Rasa penasaran yang tinggi untuk Tekken 7 tentu saja tengah menyelimuti benak gamer penggemar genre fighting di seluruh dunia, terutama mereka yang sudah mengenal baik franchise yang sudah eksis lintas generasi konsol ini. Sayangnya, terlepas dari antusiasme yang ada, Katsuhiro Harada – boss besar di balik Tekken 7 belum bisa memberikan detail lebih banyak kapan ia akan dirilis di luar Jepang. Untuk sementara ia masih tersedia dalam format Arcade hanya untuk negara matahari tersebut dengan versi konsol yang terus dikembangkan tanpa tanggal rilis pasti. Satu yang pasti, Harada tampaknya tengah giat memantapkan barisan para petarung baru untuk seri teranyar ini.
Ambisi Bandai Namco untuk menghadirkan petarung dari seluruh belahan dunia ke Tekken 7 kian terlihat jelas. Setelah menghadirkan karakter unik – Shaheen yang berasal dari Timur Tengah, Tekken 7 akan menjadi seri pertama dimana petarung dari Asia Tenggara juga akan bergabung di dalamnya! Mereka akhirnya memperkenalkan Josie Rizal – seorang petarung wanita dari Filipina yang menjadikan kickboxing sebagai gerakan utama. Sebuah trailer singkat juga dirilis untuk memperlihatkan sedikit gaya bertarung dan penampilan in-game-nya yang manis.
![Josie Rizal tekken 7 (1)]()
![Josie Rizal tekken 7 (2)]()
![Josie Rizal tekken 7 (3)]()
![Josie Rizal tekken 7 (4)]()
![Josie Rizal tekken 7 (5)]()
![Josie Rizal tekken 7 (6)]()
![Josie Rizal tekken 7 (7)]()
![Josie Rizal tekken 7 (8)]()
![Josie Rizal tekken 7 (9)]()
![Josie Rizal tekken 7 (10)]()
![Josie Rizal tekken 7 (11)]()
![Josie Rizal tekken 7 (12)]()
Bersamaan dengan pengenalan Josie Rizal ini pula, Bandai Namco juga mengumumkan kembalinya dua karakter ikonik di Tekken 7 – Jin Kazama dan Devil Jin itu sendiri. Keduanya tentu tampil dengan detail vsiual yang lebih baik berkat implementasi Unreal Engine 4 yang ada.
Sayangnya, terlepas dari makin solidnya jumlah roster yang ada, Bandai Namco masih belum buka mulut soal ketersediaan game ini untuk pasar di luar Jepang, baik dalam bentuk Arcade maupun konsol new-gen. Can’t wait!
Bersamaan dengan pengenalan Josie Rizal ini pula, Bandai Namco juga mengumumkan kembalinya dua karakter ikonik di Tekken 7 – Jin Kazama dan Devil Jin itu sendiri. Keduanya tentu tampil dengan detail vsiual yang lebih baik berkat implementasi Unreal Engine 4 yang ada.
Sayangnya, terlepas dari makin solidnya jumlah roster yang ada, Bandai Namco masih belum buka mulut soal ketersediaan game ini untuk pasar di luar Jepang, baik dalam bentuk Arcade maupun konsol new-gen. Can’t wait!
Dua trailer iklan live-action ini memperlihatkan sudut pandang cerita yang berbeda – dari Locke dan Chief. Dari kacamata Chief, ia terlihat hendak membunuh Locke yang tengah terkapar. Sementara dari kacamata Locke, Chief disalahkan atas semua kehancuran yang terjadi di sekelilingnya. Ia menyebut Chief sebagai penyelamat, namun juga pengkhianat di saat yang sama.
Halo 5: Guardians sendiri rencananya akan meluncur pada 27 Oktober 2015 mendatang, tetap eksklusif untuk Xbox One. Looking really good..
Antusiasme gamer terhadap turnamen DOTA 2 terbesar di dunia, The International, sangat luar biasa. Hal ini terbukti dengan penjualan tiket The International yang langsung habis tak tersisa hanya dalam waktu 10 menit!
Gelombang pertama penjualan dilakukan pada 27 Maret 2015 pukul 10 pagi (Pacific Time). 6 menit setelah penjualan resmi dibuka, seluruh tiket habis terjual. Gelombang kedua bahkan berlangsung lebih cepat. Dibuka pada jam 10 malam (Pacific Time) di hari yang sama, dalam 4 menit semua tiket ludes!
Tak dijelaskan berapa jumlah tiket yang habis terjual pada hari itu. Namun jika menengok event di tahun lalu, Valve mampu menjual 10 ribu tiket dalam waktu sekitar satu jam. Ini artinya, antusiasme gamer pada acara tahun ini jauh lebih tinggi.
Perlu diketahui bahwa si pembeli tiket tidak bisa memilih tempat duduk. Semua tiket dijual dengan harga yang sama, yakni USD 99 (sekitar Rp 1,3 juta) dan dibatasi satu orang hanya boleh membeli maksimal lima tiket.
Habis dalam waktu yang sangat singkat tentunya membuat banyak gamer tidak kebagian. Status tiket The International pun kini menjadi barang langka. Hal ini langsung dimanfaatkan oleh para seller di eBay yang menjual kembali tiket miliknya dengan harga jauh lebih mahal, bahkan mencapai Rp 4 juta hingga Rp 6 jutaan!
Sekadar informasi, turnamen DOTA 2 The International kali merupakan ajang dengan hadiah terbesar sepanjang sejarah turnamen tersebut, yakni senilai USD 11 juta atau sekitar Rp 143 miliar! Dengan semakin meningkatnya popularitas DOTA 2 di kalangan para gamer, wajar jika The International yang akan digelar pada 3 hingga 8 Agustus mendatang sangat dinanti kehadirannya. Bagaimana dengan Anda sendiri? Tim mana yang paling Anda jagokan di The International 2015 ini?
Aounuma sendiri meminta maaf dan meminta pengertian gamer untuk penundaan ini. Alasannya klasik, mereka meminta waktu untuk mewujudkan konsep Legend of Zelda yang lebih “terbuka” seperti yang mereka impikan. Seperti yang kita tahu, dari demo awal gameplay yang diperlihatkan beberapa bulan yang lalu, Link memang terlihat mengeksplorasi bebas dunia yang jauh lebih luas dan terbuka, layaknya Skyrim. Aounuma berambisi untuk menciptakan sebuah game Zelda paling terbaik yang pernah ada. Ia juga yakin bahwa ekstra waktu ini akan terbayarkan manis untuk para fans.
Menariknya lagi? Penundaan seperti ini bukanlah hal yang asing lagi bagi franchise Legend of Zelda. Beberapa bukti di masa lalu membuktikan bahwa Nintendo hampir selalu memajukan rilisnya setahun dari yang direncanakan sebelumnya. 2016? Atau akan beralih menjadi proyek Nintendo NX? Kita tunggu saja.
Fatality memang identik dengan seri Mortal Kombat. Karena itu, gerakan pamungkas untuk menghabisi lawan ini selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi para gamer, setiap ada game Mortal Kombat terbaru yang dirilis ke pasaran.
Sayangnya, tak semua gamer mampu melakukan Fatality. Meski tahu cara melakukannya, timing, posisi yang tidak pas, dan kesalahan ketika menekan tombol tertentu terkadang menjadi penyebab gagalnya Fatality. Karena itu, NetherRealm memutuskan untuk menghadirkan sebuah opsi yang disebut Easy Fatality.
“Kami telah mempelajari dari tahun ke tahun bahwa banyak orang yang tidak bisa melakukan Fatality, atau mereka menjadi gugup sehingga timingnya menjadi tidak tepat. Anda akan selalu memiliki akses ke Easy Fatality, jika Anda memang ingin menggunakannya,” ujar Tyler Lansdown selaku Community Specialist.
Selain mengumumkan soal kemudahan melakukan Fatality, NetherRealm sekaligus memastikan bahwa Goro akan tersedia sebagai playable character. Syaratnya, gamer harus pre-order atau membelinya sebagai DLC terpisah di masa depan.
Seperti diketahui, Mortal Kombat X akan dirilis untuk PlayStation 4, Xbox One, dan PC pada 14 April 2015 mendatang. Sementara untuk PlayStation 3 dan Xbox 360, gamer harus menunggu lebih lama hingga musim panas nanti tanpa informasi tanggal yang pasti.
Tidak ada gamer yang lebih dimanjakan selama beberapa bulan terakhir ini selain gamer PC. Bagaimana tidak? Setelah harus berkutat dengan terbatasnya game dan terus menelan air liur karena game-game yang dirilis eksklusif untuk konsol yang notabene lebih lemah, mereka akhirnya kebagian banyak game keren. Menariknya lagi? Tren ini muncul dari beberapa publisher raksasa Jepang, seperti SEGA dan yang paling rajin – Bandai Namco. Setelah bisa menikmati Dragon Ball generasi terbaru, gamer PC akhirnya bisa terlibat dalam perjuangan si Topi Jerami dan kawan-kawan dalam dekat ini. Benar sekali, One Piece Pirate Warriors 3 dipastikan akan menuju PC!
Konfirmasi ini memang sudah meluncur cukup lama dan menjadi berita bahagia yang sudah lama dinantikan gamer PC di seluruh dunia. One Piece Pirate Warriors 3 memungkinkan Anda untuk berperan sebagai karakter-karakter ikonik One Piece, baik dari sudut protagonis maupun antagonis, dalam lingkup genre Musou khas Koei Tecmo. Benar sekali, ini berarti Anda bisa menghajar ratusan musuh dengan animasi gerakan keren dan destruktif. Berita bahagianya? Ia ternyata tidak seberat yang dibayangkan. Spesifikasi PC resminya akhirnya meluncur:
Membandingkan kondisi industri game 10-20 tahun lalu dengan kondisinya saat ini memang memperlihatkan dinamika yang berbeda. Kita tidak hanya membicarakan kualitas visual yang kian mendekati dunia nyata atau mekanik gameplay yang kian kompleks, tetapi juga model bisnis yang tampaknya tengah gencar ditempuh oleh banyak publisher. Di masa lalu, game selalu dirilis dalam bentuk rampung, dengan ekstra konten yang disematkan sebagai reward rahasia. Sementara sekarang, semuanya berusaha dilabel untuk menarik ekstra uang dari gamer, terutama dari bentuk DLC. Fokus industri game yang mengakar terlalu kuat pada uang inilah yang membuat pencipta seri game platformer – Oddworld cemas.
Dalam wawancaranya dengan situs Games Industry International, Lorne Lanning hadir dengan satu pesan yang jelas – bahwa kapitalisme berpotensi membunuh video game. Apa pasal? Karena Lanning melihat bahwa budget untuk menciptakan video game saat ini berada di tingkat yang tidak lagi masuk akal. Dengan biaya semakin tinggi untuk membuat sebuah game, developer jadi harus meminta uang lebih ke publisher raksasa yang ada. Resiko yang lebih tinggi membuat publisher punya kekuatan negosiasi lebih besar atas developer, bahkan cukup untuk menguasai mereka. Lanning menyebut bahwa banyak struktur bisnis yang justru membuat developer tidak beda seperti “mati”.
Oleh karena itu, Lanning lebih setuju jika pasar industri game tetap difokuskan untuk tetap meraih kelompok konsumen yang kecil, sehingga developer tetap punya kesempatan untuk mendengar, menghargai, dan memperlakukan konsumen dengan lebih baik. Apalagi game-game dengan skala kecil ini juga dipercaya Lanning akan membuat developer jauh lebih bisa bertahan hidup dan menghindari proses PHK besar-besaran yang sering kita dengar belakangan ini. Menghindari publisher dan game budget besar juga disebut Lanning akan memberikan kesempatan untuk berkreasi yang lebih bebas,menghasilkan game yang jauh lebih menarik untuk dinikmati.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda setuju dengan apa yang diungkapkan oleh Lanning ini?
Source: 
Ubisoft sendiri masih belum buka mulut soal tanggal rilis Rainbow Six Siege ini, walaupun beberapa rumor awal merujuk Oktober 2015 sebagai skenario yang paling masuk akal. Ia sendiri sudah mulai membuka pendaftaran masa Closed Beta untuk versi Playstation 4, Xbox One, dan PC saat ini, walaupun baru dipastikan bahwa mereka yang sudah melakukan pre-order saja yang pasti mendapatkannya. Sementara yang lain? Berdasarkan peruntungan.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik mencicipi Rainbow Six Siege ini nantinya?
Bisnis game berbasis free-to-play (F2P) memang berkembang pesat dari tahun ke tahun. Para analis pun menilai ranah ini sebagai lahan yang subur untuk mencari keuntungan berlimpah melalui transaksi mikro.
Bagaimana tidak, ketika game-game yang dijual di toko retail hanya menguras dana gamer sekitar USD 60 per judul, game F2P mampu membuat si pemain mengeluarkan dana hingga berkali-kali lipat.
Genre MMORPG dan MOBA menjadi contoh nyata suksesnya implementasi F2P. Hal itu disebabkan karena transaksi mikro sangat terkait dengan gameplay. Gamer dinilai tidak keberatan untuk berinvestasi lebih lanjut pada karakter yang mereka gunakan, apalagi jika karakter tersebut dirasa sangat cocok dengan gaya bermain mereka.
Fenomena yang terjadi menarik minat EEDAR selaku peneliti pasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Di pasar Amerika Utara, konsep F2P sendiri terbilang baru meningkat pesat dengan MMORPG menjadi genre yang meraih pendapatan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Yang menarik, EEDAR menemukan bahwa kedepannya keuntungan yang diraih oleh game MMORPG akan dilampaui oleh game MOBA. Menurut EEDAR, game-game MOBA akan mampu meraup keuntungan hingga USD 501 juta (sekitar Rp 6,5 triliun) pada tahun 2015 di Amerika Utara!
Dibanding MMORPG, EEDAR menilai MOBA memiliki basis gamer yang jauh lebih besar. Iklimnya pun sangat kompetitif, dan para gamer tak segan untuk berinvestasi pada karakternya. Gamer saling berlomba untuk menciptakan karakter yang unik pun menjadi alasan para gamer terus mengeluarkan dana untuk membeli berbagai item ‘kosmetik’.
Contohnya adalah pada League of Legends dan DOTA 2. Hingga saat ini, pemasukan rata-rata kedua judul tersebut mencapai USD 180 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun hanya dari item-item bersifat kosmetik yang dijual. Item bersifat kosmetik hingga saat ini menjadi sumber pemasukan terbesar bagi game MOBA.
Alasannya? Karena gamer bisa melihat kosmetik yang mereka gunakan di karakternya. Lain halnya dengan game F2P bergenre First-Person Shooter dimana gamer tidak bisa melihat secara terus-menerus seperti apa penampilan karakter mereka selama permainan. Di ranah MOBA, pendapatan tertinggi kedua dan ketiga berasal hari Hero Unlock dan Boost.
Memilih sebuah model bisnis memang menjadi kunci yang sangat penting untuk kesuksesan sebuah game. Meski begitu, semua itu tetap kembali kepada bagaimana developer mengemas game garapannya agar menarik minat para gamer. Dalam genre apa pun, gamer tentunya rela mengeluarkan dana lebih ketika telah mencintai sebuah game.
DirectX 12 memang terbukti mumpuni, setidaknya di beberapa test awal yang menyebar di dunia maya. Selain mampu memeras performa lebih dari perangkat keras yang sudah tersedia di pasaran saat ini, ia menawarkan beberapa fitur mumpuni yang menumbuhkan harapan baru untuk platform gaming generasi terbaru, terutama PC. DX12 juga sempat diklaim akan menjadi jawaban yang dibutuhkan Microsoft untuk menjadikan konsol generasi terbaru mereka – Xbox One lebih kuat, setidaknya sebanding dengan Playstation 4 yang di atas kertas memang unggul di sisi performa. Namun bagi developer game RPG paling diantisipasi tahun ini – The Witcher 3, ia tidak akan banyak membantu.
Hal inilah yang diungkapkan oleh sang Senior Designer CD Projekt Red – Damien Monnier dalam akun Twitter resminya sendiri. Menanggapi salah satu pertanyaan fans yang penasaran apakah DX12 untuk Xbox One di masa depan akan membantu performa sang konsol, Monnier mengaku bahwa hal ini tidak akan menghasilkan efek banyak di The Witcher 3: Wild Hunt. Ia menyebut bahwa DirectX 12 tidak akan otomatis bisa membuat game RPG racikan mereka bisa dimainkan di resolusi lebih tinggi, setelah penetapan 900p yang sudah diumumkan beberapa waktu lalu. Sementara di sisi lain, Playstation 4 dipastikan tetap di 1080p.
Oleh karena itu pula, Monnier menyarankan PC sebagai platform gaming utama untuk menikmati The Witcher 3 jika Anda termasuk gamer yang sangat menitikberatkkan pengalaman bermain pada resolusi gameplay seperti apa yang Anda dapatkan. Ia juga menyebut bahwa CD Projekt Red masih berjuang untuk meningkatkan resolusi untuk versi Xbox One, walaupun mereka tidak bisa banyak berjanji.
The Witcher 3 sendiri akan meluncur pada 19 Mei 2015 mendatang, untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC. Can’t wait!
“Souls” – mendengar nama franchise ini saja sudah cukup untuk menggetarkan hati banyak gamer. Beberapa melihatnya sebagai seri game yang akan menantang dedikasi dan skill Anda sebagai seorang gamer yang sesungguhnya, namun tidak pula sedikit yang memandangnya sekedar sebagai game yang sekedar menjual tingkat kesulitan tidak rasional sebagai daya tarik utama. Apapun alasannya, sang developer – From Software harus diakui berhasil menjadikan seri Souls – baik Demon Souls ataupun Dark Souls sebagai salah satu game action RPG terbaik di pasaran saat ini. Kekuatan utama di mekanik gameplay yang butuh perhitungan matang, kesabaran, dan proses trial dan error yang intensif membuat setiap keberhasilan, sekecil apapun di game ini, terasa seperti kemenangan besar yang akan selalu mengundang senyum lebar. Dengan popularitas yang begitu besar, tidak heran jika banyak yang menantikan sang proyek suksesor – Bloodborne.
Dirilis eksklusif untuk Playstation 4, Bloodborne dari From Software menjadi salah satu proyek yang begitu diantisipasi di tahun 2015. Serangkaian trailer dan screenshot awal yang dirilis kian memperkuat hype yang ada, memperlihatkan pengalaman menegangkan dan menakutkan seperti apa yang bisa diantisipasi. Hasilnya? Impresi pertama yang ia tawarkan memang begitu kuat. Ketagihan sejak jam pertama mencicipinya, terlepas dari kematian bertubi-tubi yang harus dihadapi, Bloodborne tampil begitu memesona. Visualiisasi ciamik dengan atmosfer Gothic kentara, desain para musuh dan boss super keren, animasi gerakan yang halus, serta pendekatan gaya gameplay yang berbeda daripada seri Souls menyuntikkan sensasi yang unik. Cinta pada pandangan pertama, kami sudah jatuh hati pada game ini sejak impresi pertama yang ada.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bloodborne ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai penyiksaan yang begitu nikmat? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Seperti yang mereka lakukan dengan Souls, pendekatan plot di Bloodborne juga tidak disajikan secara eksplisit. Tidak pernah ada benang merah jelas yang sebenarnya apa yang terjadi, terlepas dari beberapa cut-scene yang memang ditawarkan terkadang sebelum atau setelah Anda melawan Boss tertentu, atau ketika Anda baru memasuki area yang asing. Namun semua percakapan dan cut-scene yang ada terlihat seperti puzzle raksasa yang kehilangan bagian terpentingnya. Informasi-informasi ekstra yang berlaku sebagai lem perekat untuk menemukan ceritanya berasal dari kepingan yang bisa Anda temukan di sepanjang perjalanan. Jujur saja, hingga akhir menyelesaikan permainan ini, kami bahkan tidak tahu jelas apa yang sebenarnya tengah terjadi.
Yang pasti, Anda berperan sebagai seorang Hunter yang terjebak di sebuah kota misterius bernama Yharnam. Kota dengan arsitektur megah dan memukau ini dipercaya sebagai sebuah kota yang memiliki sebuah Panacea – obat yang mampu menyembuhkan segala penyakit di muka bumi ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ia menjadi sasaran para peziarah yang berusaha mencarinya. Namun kali ini, Yharnam terlihat begitu berbeda. Sebuah kejadian misterius membuat begitu banyak penghuninya berubah menjadi makhluk menyeramkan yang membuat penduduk kota harus mengunci di di dalam rumah. Langit berubah, bulan tidak lagi bersinar terang seperti biasanya. Ia kini terlihat memerah.
Apa yang sebenarnya tengah terjadi? Siapa yang sebenarnya menjadi dalang dari semua misteri ini? Mampukah Hunter Anda bertahan hidup dari semua ancaman yang dilemparkan padanya? Semua jawaban dari misteri bisa Anda temukan dengan memainkan Bloodborne ini.
Kontroversi antara sosok Hideo Kojima dan Konami memang terus berlangsung, dengan bibit konflik yang terus menyeruak keluar di dunia maya namun tidak pernah dikonfirmasi oleh pihak manapun. Masa depan franchise andalan keduanya – Metal Gear Solid menjadi tidak jelas, terlepas dari kepastian rilis sang seri terbaru – Metal Gear Solid V: The Phantom Pain yang tetap akan meluncur awal September 2015 ini. Hal ini semakin kompleks setelah Konami sendiri tampaknya siap untuk melanjutkan franchise ini tanpa kehadiran Kojima. Menariknya lagi? Tidak hanya versi video gamenya saja yang tampaknya akan terus berlanjut. Sang proyek adaptasi film yang sudah lama diumumkan kabarnya juga mulai memperlihatkan progress menjanjikan.
Walaupun masih belum jelas apakah Hideo Kojima sendiri akan terlibat dalam proses adaptasi film ini atau tidak, namun Sony kabarnya sudah menemukan penulis cerita untuknya. Situs film – Deadline mengabarkan hal tersebut. Sony diurmorkan sudah menunjuk seorang penulis cerita dari Inggris – Jay Basu untuk meracik cerita Metal Gear Solid ini. Menariknya lagi? Basu sendiri bukanlah sosok terkenal. Ia sama sekali belum pernah menangani script untuk film berbudget besar sama sekali dan ini akan menjadi proyek perdananya. Basu sebelumnya dipercaya menangani cerita baru untuk komik semesta Marvel.
Sayangnya, masih belum jelas siapa saja aktor yang akan berperan sebagai karakter ikonik Metal Gear Solid atau cerita seperti apa yang akan diusung. Berita buruknya? Dengan semua kontroversi yang meliputinya, belum jelas apakah Kojima akan mengawasi proses ini atau tidak. I’m so worried about how this goes..
Source: 
“Semua Antizin yang tidak terkirim telah hancur, dan kami yakinkan kepada para survivor bahwa pengiriman selanjutnya akan dilanjutkan pada 2 April. Kami menghimbau kepada semua survivor untuk menggunakannya dengan hati-hati jika gejala-gejalanya muncul akibat Antizin yang terkontaminasi,” kata Techland.
Pihak Techland sendiri telah merilis sebuah video untuk menjelaskan lebih lanjut gejala-gejala yang ditimbulkan oleh Antizin yang terkontaminasi. Cara yang menarik dalam menyambut April Mop. Bagaimana menurut Anda?
Walaupun memuat tiga kisah yang berbeda, Assassin’s Creed Chronicles sendiri tetap akan ditawarkan dengan format gameplay sama – game aksi 2.5D dengan beberapa layer yang akan memungkinkan Anda tetap menikmati aksi khas franchise ini dalam bentuk visual yang berbeda.
Assassin’s Creed Chronicles: China sendiri akan meluncur pada 21 April 2015 mendatang dengan harga USD 9.99 dan gratis untuk Anda yang sempat memiliki Season Pass AC Unity. Sementara itu, belum ada kejelasan soal tanggal rilis AC Chronicles: India dan AC Chronicles: Rusia. Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik menjajal setiap seri AC Chronicles ini?
Setelah melewati masa manis di bulan Maret 2015, industri game akan menghadapi bulan yang tidak kalah menariknya di bulan April 2015 ini. Dengan segudang judul baru yang akan hadir dan beberapa kelanjutan franchise yang sudah sangat diantisipasi, April akan menjadi surga yang sama indahnya untuk gamer. Walaupun ada kemungkinan Anda belum menyelesaikan semua game yang hadir di bulan Maret kemarin, tidak ada salahnya untuk menyimak game-game baru apa lagi yang akan hadir dalam beberapa hari ke depan. Ini akan menjadi motivasi yang paling mumpuni bagi Anda untuk segera menamatkan game yang sedang Anda mainkan saat ini.
Apa yang sebenarnya tengah terjadi antara Hideo Kojima dan Konami? Misteri yang terlihat kian dalam dari hari ke hari ini tidak kunjung mendapatkan jawaban pasti. Terlepas dari respon resmi Konami yang berusaha terlihat positif – dari konfirmasi berlanjutnya franchise Metal Gear Solid hingga kepastian bahwa Kojima terlibat penuh dalam proses pengembangan MGS V: The Phantom Pain, konflik keduanya justru terlihat kian “buruk”. Diamnya Kojima selama beberapa minggu terakhir ini juga tidak banyak membantu. Namun terlepas dari reaksi negatif gamer di dunia maya yang mengarah pada Konami, publisher asal Jepang ini tampaknya tak bergeming.
Masa depan Hideo Kojima di Konami kian tidak jelas, setelah nama studio developer yang ia bangun – Kojima Productions kini juga dihapuskan dari P.T – teaser berupa game horror menyeramkan yang dibangun untuk memperkenalkan Silent Hills. Langkah sama seperti yang dilakukan Konami sebelumnya – membuang nama Hideo Kojima dari semua proyek Metal Gear Solid yang ada. Langkah ini tentu saja mengandung tanda tanya besar, apakah Kojima masih bertanggung jawab atas proses pengembangan Silent Hills atau tidak.
Ketika Kojima masih memilih diam, Konami kembali melemparkan respon terkait hal ini. Dalam keterangan yang mereka rilis untuk situs gaming – Gamespot, Konami menyakinkan bahwa penghapusan logo ini hanyalah konsekuensi dari perubahan kebijakan yang kini berfokus ke perusahaan utama mereka. Oleh karena itu, Kojima Productions tidak lagi dilihat sebagai studio terpisah. Sementara misteri apakah game ini akan tetap ditangani Kojima ataupun Del Toro tidak mendapatkan respon dari Konami. Mereka hanya menegaskan bahwa mereka tidak punya informasi baru saat ini.
Rumor yang beredar di dunia maya sebelumnya memang sempat menyebutkan bahwa sosok Hideo Kojima kemungkinan besar akan keluar dari Konami setelah MGS V: TPP rampung. Terlepas dari belum adanya konfirmasi yang dirilis, semua bukti mengarah kuat ke arah sana.
Apakah ini berarti mati mudanya Silent Hills versi Kojima? Oh please, no..
Apa yang lebih kuat dan menakutkan dibandingkan semua dewa Olympus di dalam mitos Yunani kuno? Titan! Monster berkekuatan dahsyat dengan ukuran raksasa tersebut merupakan penguasa dunia sebelum Zeus berkuasa! Oleh karena itu, notebook gaming yang berani menyandang nama Titan tentunya harus mampu memiliki kekuatan yang begitu dahsyat. MSI GT80 2QE Titan merupakan perangkat gaming super yang mampu mencerminkan namanya baik dari ukuran sampai performa.
Dilihat dari eksteriornya saja, Titan terlihat seperti monster. Dengan ukuran sangat besar untuk kelas notebook dan berat mencapai 4,8 Kg (belum termasuk chargernya), Titan merupakan notebook gaming yang sebaiknya digunakan di rumah atau menggunakan kendaraan. Harganya juga sebanding dengan ukurannya, yaitu mencapai sekitar 65 jutaan Rupiah! Sebelum Anda merogoh uang sebanyak itu dari kantong, tentunya akan lebih baik bila Anda melihat terlebih dahulu kemampuannya ketika dimainkan melalui PlayTest kali ini.
Kekuatan yang begitu besar di dalam notebook ini didukung oleh 2 buah GPU alias ada dua graphics card di dalamnya! Hal inilah yang seharusnya membuat Titan mampu memainkan game terbaru apapun yang diberikan padanya. Selain itu, Titan juga didukung oleh keyboard mekanik berjenis Cherry Brown yang diintergrasikan di badannya, bukan keyboard berbasis lapisan karet biasa. Berikut perangkat yang menjadi sumber kekuatan besar dari Titan:
Apakah Anda pernah bermimpi untuk menikmati pengalaman virtual reality di dalma air? Jika iya, maka Playstation Flow adalah jawabannya. Dengan bentuk mirip kacamata renang, Anda bisa memainkan game-game andalan Anda di bawah air.
Bersamaan dengan popularitas sang seri sebelumnya, Warner Bros mengumumkan eksistensi game RPG berbasis semesta Lord of the Rings – Battle for Middle-Earth III.
Google menambahkan permainan Pacman yang kin akan memakan sang titik kuning melewati jalan-jalan yang Anda cari via aplikasi peta mereka ini.
Square Enix mengumumkan tambahan lebih dari 765 karakter yang bisa dimainkan untuk Lord of Vermilion, termasuk dari Tekken.
Pernahkah Anda membayangkan memainkan sebuah game yang memungkinkan sang karakter utama untuk menyelesaikan gamenya sendiri tanpa perlu Anda kendalikan sama sekali? Ini jawabannya!
Apakah Anda pernah bermimpi untuk memainkan karakter-karakter ikonik game racikan Blizzard dengan kepala raksasa? Ini satu-satunya kesempatan Anda.
Apakah Anda termasuk gamer yang terobsesi dengan Idolmaster? Ia kini tidak lagi ditangani oleh developer – 765 Productions. Developer asal Jepang ini sudah bergabung dengan 346 Production dan melahirkan perusahaan baru: 1111 Productions.
Saudara laki-laki dari Ikagura – Murasame akan jadi karakter playable. Berubah menjadi Shinobi, Murasame yang awalnya laki-laki, kini berubah menjadi wanita sensual ala Senran Kagura.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda sempat tertipu dengan lelucon April Mop hari ini? Lelucon mana yang sejauh ini, menjadi favorit Anda?
Apa yang membuat RPG berbeda dengan sebagian besar game action hack and slash atau FPS yang tersedia di pasaran saat ini? Selain, tentu saja, mekanik gameplay yang sudah pasti unik, ia juga menjadi satu dari begitu banyak genre yang sangat menuntut dedikasi para pemainnya. Sebuah game RPG, baik racikan developer Barat maupun Jepang, terkadang membutuhkan waktu puluhan – hingga ratusan jam untuk diselesaikan. Segudang quest yang menanti, begitu banyak rahasia yang menggoda untuk dibongkar, hingga cerita yang epik memang selalu menjadi bagian darinya. Jika Anda termasuk gamer yang selalu ingin menyelesaikan sebuah game RPG sesempurna mungkin, maka Anda akan senang dengan informasi yang satu ini.
Damien Monnier dari CD Projekt Red mengungkapkan bahwa game RPG Barat yang mereka racik, sekaligus yang menjadi proyek paling diantisipasi di tahun 2015 ini – The Witcher 3: Wild Hunt akan menawarkan konten yang masif. Ia menyebut bahwa game ini bisa menawarkan gameplay hingga lebih dari 200 jam, jika Anda termasuk gamer yang perfeksionis. 200 jam ini tentu saja dihitung dengan semua side-quest yang tersebar di dunia luasnya. The Witcher 3 sendiri kabarnya akan memuat lebih dari 30 buah ending untuk Anda eksplorasi, tergantung dari aksi dan pilihan Anda selama permainan. Sayangnya, Monnier sendiri tidak menyebut pasti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk “sekedar” mencapai akhir cerita yang ada.
The Witcher 3: Wild Hunt sendiri rencananya akan dirilis pada 19 Mei 2015 mendatang, untuk PC, Playstation 4, dan tentu saja – Xbox One. Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda termasuk gamer yang akan mengejar kesempurnaan dengan game yang satu ini?