Sebuah proses yang lebih sederhana untuk mengeksploitasi potensi jual sebuah franchise ke batas akhir, ini tampaknya menjadi pertimbangan utama yang membuat banyak developer dan publisher untuk merilis game-game andalan mereka dalam format HD Remaster. Terlepas dari gelombang kritik yang selalu menghampiri di awal pengumuman, sejauh ini semua game dengan format seperti ini ternyata berhasil terjual dengan angka yang cukup memuaskan. Tomb Raider: Definitive Edition dan The Last of Us Remastered tampaknya menjadi bukti yang paling nyata. Bercermin dari hal sama inilah, Square Enix kembali berupaya menjajal peruntungan mereka dengan mengembangkan proyek Remaster yang lain yang baru beberapa hari yang lalu diumumkan. Benar sekali, kita tengah membicarakan Sleeping Dogs.
Atmosfer kota Hongkong yang tentu saja menawarkan sensasi game open world yang berbeda dibandingan dengan sebagian besar kompetitor, mekanik bertarung tangan kosong yang memukau, dan cerita ala film laga Hongkong klasik membuat seri ini mudah untuk dicintai. Seperti yang sempat mereka lakukan di Tomb Raider, Square Enix memutuskan untuk merilis ulang Sleeping Dog dalam bentuk Definitive Edition. Selain kualitas visual yang diklaim dibangun ulang, versi Definitive Edition ini juga akan berjalan dalam resolusi 1080p serta memuat 24 DLC packs yang dirilis untuk Sleeping Dogs sepanjang eksistensinya. Seberapa jauh kualitas visual yang ditawarkan? Beberapa screenshot perdana akhirnya dirilis.
Sleeping Dogs: Definitive Edition sendiri rencananya akan dirilis pada 14 Oktober 2014 mendatang untuk Playstation 4 dan Xbox One. Menariknya lagi, lewat sebuah teaser perdana (yang anehnya berbentuk live-action), versi ini juga dipastikan akan meluncur untuk PC.
Sebuah game yang sudah berulang kali dijual dengan diskon besar-besaran di Steam dan berusaha dijual lagi di harga penuh? You have a lot to prove, Square Enix..
↧
Sleeping Dogs: Definitive Edition Juga untuk PC!
↧
Dying Light Usung Mode 4 Player Co-op
Dying Light bisa dibilang merupakan salah satu game yang paling diantisipasi kehadirannya. Menggabungkan konsep first person, open-world, dan tema zombie, game garapan Techland tersebut tampil sangat menjanjikan di beberapa trailer yang telah dirilis.
Kini, menyambut ajang Gamescom 2014, Techland pun meluncurkan trailer anyar dari Dying Light. Satu hal yang menarik dari trailer itu adalah adanya sedikit bocoran mengenai ketersediaan mode 4 player co-op!
Dari trailer tersebut, memang belum banyak yang bisa digali lebih lanjut tentang mode 4 player co-op. Techland sendiri disinyalir baru akan membeberkannya di ajang Gamescom yang siap diselenggarakan pekan depan.
Selain mode 4 player co-op, dalam trailer ini juga nampak beberapa senjata yang bisa digunakan oleh gamer saat menghadapi serbuan zombie. Sistem movement yang terinspirasi dari gerakan parkour dan memungkinkan gamer untuk begerak bebas kemanapun tetap menjadi sajian utama.
Seperti diketahui, Dying Light dijadwalkan rilis untuk PlayStation 4, PlayStation 3, Xbox One, Xbox 360, dan PC pada Februari 2015 mendatang setelah sebelumnya dijadwalkan meluncur tahun ini. Mundurnya jadwal tersebut diklaim agar Techland punya lebih banyak waktu untuk menyempurnakan gerakan parkour dalam game.
↧
↧
Cerita Film The Last of Us Berbeda dengan Versi Game?
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, nama The Last of Us begitu tenar di telinga para gamer, khususnya mereka yang para pemilik PlayStation 3 atau PlayStation 4. Kesuksesannya sebagai sebuah video game pun berujung kepada hasrat untuk menghadirkannya dalam format film layar lebar.
Seperti diketahui, sebelumnya diberitakan bahwa film The Last of Us akan mengadaptasi cerita dari game. Meski begitu, baru-baru ini Neil Druckmann selaku penulis dan creative director berencana menulis ulang ceritanya agar lebih pas di hadirkan di bioskop.
“Dalam durasi 2 jam Anda tak bisa menceritakan kisah yang sama seperti di game The Last of Us, yang durasinya sepanjang 15 jam. Aku sedang mengerjakannya, dan ini sangat sulit karena banyak yang terjadi di The Last of Us – bahkan di bagian cinematic – yang tidak bisa dimasukkan ke dalam film,” ujarnya.
Druckmann memberi konfirmasi bahwa film The Last of Us tetap akan mengedepankan dua karakter utama, Joel dan Ellie. Namun nantinya akan banyak bagian dari dalam game yang dipotong dan tak dihadirkan dalam film.
“Sangat sulit untuk memotong bagian tertentu, tapi apa yang coba kami dapatkan adalah ini berfokus pada dua karakter. Beberapa bagian akan sama persis seperti dalam dalam game dan bagian lainnya akan berbeda,” tambah Druckmann.
Memang, banyak gamer yang meragukan kualitas dari sebuah film yang diadaptasi dari game populer. Terbukti dari begitu banyaknya film-film adaptasi game yang berakhir menyedihkan dan membuat kecewa. Mungkinkah The Last of Us akan bernasib sama? Atau justru mampu tampil menawan? Kita tunggu saja kelanjutan dari proses yang dikerjakan Druckmann dan timnya.
↧
Far Cry 4 Akan Usung Misi di Luar Kota Utama
Tampil sebagai salah satu developer terbesar di pasaran saat ini, Ubisoft memang menawarkan begitu banyak game yang pantas untuk diantisipasi. Terlepas dari fakta bahwa sebagian besar darinya berasal dari franchise yang mulai terasa dieksploitasi secara berlebihan seperti Assassin’s Creed, beberapa proyek lain seperti Rainbow Six: Siege, The Division, dan tentu saja – Far Cry 4 memancing banyak rasa penasaran. Untuk nama yang terakhir ini, Ubisoft memang menjadikannya sebagai salah satu ujung tombak untuk tampil gemilang di tahun 2014 ini dan terlihat cukup menarik. Namun Ubisoft tampaknya masih mempersiapkan satu ekstra kejutan untuk Far Cry 4.
Berperan sebagai karakter utama dengan darah Asia yang kental – Ajay, melawan diktator kejam – Pagan Min yang menguasai kota Kyrat di dekat pegunungan Himalaya, Far Cry 4 juga menyuntikkan beberapa mekanik baru di seri ini, termasuk kehadiran para gajah yang mampu menghancurkan saja dan mode multiplayer kooperatif.
Menariknya lagi? Ubisoft juga mengkonfirmasikan bahwa Kyrat bukan satu-satunya kota yang bisa Anda jelajahi di Far Cry 4 ini. Dalam wawancaranya dengan Red Bull, sang creative director – Alex Hutchinson mengemukakan bahwa dua studio Ubisoft yang lain – Shanghai dan Toronto juga sibuk mengembangkan bagian game yang tidak menjadikan Kyrat sebagai setting. Sayangnya, klaim ini tidak dijelaskan secara mendetail.
Sebuah kota di luar Kyrat? Semoga saja tidak sekedar sebuah area yang dikhususkan untuk mode multiplayer kooperatif. Far Cry 4 sendiri rencananya akan meluncur pada 18 November 2014 mendatang untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox One, Xbox 360, dan tentu saja – PC.
↧
COD: Advanced Warfare Rilis Trailer Multiplayer Terbaru
Bergerak menuju masa depan, arah inilah yang akhirnya dipilih oleh Sledgehammer Games untuk seri Call of Duty pertama mereka – Advanced Warfare. Sebagai developer yang lahir dari siklus tiga developer yang dilakukan Activision saat ini, Sledgehammer memang punya banyak ruang untuk mengembalikan ketertarikan terhadap franchise ini setelah perasaan monoton yang begitu kentara di seri-seri sebelumnya. Pengenalan pertamanya cukup berkesan, tidak hanya karena cerita yang kini terlihat lebih dewasa, tetapi juga implementasi beragam teknologi yang tentu saja akan tampil lebih menarik di mode multiplayer. Mode yang menjadi fokus Activision dan Sledgehammer Games di ajang Gamescom 2014 yang tengah berlangsung.
Lewat sebuah presentasi langsung dan trailer multiplayer terbaru, Sledgehammer menjelaskan serangkaian fitur baru yang akan menemani rilis COD: Advanced Warfare mendatang. Implementasi teknologi exosskeleton tentu menjadi mengubah game ini secara radikal. Sedikit memberikan atmosfer Titanfall, exoskeleton membuat arena pertempuran kini jauh lebih hidup secara vertikal, dengan karakter yang kini punya kemampuan mobilitas tinggi.
Melompat tinggi, melakukan boost slide, dan menghabisi musuh Anda dengan equipment modern yang lebih mematikan tentu menjadi nilai jual utama. Sledgehammer Games juga menjelaskan sistem perk baru yang lebih kompetitif, kustomisasi yang lebih baik, dan tentu saja beragam mode permainan baru. Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah mode teranyar bernama “Uplink” yang tampil tak ubahnya menggabungkan sebuah game FPS dan olahraga basket di arena yang sama.
Call of Duty: Advanced Warfare sendiri rencananya akan meluncur pada 4 November 2014, untuk Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, Xbox 360, dan tentu saja – PC. Looks a little bit like Titanfall without mecha.. Excited for this!
↧
↧
Square Enix Umumkan Game Baru – Life is Strange!
Keberanian untuk mengeksplorasi peluang dengan secara konsisten mengeluarkan judul game baru, ini mungkin menjadi pendekatan publisher yang paling disenangi gamer sebagai calon konsumen utama. Alih-alih harus berhadapan dengan eksploitasi franchise secara berlebihan yang terkadang tidak menawarkan perubahan yang signifikan, rasa penasaran untuk menjajal game yang memang belum pernah ada sebelumnya tentu saja lebih kuat. Square Enix tampaknya sangat mengerti akan hal ini. Tidak hanya kelanjutan Tomb Raider dan Hitman yang sudah dikonfirmasikan, mereka ternyata juga mempersiapkan sebuah judul game baru. Ucapkan selamat datang untuk Life is Strange.
Bekerja sama dengan Dontnod Entertaiment, developer yang sempat meluncurkan Remember Me di masa lalu, Square Enix secara resmi mengumumkan eksistensi Life is Strange. Didefinisikan sebagai sebuah game petualangan episodik ala game-game racikan Telltale, Life is Strange menceritakan kisah seorang remaja bernama Max Caulfield yang memiliki kemampuan untuk memutar ulang waktu.
Kembali ke kota asalnya – Arcadia, Max harus berhadapan dengan kasus hilangnya Rachel Amber, salah satu temannya di masa lalu. Berusaha menginvestigasi apa yang sebenarnya terjadi, Max juga ditemani oleh Chloe, sang sidekick. Dengan kemampuan seperti ini, Max tentu saja bisa mengubah event di masa lalu, menciptakan butterfly effect, dan berhadapan dengan serangkaian konsekuensi unik dari setiap tindakan yang ia ambil.
Life is Strange sendiri rencananya akan dirilis untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, dan tentu saja – PC, walaupun sayangnya, masih tanpa ketetapan rilis sama sekali. Tertarik?
↧
Dead Island 2 Unjuk Gameplay Perdana
Membabat para zombie yang berkeliaran dengan serangkaian kombinasi senjata yang mematikan, petualangan di pulau tropis yang menakutkan ini memang selalu menjadi kekuatan utama franchise andalan Deep Silver – Dead Island. Di masa lalu, trailer pengenalan game ini bahkan sempat menuai decak kagum karena dampak emosional yang ia tawarkan. Sayangnya, hasil akhirnya sendiri terhitung cukup mengecewakan. Antisipasi yang begitu kuat justru membuat Dead Island terlihat kurang matang, terutama di sisi gameplay, terlepas dari fakta ia tetap tampil sebagai sebuah game yang tetap menyenangkan. Satu yang pasti, ia juga membangun basis fans yang cukup besar untuk memastikan sebuah seri sekuel – Dead Island 2.
Konfirmasi eksistensi Dead Island 2 meluncur di ajang E3 2014 yang lalu lewat sebuah video teaser yang menarik. Walupun tidak membagi banyak detail di sana, video teaser ini berhasil menangkap tiga esensi yang mendefinisikan Dead Island itu sendiri: zombie, tropis, dan fun. Setelah sempat menjadi misteri, Deep Silver akhirnya secara resmi memperlihatkan aspek gameplay Dead Island 2 untuk pertama kalinya. Walaupun masih dalam tahap pre-alpha, ia terlihat lebih berfokus menawarkan kombinasi serangan senjata yang kini tampil lebih gila dan unik, bahkan dengan kemampuan untuk membekukan para zombie dengan serangan berelemen es. Ledakan dan potongan tubuh zombie yang tercerai-berai menjadi pemandangan yang menyenagkan.
Menariknya lagi? Dead Island 2 sendiri akan dikembangkan oleh Yager – developer fenomenal yang berhasil melahirkan salah satu game bertema militer dengan cerita super kuat – Spec Ops: The Line. Sayangnya, video pendek ini tidak cukup kuat untuk memperlihatkan hal baru apa saja yang ditawarkan Yager di dalam seri teranyar ini. Dead Island 2 juga akan dikembangkan dengan menggunakan Unreal Engine 4.
Dead Island 2 sendiri rencananya akan meluncur pada tahun 2015 mendatang, untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC. Looks fun!
↧
EA Mulai Kerjakan FIFA 16
Seperti diketahui, FIFA 15 siap meluncur pada akhir September 2014 mendatang. Meski belum secara resmi hadir di pasaran, EA Sports mengaku langsung sibuk mengerjakan game penerusnya, yakni FIFA 16.
“Ada tahap-tahap dalam pengembangan. Ada inti dari game itu sendiri. Kami punya ratusan orang yang mengerjakan itu dan ini adalah proses pengembangan tidak mudah, karena itu sudah ada orang-orang yang mengerjakan FIFA 16,” ujar Peter Moore dari EA.
Menurut Moore, banyak orang yang beranggapan bahwa saat menyelesaikan sebuah game, seluruh tim akan libur selama beberapa pekan sebelum memulai game selanjutnya. “Cara kerjanya tidak seperti itu.” tambahnya.
Yang menarik, tidak hanya mengerjakan FIFA 16, EA Sports juga sudah mulai menyinggung soal FIFA 17. “Anda memiliki tahap pengembangan yang paralel yang berujung nantinya Anda memiliki kandidat yang memikirkan tentang apa itu FIFA 16 dan dalam beberapa hal termasuk FIFA 17 karena harus ada keputusan yang dibuat terkait pengembangan dan teknologi,” pungkas Moore.
Memang sebuah game biasanya membutuhkan waktu lebih dari satu atau dua tahun untuk dikembangkan. Namun ada sedikit perbedaan untuk ‘game tahunan’ seperti FIFA, mengingat sebagian teknologi dasar dan gameplay yang digunakan tidak selalu mengalami perubahan drastis dari tahun ke tahun.
↧
Kano Bergabung di Mortal Kombat X!
Sebuah seri teranyar yang siap memasuki platform generasi terbaru, Netherrealm Studios memang terhitung berhasil membangun antisipasi yang sangat kuat untuk kehadiran Mortal Kombat X. Tidak hanya lewat sebuah teaser perdana yang memperlihatkan pertarungan klasik antara Sub-Zero dan Scorpion yang terlihat lebih brutal dan memesona, tetapi segudang fitur baru yang hendak mereka suntikkan di sana. Sistem tiga variasi untuk setiap karakter membuka sensasi pertempuran yang lebih beragam dengan kualitas visual yang kini dipermak lebih baik. Namun salah satu judi terbesar Netherrealm adalah memutuskan untuk membawa timeline Mortal Kombat X menuju masa depan, yang tentu berujung pada munculnya segudang karakter baru.
Kemunculan karakter-karakter seperti Kotal Khan, D’vorah, Ferra & Torr, hingga Cassie Cage – yang notabene merupakan anak dari karakter ikonik – Johnny Cage dan Sony Blade menjadi pesona tersendiri. Namun tentu saja, untuk mempertahankan basis fans utamanya, Mortal Kombat X juga menghadirkan beberapa karakter lawas seperti Scorpion, Sub-Zero, dan Raiden. Dan kini, salah satu petarung ikonik yang tidak bisa dipisahkan dari nama Mortal Kombat – Kano juga dipastikan hadir. Tetap dengan wajah yang setengahnya tertutup topeng, Kano yang terlihat lebih tua ini justru menawarkan kesan mematikan yang jauh lebih intens. Ia siap untuk menghancurkan para kompetitor utama di MK X.
Seperti yang sempat mereka lakukan dengan Raiden, ada tiga variasi Kano yang juga bisa digunakan oleh gamer. Cutthroat – berfokus pada kombinasi senjata Kano yang brutal dan cepat, Cybernetic – mengandalkan kemampuan laser dan tangan cybernicnya yang juat, sementara Commando – lebih menekankan pertempuran jarak dekat, dimana Kano bisa melemparkan segudang serangan grapple dengan animasi super kejam. Trailer terbaru yang dirilis oleh Netherrealm Studios juga memperlihatkan stage pertempuran baru – Jungle. Menariknya lagi? Dengan stage berbasis air ini, Anda bisa melihat pakaian pertarung yang ikut basah karena efek yang ada.
Mortal Kombat x sendiri rencananya akan dirilis pada tahun 2015 mendatang, untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, dan tentu saja – PC. Bagaimana dengan Anda sendiri? Karakter klasik apa yang paling Anda inginkan muncul kembali di Mortal Kombat X mendatang? Need more Noob Saibot!
↧
↧
JagatPlay NgeRacau: Perang Fanboy!
“Ahh.. PC paling lah yang paling keren, konsol mah sampah!”, “Apaan tuh Playstation 4, basi, mending main Xbox One kemana-mana dah!”, berapa banyak dari agan yang sering banget dengerin kalimat ini keluar, atau at least ngebaca di forum atau Facebook. Orang-orang yang kayak gini biasanya sering banget disebut sebagai “Bocah Kipas” atau bahasa kerennya – Fanboy. Semangat fanboy sebenarnya enggak beda sama pejuang Kemerdekaan 1945, sama bergelora, membakar, penuh semangat tinggi buat bela-belaiin produk yang dia suka. Bedanya? Kalau pengorbanan jiwa dan raga pejuang masih ada hasilnya, yang bikin JagatPlay bisa nulis ini dan agan bisa ngebaca, semua kerja keras fanboy sebenarnya gak pernah berakhir manis. Yang ada cuman selain buang-buang waktu, tenang, dan pikiran, buat ngebelaiin sesuatu yang bahkan gak nyempetin diri buat merhatiin. Kalau disimpulin ke percakapan, hasilnya mungkin kayak gini:
- Fanboy: Hey A, gua cinta mampus sama lu. Gua tuh udah bela-belaiin lu mati-matian di semua forum yang ada, ngebantai semua orang yang suka B dan akhirnya, gua berhasil!”
- A: Mmmmmm…. lu siapa?
Gak Punya Akal Sehat
Salah satu ciri yang paling kental dari fanboy emang keluar dari fakta kalau sebagian besar komentar yang ia lemparin biasanya udah kagak bisa diterima dengan akal sehat, mau direnungin dan dicerna pakai cara apapun juga. Udah bukan lagi soal bertukar pendapat atau fakta, tapi lebih ke intensi buat ngelindungin produk yang dia cintaiin, bagaimana pun caranya, bahkan terkesan gila. Yang lebih keren? Baik fanboy konsol maupun PC selalu punya satu atau dua pernyataan standar setiap kali satu topik mengemuka. Jawaban standar yang jauh lebih lucu buat disimak.“Ah.. Game kan dibuatnya juga pakai PC!”
Orang yang punya akal sehat juga tahu kalau video game memang dibuat pakai komputer, dan bukannya kalkulator atau sempoa, atau sekedar bertapa dan beres. Dasar dari pernyataan ini sebenarnya pengen nunjukin, kalau misalnya game memang dibuat dari komputer, udah jadi sesuatu yang normal untuk berharap ia dirilis buat PC. Semua orang yang ngucapin ini pernyataan biasanya terlalu naif buat menyadari kalau rilis platform juga ditentuin oleh strategi bisnis masing-masing developer dan publisher, dan tentu saja deal-deal yang mungkin berjalan di belakang layar. Lagipula, logika ini sepenuhnya cacat. Semua orang juga tahu kalau ayam goreng dibuat dengan panci, tapi bukan berarti ayam goreng harus dinikmatin di atas panci.“PC is the Best!”
Salah satu komentar yang paling sering keluar juga adalah “PC is the best!”, padahal komentarnya sendiri enggak berhubungan sama sekali dengan artikel atau pernyataan lain yang lagi dibaca. Misalnya? Ketika kita ngobrolin soal gimana kerennya Fox Engine di MGS V: Phantom Pain PS 4 misalnya. Enggak heran jika tiba-tiba ada satu atau dua gamer yang ngerasa harus neriakin “PC is the Best!”, terlepas dari fakta: (1) Ini game belum pasti dirilis di PC. (2). Kita enggak ngebahas soal PC. Kalau di dunia nyata, bakal kelihatan jelas kalau pernyataan kayak ini beneran kagak nyambung sama sekali.- A: Hari ini makan bakso, enak nih!
- B: Yoa.. mau makan di mana?
- A: Mang Ujang kalik. Setuju?
- C: PC is the best!!!
“PC lah.. Kan bisa buat ngerjaiin tugas dan ngetik”
Ini juga salah satu alasan klasik yang sering banget dilemparin fanboy PC kalau udah nyebutin keunggulan PC daripada konsol, terlepas dari fakta kalau yang kita omongin semata-mata soal kemampuan gaming yang ditawarin. Ada orang yang ngerasa bahwa kemampuan untuk mengerjakan tugas, untuk alasan yang tidak jelas, kerasa relevan. Padahal jelas-jelas, semua orang yang beli konsol, tahu jelas bahwa ini barang memang enggak bisa dipakai buat mengetik dan memang enggak mencari nilai jual itu. Berapa banyak gamer konsol yang agan temuin ngeluh, “Dang.. seharusnya gua gak beli PS 4.. PS 4 enggak bisa buat makalah, man!”. Oh c’mon.. Semua orang yang beli konsol juga tahu kalau yang mereka butuhin bukan sebuah platform yang bisa dipakai buat ngerjain tugas. Lagian kemampuan untuk mengetik, ngerjain tugas, dan semua tetek bengeknya sama sekali enggak ada hubungannya sama seberapa baik platform dipakai buat main game. Jadi kalau ada pertanyaan, “Gua mesti main game ini di PC atau konsol, yak? Ada ide?”, dan ada orang yang menjawab. “PC lah.. kan bisa buat ngerjaiin tugas dan ngetik..”. Lu boleh ketawa habis-habisan.“Playstation 4 udah paling bener!”, “Xbox One tuh dewa!”
Golongan para bocah kipas (yang makin lama makin kedengeran kayak nama Partai di film silat) juga sering banget muncul di omongan soal konsol, apalagi kalau udah masalah PS 4 ngelawan Xbox One, misalnya. Setiap kali ada artikel yang memperlihatkan citra salah satu ke arah yang lebih negatif, biasanya fanboy akan datang membela, bahkan gak segan-segan bawa mental militan di situ. Mau ngomongin fakta seperti apapun, mentalnya cuman satu, “Konsol pilihan gua udah yang paling benar, yang lain sampah..”. Parahnya lagi, kalau mereka udah secara aktif nyariin informasi soal kompetitor, dan berusaha munculin reaksi lewat kalimat-kalimat provokatif, yang sayangnya, gampang banget dapat respon dan micu keributan. Lantas, dimana cacatnya logika ini? Karena sebagian besar fanboy yang menyerang konsol kompetitor sebenarnya enggak pernah nyicipin konsol yang ia serang. Fanboy Xbox One yang terus ngeremehin Playstation 4 enggak pernah nyobaiin PS 4 dan ngerasaiin pesonanya, membuat semua kritik yang dilemparin jadi enggak valid dan terasa membabi buta. Begitu juga sebaliknya, gamer PS 4 yang terus ngekritik masalah resolusi Xbox One, misalnya, enggak pernah bisa ngebandingin apakah 792p atau 900p memang ngaruh ke pengalaman bermain. Ujung-ujungnya? Yang lu temuin adalah debat kusir tanpa dasar. Seperti bertemu dengan dua orang di perjalanan yang berdebat keras soal makanan yang paling enak – Nasi Padang atau Ketoprak, yang masing-masing memilih salah satu makanan tersebut. Tapi ketika ditanya apakah mereka sudah mencoba keduanya? Jawabannya, “Belum”.“Nintendo Tuh Buat Anak-Anak”
Gamer konsol dan PC memang sering berantem gara-gara masalah sepele yang enggak signifikan pengaruhnya sama sekali. Namun waktu obrolan udah mengarah ke nama klasik – Nintendo, gamer yang muja visual PS 4, Xbox One, dan PC biasanya ngarah ke satu kesimpulan – Nintendo itu buat anak-anak doank. Alasan dari kesimpulan ini? Paling sederhana, karena sebagian besari dari mereka belum pernah nyobaiin platform ini sendiri, belum pernah ngerasaiin susahnya main Mario 3D World, atau susahnya menangin juara pertama di Mario Kart 8. Semua kesimpulan diambil dari sekedar gaya visual doank, tanpa memandang gameplay. Tuduhan kalau Nintendo enggak kreatif dan cuman ngejual game yang sama berulang-ulang juga akan langsung dibuktikan keliru, begitu mereka mencoba game tersebut secara langsung. Seperti point sebelumnya, tuduhan tanpa argumen ini mulai berubah menjadi debat kusir. Kalau dibandingin sama percakapan lain, logikanya enggak beda sama:- A: “The Dark Knight tuh film anak-anak”
- B: “Bukan kalik..”
- A: “Ya iyalah, Batman kan superhero anak-anak. Gua waktu kecil nonton kok film kartunnya”
- B: “Iya, tapi The Dark Knight bukan film anak-anak”
- A: “Ah.. film anak-anak lah.. Batman ya Batman..”
- B: “Lu udah nonton?”
- A: “Belum…”
↧
Pencipta Doom Siapkan Game FPS Baru
John Romero, seorang developer veteran sekaligus co-creator dari game legendaris, Doom, mengumumkan bahwa saat ini ia sedang sibuk menyiapkan beberapa karya terbarunya. Satu diantaranya ber-genre First Person Shooter.
Yang menarik, game FPS yang ia kerjakan kali ini adalah yang pertama sejak terakhir membuat game dengan yang sama 14 tahun yang lalu. “Aku sedang mengerjakan beberapa game saat ini. Aku tidak pernah membuat game shooter sejak tahun 2000,” ujar Romero.
Sayang, belum ada keterangan lebih lanjut seperti apa game yang tengah digarap oleh orang yang juga sempat terlibat di pembuatan Quake dan Wolfenstein. Yang pasti, game FPS anyar tersebut berada di bawah naungan developer indie miliknya, Romero Games.
Perlu diketahui bahwa game FPS yang terakhir ia buat adalah Daikitana yang rilis tahun 2000 untuk Windows dan Nintendo 64. Meski termasuk game yang cukup ditunggu, game yang sempat ditunda untuk waktu yang lama ini justru mendapat banyak kritik dan disebut sebagai salah satu game paling mengecewakan. Developernya, Dallas arm of Ion Storm yang didirikan oleh Romero akhirnya harus ditutup pada tahun 2001.
Di tahun 2013, Romera sempat mengungkapkan bahwa ia telah bertemu dengan Square Enix untuk membahas sesuatu. Tak jelas apa yang dibicarakan meski ada yang beranggapan pembahasan itu ada hubungannya dengan ranah mobile dan social gaming.
↧
Rise of the Tomb Raider Jadi Eksklusif Xbox!
Ajang Gamescom 2014 memang tengah berlangsung di Jerman. Seperti halnya E3 2014, Gamescom selalu menjadi “rumah” terbaik bagi para pubsliher dan developer konsol untuk meraih perhatian yang lebih besar soal produk mereka, terutama di pasar Eropa. Di awal pertarungan ini, Microsoft diberi kesempatan untuk membuktikan diri terlebih dahulu lewat sebuah presentasi di panggung utama. Merapatkan barisan setelah popularitas yang kalah dengan sang kompetitor utama selama beberapa bulan terakhir ini, Microsoft kembali memperlihatkan komitmen untuk terus mendukung Xbox One. Tidak main-main, mereka bahkan berhasil mendapatkan salah satu game yang paling diantisipasi.
Pengumuman eksistensi Rise of the Tomb Raider di ajang E3 2014 yang lalu tentu saja membuat banyak gamer lega. Setelah proses reboot yang berhasil membuat petualangan Lara Croft terasa lebih menyegarkan, seri sekuel ini mengindikasikan perjalanan yang lebih dramatis dan menegangkan. Sayangnya, judul ini ternyata juga menjadi mimpi buruk tersendiri bagi gamer Playstation 4 dan PC. Terlepas dari fakta bahwa Tomb Raider Reboot pertama dirilis di ketiga platform gaming utama, Rise of the Tomb Raider dipastikan akan menjadi game eksklusif, hanya untuk Xbox! Konfirmasi ini sendiri meluncur dari Microsoft. Mengejutkan tentu saja, setelah posisi Square Enix yang sejauh ini tidak lagi tertarik untuk merilis game mereka secara eksklusif.
Crystal Dynamics – sang developer tampaknya sangat mengerti bahwa pengumuman ini akan cukup untuk membuat banyak gamer di seluruh dunia mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya. Sang Head of Product Development – Darrell Gallagher mengemukakan bahwa kerjasama ini penting untuk membawa nama Tomb Raider sebagai salah satu game action adventure terbaik. Microsoft disebut sudah melihat potensi Tomb Raider sejak tahun 2011 silam dan percaya pada masa depan franchise ini. Ia juga menegaskan bahwa eksklusivitas ini tidak berarti bahwa mereka menghindar dari para fans yang hanya memiliki Playstation 4 dan Xbox One. Kedua platform ini tetap akan mendapatkan Lara Croft and the Temple of Osiris, si seri spin-off dengan kacamata isometrik.
Microsoft sendiri menuliskan bahwa Rise of the Tomb Raider akan tersedia di akhir tahun 2015 mendatang. Apakah ia akan menjadi game eksklusif Xbox selamanya? Ataukah ini hanya akan berlaku dalam periode tertentu seperti halnya Ryse atau Dead Rising 3? Ini masih menjadi misteri.
Good move, Microsoft.. I’m attracted..
↧
Hideo Kojima Kerjakan Game Silent Hill Baru!
Ada alasan mengapa industri game tergila-gila dan memuja sosok seorang Hideo Kojima. Salah satu alasan terkuat tentu saja menuju fakta bahwa otak jeniusnya sudah melahirkan begitu banyak game-game berkualitas yang tumbuh menjadi franchise fenomenal, seperti Metal Gear Solid dan Zone of the Enders. Namun ada satu kepribadian yang membuat Kojima lebih menonjol dibandingkan developer yang lain, kecintaannya pada lelucon dan humor. Walaupun game yang ia kembangkan hadir dengan tema super serius, Hideo Kojima selalu punya cara menarik untuk memperkenalkannya dan berkomitmen untuk itu. Hal inilah yang terjadi di ajang Gamescom 2014 kemarin!
Presentasi yang dilemparkan Sony kemarin sempat menyebutkan satu nama game baru bergenre horror – P.T. Dikembangkan oleh sebuah studio yang belum memiliki nama sama sekali – 7780 Studio, P.T sendiri diperkenalkan sebagai game perdana yang mengusung teaser bersifat interaktif. Sekilas pandang, atmosfernya mirip dengan game horror dunia maya – Hotel 626 yang sempat menjadi fenomena di masa lalu. Namun siapa yang menyangka bahwa P.T ini ternyata berujung pada game lain yang selama ini begitu diantisipasi. Kasus Phantom Pain dan developer “rekayasa” – Moby Dick Studios terulang kembali!
Beberapa gamer yang sudah menyelesaikan P.T via PS Store berhadapan dengan ekstra kejutan di akhir teaser. Sosok seorang karakter yang mengusung wajah aktor Norman Reedus, atau yang lebih dikenal sebagai Daryl dari film seri The Walking Dead muncul di layar. Ia terlihat berjalan pelan menuju ke sebuah kota sepi, pelan dengan kabut yang mulai menyelimuti sekelilingnya. Dan BAM! Tiba-tiba nama “Silent Hils” muncul di layar, dengan membawa nama dua sineas industri raksasa – Hideo Kojima dan Guillermo Del Toro – sutradara Pacific Rim dan Pan’s Labyrinth. Benar sekali, Hideo Kojima baru saja mengumumkan salah satu game terbesar di Gamescom 2014, tidak di panggung utama, melainkan lewat tangan gamer Playstation 4 sendiri.
Selain kepastian implementasi Fox Engine untuk seri terbaru ini, belum ada detail apapun terkait Silent Hills ini, termasuk waktu rilis dan platform apa yang akan diusung. You sneaky little bastard Kojima, love you so much!
↧
↧
Developer DmC Umumkan Game Baru – Hellblade!
Membelah industri game menjadi dua kubu yang berbeda, konsekuensi inilah yang harus dihadapi Capcom ketika menyerahkan salah satu franchise andalannya – Devil May Cry kepada developer Barat – Ninja Theory. Tidak main-main dengan proses reboot yang ada, developer ini bahkan berani mengubah bentuk dan identitas Dante – sang karakter ikonik. Namun terlepas dari kontroversi yang lahir, Ninja Theory tetap pantas mendapatkan apresiasi tinggi lewat eksekusi gameplay yang benar-benar membawa atmosfer yang tepat. Lewat ajang Gamescom 2014, Ninja Theory ternyata membawa satu kejutan baru. Mereka memperkenalkan proyek baru – Hellblade.
Baru dirilis dalam sebuah teaser sinematik dengan CGI, Hellblade memang belum memperlihatkan banyak detail, termasuk format gameplay seperti apa yang akan ditawarkan. Namun satu hal yang menarik, atmosfer yang ia tawarkan justru terasa lebih kental dengan aura Heavenly Sword, salah satu game perdana yang mereka kembangkan eksklusif untuk PS 3 di masa lalu. Ninja Theory sendiri mengkategorikan Hellblade sebagai sebuah game “independent AAA”. Ia akan mengusung kualitas visual dan terasa seperti game dari franchise raksasa, namun akan terasa lebih kecil, dan akan ditawarkan dengan harga yang lebih terjangkau.
Sony sendiri mengumumkan Hellblade sebagai game yang akan dirilis pertama di Playstation 4, dan tidak eksklusif penuh, yang berarti membuka kemungkinan besar untuk dirilis di Xbox One dan PC setelahnya. Namun belum ada satu hal pun yang dikonfirmasikan saat ini, baik dari Sony maupun Ninja Theory.
The most interesting part? The word “Hell Blade” is the opposite of “Heavenly Sword”, coincidence?
↧
Quantum Break Perlihatkan Demo Gameplay Perdana
Kejutan memang boleh dibilang menjadi tema Microsoft untuk membawa kembali Xbox One ke posisi yang lebih bersaing. Salah satu yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya tentu saja jatuh pada kerjasama dengan Square Enix, untuk merilis seri terbaru – Rise of the Tomb Raider sebagai sebuah seri eksklusif untuk Xbox. Tidak hanya itu saja, beberapa judul game baru seperti – Ori and The Blind Forest dan ScreamRide juga mencuri sedikit perhatian. Namun tentu saja, primadona event Microsoft kali ini adalah milik sang seri eksklusif – Quantum Break, yang untuk pertama kalinya, memperlihatkan sebuah demo gameplay berdurasi 8 menit!
Dikembangkan oleh Remedy – developer sama yang bertanggung jawab untuk seri klasik Max Payne di masa lalu dan game thriller – Alan Wake, Quantum Break akhirnya menunjukkan alasan kuat mengapa ia tampil sebagai sebuah game eksklusif yang pantas untuk diantisipasi. Waktu menjadi tema utama game yang satu ini, dimana sang karakter utama – Jack Joyce memiliki kemampuan untuk memanipulasi elemen ini untuk mendapatkan keuntungan selama bertempur. Demo ini memperlihatkan kemampuan Joyce untuk bergerak super cepat dari satu cover ke cover lainnya, mengumpulkan energi kinetik peluru untuk menghasilkan damage yang lebih besar, melakukan takedown, hingga mendorong mobil dengan kekuatannya ini.
Kualitas visual tentu menjadi salah satu kekuatan utama Quantum Break dan demo ini cukup menjadi bukti bahwa proyek teranyar Remedy ini pantas memang mendapatkan predikat sebagai sebuah game generasi terbaru. Menariknya lagi? Atmosfer permainan yang cukup unik dan keren ketika dunia tiba-tiba berhenti begitu saja dan Joyce punya kesempatan untuk bergerak melewati dan memanipulasi beberapa objek kecil yang berterbangan.
Quantum Break sendiri rencananya akan dirilis pada tahun 2015 mendatang, eksklusif untuk Xbox One. Belum ada tanggal rilis pasti yang ditetapkan oleh Remedy ataupun Microsoft sendiri. Looks really awesome!
↧
Game Horror – Until Dawn Dipastikan Menuju PS4
Setelah tak jadi diluncurkan untuk PlayStation 3, game bertema Horror, Until Dawn, dipastikan akan hadir untuk PlayStation 4. Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh pihak developer di ajang Gamescom 2014.
Bagi yang belum mengetahui tentang Until Dawn, game ini sesungguhnya telah resmi diperkenalkan di ajang yang sama dua tahun lalu. Awalnya Until Dawn berencana rilis di PS3 dengan menjadikan PS Move sebagai controller utama.
Sayang, gamer justru lebih menginginkan Until Dawn dimainkan dengan Dualshock 3. Menanggapi feedback dari para gamer, Supermassive Games selaku developer pun memutuskan untuk menunda peluncurannya.
Kini, Until Dawn telah dikembangkan ulang untuk bisa tampil maksimal di PS4. Yang menarik, dari apa yang dipamerkan oleh Supermassive melalui trailer barunya, terlihat beberapa perbedaan yang signifikan dibanding versi PS3. Salah satunya adalah peralihan perspektif dari first-person menjadi third-person.
“Kami mendesain ulang, membuat ulang, dan menulis ulang game ini sehingga sekarang Anda akan mendapatkan (game) yang lebih dewasa, lebih gelap, dan secara fundamental memberikan pengalaman yang lebih seram di PS4,” ujar Pete Samuels dari Supermassive.
Soal penggunaan sudut pandang orang ketiga, menurut Samuels hal ini akan membuat pengalaman bermain game menjadi lebi cinematic. “Karena itu Anda akan benar-benar tenggelam dalam dunia yang indah sekaligus seram ini.”
Perlu diketahui pula bahwa Until Dawn PS4 telah menggunakan versi terbaru dari engine yang dipakai di Killzone Shadow Fall. Engine tersebut dipercaya mampu memberikan animasi wajah, pencahayaan, dan teknik audio yang nyata. Sementara dari sisi gameplay, ia mengusung sensasi film thriller – sebuah genre yang cukup populer di industri film. Dengan gameplay yang sekilas mirip Heavy Rain, setiap aksi Anda akan menghasilkan konsekuensi tertentu, yang akan menentukan apakah ke-8 karakter utama yang ada mampu bertahan hidup atau justru tewas mengenaskan.
Dari sekian banyak informasi menarik di atas, sayangnya belum ada bocoran kapan game ini akan dirilis ke pasaran. Supermassive pun berjanji akan memberi penjelasan lebih lanjut ke depannya.
↧
Goat Simulator Balik Modal Hanya Dalam 10 Menit!
Ada perkembangan tren yang terhitung cukup unik selama berjalannya tahun 2014 ini. Selain dipenuhi dengan begitu banyak franchise raksasa yang didesain untuk meramaikan platform generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One, industri game juga kedatangan begitu banyak judul game nyeleneh. Menariknya lagi? Sebagian darinya membawa nama “Simulator” di dalamnya, walaupun harus diakui, tidak menawarkan konsep atau gameplay yang pantas untuk disebut mensimulasikan kondisi nyata apapun. Bahkan cukup gila untuk melahirkan nama seperti Rock Simulator atau Soda Drinking Simulator. Namun tren ini sendiri mengakar pada kesuksesan satu nama – Goat Simulator.
Sejujurnya siapa yang mengira bahwa konsep yang meminta Anda berperan sebagai seekor kambing bisa sukses besar di industri game? Peruntungan inilah yang dijajal oleh developer asal Swedia – Coffee Stain Studios lewat Goat Simulator dan meledak di pasaran.
Bersamaan dengan konfirmasi rilis ulang untuk platform mobile berbasis iOS dan Android, Goat Simulator juga merilis beberapa fakta mengejutkan tentang sepak terjangnya. Popularitas yang tinggi berhasil membuat proses pengembangan Goat Simulator balik modal hanya dalam 10 menit rilis saja! Tidak hanya itu saja, Coffee Stain Studios juga berhasil meraih USD 10 juta dari game ini – sebuah jumlah besar dari 4 bulan rilis yang bahkan mengalahkan kinerja mereka selama 4 tahun terakhir. Wow!
Terjual lebih dari 1 juta kopi di seluruh dunia, Goat Simulator juga siap untuk menginvasi pasar mobile lewat versi Android dan iOS. Sayangnya, belum dapat dipastikan kapan kambing gila ini akan menuju platform tersebut. Congrats, Goat!
↧
↧
Bioware Resmikan Game RPG Baru – Shadow Realms
Bioware memang harus diakui merupakan salah satu peracik game RPG Barat terbaik di pasaran saat ini. Lewat tangan dinginnya, game-game sekelas Mass Effect dan Dragon Age berhasil tampil memukau. Tidak hanya karena atmosfer luar biasa yang terbangun lewat desain karakter dan dunia yang ada, tetapi juga mekanik gameplay yang selalu menjadikan kebebasan sebagai elemen penting yang tidak bisa diganggu gugat. Memilih dan berhadapan dengan konsekuensi yang ada menjadi sesuatu yang melekat pada jati diri Bioware. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika beragam teaser yang mengarah ke game baru selama beberapa minggu terakhir ini memicu rasa antisipasi yang besar. Rasa penasaran yang akhirnya dijawab dengan satu nama – Shadow Realms.
Setelah sempat menjadi rumor, Bioware akhirnya secara resmi memperkenalkan game terbaru mereka – Shadow Realms lewat presentasi EA di stage utama Gamescom 2014. Seperti yang bisa diprediksi, Shadow Realms tetap mengusung genre action RPG sebagai core utama, namun kini dengan desain dunia yang lebih modern. Menariknya lagi? Alih-alih bertempur sendiri, ia didesain sebagai game yang berfokus pada pengalaman multiplayer dan hanya bisa dimainkan secara online. Anda bisa bergabung bersama dengan tiga player lainnya dalam aksi melawan Shadow Lord, yang juga dikendalikan oleh player yang lain. Seperti halnya Evolve, ia membawa sistem 4 vs 1 di sini. Gameplay action RPG masa kini yang mangalir dan berbasis skill juga diperlihatkan.
Menariknya lagi? Bioware Austin – sang developer menyebut game ini akan mengambil sistem episodik, yang berarti hadir dengan progress cerita dari satu chapter ke chapter lainnya. Belum ada kejelasan soal tanggal rilis, namun Bioware mulai membuka masa closed alpha. Shadow Realms sementara ini hanya tersedia untuk PC.
Not what i expected, honestly..
↧
Battlefield: Hardline Rilis Gameplay Single-Player 12 Menit!
Meramaikan ajang Gamescom 2014, EA dan Visceral Games tak lupa memberi bocoran lebih lanjut tentang salah satu game shooter garapannya yang ditunggu kehadirannya oleh para gamer, Battlefield: Hardline.
Seperti diketahui sejauh ini gamer sudah cukup banyak mengetahui tentang mode multiplayer di game tersebut. Bahkan, tak sedikit gamer yang telah mencicipi langsung saat EA menghadirkan versi beta-nya beberapa waktu yang lalu. Satu hal yang masih menjadi pertanyaan adalah bagaimana mode single player campaign di Battlefield: Hardline.
Agar gamer tidak penasaran, EA pun akhirnya merilis video berdurasi 12 menit yang cukup jelas menggambarkan bagaimana gameplay di mode single player campaign Battlefield: Hardline.
Perlu diketahui bahwa alur cerita berfokus pada sang karakter utama, Nick Mendoza, seorang polisi muda dari Miami yang mencoba untuk melacak keberadaan seseorang dari masa lalunya. Bersama temannya, Boomer, Mendoza melalui berbagai rintangan selama perjalanan.
Yang menarik, setiap misi di Battlefield: Hardline dibangun layaknya sebuah episode dari drama TV. Visceral Games sendiri menjanjikan pengalaman yang lebih mendalam dibanding campaign dari game Battlefield sebelumnya. Gamer pun disebut-sebut diberi kebebasan untuk bermain dengan caranya sendiri.
Battlefield: Hardline dipastikan hadir untuk PC, PlayStation 4, dan Xbox One pada tahun 2015 mendatang. Tertarik?
↧
Akhirnya, Bloodborne Perlihatkan Gameplay Pertama!
Untuk memastikan daya tarik yang jauh lebih kuat untuk memastikan konsumen melirik produk yang mereka tawarkan, baik Sony, Microsoft, dan Nintendo memang tengah mati-matian melahirkan game eksklusif yang pantas untuk diantisipasi. Bersaing di “pasar” yang sama, pertempuran panas ini memang lebih diarahkan untuk sang seteru abadi – Playstation 4 dan Xbox One yang terlihat kian solid di ajang Gamescom 2014 kemarin. Game-game eksklusif menjadi primadona dan tampil menggoda. Tidak hanya Rime, Until Dawn, dan Silent Hill, Sony juga akhirnya memperlihatkan gameplay perdana untuk salah satu proyek yang cukup dinantikan – Bloodborne.
Pertama kali diperkenalkan di ajang E3 2014 yang lalu, Bloodborne memang langsung mendapatkan perhatian besar karena beberapa faktor. Pertama, rumor eksistensinya sendiri sudah lama berdengung sebagai “Project Beast”. Faktor kedua sekaligus utama? Ia menjadi proyek generasi terbaru perdana dari From Software – developer di balik Demon Souls dan Dark Souls. Trailer gameplay perdana yang dirilis di ajang Gamescom 2014 juga memperlihatkan mekanik gameplay yang hampir serupa. Selain kualitas visualisasi yang terlihat begitu memesona, Bloodborne juga menghadirkan konsep setting dan varian musuh yang berbeda.
Bloodborne sendiri belum memiliki tanggal rilis sama sekali, namun dipastikan akan dirilis eksklusif hanya untuk Playstation 4. Looks really awesome!
↧