggi Konami setelah tanggal 1 April 2015 mendatang. April Mop? Dengan troll efektif Kojima selama ini, tidak mengherankan jika banyak dari kita yang mencurigai hal tersebut dengan tanggal ini. Namun di perusahaan Jepang, tanggal 1 April 2015 adalah dimulainya tahun fiskal baru sehingga pergantian jabatan menjadi sesuatu yang sangat normal.
Tidak berhenti sampai di sana, Konami juga memutuskan untuk menghilangkan tulisan “A Hideo Kojima Game” yang selalu menyertai judul utama setiap seri Metal Gear Solid yang ada. Tulisan ini menghilang tanpa alasan yang jelas dari semua situs resmi Konami dan kita dihadapkan pada cover dan poster promosi yang lebih kosong. Yang lebih buruk? Studio yang berada di bawah bendera Hideo Kojima – Kojima Productions juga tampaknya tidak lagi eksis. Situs resmi Kojima Productions kini diarahkan ke website portal untuk Metal Gear. Studio Kojima Productions Los Angeles kini juga berubah nama menjadi Konami Los Angeles Studio.
Usaha media luar untuk mencari kepastian apa yang sebenarnya terjadi juga tidak banyak memberikan hasil. Konami hanya menyebut bahwa Kojima akan terus mengembangkan dan mendukung produk Metal Gear Solid. Mereka hanya meminta gamer untuk menantikan pengumuman lebih lanjut. Namun gelombang optimisme itu justru bertolak belakang dengan apa yang dilemparkan Kojima via akun Twitter resminya. Ia melemparkan gambar Snake yang tengah bersiap menaiki helikopter sembari menuliskan “Heading Off”, seolah menjadi sinyal bahwa memang, ia akan keluar dari Konami.
Apakah benar Kojima akan hengkang? Atau ini sekedar perubahan cara kerja karena restrukturisasi Konami yang “baru”? Atau jangan-jangan kita semua kembali menjadi korban troll sang jenius ini lagi? Sebagai gamer yang sudah mengikuti seri MGS dari awal, kami berharap yang terbaik.
Source: Kotaku
↧
↧
DOTA 2 Rilis Model Karakter “Baru” untuk Faceless Void
Makhluk tanpa muka yang mampu “bermain-main” dengan waktu, Faceless Void merupakan salah satu karakter Carry terpopuler di DOTA 2. Kemampuan untuk mengunci banyak karakter sekaligus untuk periode waktu tertentu, dua skill pasif berbasis RNG, dan mampu membalikkan pertempuran di situasi tertentu membuat banyak gamer yang jatuh hati dengan hero yang satu ini. Berdasarkan hasil voting Compendium di tahun 2014 yang lalu, Void merupakan merupakan karakter yang dipilih oleh gamer DOTA 2 untuk mengalami perubahan model karakter. “Utang” Valve yang sudah berjalan selama hampir setahun tersebut akhirnya terealisasikan juga. Void akhirnya lahir kembali dengan model karakter “baru”.
Namun berbeda dengan hero lain yang dirombak habis-habisan, Valve akhirnya memutuskan untuk bermain aman dengan proses remodelling Faceless Void ini. Tidak ingin mengubah desain secara signifikan, mereka memilih untuk mempertahankan bentuk awal yang memang dirasa sudah cocok merepresentasikan makhluk ini. Sebagai gantinya? Mereka membangun hero ini dari awal, meningkatkan tekstur yang ada, menyempurnakan model dengan menambahkan beberapa detail, dan melemparkannya kembali sebagai versi yang lebih sempurna. Ia kini hadir dengan motif baru dan dua pasang kaki yang berbeda.
Update untuk menikmati Faceless Void yang “baru” ini sendiri sudah meluncur untuk semua gamer DOTA 2 sejak pagi hari ini. Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda termasuk gamer DOTA 2 yang cukup lega karena perubahan model yang tidak signifikan ini? Atau Anda mengharapkan desain baru seperti yang terjadi dengan Wraith King?
↧
Mortal Kombat X Perkenalkan Quitality
Kini fitur baru tersebut akhirnya terungkap. NetherRealm mengumumkan kehadiran Quitality di Mortal Kombat X. Lalu, apa bedanya Quitality dengan Fatality?
Menurut pihak developer, Quitality ditujukan bagi para gamer yang secara sengaja keluar dari permainan ketika sedang bertarung dengan seseorang secara online. Intinya, Quitality akan menghukum gamer yang mencoba ‘kabur’ dari pertarungan dengan meledakkan kepalanya!
Selain memperkenalkan Quitality, Mortal Kombat X juga mengungkap tiga gaya bertarung Mileena, yakni Ethereal yang mengandalkan teleportasi, Ravenous yang mengandalkan serangan gigitan, dan Piercing.
Tiga gaya bertarung Takeda pun juga diungkap, yakni Shirai Ryu dengan cambuk dan tombak, Lasher dengan cambuk listrik, dan Ronan dengan pedang plasma. Terakhir, ada Kung Jin dengan Ancestral, Bojutsu, dan Shaolin.
Yang menarik, NetherRealm tak lupa memberi konfirmasi bahwa Test Your Luck akan kembali hadir di Mortal Kombat X. Ada pula mode baru bernama Kustom Kombat dimana gamer bisa memilih dua tipe Modifier dari sekian banyak pilihan yang tersedia. Gamer juga bisa memilih mana modifier yang memiliki efek terhadap karakter gamer sendiri dan mana yang berdampak pada lawan.
Kabar baik lainnya adalah soal kepastian PS3 Arcade Stick yang bisa digunakan di Mortal Kombat X versi PS4! Cukup menarik untuk menantikan informasi apa lagi yang akan diungkap oleh NetherRealm mendekati tanggal peluncuran Mortal Kombat X pada 14 April 2015 mendatang. Semoga masih ada lagi karakter baru ataupun fitur anyar lainnya yang siap hadir di game tersebut. Kita tunggu saja!
↧
Harga Perangkat Virtual Reality Valve Akan Lebih Mahal!
Persaingan adalah sesuatu yang positif. Ia menghasilkan lompatan teknologi dalam waktu yang begitu singkat karena kebutuhan produsen untuk mampu bersaing merebut perhatian pasar. Hal inilah yang terjadi dengan pasar Virtual Reality selama beberapa tahun terakhir ini. Dengan produk komersial yang sama sekali belum tersedia di pasaran, ia jadi “ladang uang” yang menggiurkan untuk dijajal. Oculus Rift dari Facebook yang sempat memimpin hype di awal kini justru kian tertinggal dari produk-produk baru yang terus diperkenalkan di publik. Setelah Sony dengan Project Morpheus-nya, kini giliran Valve dan HTC yang merebut perhatian dengan produk mereka – HTC Vive.
Diperkenalkan beberapa waktu yang lalu, HTC Vive sejauh ini memang merupakan teknologi VR termutakhir. Tidak hanya sekedar menawarkan layar di depan mata, ia juga bisa memetakan kondisi lingkungan di sekitar pengguna untuk menghadirkan pengalaman yang imersif. Menariknya lagi? Berbeda dengan Oculus Rift yang masih belum bisa tanggal rilisnya, HTC dan Valve menyatakan siap untuk mendistribusikan HTC Vive sebelum tahun 2015 ini berakhir. Namun Anda tampaknya harus menyiapkan isi dompet yang tebal untuk dapat menikmatinya.
Dalam wawancaranya dengan MCV, Kepala Marketing HTC – Jeff Gattis secara terbuka mengaku bahwa HTC Vive memang akan ditawarkan sebagai sebuah produk premium. Oleh karena itu, ia mungkin akan dibuka dengan tingkat harga yang cukup tinggi di awal rilis. Sayangnya, mereka sendiri tidak berbagi detail soal range harga seperti apa yang akan ditawarkan, namun dipastikan, akan lebih tinggi daripada Oculus Rift yang mengejar harga USD 200 – 400 ketika rilis. Gattis menegaskan bahwa harga HTC Vive masih mungkin turun di masa depan, ketika permintaan mulai melonjak dan produk kompetitor mulai meluncur. Namun untuk saat ini, ia akan mengusung citra sebagai produk high-end.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Kira-kira berapa harga maksimal yang berani Anda lemparkan untuk menikmati HTC Vive pada saat rilis nanti, mengingat statusnya sebagai produk high-end?
↧
↧
Review Ori and the Blind Forest: Platformer yang Tak Boleh Anda Lewatkan!
Ketika diperkenalkan untuk pertama kalinya di ajang E3 2014 yang lalu, Ori and the Blind Forest memang langsung menarik perhatian banyak gamer karena pendekatan visual yang ia tawarkan. Seperti sebuah film animasi berbudget tinggi, impresi pertama yang ia lemparkan begitu kuat. Apalagi, Moon Studios sebagai developer di kala itu langsung berfokus pada jalinan cerita utama yang terasa begitu emosional, dimana kehilangan sosok terpenting dan yang paling dicintai tampaknya menjadi pondasi cerita utama yang ada. Secara instan, ia langsung berkembang menjadi salah satu game action platformer yang paling diantisipasi di tahun 2015, bersama dengan Mighty No.9 dari Inafune dan Inside dari Playdead.
Setelah penantian yang cukup lama, Ori and the Blind Forest akhirnya meluncur ke pasaran secara digital untuk platform milik Microsoft – PC dan Xbox One. Seperti kesan yang didapatkan dari penampakan pertamanya, game ini memang begitu indah untuk sebuah game platformer. Dunia yang indah, musik yang memperkuat atmosfer yang ada, hingga beragam efek visual yang membuatnya terlihat dramatis. Namun seperti apa yang kami sebutkan di artikel preview sebelumnya, jangan menganggap remeh game ini hanya karena konsep visual yang ia tawarkan. Ori and the Blind Forest lebih dekat ke sensasi sebuah game platformer klasik yang tidak mudah untuk ditaklukkan. Menantang dengan ancaman yang mengintai di setiap sudut, Anda butuh perjuangan keras untuk mencapai sedikit saja progress.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Ori and the Blind Forest ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game platformer yang tidak boleh Anda lewatkan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Plot
Kasih sayang adalah sebuah kekuatan yang tidak pernah mengenal batas, ini mungkin inti cerita yang hendak disampaikan oleh Ori and the Blind Forest. Lahir sebagai sebuah cahaya yang muncul begitu saja dari sang pohon raksasa yang menghidupi dunianya – Spirit Tree, Ori adalah sebuah eksistensi yang begitu rentan di tengah bengisnya hutan. Namun kasih sayang yang diperlihatkan oleh Naru – seekor makhluk misterius yang berbentuk seperti beruang membuat Ori hidup. Naru membawa Ori dan membesarkannya seperti anaknya sendiri. Beraktivitas bersama, Naru sudah seperti ibu Ori sendiri. Namun seperti halnya semua kisah yang tercipta, akhir selalu menjadi bagian yang tidak bisa dihindari. Hutan yang begitu indah dan nyaman berubah menjadi gersang seketika ketika Spirit Tree, untuk alasan yang misterius, tiba-tiba tidak lagi mengeluarkan cahayanya. Tanah menjadi kering, pohon hanyalah kayu, dan makanan menipis. Kasih sayang Naru tidaklah terbatas, seperti halnya seorang ibu. Buah terakhir yang jatuh dari pohon ia serahkan untuk memastikan Ori tetap hidup. Kelaparan, Naru kian melemah dari hari ke hari dan tidak mampu lagi menopang hidupnya sendiri. Ori untuk sekali lagi, harus kembali mengarungi dunia sendirian. Yatim piatu dan berupaya untuk bertahan hidup di tengah dunia yang semakin berbahaya, Ori bertemu dengan Sein – sebuah cahaya kecil yang tidak hanya membimbingnya, tetapi juga menjadikannya lebih kuat. Petualangannya berujung pada usaha untuk mengembalikan dunia kembali seperti dahulu, mengembalikan cahaya pada Spirit Tree. Di perjalanan, Ori menemukan sumber dari segala masalah – seekor burung hantu raksasa dengan warna hitam gelap bernama Kuro yang dipercaya telah mencabut dan membuang jiwa Spirit Tree begitu saja. Mampukah Ori menghidupkan kembali Spirit Tree? Tantangan seperti apa saja yang harus ia tempuh untuk memastikan hal ini terjadi? Siapa pula Kuro dan apa yang menjadi motif tindakannya? Terlepas dari kesan “kartun”yang mengalir kuat dari kualitas visualnya, Ori and the Blind Forest menawarkan plot yang terhitung menarik untuk diikuti.↧
Legacy of Void Akan Akhiri Cerita Starcraft
Sebagian dari kita mungkin membenci cara kerja sinetron di Indonesia yang seringkali hadir dengan plot yang tidak pernah jelas. Konflik menyebar dimana-mana tanpa ada usaha untuk memberikan konklusi apapun dan seringkali berakhir jadi benang kusut yang tidak lagi jelas ujungnya. Semua ini sengaja dilakukan semata-mata untuk memperpanjang usia sinetron itu sendiri, membuat potensi untuk menarik uang darinya terbuka lebar. Namun harus diakui, strategi yang sama sebenarnya juga seringkali terjadi di industri game. Tidak sedikit developer yang terlihat sengaja menawarkan plot yang mengada-ngada, diperpanjang dan tidak memiliki konklusi sama sekali. Untungnya, Blizzard bukan salah satunya.
Salah satu game strategi andalannya – Starcraft II memang akan kedatangan expansion pack terbaru dalam waktu dekat ini. Setelah Wings of Liberty dan Heart of Swarm yang dirilis beberapa waktu lalu, expansion pack teranyar – Legacy of the Void akan membawa tidak hanya unit baru, tetapi juga cerita yang lebih difokuskan pada ras Protoss. Akan ada lebih 20 misi baru untuk membawa cerita game strategi ini lebih jauh.
Namun ada satu kejutan menarik dari expansion pack terakhir untuk Starcraft 2 ini. Dalam wawancaranya dengan IGN, Blizzard menegaskan bahwa Legacy of Void akan menjadi akhir dari cerita Starcraft. Semua konflik dan drama yang dibangun dari seri pertamanya akan terjawab di sini. Blizzard meyakinkan bahwa semua karakter utama yang sudah melekat dengan hati gamer ini akan mendapatkan akhir cerita yang memuaskan. Apakah ini berarti Blizzard akan berhenti mengembangkan game Starcraft lagi di masa depan? Tentu saja tidak. Legacy of Void hanya akan menutup satu garis cerita dan mereka berjanji untuk mengeksplorasi aspek lain dari Starcraft sebagai sebuah semesta.
Jika Anda termasuk gamer yang sudah mencicipi Starcraft dari seri pertama, Legacy of Void tentu saja jadi proyek yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Sayangnya, Blizzard sendiri masih belum memberikan kepastian rilis expansion pack terbaru ini, selain masa beta yang kabarnya akan mulai dibuka pada akhir Maret 2015 ini.
↧
PlayTest: Gaming Dengan Dell Inspiron 14 7447 Pandora!
Cantik dan menarik perhatian; itulah yang langsung terkesan di benak siapapun ketika melayangkan pandangan ke arah notebook Dell Inspiron 14 7447 Pandora. Tahukah Anda bahwa di balik kecantikan tersebut ternyata ia menyimpan kekuatan yang besar? Cukup besar untuk bisa memainkan game terbaru yang rakus menguras daya komputer Anda? Seakan ketika menggunakannya, Anda telah membuka kotak Pandora dalam mitos Yunani kuno untuk melepas kekuatan jahat di dalamnya. Bedanya, Pandora ini melepas kekuatan untuk membantu Anda bermain game sambil tetap tampil trendi.
Untuk mendapatkan gambaran dari kekuatan yang dirangkum dalam notebook cantik ini, berikut konfigurasi hardware di dalamnya:
- Prosesor: Intel Core i7 4710HQ. Base 2,5 GHz / Turbo 3,5 GHz
- Memori: 8 GB RAM
- Graphics: Intel HD Graphics 4600 (IGP) & NVIDIA GeForce GTX 850M DDR3 4GB (Discrete)
- HDD: 1 TB
- Display: 14 Inch @ 1366 x x768 Pixels
Assassin’s Creed Unity
Ciri khas paling kentara dari Assassin’s Creed Unity bila dibandingkan dengan game action lain adalah kemampuannya untuk menghasilkan begitu banyak karakter yang digerakkan komputer (NPC). Anda dapat bertemu dengan ribuan NPC hanya dalam satu kota saja. Untuk game yang mengandalkan kelincahan dan kemampuan untuk menjalankan aksi berdasarkan penentuan timing, maka penurunan kinerja mendadak hingga menyebabkan frame skip akan mengganggu permainan. Berikut spesifikasi yang perlu dilewati Pandora untuk dapat memainkan Unity dengan baik:- Prosesor: Intel i7 3770
- Memory: 8 GB
- Graphics Card: NVIDIA GTX780 3GB
- HDD: 50GB
- Environment Quality: Low
- Texture Quality: Low
- Shadow Quality: Low
- Ambient Occlusion: Off
- Antialiasing Quality: Off
- Bloom: Off
↧
Metal Gear Solid Akan Berlanjut Tanpa Kojima?
Mengejutkan memang, setelah hubungan yang berjalan begitu baik selama lebih dari puluhan tahun, Hideo Kojima – jenius di belakang franchise raksasa sekelas Metal Gear Solid dan Zone of Enders dikabarkan hengkang dari Konami. Walaupun pengumuman resmi belum meluncur, namun bukti mengarah kuat ke sana. Dari dicopotnya jabatan Kojima sebagai salah satu eksekutif tinggi Konami, nama yang dihapus dari judul utama Metal Gear Solid, hingga Kojima Productions yang kini berubah nama. Menariknya lagi? Terlepas dari semua kekacauan yang terjadi ini, Konami justru memastikan bahwa mereka akan mengerjakan seri Metal Gear Solid selanjutnya.
Ucapan Kojima bahwa MGS V: The Phantom Pain akan menjadi seri terakhir Metal Gear Solid-nya nampaknya tidak main-main. Di tengah terpaan berita buruk yang masih belum jelas ini, Konami justru memperlihatkan niat jelasnya untuk terus mengembangkan franchise MGS tanpa kehadiran Kojima. Mereka bahkan sudah membuka lowongan pekerjaan via situs resmi dengan misi utama – mencari staff kunci untuk membuat seri selanjutnya setelah The Phantom Pain. Di saat yang sama, Konami juga merilis berita pers resmi untuk meyakinkan bahwa Kojima tetap terlibat 100% dalam proses pengerjaan MGS V: The Phantom Pain yang akan dirilis 1 September 2015 mendatang.
Lantas, benarkah Kojima hengkang? Jika melihat semua sinyal yang mengemuka saat ini, besar kemungkinan hal ini memang terjadi. Situs gaming – Gamespot melaporkan bahwa status Kojima saat ini hanyalah seorang “kontraktor pihak ketiga” dengan masa kontrak akan berakhir sebelum tahun 2016 mendatang.
Metal Gear Solid tanpa Hideo Kojima? What happen Konami..
↧
↧
God of War 3 Remastered Tuju Playstation 4
Proyek remaster dari game-game yang populer di platform generasi sebelumnya kembali terjadi. Kali ini, giliran God of War 3 yang dipastikan akan menuju PlayStation 4 dengan berbagai peningkatan visual.
Game berjudul God of War 3 Remastered ini akan menjadi seri God of War pertama yang rilis di PS4. Ketika rilis di PS3, game tersebut memang mendapat sambutan yang positif dari para gamer. Tak heran jika sekarang Sony mencoba menghadirkannya kembali di konsol new-gen mereka.
Menurut Sony, God of War 3 Remastered akan berjalan di resolusi 1080p dengan 60fps. Selain itu, gamer juga akan menemukan fitur Photo Mode. Game ini siap meluncur ke pasaran pada 14 Juli 2015 mendatang dengan banderol USD 40.
Perlu diketahui bahwa proyek ini dibuat dalam rangka memperingati ulang tahun ke-10 dari franchise God of War. Sayangnya, selain versi Remastered dari God of War 3, Santa Monica mengaku belum memiliki rencana apapun untuk membuat game God of War lainnya yang mungkin sudah sangat dinantikan para gamer PS4.
“Proyek remaster membantu kami untuk membuka pintu bagi gamer baru yang mungkin belum pernah memainkan God of War 3 lima tahun yang lalu,” ujar Aaron Kaufman, Community Strategist di Sony Santa Monica.
Untuk semakin menarik minat para gamer, Sony dan Santa Monica telah merilis trailer dan beberapa screenshot yang cukup menawan. Bagaimana menurut Anda? Tertarik untuk memainkan kembali God of War 3 di PS4?
↧
Gameplay Alpha Rainbow Six Siege Bocor di Dunia Maya!
Berbeda dengan sebagian besar game FPS pada umumnya, nama Rainbow Six di masa lalu seolah mendefinisikan game FPS taktikal yang sebenarnya. Tidak seperti Battlefield atau Call of Duty yang memungkinkan Anda bertempur terbuka dan menembak membabi buta, ia menawarkan pendekatan yang lebih realistis. Peluru yang bisa menghabisi siapapun secara instan, kebutuhan untuk mengatur strategi dan mengenal medan pertempuran yang esensial, hingga komunikasi yang harus terus dilakukan anggota satu tim. Di tengah gempuran game FPS mainstream, kesempatan untuk menikmati sensasi serupa lahir kembali setelah Ubisoft mengumumkan Rainbow Six: Siege beberapa waktu yang lalu.
Dengan gameplay yang memang menjadikan multiplayer sebagai fokus utama pengalaman bermain, menjadi sesuatu yang sangat rasional bagi Ubisoft untuk menguji game ini terlebih dahulu. Masa alpha dibuka untuk tidak hanya menguji kerja sistem yang sudah mereka racik, tetapi juga mengumpulkan feedback dari para gamer itu sendiri. Beberapa video gameplay terkuak di dunia maya, memberikan sedikit gambaran mekanisme seperti apa yang bisa kita antisipasi.
Video gameplay ini mengambil setting pertempuran di sebuah pesawat. Map bernama “Plane” ini terdiri dari beberapa zone: Bathroom, Exterior, Cargo, Cargo Entrance, First Aid, Cargo Room A, Cargo Room B, Military Seating, Stairs Cockpit, Kitchen Prep, dan Seating Staff. Gameplay-nya sendiri tidak banyak berbeda dengan yang ditunjukkan Ubisoft di pengenalan pertama game ini. Masing-masing tim akan punya kesempatan untuk membangun blokade mereka sendiri dan rangkaian senjata untuk menghancurkan tim lawan. Namun tidak seperti medan dalam bentuk rumah yang sebagian besar area bisa dihancurkan, kehancuran di Plane ini terlihat terbatas.
Rainbow Six Siege sendiri rencananya akan dirilis di tahun 2015 ini, untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC. Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik untuk memilikinya setelah melihat bocoran video gameplay alpha ini?
↧
Predator Bergabung Sebagai Karakter Tamu Kedua Mortal Kombat X
Sudah menjadi rahasia umum, untuk membuat arena pertempuran jauh lebih menarik, Netherrealm Studios seringkali menyuntikkan karakter tamu dengan kepribadian yang serupa dengan petarung ikonik mereka di Mortal Kombat. Hal yang sama juga bisa diantisipasi dari sang seri terbaru – Mortal Kombat X yang tinggal menghitung minggu. Netherrealm sendiri sudah mengkonfirmasikan kehadiran Jason dari film thriller horror – Friday the 13th sebagai petarung baru. Namun Jason sendiri hanyalah satu dari tiga karakter Kombat Pack yang dipersiapkan sebagai DLC. Karakter tamu satunya lagi ternyata juga tidak bisa dipandang sebelah mata.
Setelah sempat menyebut bahwa mereka tertarik untuk membawa Spawn – salah satu superhero yang pamornya kian tenggelam ke seri ini, Netherrealm justru hadir dengan kejutan lain. Benar sekali, sang karakter tamu kedua dipastikan adalah ras alien pemburu dengan segudang teknologi majunya yang sudah pasti tidak asing lagi bagi Anda – Predator.
Sayangnya, sama seperti kasus Jason, mereka hanya memperlihatkan visual in-game Predator ini tanpa membahas lebih jauh soal gaya dan gerakan bertarung yang ia miliki. Bersama dengan Predator, Netherrealm juga memastikan kembalinya sosok Tanya dan Tremor sebagai bagian dari Kombat Pack.
Mortal Kombat X sendiri rencananya akan meluncur pada 14 April 2015 mendatang untuk PC, Playstation 4, dan Xbox One.
↧
Rilis Batman: Arkham Knight Ditunda Lagi!
Tunda, tunda, dan tunda – kata yang satu ini tampaknya tengah menjadi tren di industri game. Terlepas dari semua janji yang sempat dilontarkan dengan hype yang terbangun kuat, tidak sedikit publisher raksasa yang terpaksa menendang mundur rilis game andalan mereka. Beberapa bahkan harus mengalami hal yang serupa beberapa kali, membuat tanggal rilis menjadi informasi yang tidak bisa dipercaya begitu saja di perkembangan video game saat ini. Anda termasuk gamer yang menantikan kehadiran Batman: Arkham Knight yang akan menjadi seri pertama untuk platform generasi terbaru ini? Rocksteady kembali hadir dengan berita buruk.
Batman: Arkham Knight memang sudah sempat mengalami penundaan beberapa waktu yang lalu. Sempat direncanakan akan dirilis di awal tahun 2015, ia ditendang ke pertengahan tahun untuk mengakomodasi ekstra waktu yang dibutuhkan Rocksteady. Namun sayangnya, ekstra waktu ini tampaknya tidak cukup. Rocksteady kembali hadir dengan berita buruk – menunda kembali rilis Batman: Arkham Knight beberapa minggu lebih lambat dari rencana awal. Bersamaan dengan pengumuman ini, mereka juga merilis sebuah video gameplay baru bertajuk “Officer’s Down” berdurasi 7 menit.
Sang game director – Sefton Hill juga meminta maaf atas penundaan ini, membuat gamer terpaksa menunggu lebih lama untuk menikmati konklusi cerita dari franchise Arkham ini.
Batman: Arkham Knight kini akan dirilis pada tanggal 23 Juni 2015, 3 minggu lebih lambat dari rencana awal – 2 Juni 2015. Ia akan meluncur untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC. And we shall wait again..
↧
↧
Devil May Cry 4: Special Edition Hadirkan Trish & Lady
Jika kita membicarakan salah satu tren yang terjadi di industri game, maka proses HD Remaster tidak bisa dilewatkan begitu saja. Popularitas konsol generasi terbaru yang kian tinggi namun tidak diperkuat dengan library game yang memadai dilihat sebagai pasar potensial bagi banyak publisher untuk merilis game racikan mereka. Salah satu yang tengah gencar melakukan hal ini adalah Capcom. Tidak hanya merilis DmC: Definitive Edition beberapa waktu lalu, mereka juga berniat menghidupkan kembali petualangan Nero dan Dante via Devil May Cry 4: Special Edition.
Setelah sempat diperkenalkan sekedar sebagai teaser, detail baru terkait Devil May Cry 4: Special Edition akhirnya mengemuka. Sebuah trailer perdana dirilis, memperlihatkan konten seperti apa yang bisa Anda antisipasi darinya. Selain peningkatan visual, resolusi, dan framerate, Devil May Cry 4: Special Edition akan membuka kesempatan bagi Anda untuk menggunakan tiga karakter baru: Vergil, Trish, dan Lady.
Vergil hadir dengan desain dari Devil May Cry 3, namun diperkuat dengan varian serangan yang lebih beragam. Sementara itu, Devil May Cry 4: Special Edition juga akan menjadi seri pertama Devil May Cry yang memungkinkan Anda untuk berperan sebagai Lady!
Devil May Cry 4: Special Edition sendiri rencananya akan dirilis untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC sebagai game digital. Sayangnya belum ada tanggal rilis pasti, selain rencana untuk meluncurkannya di musim panas.
↧
Kehancuran Kostum Senran Kagura Buat DOA 5 Makin Sensual!
Sulit rasanya untuk tidak mengasosiasikan kata “Sensual” dengan dua franchise yang lahir dari tangan developer yang berbeda ini. Terlepas dari genre yang ia usung, Senran Kagura dari Marvelous dan Dead or Alive 5 dari Team Ninja memang menjadikan wajah dan tubuh karakter wanita yang mereka usung sebagai aset utama. Tidak sekedar menawarkan mekanik gameplay yang menyenangkan, ia menciptakan atmosfer yang juga akan memastikan mata Anda selalu termanjakan. Bayangkan jika kedua franchise ini berkolaborasi! Hal inilah yang berusaha ditempuh Team Ninja lewat paket kostum terbaru untuk Dead or Alive 5: Last Round.
Setelah sempat dikonfirmasikan sebelumnya, Team Ninja akhirnya merilis secara resmi, paket kostum Senran Kagura untuk Dead or Alive 5. Menawarkan jajaran kostum yang mungkin tidak terasa asing lagi bagi Anda yang mengikuti franchise-nya, kostum ini juga hadir dengan fitur baru.
Seperti halnya Senran Kagura, damage dalam jumlah tertentu akan membuat pakaian-pakaian ini hancur berantakan, memberikan eksposure lebih besar lagi pada tubuh karakter wanita petarung di DOA 5: Last Round ini. Paket kostum yang berisikan 16 buah ini ditawarkan dengan kisaran harga 3.600 Yen atau sekitar 370.000 Rupiah. Sebuah trailer perdana juga dirilis untuk memperkenalkan kostum menggoda ini.
Dead or Alive 5: Last Round sendiri sudah tersedia untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, dan Xbox One. Sementara versi PC-nya sendiri baru akan meluncur di akhir Maret 2015 ini. Hold the drools!!
Source: Games Talk
↧
Battlefield Hardline Terlaris di Inggris Sepanjang 2015
Tahun 2015 telah memasuki akhir Maret. Hingga saat ini, sudah ada beberapa game anyar yang rilis di pasaran. Sebagian di antaranya cukup sukses dari segi penjualan, sementara sebagian lainnya kurang diminati.
Salah satu yang menarik perhatian adalah game First-Person Shooter terbaru garapan Visceral, Battlefield Hardline, yang ternyata mampu mencatatkan angka penjualan yang membanggakan. Di Inggris, Hardline berhasil menduduki peringkat pertama pekan ini dan menjadi game multiplatform dengan penjualan terbesar sepanjang tahun 2015!
Sekitar 46 persen copy fisik dari Hardline terjual untuk konsol PS4. Sementara gamer yang membeli versi Xbox One ada sebanyak 43 persen. Hanya 6 persen yang membeli versi Xbox 360 dan 3 persen versi PS3. Sayangnya, tidak ada data soal penjualan versi digital.
Keberhasilan Hardline berada menjadi game multiplatform dengan penjualan terbesar di 2015 memang masih mungkin dilampaui oleh judul-judul lainnya di masa depan, mengingat masih sangat banyak game AAA yang rencananya akan meluncur tahun ini.
Sementara untuk chart mingguan, Hardline yang berada di posisi pertama mengalahkan Final Fantasy Type-0 HD di peringkat dua. Sedangkan peringkat 3 hingga 5 ditempati oleh Grand Theft Auto V, Dying Light, dan FIFA 15. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftar lengkap game terlaris di Inggris pekan ini:
- Battlefield Hardline
- Final Fantasy Type-0 HD
- Grand Theft Auto 5
- Dying Light
- FIFA 15
- Mario Party 10
- Resident Evil: Revelations 2
- Call of Duty: Advanced Warfare
- Minecraft: Xbox Edition
- Minecraft: PlayStation Edition
↧
Review Final Fantasy Type-0 HD: Bukan Final Fantasy Biasa!
Unik memang, terlepas dari statusnya sebagai produk utama yang hendak dijual Square Enix untuk platform generasi terbaru di bulan ini, popularitas Final Fantasy Type-0 HD justru tenggelam karena sepak terjang proyek 8 tahunan yang lebih diantisipasi – Final Fantasy XV Ep. Duscae. Benar sekali, demo game yang sudah lama dinantikan tersebut memang disertakan hanya untuk pemilik FF Type-0 HD “Day One” Edition untuk Playstation 4 dan Xbox One. Ia memang terbukti berhasil mendorong penjualan proyek HD Remaster untuk game yang aslinya berasal dari PSP ini, namun sebagian besar gamer tampaknya lebih tertarik untuk menikmati FF XV terlebih dahulu. Padahal, jika ingin ditelusuri lebih jauh, Final Fantasy Type-0 HD bukanlah game yang bisa dipandang sebelah mata.
Bagi gamer penggemar Final Fantasy di luar region Jepang, proyek HD Remaster ini seolah menjawab semua rasa penasaran yang sudah terbangun selama bertahun-tahun. Mengapa? Karena seperti yang kita tahu, versi PSP-nya memang hanya dirilis untuk wilayah Jepang dan tidak pernah melewati proses translasi untuk wilayah Barat. Sebuah proyek fans memang sempat meluncur untuk memenuhi keinginan gamer untuk memahami cerita tersebut, namun dibunuh Square Enix dengan cepat setelah proses rilis versi final. Square Enix “menjual” kembali Type-0 dengan peningkatan visual yang lebih baik, dan tentu saja – proses translasi bahasa dan teks Inggris di dalamnya.
Lantas, apa yang ditawarkan oleh Final Fantasy Type-0 HD ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai seri Final Fantasy yang bukan biasanya? Sebagai gamer yang belum pernah mencicipi versi PSP-nya, kami akan melemparkan review dari perspektif yang baru.
Plot
Terkejut, ini mungkin sensasi pertama yang muncul di benak Anda ketika melihat Final Fantasy Type-0 HD ini untuk pertama kalinya. Sepanjang sejarah eksistensinya sebagai franchise, Square Enix selalu menawarkan pendekatan “fantasi” yang lembut sebagai tema, terlepas dari beragam kejadian mengharukan yang ada. Desa yang hancur karena Sin di Final Fantasy X? Tewasnya Aerith di Final Fantasy VII? Hingga fakta mengejutkan dan menyedihkan soal Vivi di Final Fantasy IX? Terlepas dari gelapnya tema yang ada, Square Enix tidak pernah mengeksploitasi kekerasan dengan begitu eksplisit. Namun tidak dengan Final Fantasy Type-0 HD ini. Berfokus pada perang raksasa yang terjadi antara empat faksi, darah, kematian, mayat bergelimbangan, kehancuran, dan rasa putus asa dilemparkan tanpa menahan diri sama sekali. Sebuah pendekatan yang unik, tentu saja. Selamat datang di Orience, sebuah dunia dimana empat buah negara berbasis Crystal dengan empat buah simbol berbeda berdiri megah. Ada Dominion of Rubrum dengan Vermilion Bird, Militesi Empire dengan White Tiger, Concordia dengan Azure Dragon, dan Lorican dengan Black Tortoise miliknya. Konflik muncul ketika Militesi – yang terkenal lewat kekuatan militer, pengetahuan, dan senjatanya mulai menginvasi negara yang lain, menjajah dan menghancurkan mereka secara total. Ia sudah berhasil menundukkan Lorica dan Concordia, dan berusaha melakukan hal yang sama ke Rubrum, yang menjadi basis Class Zero. Anda akan berperan sebagai Class Zero – sebuah kelas khusus di bawah pimpinan seorang sosok wanita yang dipanggil “Mother” yang ditugaskan untuk memenuhi semua agenda politik dan perjuangan Rubrum. Class Zero sendiri terdiri dari 14 karakter utama: Ace, Deuce, Trey, Cater, Cinque, Sice, Seven, Eight, Nine, Jack, Queen,, King, Machina, dan Rem. Usaha untuk merebut kembali kekuasaan dari cengkeraman Militesi tentu bukan hal yang mudah, apalagi dengan campur tangan sebuah kelompok misterius berkekuatan luar biasa yang dipanggil sebagai l’Cie. Dari semua seri Final Fantasy yang ada, Final Fantasy Type-0 HD juga merupakan seri Final Fantasy dengan plot yang boleh dibilang sulit untuk dimengerti. Racikan cerita dengan begitu banyak istilah asing dilemparkan dan disusun begitu saja dari percakapan tanpa ada usaha untuk menjelaskan mereka dengan lebih mendetail. Butuh waktu dan konsentrasi untuk menangkap hubungan dan menentukan benang merah apa yang sebenarnya terjalin di antara para karakter yang ada. Menariknya lagi? Ia justru mendorong Anda untuk menempuh playthrough kedua untuk mendapatkan perspektif cerita yang lebih sempurna.↧
↧
Razer Rilis Dokumenter Tentang Gamer MOBA Tanpa Tangan
Terkadang kita seringkali lupa bahwa gaming bisa menjadi aktivitas sulit untuk dijalankan oleh beberapa kelompok masyarakat. Fakta bahwa sebagian besar darinya masih membutuhkan kontroler fisik terpisah untuk dimainkan adalah hambatan besar bagi mereka yang terpaksa harus menjalani hidup tanpa anggota tubuh lengkap, seperti tangan, misalnya. Namun tidak sedikit orang-orang penuh inspirasi di luar sana, yang tidak menyerah pada kondisi dan justru memanfaatkannya sebagai kekuatan. Hal inilah yang ingin ditangkap oleh produsen peripheral gaming ternama – Razer dalam seri video dokumenter terbarunya.
Razer mendatangi salah satu sudut di Italia, untuk bertemu dengan Massimillano Sechi atau yang dikenal juga sebagai “MacsHG”. Apa yang membuatnya begitu spesial? Tentu bukan sekedar karena ia merupakan gamer dengan Diamond Rank di game MOBA ternama – League of Legends. Tetapi fakta bahwa ia mencapai hal tersebut, tanpa tangan sama sekali. Cacat fisik membuat MacsHG tidak memiliki tangan, yang terasosasi kuat sebagai kebutuhan paling dasar untuk menjadi gamer. Lantas, bagaimana ia mampu tampil gemilang di League of Legends? Jawabannya pada pada kekuatan kaki dan produk Razer yang bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan gaming yang ada. Dokumenter ini juga membahas sisi hidup Sechis yang lain, di luar aktivitas gamingnya.
Ini tentu saja menjadi pencapaian yang begitu fantastis. Tidak hanya karena Sechi berhasil memainkan game dan meraih popularitas tinggi dengan anggota tubuh yang tidak lengkap, tetapi juga karena ia berhasil menaklukkan salah satu genre game terkompleks yang menutut presisi gerakan tinggi. Salute!
↧
Activision Umumkan Guitar Hero Baru Bulan Depan?
Guitar Hero memang selalu punya tempat di hati para gamer, khususnya para pencinta musik. Bagaimana tidak, melalui game ini gamer bisa bergaya layaknya seorang gitaris dari band papan di sebuah panggung megah.
Kabar baiknya, Activision berencana untuk mengumumkan seri terbaru dari game tersebut bulan depan! Informasi kali ini berbeda dengan yang sebelumnya yang menyebutkan game Guitar Hero selanjutnya baru akan diperkenalkan di ajang E3 2015.
Menurut laporan dari Gamereactor UK, pihak Activision telah menyebar undangan kepada awak media di Jerman. Undangan tersebut tertuju pada sebuah event yang akan digelar pada 1 April 2015 di ‘Hamburg Rock City’, dan berfokus pada sebuah game bertema musik.
Pihak Activision belum memberi tanggapan resmi tentang kebenaran kabar tersebut. Karena itu, tak ada yang bisa memastikan apakah game yang diungkap pada 1 April 2015 nanti adalah Guitar Hero terbaru atau bukan.
Menengok ke belakang, game Guitar Hero terakhir yang dirilis ke pasaran adalah Guitar Hero: Warriors of Rock pada September 2010 lalu. Sang developer sendiri, Neversoft, kini telah bergabung ke Infinity Ward. Karena itu, menarik untuk menantikan siapa yang akan menggarap Guitar Hero terbaru nantinya dan bagaimana strategi mereka untuk menghadapi Rock Band 4. Kita tunggu saja komentar dari Activision!
↧
Review ASUS ROG Whetstone: Mousepad Gaming Andalan nan Keren!
Mousepad; sama seperti perangkat gaming lainnya, adalah satu elemen yang mampu menentukan kemenangan dan kekalahan. Ketika Anda memainkan game untuk rekreasional saja, pentingnya perangkat gaming ini tidak begitu terasa. Namun, lain masalahnya bila Anda mulai meningkatkan level permainan ke tingkat pertandingan, E-Sports, atau setidaknya bermain multiplayer melawan orang lain. Pada momen tersebut, peningkatan sesedikit apapun akan menentukan hasil dari pertandingan yang Anda ikuti.
Tingkatan kinerja mousepad sendiri beragam, bahkan ketika berbicara untuk grade gaming saja. Berbeda dengan mousepad biasa, kelas gaming memiliki peningkatan yang didukung teknologi canggih dalam pembuatannya, terutama ketika menyangkut bentuk permukaan atas, bahan pembuatan, dan kemampuan mencengkram dari karet yang ada di permukaan bawahnya. Ketiga hal inilah yang perlu diperhatikan dengan seksama ketika Anda memilih mousepad untuk menemani sesi bermain.
Sebagai salah satu produsen terkemuka di bidang perangkat gaming, ASUS Republic of Gaming (ROG) tidak mau kalah bila menyangkut mousepad gaming andalan. ASUS ROG Whetstone merupakan mousepad gaming dengan beragam elemen yang pas, baik dari sisi bahannya maupun fungsi ketika digunakan untuk bermain game. Wajar saja, selain ROG memang diciptakan sebagai jajaran perangkat Premium Gaming, mousepad ini juga dirancang dengan melibatkan tim E-Sports Taipei Assassins!
Desain Suku Maya
Satu hal yang langsung menarik perhatian ketika berbicara mengenai tampilan Whetstone adalah bentuk permukaannya. Alih-alih menggunakan permukaan halus layaknya mousepad gaming lain, Whetstone membubuhkan ukiran khas suku Maya kuno di sana. Desain ini sangat berani dan harus diakui langsung membuat siapapun yang melihatnya tertarik. Keberadaan ukiran tersebut sebenarnya bukan konsep sembarangan. Sebab, semenjak ASUS mengumumkan jajaran perangkat Premium Gaming ROG pada CES 2015 awal tahun ini, pola Maya kuno tersebut telah terlihat pada produk terbarunya yang diumumkan di sana, seperti mouse gaming ROG Sica. Anda juga dapat menemukan pola tersebut pada badan PC kelas Premium ROG G20. Hal menarik yang ditawarkan oleh Whetstone tidak terbatas pada kosmetiknya saja. Bahan yang digunakan untuk membuat mousepad ini sendiri juga berasal dari kelas atas, yaitu silikon. Mengapa tidak menggunakan bahan karet atau kain biasa? Ternyata silikon mampu memberikan dua kelebihan pada Whetstone bila dibandingkan mousepad biasa, yaitu kekuatan dan kelenturan. Fakta yang telah menjadi rahasia umum bagi produsen perangkat gaming adalah gamer bisa jadi sangat kasar ketika bermain game, terutama ketika berada di titik paling menentukan dalam permainan. Itulah sebabnya kekuatan perangkat gaming menjadi perhatian utama dalam pembuatannya. Anda tentu pernah melihat atau mengalami sendiri tendensi kasar gamer tersebut, misalnya membanting mouse ke meja atau menggebrak keyboard. Mousepad juga tidak luput dari perangai tersebut. Seringkali gamer menarik mousepad dengan kasar bila ia bergeser ketika sedang berada di tengah pertempuran panas. Kekuatan yang diberikan oleh bahan berbasis silikon dalam Whetstone membuatnya mampu menahan siksaan gamer tersebut. Selain itu, bahan ini membuat pangkal lengan Anda lebih nyaman ketika menggunakannya. Rasa sakit pada pangkal lengan kanan ketika menggunakan mousepad merupakan masalah yang selalu diderita gamer. Biasanya, rasa sakit itu disebabkan oleh gesekan pangkal lengan dengan sudut tajam di tepian mousepad. Hal ini sering terjadi pada mousepad gaming berbasis bahan keras. Penggunaan silikon pada Whetstone mencegah terjadinya masalah tersebut. Berkat bahan tersebut, tebal mousepad dapat ditekan hingga 2 mm saja dan pada saat bersamaan masih mampu mempertahankan keempukannya. Sebagai tambahan, Anda juga dapat menemukan tepian luar yang dimodifikasi supaya tidak tajam.↧