Berita terbaru datang bagi Anda para fans dari game free-to-play bertema mecha, Hawken. Setelah lama tidak terdengar kabarnya, ternyata game yang sebelumnya dimiliki oleh Meteor Entertainment tersebut kini telah resmi berpindah tangan.
Pihak yang berhasil mengakuisisi Hawken adalah Reloaded Games, developer dari game APB: Reloaded. “Aku sangat senang bisa mengumumkan bahwa Reloaded Games adalah pemilik baru dari Hawken. Ini adalah sebuah kehormatan untuk menjadi bagian dari perjalanan Hawken, dan aku ingin melihatnya sukses,” ujar bos K2 Network, Joshua Clausen.
Perlu diketahui Reloaded Games dalah bagian dari K2 Network. Setelah membeli Hawken, pihak perusahaan pun berjanji segera meluncurkan update yang berisi beberapa perbaikan termasuk soal sistem reset password, serta membuat forum berfungsi kembali.
Ini tentunya merupakan hal yang melegakan bagi para fans. Bagaimana tidak, selama setahun terakhir Hawken memang tidak diurus. Bahkan, posting terakhir di halaman Facebook resmi Hawken adalah pada Juli 2014 lalu.
Meski begitu, ternyata tidak semua gamer menganggap akuisisi ini sebagai berita baik. Seorang gamer dengan nama sandi Noviinha yang mengaku sebagai veteran APB: Reloaded, mencoba memberi peringatan kepada fans Hawken. Menurutnya, akuisisi tersebut bisa berakhir dengan dua kemungkinan, yakni baik dan buruk. “Ya, kalian bisa menikmati game itu (Hawken) sedikit lebih lama, tapi kemudian nantinya (Hawken) akan mulai terpuruk,” ujarnya.
Menengok ke belakang, Hawken pertama kali membuka tahap open beta pada tahun 2012 sebelum akhirnya masuk ke Steam via Early Access awal tahun lalu. Walaupun di awal kemunculannya game ini berhasil membuat gamer melirik berkat trailer-nya yang menawan, Hawken justru gagal menggaet banyak pemain.
↧
Reloaded Games Resmi Beli Game Mecha – Hawken
↧
Goat Simulator Hijrah ke DOTA 2!
Salah satu game teraneh sepanjang masa, predikat yang satu ini memang tampaknya pantas disandang oleh Goat Simulator dari Coffee Stain Studios. Proyek yang awalnya sekedar main-main ini berakhir serius setelah respon positif gamer yang meminta sang developer untuk menjadikannya sebuah game penuh. Secara mengejutkan, hasilnya adalah sebuah kesuksesan luar biasa. Goat Simulator terjual jutaan kopi dalam waktu singkat, sekaligus menginspirasi developer lain yang tampaknya masih berusaha mengekor kesuksesan yang sama dengan konsep yang tidak kalah aneh. Dan kini sang kambing neraka ternyata tengah berupaya masuk ke dalam game MOBA terpopuler Valve – DOTA 2!
Tenang, Anda tidak sedang salah membaca informasi apapun yang kami tulis di atas. Goat Simulator, memang tengah berusaha masuk ke dalam dunia DOTA 2. Tentu saja tidak dalam bentuk hero baru, melainkan sebuah courier yang menjadikan sang maskot kambing neraka sebagai fokus.
Menariknya lagi? Courier ini memang diracik resmi sendiri oleh Coffee Stain Studios sendiri. Mereka juga merilis sebuah trailer lucu untuk memperkenalkannya. Item cross-over ini sendiri masih berada dalam status Workshop dan butuh dukungan gamer DOTA 2 sendiri untuk lolos dan lahir sebagai courier baru.
Tertarik? Anda bisa melakukan voting di sini untuk memastikan sang kambing benar-benar tiba di dunia DOTA 2 di masa depan! GIVE ME ONE, NOW!
↧
↧
Aksi Summon – Ramuh Terlihat Epik di Final Fantasy XV
Bagi gamer pecinta Final Fantasy, Summon selalu menjadi bagian yang menarik untuk diantisipasi. Mengapa? Dengan tema berbeda yang meluncur di setiap serinya, interpretasi Summon juga selalu tampil unik. Sebagai contoh, Final Fantasy XII dan Final Fantasy XIII, misalnya. Final Fantasy XII hadir dengan langkah super berani untuk menyuntikkan segudang summon yang belum pernah ada di sejarah franchise, sementara Final Fantasy XIII menjadikan mereka sebagai kendaraan modern yang mengejutkan. Lantas bagaimana dengan seri terbaru – Final Fantasy XV sendiri? Satu yang pasti, ia akan membuat banyak gamer penggemar FF berteriak kegirangan!
Beberapa bulan yang lalu, Tabata memang sempat mengungkapkan bahwa Summon akan hadir epik di FF XV. Ia sempat memperlihatkan sosok Titan yang terlihat begitu masif dan menjanjikan bahwa ia akan tetap berukuran sama ketika dipanggil ke medan pertempuran. Dan Tabata ternyata tidak main-main. Titan memang belum hadir di versi demo – Episode Duscae yang dirilis bersama dengan Final Fantasy Type-0 HD, namun ia ternyata punya satu kejutan lain. Salah satu user di Youtube – Arekkz memperlihatkan kepada dunia, untuk pertama kalinya, aksi salah satu summon ikonik Final Fantasy – Ramuh.
Sang kakek tua yang memang dikenal sebagai “juragan” petir dengan jurus Judgement Bolt-nya ini kembali! Summon di Final Fantasy XV tampaknya hanya bisa dipicu dalam kondisi tertentu, dalam kasus Ramuh, ketika Noctis terkapar dengan HP “0”. Seperti impresi yang ditawarkan Titan, Final Fantasy XV seolah berhasil menangkap alasan mengapa summon selalu menjadi bagian yang diantisipasi dari setiap seri Final Fantasy.
Ia tampil epik, dengan ukuran yang luar biasa besar. Ramuh menangkap petir dengan tongkatnya dan melemparkannya langsung ke Behemoth yang menjadi musuh di video ini. Musik kolosal yang mengalun dengan efek dentuman yang keras, Behemoth terkapar tidak berdaya dengan tongkat raksasa Ramuh yang tertancap di tanah. Damage dengan angka “9999” bertebaran, membuktikan kekuatan Summon di Final Fantasy XV.
Demo Final Fantasy XV – Episode Duscae sendiri sudah tersedia untuk gamer yang membeli Final Fantasy Type-0 HD untuk Playstation 4 dan Xbox One. Now, i’m excited for Bahamut!
↧
EA Akan Unjuk Gameplay Star Wars Battlefront Bulan Depan?
Salah satu proyek game FPS yang paling diantisipasi tahun ini, tidak ada kata yang lebih tepat lagi untuk menggambarkan hype atas proyek racikan DICE dan EA – Star Wars Battlefront. Ada ketertarikan yang luar biasa untuk melihat bagaimana DICE menghidupkan kembali franchise yang cukup lama vakum ini, apalagi dengan dukungan Frostbite Engine yang mumpuni. Sayangnya, terlepas dari waktu rilis akhir tahun 2015, Star Wars Battlefront sama sekali belum memperlihatkan sedikitpun bentuk gameplay seperti apa yang ditawarkan. Namun rumor menyebutkan, bahwa besar kemungkinan, rasa penasaran kita akan terpenuhi bulan depan.
EA sempat dikabarkan sudah “membocorkan” gameplay Star Wars Battlefront, namun hanya bagi rekanan retailer dalam presentasi yang berlangsung rahasia dan tertutup. Sementara bagi gamer, rumor meyakini bahwa video gameplay pertama akan meluncur bulan April 2015 mendatang. Apa pasal? Karena sebuah event perkumpulan fans Star Wars resmi dan terbesar – Star Wars Convention akan berlangsung di Anaheim, California dari tanggal 16 April – 19 April 2015. EA juga dikonfirmasikan akan ikut bergabung di event ini, walaupun agendanya sendiri masih misterius.
Secara rasional, tidak ada momen yang lebih tepat bagi EA untuk memperlihatkan Star Wars Battlefront selain di sebuah event dimana para fans terberat franchisenya berkumpul di satu ruang yang sama. April juga akan menawarkan waktu lebih banyak bagi EA untuk berfokus mempromosikan game ini, terutama di ajang E3 2015 mendatang.
Apakah rumor ini akan berakhir menjadi kenyataan? Ataukah kita tetap akan tenggelam dalam misteri tanpa jawaban hingga ajang E3 2015 mendatang? Kita tunggu saja.
↧
GTA V Kembali Puncaki Pasar Game di Inggris
Game garapan Rockstar, Grand Theft Auto V, kembali berhasil merajai chart video game terlaris di Inggris. Dengan prestasi kali ini, GTA V semakin mendekati rekor yang sempat dicatatkan oleh pendahulunya, GTA: Vice City.
Perlu diketahui bahwa Vice City pernah menduduki peringkat pertama sebagai game terlaris di Inggris selama 10 pekan. Sementara GTA V saat ini baru berhasil merajai chart tersebut selama 8 pekan sejak pertama kali dirilis.
GTA V kembali ke peringkat pertama dengan total penjualan pada pekan lalu mencapai 49 persen. Sementara di peringkat kedua ada Dying Light yang pada pekan sebelumnya menduduki posisi teratas. Dying Light sendiri sempat berada di peringkat satu ketika menyingkirkan The Order: 1886.
Di bawah Dying Light, FIFA 15 tetap kokoh bertahan di posisi ketiga. Sedangkan posisi empat dan lima diisi oleh Minecraft: Xbox Edition yang lompat dua peringkat dibanding pekan sebelumnya dan DMC: Definitive Edition yang baru saja meluncur ke pasaran.
Untuk lebih jelasnya, berikut daftar lengkap peringkat game di Inggris di pekan kedua bulan ini yang berakhir pada 14 Maret 2015:
- Grand Theft Auto V (Rockstar)
- Dying Light (Warner Bros)
- FIFA 15 (EA)
- Minecraft: Xbox Edition (Microsoft)
- DMC: Definitive Edition (Capcom)
- Call of Duty: Advanced Warfare (Activision)
- Minecraft: PlayStation Edition (Sony)
- Evolve (2K)
- Zombie Army Trilogy (Rebellion/Sold Out)
- Sniper Elite III: Ultimate Edition (505 Games)
↧
↧
Preview Battlefield Hardline: Pendekatan Berbeda!
Melimpahkan tugas berat untuk menangani sebuah franchise raksasa ke developer berbeda tentu bukan tugas mudah bagi EA, apalagi mengingat ia merupakan salah satu sumber uang yang begitu menghasilkan. Namun langkah “gila” inilah yang dilakukan EA dengan franchise Battlefield mereka. Di bawah bendera Visceral Games – yang sebelumnya terkenal lewat proyek Dead Space mereka yang fenomenal, Battlefield Hardline hadir dengan pendekatan yang berbeda. Tidak lagi seperti seri utama dengan perang militer dengan plot yang selalu berhubungan dengan ancaman padaAmerika Serikat sebagai negara superpower dunia, Hardline menawarkan tema polisi – kriminal sebagai daya tarik utama. Nilai jual yang sudah mereka dengungkan sejak tahun lalu.
Kesan Pertama
Pertanyaannya, berhasil kah? Untuk mode multiplayer yang sudah menjalani dua kali masa beta di masa lalu, Hardline memang seolah tidak bisa lepas dari akar Battlefield 4-nya. Engine yang sama dengan modifikasi yang tidak signifikan, gun-handling yang serupa, bahkan variasi senjata yang berbeda tidak banyak membantu. Lantas, bagaimana dengan single player-nya sendiri? Kesempatan tersebut untuk mencicipi sisi cerita yang sempat digembar-gemborkan Visceral akan terasa berbeda dibandingkan game-game FPS lain akhirnya tiba! Battlefield Hardline akhirnya meluncur ke publik untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC. Untuk menjawab rasa penasaran yang ada, mode single player pula lah yang menjadi fokus artikel preview kali ini. Untuk mode single player, Visceral Games memang harus diakui berhasil menawarkan pendekatan yang jauh berbeda dibandingkan seri Battlefield yang selama ini Anda kenal, dari sisi cerita maupun gameplay. Pertama, Anda tidak akan berhadapan dengan pertempuran epik yang seolah dibangun untuk menentukan nasib dunia. Tidak ada pesawat jet yang meledak di angkasa, tidak ada kapal induk yang tenggelam ke dasar laut, ataupun gedung pencakar langit yang harus rubuh (setidaknya dari yang kami cicipi sejauh ini). Ia hadir lebih personal dengan kekuatan karakter lebih ditonjolkan. Gameplay juga ikut berubah. Alih-alih perang terbuka dengan segudang senjata baru, inovasi baru disuntikkan – dengan medan pertempuran yang lebih terbuka dan kesempatan untuk melakukan aksi stealth yang lebih ditonjolkan. Kemampuan untuk melakukan takedown non-lethal juga jadi fitur. Walaupun demikian, ada beberapa catatan kecil yang sudah kami temui dari beberapa jam awal gameplay. Salah satu yang cukup mengkhawatirkan adalah tingkah laku AI yang bahkan tidak lebih baik daripada game-game FPS pada umumnya. Beberapa dari mereka terlihat tidak cukup tanggap walaupun Anda menyerang teman mereka dalam jarak yang dekat. Beberapa musuh juga terlihat tidak tewas secara instan, terlepas dari fakta bahwa Anda melemparkan peluru tepat di kepala mereka. Apakah hal-hal kecil ini akan diperbaiki dalam waktu dekat, setidaknya sebelum review Battlefield Hardline dari kami meluncur? Semoga saja. Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, dan menyelami mode multiplayer lebih dalam, izinkan kami memberikan segudang screenshot di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan gambaran soal kualitas visual seperti apa yang ditawarkan oleh Battlefield Hardline ini.PS: Klik Gambar untuk Memperbesar
↧
NX – Hardware Generasi Baru Garapan Nintendo!
Setelah sempat digosipkan sedang mempersiapkan hardware baru beberapa waktu yang lalu, presiden Nintendo, Satoru Iwata, akhirnya secara resmi memberi konfirmasi soal kebenaran kabar tersebut. Ya, Nintendo saat ini tengah mengembangkan hardware next-gen dengan nama sandi NX!
Iwata memang tidak secara spesifik menyebut NX sebagai sebuah konsol, melainkan merupakan ‘dedicated game system’. Sayangnya, ia tidak memberi penjelasan lebih lanjut tentang seperti apa NX dan apa yang akan ditawarkan oleh hardware tersebut.
“Sebagai bukti Nintendo tetap menjaga antusiasme yang tinggi di bisnis sistem game terdedikasi, ijinkan saya memberi konfirmasi bahwa Nintendo saat ini sedang mengembangkan platform gaming dengan konsep yang baru di bawah nama sandi NX. Masih terlalu dini untuk memberi rincian lebih lanjut dari proyek tersebut, tapi kami harap kami bisa membagikan informasi lebih banyak tahun depan,” ujar Iwata.
Selain NX, pada kesempatan yang sama Nintendo juga mengumumkan kerjasamanya dengan perusahaan mobile game asal Jepang bernama DeNA. Ini juga menjadi konfirmasi dimana Nintendo sempat diisukan akan bermain serius di ranah game mobile.
“Nintendo, bersama dengan DeNA, akan bergabung untuk mengembangkan sistem membership baru yang ditujukan untuk sistem Nintendo 3DS dan Wii U, hardware baru dengan konsep yang juga baru, NX, dan perangkat pintar serta PC,” pungkasnya.
Menurut Iwata, membership baru itu nantinya tidak akan sama dengan layanan Club Nintendo. Yang menarik, nantinya para gamer bisa mendapatkan layanan yang mencakup beberapa perangkat sekaligus dan menciptakan koneksi antara Nintendo dengan masing-masing gamer apapun perangkat yang mereka gunakan.
Apapun itu, sangat menarik untuk menantikan informasi tentang hardware next-gen seperti apa yang akan diluncurkan oleh Nintendo di masa depan. Bagaimana menurut Anda sendiri?
↧
Square Enix Janjikan Kejutan JRPG untuk 2015
Benci dan cinta, aneh memang bahwa dua perasaan ini bisa muncul perasaan di sebagian besar gamer, terutama penggemar JRPG, ketika membicarakan Square Enix. Bagaimana tidak? Terlepas dari fakta bahwa ia melahirkan banyak game keren, termasuk Final Fantasy XV yang sangat diantisipasi dan memperlihatkan progress pengembangan yang menjanjikan, ia juga termasuk publisher yang sering melemparkan pengumuman yang berakhir mengecewakan. Game-game baru yang seharusnya terlihat menarik justru berakhir menjadi game mobile untuk pasar Jepang yang tidak bisa dinikmati oleh gamer belahan dunia lain. Namun Square Enix kini tampaknya mulai mengerti apa yang diinginkan oleh basis fans-nya.
Dalam pernyataan barunya kepada media Jepang – Nikkei Trendy, President Square Enix – Yosuke Matsuda hadir dengan berita yang bisa dikatakan “menyenangkan” untuk gamer penggemar JRPG di seluruh dunia. Matsuda menegaskan bahwa Square Enix akan diperkuat dengan lineup game-game high end untuk pasar Jepang dan luar Jepang untuk tahun 2015 ini. Menariknya lagi? Ia mengaku bahwa akan ada proyek JRPG kejutan untuk pasar konsol rumahan dan bukannya smartphone. Sayangnya, Matsuda tidak memberikan lebih banyak detail terkait apa proyek JRPG tersebut.
Seperti yang kita tahu, Square Enix juga sempat melakukan survei terbuka untuk mencari informasi lebih jelas produk seperti apa yang sebenarnya diinginkan oleh gamer dari mereka. Apakah proyek JRPG yang pantas kita antisipasi ini? Please be excited..
↧
Way of the Samurai 4 Versi PC Ditunda!
Sebuah game open-world yang membawa Anda pada perjalanan seorang Samurai, yang lewat pedangnya menyebarkan kebajikan. Inilah esensi yang selalu ditawarkan setiap seri Way of Samurai, terlepas dari segala kekurangan dari sisi gameplay yang ada. Kebebasan untuk menikmati Jepang di masa lalu dengan kesempatan untuk menciptakan arah petualangan Anda sendiri membuat game yang selama ini dirilis eksklusif untuk konsol ini punya basis fans-nya sendiri. Berita terbaiknya? Setelah penantian yang cukup lama, gamer PC akhirnya berkesempatan untuk mencicipi Way of Samurai dengan mata dan tangan mereka sendiri. Sayangnya, terlepas dari konfirmasi yang sudah meluncur sejak tahun lalu, tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan tiba dalam waktu dekat.
Padahal, Ghostlight – publisher dari Inggris yang bertanggung jawab atas proses tersebut sebenarnya sempat merencanakan untuk merilis Way of Samurai 4 versi PC sebelum tahun 2014 berakhir. Namun 3 bulan melewati tahun 2015, dan game ini masih belum memperlihatkan batang hidungnya sama sekali. Apa yang terjadi? Ghostlight akhirnya memberikan sedikit detail. Ia mengaku bahwa ada sedikit masalah teknis yang membuat mereka harus menendang rilis semakin mundur, walaupun tidak dijelaskan lebih detail. Mereka sudah masuk ke masa beta dan sejauh ini progress yang ditawarkan terlihat menjanjikan.
Ghostlight sendiri berharap bisa meluncurkan Way of Samurai 4 ini via portal distribusi digital – Steam sebelum akhir Maret 2015 ini. Walaupun mereka sendiri masih belum bisa memberikan kepastian apapun.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Berapa banyak dari Anda – gamer PC yang tertarik dengan Way of Samurai 4 ini?
↧
↧
Review Assassin’s Creed Rogue: Berburu Assassin Lebih Seru!
Setiap seri game Assassin’s Creed selalu diambil dari sudut pandang Assassin – organisasi rahasia yang bertarung melawan Templar demi menggagalkan rencana mereka untuk menghancurkan dunia. Namun, bagaimana bila sesekali Anda melihat pertempuran besar yang terjadi di balik layar semua kejadian bersejarah di dunia tersebut dari sisi lain, yaitu Templar. Apakah mereka memang sejahat itu atau sebenarnya ada sisi selain hitam dan putih?
Melalui Assassin’s Creed Rogue, Anda akan melihat bahwa sebenarnya Templar tidak seperti yang diceritakan dari sisi Assassin selama ini. Ternyata, mereka juga bertarung untuk menjalankan agenda “menyelamatkan dunia” ala Templar, seperti juga Assassin. Melalui pertarungan Shay Cormac, Assassin yang berpaling dari “Creed” yang dipegangnya dan hijrah ke sisi Templar, Anda akan melihat sendiri bahwa sebenarnya dalam perang antara kedua kekuatan besar ini tidak ada hitam atau putih, hanya abu-abu.
Lalu, bagaimana dengan permainannya sendiri? Apakah Assassin’s Creed Rogue mampu menyaingi Assassin’s Creed Unity dengan kemampuannya untuk membuat kota nan ramai; dan di saat bersamaan membuat banyak komputer ngos-ngosan untuk menjalankannya? Ternyata, kesan pertama dapat menipu, setidaknya itulah yang kami rasakan sendiri ketika memainkannya. Dari yang tadinya kami kira hanya bertemu dengan “game lama”, ternyata menyimpan banyak feature menarik; sangat menarik hingga bisa membuat siapapun betah main seharian.
Cormac, Assassin Pemburu Assassin
Bahkan di kalangan Assassin sekalipun, Shay Cormac adalah anggota Creed yang selalu berbuat seenaknya dan mempertanyakan banyak hal, termasuk kebijakan organisasi rahasianya. Demi mempertahankan kebebasan, Cormac melihat banyak hal yang dikorbankan demi tujuan itu sendiri, termasuk kebebasan Assassin dan orang di sekitarnya. Itu sebabnya Cormac selalu terlibat perkelahian dengan Assassin lain, termasuk orang yang memiliki komando di atasnya. Zaman baru telah membawa era penjelajahan ke dalam kehidupan manusia dan Cormac adalah salah satu Assassin yang ahli dalam menjalankan kapal laut. Saat itu, koloni di tanah Amerika berada di ambang perang kemerdekaannya; perang yang ternyata merupakan salah satu rencana besar Templar untuk memperkuat kedudukannya di dunia. Namun, Assassin tentu saja tidak tinggal diam. Perang tujuh turunan yang terjadi antara kedua organisasi rahasia tersebut memasuki babak baru berkat peranan Cormac. Relik Precursor; hal inilah yang menjadi alasan terjadinya perang rahasia antara Assassin dan Templar. Cormac merupakan satu bagian kecil saja yang menggerakkan perang tersebut. Sebab, siapa yang memegang kendali atas Relik tersebut – dan mampu menggunakannya – akan memiliki kekuatan untuk mengubah dunia, atau mungkin menghancurkannya. Keadaan dari kedua pihak ini selalu seimbang, sampai Cormac menemukan satu benda yang mampu membuka rahasia yang terkandung dalam Relik Precursor. Satu benda yang juga membuatnya memihak Templar dan menemukan bahwa apa yang diketahuinya tidak selalu seperti yang terlihat.↧
Dragon Ball Xenoverse Laku Keras!
Kehadiran game terbaru dari franchise Dragon Ball memang selalu ditunggu oleh para fansnya. Tapi siapa sangka, di judul terbarunya, Dragon Ball Xenoverse, Bandai Namco berhasil menjadikan game garapannya tersebut laris manis di pasaran.
Baru-baru ini, pihak perusahaan mengumumkan bahwa distribusi Dragon Ball Xenoverse telah mencapai 1,5 juta copy di seluruh dunia! Bahkan, Dragon Ball Xenoverse menjadi game terlaris kedua di PlayStation Network bulan lalu, meski baru dirilis pada 24 Februari 2015.
“Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada semuanya untuk dukungan di tantangan baru ini. Kami memutuskan untuk mengambil resiko dan menciptakan konsep yang benar-benar baru untuk menghibur fans kami dan pencinta Dragon Ball dan kami sangat bangga tentang kesuksesan ini,” kata sang produser, Masayuki Hirano.
Seperti diketahui Dragon Ball Xenoverse tidak hanya dirilis untuk konsol, tetapi juga pertama kalinya meluncur di PC. Mungkinkah ini yang menjadi faktor pendukung kesuksesan Dragon Ball Xenoverse yang dicapai hanya dalam waktu singkat? Bisa jadi!
Tak dapat dipungkiri, PC merupakan platform dengan pengguna yang sangat besar dimana sebagian diantaranya tentunya sangat mengharapkan game-game adaptasi dari anime/manga seperti Dragon Ball dirilis lebih banyak. Terbukti dengan sambutan antusias dari para gamer PC yang sebelumnya didapat oleh game Naruto.
Menarik untuk menantikan game apa lagi yang akan dihadirkan Bandai Namco untuk PC di masa depan dengan besarnya potensi pasar di ranah tersebut. Bagaimana menurut Anda?
↧
Review Dragon Ball Xenoverse: Melelahkan!
Dragon Ball Xenoverse tidak bisa dipungkiri, menjadi salah satu produk Bandai Namco yang paling diantisipasi tahun ini. Ada beberapa alasan yang mendasar antusiasme banyak gamer untuk menikmatinya. Pertama, tentu saja fakta bahwa ia akan menjadi produk perdana yang menuju platform generasi terbaru, harapan untuk melihat kualitas visualisasi yang belum pernah ada sebelumnya menjadi sangat tinggi. Kedua? Fakta bahwa ia akan menawarkan sisi cerita yang lebih inovatif dan menjadikan karakter utama racikan Anda sendiri sebagai fokus. Ketiga dan yang paling utama? Sudah pasti, PC. Dragon Ball Xenoverse adalah game Dragon Ball pertama yang secara resmi dirilis untuk platform super dinamis ini.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah mengetahui impresi seperti apa yang ditawarkan oleh game yang satu ini. Bertolak belakang dengan excitement yang mungkin Anda temukan di dunia maya, kami termasuk gamer yang menaruh tanda tanya besar pada pondasi desain utama yang ditawarkan Bandai Namco dan Dimps di dalamnya. Berfokus pada pengalaman multiplayer dan gameplay yang grindy, kami bahkan menangkap sensasi yang terasa begitu famiiar dengan Destiny. Ada keharusan untuk menempuh sebuah proses repetitif yang terus diulang untuk dapat “menikmati” game yang satu ini. Sesuatu yang tentu saja sangat kami sesalkan.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Ball Xenoverse ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang melelahkan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Plot
Hampir sebagian besar dari kita tentu mengenal Dragon Ball, entah dari versi manga atau anime-nya sendiri. Franchise yang berusia lebih dari 20 tahun ini memang populer di seluruh dunia, tidak hanya karena desain karakternya yang keren, tetapi juga dari konsep pertempuran desktruktif dalam skala yang belum pernah ada sebelumnya. Menariknya lagi? Ia juga termasuk salah satu franchise game adaptasi anime yang hidup begitu lama, bahkan lintas generasi dengan kesuksesan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan perkembangan cerita yang tidak seberapa signifikan sejak terakhir kita mengenalnya, developer tentu saja butuh cara baru untuk mengeksploitasi sisi cerita yang ada. Untuk urusan yang satu ini, Dragon Ball Xenoverse mengeksekusinya dengan tepat. Alih-alih membawa Anda kembali menyusuri jejak sejarah pertempuran Goku dkk melawan variasi musuh super kuat yang sudah diceritakan puluhan kali lewat media game, Dragon Ball Xenoverse dibangun dengan satu skenario pengandaian, lewat satu kalimat sederhana, “Apa yang Terjadi Jika..”. Sebuah skenario yang memungkinkan developer untuk menempuh kembali beragam pertarungan ikonik franchise ini, mengubah outcome yang ada, dan menjadikan Anda sebagai karakter utama yang bertugas untuk menjadikannya kembali tepat, seperti Dragon Ball yang selama ini Anda kenal. Anda akan berperan sebagai karakter racikan Anda sendiri, yang dipanggil oleh Shen Long ke Toki Toki City karena bantuan Trunks masa depan. Dunia tidak lagi seperti yang Anda kenal, dan semua hasil akhir dari event ikonik Dragon Ball sudah berubah. Tidak ada lagi kemenangan Goku atas Raditz, Mayat Gohan terbaring di bawah kaki Cell, dan dunia hancur karena kerakusan Bhu. Dengan kekuatan Supreme Kai of Time, Anda diminta untuk bertugas sebagai seorang Agent Waktu, yang lewat sebuah buku bernama Book of Endings dan Beginnings harus kembali ke setiap momen bersejarah ini, memperbaikinya agar menghasilkan outcome cerita Dragon Ball yang selama ini kita kenal. Investigasi yang dilakukan ternyata membuka tabir misteri bahwa semua keanehan ini tidak hanya terjadi begitu saja. Ada dalang dengan kekuatan tidak kalah besar yang membuat kekacauan waktu ini. Siapa dalang tersebut? Motif seperti apa yang mendorong mereka untuk melakukan “kejahilan” ini? Pertempuran ikonik seperti apa saja yang harus Anda perbaiki di dalamnya? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Dragon Ball Xenoverse ini.↧
Mortal Kombat X Unjuk Karakter Baru – Erron Black
Mortal Kombat X tampil tak ubahnya sebuah produk hasil leburan antara masa lalu dan masa depan. Apa pasal? Dibandingkan dengan seri-seri Mortal Kombat sebelumnya, keputusan untuk membawa timeline cerita jauh di masa depan membuka kesempatan bagi Netherrealm Studios untuk menyuntikkan banyak karakter baru – bahkan dari keturunan karakter ikoniknya di masa lampau. Namun di sisi lain, ia tetap membawa kembali karakter lawas yang memang sudah melekat dengan franchise ini. Satu yang menarik, gelombang karakter baru untuknya ternyata masih belum berhenti.
Setelah dipenuhi dengan pengumuman banyak karakter lawas, karakter teranyar untuk Mortal Kombat X akhirnya mengemuka di dunia maya. Sebuah screenshot mengkonfirmasikan eksistensi Erron Black sebagai salah satu karakter baru yang playable. Ia mengambil desain sebuah koboi klasik dengan dua senjata api di tangan.
Muncul dalam versi komik terlebih dahulu, Erron Black diceritakan sebagai seorang pembunuh bayaran dari Earthrealm yang entah karena alasan apa, terdampar di Outworld. Black merupakan salah satu tangan kanan Kotal Khan. Bersamaan dengan Erron Black, beberapa karakter yang belum dikonfirmasikan secara resmi juga muncul dalam scene pertarungan, seperti Shinnok dan Baraka.
Mortal Kombat X sendiri akan meluncur pada 14 April 2015 mendatang untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC. Belum ada kejelasan rilis soal versi generasi sebelumnya. He looks badass, for sure..
↧
↧
DDoS Serang Server Battlefield Hardline
Serangan DDoS kembali terjadi di ranah video game. Kali ini, giliran server dari game garapan Visceral yang baru saja meluncur ke pasaran, Battlefield Hardline, yang dilaporkan bermasalah akibat ulah para hacker.
Menurut sang publisher, EA, saat ini dampak dari serangan tersebut hanya dirasakan oleh gamer yang memainkan Hardline di Xbox One. Para gamer melaporkan bahwa mereka mengalami kesulitan untuk terhubung dengan server.
Mendengar keluhan dari para gamer, pihak EA sendiri langsung memberikan tanggapan serius dan berharap bisa memperbaikinya dalam waktu yang cepat.
“Kami mengidentifikasi bahwa masalah koneksi di Xbox One adalah akibat dari serangan DDoS dan kami sedang berusaha memecahkan masalahnya. Kami minta maaf atas ketidaknyamanannya,” tulis akun @Battlefield.
Walaupun demikian, nampaknya dampak dari serangan kali ini tidak menyebar terlalu luas. Hanya sebagian gamer saja yang melaporkan masih mengalami masalah koneksi. Secara keseluruhan, peluncuran Battlefield Hardline jauh lebih baik dibanding ketika Battlefield 4 pertama kali dirilis.
↧
Battlefield Hardline Ejek Call of Duty: Advanced Warfare
Persaingan antara dua franchise game FPS terbesar di industri game – Battlefield dan Call of Duty memang menjadi hal yang selalu menarik untuk diikuti. Call of Duty menguasai tahun 2014 yang lalu tanpa perlawanan berarti, mengingat keputusan EA untuk menendang rilis seri Battlefield teranyarnya ke tahun 2015. Walaupun demikian, bukan berarti api “pertempuran” antara keduanya padam begitu saja. Terlepas dari fakta bahwa ia dirilis lebih lambat, Visceral ternyata menyematkan sebuah konten yang dengan jelas ditujukan untuk “mengejek” Call of Duty: Advanced Warfare.
Anda yang sempat mencicipi game FPS modern dari Sledgehammer Games dan Activision tersebut tentu saja mengetahui salah satu konten menjadi bulan-bulanan di dunia maya. COD: Advanced Warfare seolah membawa level QTE ke tingkat yang baru, dengan meminta gamer untuk menekan tombol “F” demi menaruh hormat di salah satu satu event yang seharusnya berjalan emosional.
Battlefield Hardline ternyata juga melakukan hal yang sama. Seolah dengan jelas ditujukan untuk mengejek kompetitornya tersebut, Hardline juga memungkinkan gamer untuk melakukan hal yang sama di salah satu event. Ia kini meminta Anda menekan tombol “E” untuk memberi hormat.
Ini bukan pertama kalinya franchise Battlefield melakukan hal seperti ini. Ia memang dikenal seringkali menyinggung game lain, seperti Call of Duty: Modern Warfare 2 dan Metal Gear Solid di masa lalu.
What next? Press E to end the game?
↧
Spesifikasi PC untuk Dead or Alive 5: Last Round
Popularitas PC sebagai sebuah platform gaming memang tengah meroket di mata para developer asal Jepang. Beragam proyek port “uji coba” via Steam memang berakhir sukses, menarik developer-developer ini untuk mempertimbangkan PC sebagai platform yang potensial menguntungkan, bahkan untuk judul baru sekalipun. Hasilnya? Beberapa franchise yang selama ini dikenal “eksklusif” konsol akhirnya menemukan tempatnya di platform gaming dinamis ini. Salah satu yang paling diantisipasi? Tentu saja proyek dari Team Ninja dan Koei Tecmo – Dead or Alive 5: Last Round yang akhirnya akan tiba di akhir bulan ini!
Mengobati rasa penasaran gamer, Team Ninja akhirnya merilis spesifikasi resmi untuk membantu gamer mendapatkan gambar rig seperti apa yang perlu dipersiapkan. Sayang seribu sayang, pengumuman ini juga hadir dengan berita buruk. Apa pasal? Karena alih-alih mengambil versi yang dirilis untuk konsol new-gen, DOA 5: LR versi PC ternyata merupakan versi hybrid antara dua generasi. Walaupun mendukung resolusi lebih tinggi, bahkan hingga 4K, DOA 5: LR versi PC dipastikan tidak akan mengusung engine generasi terbaru – Soft Engine. Selain absennya Soft Engine, resolusi bayangan karakter juga mengikuti versi PS3.
Lantas, rig seperti apa yang perlu Anda siapkan untuk bisa menikmati game ini? Berikut adalah spesifikasi resminya:
Minimum Requirements:
- OS: Windows Vista/7/8/8.1 (32bit/64bit)
- Processor: Core i7 870 over
- Memory: 2 GB RAM
- Graphics: 1280×720 pixel over
- DirectX: Version 9.0c
- Network: Broadband Internet connection
- Hard Drive: 10 GB available space
- Sound Card: DirectX 9.0c over
Recommended Requirements:
- OS: Windows Vista/7/8/8.1 (32bit/64bit)
- Processor: Core i7 2600 over
- Memory: 4 GB RAM
- Graphics: 1920×1080 pixel over True Color ※4K Compatible
- DirectX: Version 9.0c
- Network: Broadband Internet connection
- Hard Drive: 10 GB available space
- Sound Card: DirectX 9.0c over
↧
The Witcher 3 Unjuk Visual di Resolusi 4K
Dari beragam informasi dan detail visual yang dirilis selama beberapa bulan terakhir, The Witcher 3: Wild Hunt terlihat begitu menggoda untuk diantisipasi. Dunia yang lebih luas dengan segudang aktivitas yang bisa dilakukan, dikombinasikan dengan tingkat kesulitan yang diklaim tetap akan menantang, ia tampil layaknya sebuah game RPG Barat yang selama ini kita impikan. Namun di atas itu semua, CD Projekt Red – sang developer juga menambahkan bumbu kualitas visual yang mumpuni. Setting yang luar biasa indah dengan detail karakter yang tidak kalah memanjakan mata, menjadi pilihan yang lebih rasional tentu saja untuk menjadikan PC sebagai platform pilihan utama untuk mencicipi game yang satu ini.
Apalagi, jika Anda termasuk gamer PC beruntung yang memang sudah dipersenjatai dengan rig yang kuat. Lebih dari spec rekomendasi yang dilemparkan CD Projekt beberapa bulan yang lalu? Maka Anda bisa menikmati pengalaman bermain yang bahkan lebih optimal secara visual di resolusi yang lebih tinggi – 4K. Seperti apa bentuknya? Marcin Momot memperlihatkan penampakan perdana tersebut via akun Twitter resminya. Tekstur karakter dan lingkungan yang lebih tajam tampil begitu menggoda. The Witcher 3 sendiri rencananya akan dirilis pada 19 Mei 2015 mendatang untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC.
Ingin melihat screenshot 4K The Witcher 3: Wild Hunt ini dengan lebih baik? Anda bisa menuju ke sini untuk mendapatkannya dalam resolusi 4K penuh (11.9 MB)!
↧
↧
Review CM Storm Alcor: Mouse Gaming Ringkas nan Akurat!
Setiap gamer pasti memiliki selera tersendiri bila menyangkut mouse gaming pilihannya. Entah ia menyukai mouse gaming berhiaskan bentuk garang dan bertahtakan kilauan lampu; atau mungkin lebih sederhana, yaitu mouse yang tinggal tusuk dan main. Apapun pilihannya, mouse gaming tetap harus memenuhi persyaratan utamanya, yaitu memiliki akurasi tinggi dan nyaman ketika digunakan untuk waktu lama.
Meskipun mouse gaming kerap disandingkan dengan beragam fungsi yang terkadang hanya bisa digunakan secara maksimal oleh robot, bukan tangan manusia, akan tetapi semua kelebihan itu seringkali mampu digunakan pemiliknya untuk lebih unggul dibanding gamer lain. Namun, ada pula golongan gamer lain yang hanya butuh sedikit kelebihan fungsi teknikal dan lebih banyak condong pada kenyamanan. Entah itu karena lebih mudah digunakan atau tidak membuat sisi telapak tangan sakit karena sudut tajam mouse yang dianggap sah ada demi nama tampilan futuristik.
Untuk memenuhi kebutuhan pengguna seperti inilah CMStorm Alcor hadir. Mouse gaming ini begitu sederhana, hingga Anda tidak perlu repot men-download driver. Cukup tusuk ke slot USB dan mainkan! Sistem Windows atau Mac Anda akan langsung mengenalinya dan tanpa butuh banyak ritual yang biasanya menyertai instalasi mouse gaming. Lalu, bagaimana dengan kemampuannya? Apakah ia masih bisa dibilang sebagai salah satu keluarga perangkat gaming bila dari pemasangannya saja tidak jauh berbeda dengan mouse biasa? Seperti yang biasa dikatakan oleh leluhur sejak dahulu kala; penampilan bisa menipu.
Ringkas, Tanpa Basa-basi
Dari penampilan, CMStorm Alcor sama sekali tidak bisa menang bila dibandingkan dengan mouse gaming lain yang bentuknya bisa mirip pesawat luar angkasa. Bentuknya sangat sederhana dan ringkas. Bahkan, bila ia tidak dilengkapi logo CM Storm yang mampu menyala di bagian punggungnya ketika dihubungkan dengan komputer, Anda mungkin bisa salah mengira ia sebagai mouse biasa. Kenyataannya, bentuk sederhana tersebut menyimpan beberapa kelebihannya. Kelebihan pertama dari bentuknya yang sederhana tersebut adalah lekuknya. Kedua sisi mouse dibentuk sedemikian rupa supaya kelingking dan ibu jari Anda bisa nyaman di sana. Kontur tersebut juga memungkinkan Anda untuk dengan mudah mengangkat mouse ketika butuh menggeser jauh, kasus yang sering terjadi ketika memainkan game action shooter. Pada sisi ibu jari, Anda juga dapat menemukan tombol Mouse4 yang lebih panjang bila dibandingkan dengan Mouse5. Biasanya, tombol ini digunakan untuk membantu gamer melakukan aksi cepat, seperti melancarkan Melee di game action. Ukuran Mouse4 tersebut membuat aksi lebih mudah dilakukan oleh pengguna dengan ibu jari pendek. Untuk mendukung penggunaan Mouse Wheel yang optimal, terutama dalam game, Alcor melapisi bagian tengahnya dengan karet bermotif. Alasan utamanya tampaknya guna meminimalisir kemungkinan slip ketika jari Anda berkeringat. Tidak bisa dipungkiri, gamer memang mampu bermain dalam waktu yang sangat lama dan pada saat bersamaan menggenggam mouse tanpa henti. Kondisi ini tentunya membuat telapak tangan berkeringat. Demi mengatasi slip karena keringat, mouse gaming ini tidak hanya memperhatikan Mouse Wheel-nya saja. Pada permukaan mouse, Anda dapat menemukan lapisan cat lembut tetapi di saat bersamaan mampu menghasilkan daya gesek tinggi ketika telapak tangan Anda basah. Tombol lain yang bisa Anda temukan di permukaan Alcor adalah pengatur sensitivitas alias DPI mouse di bagian tengah punggung mouse. Anda bisa menurunkan dan menaikkan DPI sesuai dengan kebutuhan, misalnya DPI rendah untuk membidik dengan Sniper atau DPI tinggi supaya bisa menyerang jarak dekat dengan lincah. Namun, tidak adanya driver memberikan keterbatasan besaran DPI yang bisa Anda pilih. Untuk Alcor, Anda hanya bisa memilih antara DPI 800, 1600, 3200, dan 4000. Biasanya, gamer memilih menggunakan DPI 400 atau kurang untuk membidik di teropong Sniper. Lampu pada punggung mouse juga masih berhubungan dengan fungsi pengubah DPI di Alcor. Ia dapat berubah warna menjadi salah satu dari empat corak sesuai dengan besaran DPI-nya. Satu hal yang cukup disayangkan adalah penempatan lampu itu sendiri. Ketika bermain, telapak tangan Anda akan menutup lampu tersebut. Akibatnya, Anda tidak bisa melihat posisi DPI yang sedang digunakan sekarang. Pastinya Anda tidak ingin melepas mouse hanya untuk melihat warna lampunya ketika sedang berada di tengah baku tembak. Hal lain yang perlu diperhatikan dari DPI ini adalah letak tombolnya. Biasanya, gamer akan meletakkan jari tengahnya di atas Mouse Wheel ketika menggunakan mouse. Tombol pengubah DPI tersebut terletak tepat di bawah pangkal jari tengah. Jadi, ketika Anda ingin mengubah DPI dengan cepat ketika bermain, sekali lagi Anda harus mengangkat telapak tangan cukup jauh untuk menekan tombolnya. Kondisi ini menyebabkan pengguna Alcor cukup sulit mengubah DPI dengan cepat di tengah permainan yang memanas.↧
Review Final Fantasy XV Demo – Ep. Duscae: Kembali Optimis!
Bayangkan sebuah skenario dimana ibu Anda, misalnya, baru saja membeli semua bahan-bahan masakan kesukaan Anda. Masakan yang tidak pernah bisa dibandingkan dengan masakan manapun, yang cukup untuk membuat Anda bersemangat kembali setelah melewati serangkaian aktivitas yang melelahkan. Ibu terlihat begitu sibuk di dapur dengan bahan yang tertata manis di meja. Ia terlihat memotong, membersihkan, dan meracik semua bumbu yang dibutuhkan, bahkan memperlihatkan kepada Anda sebuah buku resep, yang memvisualisasikan bentuk masakan yang hendak ia buat.
Anda tersenyum, Anda tidak sabar lagi hendak mencicipinya. Apa yang terjadi? 8 jam kemudian semua bahan yang sama masih tertata di meja, dan ibu tidak terlihat sama sekali di dalam rumah. Respon utama yang meluncur tentu saja, “Apa yang terjadi? Dimana masakan yang ditunggu?”. Anda mengerti kekecewaan seperti ini? Selamat, karena Anda baru saja memahami apa yang terjadi di benak sebagian besar gamer yang menunggu eksistensi Final Fantasy XV selama 8 tahun terakhir.
Penantian yang boleh terbilang, sangat melelahkan dan mengesalkan di saat yang sama. Bagaimana tidak? Diperkenalkan dengan konsep yang masih muda, bahkan dengan beberapa trailer gameplay, game yang masih mengusung nama “Final Fantasy Versus XIII” dan ditujukan untuk Playstation 3 tersebut seolah tenggelam begitu saja. Square Enix justru habis-habisan berusaha melemparkan lebih banyak petualangan Lightning yang tidak pernah diminta basis fansnya. Parahnya lagi, rasa penasaran akan eksistensi Versus tidak pernah terjawab dengan pasti. Sikap tutup mulut Square Enix di kala itu memicu rumor pembatalan yang menyebar kuat di dunia maya. Untung saja, harapan penggemar JRPG di seluruh dunia terjawab di event E3 2014 yang lalu.
Lahir kembali sebagai Final Fantasy XV, pergantian kepemimpinan dari Tetsuya Nomura ke Hajime Tabata seolah menjadi angin segar. Apa pasal? Tabata terlihat jauh lebih aktif mengkomunikasikan perkembangan Final Fantasy XV kepada publik, dari mekanik gameplay, karakter, cerita, hingga beragam fitur utama yang hendak disuntikkan. Tabata juga secara aktif merespon beragam pertanyaan dan feedback dari gamer untuk diimplementasikan ke game yang kabarnya, baru rampung 65% ini. Hal ini melahirkan rasa aman, rasa optimis bahwa Square Enix memang menjadikan proyek ambisius ini sebagai prioritas. Berita yang jauh lebih baik? Setelah 8 tahun hanya bisa menatap dan berharap, kesempatan untuk menikmati secuil pengalaman Final Fantasy XV akhirnya ditawarkan. Square Enix melemparkan demo Final Fantasy XV – Ep. Duscae bersama dengan rilis Final Fantasy Type-0 HD untuk Playstation 4 dan Xbox One.
Sebagai salah satu gamer yang begitu mengantisipasi proyek ini sejak 8 tahun yang lalu, ini adalah sebuah mimpi menjadi kenyataan. Bahwa pada akhirnya, kami benar-benar bisa menikmati sedikit petualangan Noctis dkk secara interaktif. Lantas apa saja yang bisa diantisipasi dari Final Fantasy XV versi demo ini? Apa saja yang berubah? Apakah ia memperlihatkan potensi untuk sukses setelah melewati proses pengembangan yang begitu panjang? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Luminous Engine
Seperti yang kita tahu, Final Fantasy XV adalah seri Final Fantasy pertama yang memang dibangun untuk platform generasi terbaru. Oleh karena itu, ia juga jadi proyek perdana yang akan mengadaptasikan sang engine teranyar – Luminous Engine sebagai basis, engine sama yang sempat tampil memukau lewat Agni’s Philosophy. Lantas, seperti apa performa engine ini di demo Final Fantasy XV? Satu yang pasti, ia kini hadir dengan kualitas visual yang jauh lebih baik dari seri Final Fantasy manapun. Detail karakter, lingkungan, dan monster yang diberikan memang pantas diacungi jempol. Anda bisa melihat detail Noctis, Ignis, Gladiolus, dan Prompto yang terlihat memanjakan mata hingga detail dan ukuran Behemoth yang kini terlihat jauh lebih mengancam. Efek blur dengan tata cahaya yang diaplikasikan dengan sangat baik juga mendukung atmosfer dunia yang lebih hidup, setidaknya di Duscae. Di siang hari, Anda bisa melihat cahaya yang terefleksikan di air hingga armor metal para Magitek Soldiers yang secara konsisten memburu Anda. Sementara di malam hari, lighting mumpuni ini terlihat lebih jelas. Dengan sumber cahaya yang terbatas, dunia Final Fantasy XV terlihat lebih misterius dan menyeramkan di saat yang sama. Salah satu penambahan yang cukup kami kagumi adalah efek partikel yang memenuhi sebagian besar demo ini. Partikel-partikel ini berhasil membuat banyak momen kini terlihat jauh lebih dramatis. Serangan Noctis yang berhasil menghasilkan damage, hingga sedikit percikan di kepala tongkat Ixion milik Ramuh. Partikel bertebaran di sepanjang permainan, mendukung visualisasi yang ingin disuntikkan oleh Final Fantasy XV ini sendiri. Walaupun masih belum sempurna, namun Luminous Engine terlihat menjanjikan sebagai engine generasi terbaru Square Enix. Sejauh demo ini berjalan, ia berhasil mendukung konsep dunia open world Final Fantasy XV dengan begitu baik.↧
Sony Bagikan Bloodborne Gratis untuk Pendonor Darah
Dengan berbagai trailer dan screenshot yang menawan, tak heran jika banyak gamer PlayStation 4 yang menantikan kehadiran Bloodborne. Apalagi, game karya creator Dark Souls, Hidetaka Miyazaki, yang mengusung genre Action RPG ini memang dirilis eksklusif untuk konsol new-gen milik Sony.
Para gamer PlayStation 4 pun tentunya sudah menyiapkan dana khusus mengingat game ini akan meluncur ke pasaran dalam waktu dekat, yakni pada 25 Maret 2015 mendatang.
Yang menarik, ternyata ada cara untuk bisa memiliki Bloodborne tanpa perlu merogoh kocek. Sony baru-baru ini mengumumkan bahwa Bloodborne bisa didapat secara cuma-cuma alias gratis, dengan syarat gamer mau mendonorkan darahnya.
Promosi ini digelar di Denmark dalam rangka meningkatkan kepedulian akan sulitnya mendapatkan donor darah di negara tersebut. Untuk mewujudkannya, Sony bekerjasama dengan pusat donor darah di Denmark, GivBlod.
Event-nya sendiri akan berlangsung pada 23 Maret 2015. Selain Bloodborne, gamer yang telah mendonorkan darahnya juga bisa memilih salah satu dari beberapa judul game PlayStation lainnya yang tersedia. Menarik, bukan? Bagaimana menurut Anda?
↧