Quantcast
Channel: Games – Jagat Review
Viewing all 14784 articles
Browse latest View live

Evolve Juga Ditunda Hingga 2015!

$
0
0
evolve2

evolve2

evolve

Oktober 2014 awalnya diprediksi menjadi bulan yang sibuk sekaligus boros bagi para gamer. Bagaimana tidak, cukup banyak game AAA yang dijadwalkan untuk meluncur di bulan tersebut.

Entah harus disebut ‘melegakan’ atau justru mengecewakan, kini satu judul lagi dipastikan tidak jadi meluncur pada Oktober 2014. Game yang kehadirannya harus ditunda hingga 10 Februari 2015 itu adalah Evolve.

Keluarnya Evolve dari daftar game yang dirilis Oktober 2014 mengikuti dua judul AAA lainnya yang telah lebih dulu mengumumkan penundaannya, yakni Battlefield: Hardline dan Dragon Age: Inquistion. Sementara Middle Earth: Shadow of Mordor memajukan tanggal rilis sepekan lebih awal menjadi 30 September 2014.

Mengikuti jejak beberapa game lainnya, Evolve memutuskan untuk mundur dari rilis Oktober 2014 dan siap bertempur di Februari 2015 mendatang. Penundaan ini diklaim esensial untuk memastikan sensasi yang lebih optimal, sekaligus juga menguntungkan di sisi bisnis.

Mengikuti jejak beberapa game lainnya, Evolve memutuskan untuk mundur dari rilis Oktober 2014 dan siap bertempur di Februari 2015 mendatang. Penundaan ini diklaim esensial untuk memastikan sensasi yang lebih optimal, sekaligus juga menguntungkan di sisi bisnis.

“Kami memutuskan bahwa judul tersebut (Evolve) pantas dan seharusnya mendapatkan lebih banyak waktu untuk dipoles sedemikian rupa sehingga mampu mencapai tingkat yang optimal sebelum diluncurkan ke pasaran,” ujar bos Take-Two, Strauss Zelnick.

Selain itu, pihak perusahaan menilai Februari 2015 menjadi jadwal yang sangat pas untuk
meluncurkan Evolve. “Kami akan mendapatkan keuntungan dari fakta bahwa banyak konsol yang akan terjual di holiday sales,” tambahnya.

Seperti diketahui, sebelumnya Oktober 2014 disebut-sebut sebagai bulan yang sangat padat dimana game-game populer rilis secara berdekatan. Meski empat judul papan atas menyatakan batal hadir di Oktober 2014, masih banyak game menarik lainnya yang siap menyambut para gamer seperti The Evil Within, Alien: Isolation, DriveClub, Bayonetta 2, Borderlands: The Pre-Sequel, Lords of the Fallen, dan Assassin’s Creed Unity.


Mortal Kombat X Perkenalkan Tiga Variasi Raiden

$
0
0
raiden mortal kombat x

raiden mortal kombat x

Berita yang tentu saja membahagiakan bagi basis fans Mortal Kombat, eksistensi sang seri terbaru – Mortal Kombat X seolah memicu gelombang optimisme bahwa franchise ini akan terus berlanjut dan hidup untuk waktu yang cukup lama. Setelah sempat tenggelam terlepas dari popularitasnya di masa lalu, eksekusi nyaris sempurna yang dilakukan Netherrealm Studios di seri Mortal Kombat 9 yang dirilis tahun 2011 silam kembali membuat denyut jantung franchise ini berdetak. Dengan kehadiran platform generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One, Mortal Kombat X mengandung potensi yang selalu menarik untuk diantisipasi.

Benar saja, alih-alih bermain aman, Netherrealm Studios memutuskan untuk menghadirkan begitu banyak inovasi di seri teranyar ini. Salah satu yang cukup mengejutkan adalah kehadiran segudang karakter baru sebagai konsekuensi timeline cerita masa depan yang diambil. Tidak hanya itu saja, seri ini juga akan membuat setiap karakter tampil dalam variasinya sendiri, tentu dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hal inilah yang diperkenalkan Netherrealm Studios lewat video terbaru yang mereka rilis. Lewat narasi sang co-creator Ed Boon, Netherrealm memperlihatkan tiga variasi Raiden yang bisa digunakan, dan implementasi skill yang mereka tawarkan.

Mortal Kombat X perkenalkan tiga variasi Raiden: Storm Lord, Thunder God, dan Displacer yang masing-masing hadir dengan skill unik.

Mortal Kombat X perkenalkan tiga variasi Raiden: Storm Lord, Thunder God, dan Displacer yang masing-masing hadir dengan skill unik.

raiden mortal kombat x1

Alih-alih memainkan sang Dewa Petir yang selama ini kita kenal dengan kekuatan penuh tanpa batas, Mortal Kombat X membagi Raiden ke dalam tiga variasi gaya bertarung yang berbeda. Anda bisa memilih “Thunder God” – dimana petir menjadi kekuatan serangan paling utama, “Displacer” yang berfokus pada mobilitas lewat kemampuan teleportasi, dan “Storm Lord” yang memungkinkan Raiden untuk memasang perangkap dan membatasi area serangan musuh itu sendiri. Dengan gaya yang berbeda ini, gamer punya kesempatan untuk memaksimalkan gaya bermain yang menurut mereka, paling cocok.

Di kesempatan yang lain, sebuah screenshot terbaru bocor di dunia maya, mengindikasikan bahwa Kano – sang karakter jahat dengan topeng metal ikonik Mortal Kombat mungkin akan menjadi karakter lawas terbaru yang akan ikut bergabung di Mortal Kombat X. Netherrealm Studios sendiri masih belum memberikan konfirmasi apapun terkait rumor yang satu ini.

Mortal Kombat X akan dirilis di tahun 2015 mendatang untuk Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, Xbox 360, dan tentu saja – PC.

Naughty Dog: Uncharted 4 Tidak Akan “Segelap” The Last of Us

$
0
0
uncharted 41

uncharted 41

The Last of Us™ Remastered_20140729112742

Mencapai popularitas yang luar biasa lewat franchise Crash Bandicoot yang tampil begitu luar biasa di masa lalu, Naughty Dog kini memang lebih dikenal sebagai salah satu peramu game dengan kualitas cerita dan gameplay terbaik di pasaran saat ini. Lewat dua nama besar yang ditorehkan kuat di Playstation 3 – Uncharted dan The Last of Us, predikat sebagai salah satu developer terbaik di pasaraan saat ini memang pantas mereka sandang. Tidak mengherankan jika antisipasi terhadap proyek generasi terbaru mereka – Uncharted 4: A Thief’s End begitu kuat, apalagi setelah presentasi visualisasi in-game yang begitu luar biasa di ajang E3 2014 yang lalu. Namun menjadi dilema tersendiri, mengingat ini mungkin menjadi seri terakhir untuk perjalanan sang tokoh protagonis utama – Nathan Drake.

Embel-embel “A Thief’s End” memang menjadi indikator yang kuat bahwa Uncharted 4 adalah tempat persinggahan Drake yang terakhir. Proses pengembangannya sendiri tidak mudah, mengingat proses pengunduran diri begitu banyak petinggi tim di belakangnya. Berita baiknya, semua proses tersebut berujung pada pengambilalihan proyek oleh Bruce Straley dan Neil Druckmann yang sudah membuktikan diri lewat The Last of Us. Berbicara dengan Eurogamer, co-president Naugthy Dog – Evan Wells menegaskan bahwa mereka sangat mengerti bahwa identitas kedua franchise ini berbeda satu sama lain.

Naughty Dog menegaskan bahwa mereka memperlakukan Uncharted dan TLOU sebagai dua entitas yang berbeda. Kesuksesan The Last of Us tidak lantas membuat sang seri terbaru Uncharted 4: A Thief's End akan menempuh jalur yang sama.

Naughty Dog menegaskan bahwa mereka memperlakukan Uncharted dan TLOU sebagai dua entitas yang berbeda. Kesuksesan The Last of Us tidak lantas membuat sang seri terbaru Uncharted 4: A Thief’s End akan menempuh jalur yang sama.

Ia menyatakan bahwa Uncharted dan The Last of Us adalah dua entitas berbeda dengan basis fans yang juga memainkan keduanya dengan alasan yang berbeda pula. Oleh karena itu, ia meyakinkan bahwa kesuksesan The Last of Us tidak membuatnya lantas menjadi sebuah standar baru dan pasti untuk semua proyek Naughty Dog di masa depan, termasuk Uncharted 4: A Thief’s End. Mereka tetap akan menjadikan Uncharted 4 sebagai game dengan sensasi petualangan yang ringan, walaupun dari sisi teknis, ada begitu banyak hal yang mereka pelajari dari The Last of Us. Kesuksesan seri ini justru membuat Naughty Dog ingin memastikan bahwa keduanya tidak akan hadir dengan sensasi dan atmosfer yang serupa.

Tiga seri terakhir Uncharted memang hadir dengan pesona yang unik, dimana kekuatan cerita justru dibangun lewat interaksi karakter yang ringan dan terkadang penuh humor, sesuatu yang bertolak belakang dengan The Last of Us. Sebuah berita melegakan untuk mereka yang memang sudah mencintai daya tarik franchise ini sejak lama. Glad to hear that, Naughty Dog! 

Review Expendabros: Sinergi Film – Game Keren dan GRATIS!

$
0
0
Expendabros (100)

Expendabros (100)

Expendabros (1)

Jika harus berbicara jujur, film dan video game, terlepas dari beragam usaha untuk menyatukan keduanya dalam satu format yang sama, selalu berakhir menjadi bencana. Proyek film adaptasi game maupun sebaliknya selalu berakhir menjadi sebuah produk yang melenceng jauh dari versi originalnya, gagal untuk menawarkan atmosfer atau daya tarik yang berhasil memerangkap basis fans yang begitu besar. Mimpi lebih buruk datang ketika film-film yang hendak dirilis ke pasaran memutuskan untuk menghadirkan sebuah game companion untuk menawarkan sudut pandang atau tambahan cerita ekstra di dalam franchise yang ada. Mungkin terdengar sangat menggeneralisasi, namun fakta ini perlahan namun pasti, memang tidak terbantahkan. Kualitas rendahan produk adaptasi adalah sesuatu yang harus dihadapi oleh gamer. Namun tidak dengan Expandabros ini!

Alih-alih melancarkan proyek ambisius ala Activision yang meluncurkan Transformer: Rise of the Dark  Spark sebagai companion game untuk film Transformer 4: Age of Extinction dan berakhir mengecewakan, game action terbaru yang berisikan aktor-aktor laga ternama – The Expendables 3 justru memilih game indie sebagai media promosi yang efektif. Mereka memilih game indie action platformer dengan visualisasi 8 bit – BroForce sebagai ujung tombak. Lewat tangan sang developer – Free Lives Games, BroForce kini berubah nama menjadi Expendabros, mengusung mekanik gameplay yang serupa, namun dengan karakter-karakter ikonik seri The Expendables 3 itu sendiri. Hasilnya? Cukup mengejutkan!

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Expendabros ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sinergi film dan game yang super keren? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!

Plot

Plot yang diusung serupa dengan versi filmnya. Uniknya? Semua karakter The Expendables ini kini hadir dalam bentuk 8 bit.

Plot yang diusung serupa dengan versi filmnya. Uniknya? Semua karakter The Expendables ini kini hadir dalam bentuk 8 bit.

Seperti plot yang didasarkan di seri ketiganya (yang sayangnya sudah bocor di dunia maya bahkan sebelum rilis resmi di layar lebar), Expendabros mengambil setting dan cerita yang sama dengan The Expendables 3.

Tim yang kini diperkuat dengan anggota baru ini harus bertarung dengan salah satu orang penting di masa lampau – Conrad Stonebanks, yang juga turut andil untuk membentuk grup tentara bayaran ini di masa lalu. Ambisi Stonebanks untuk menjadi kaya raya membuatnya terlibat dalam praktek perdagangan senjata yang besar, mendorong sang ketua The Expendables – Barney Ross untuk mengambil langkah yang lebih tegas. Berhasil selamat dan lari dari Ross, Stonebanks menaruh dendam dan berjanji untuk menghancurkan The Expendables dengan sumber daya yang ia miliki.

Mel Gibson Re-imagined!

Mel Gibson Re-imagined!

Anda tetap bisa membedakan karakter ikonik mana saja yang hadir, tentu lewat detail wajah yang cukup baik.

Anda tetap bisa membedakan karakter ikonik mana saja yang hadir, tentu lewat detail wajah yang cukup baik.

Walaupun tidak dijelaskan secara eksplisit layaknya sebuah game berbudget tinggi, namun intisari cerita di Expendabros ini cukup mudah dicerna, tentu saja lewat beragam cut-scene pendek dan dialog yang ditawarkan. Menariknya lagi? Hampir semua aktor laga ikonik yang menghiasi versi filmnya, termasuk Sylvester Stallone dan Mel Gibson kini divisualisasikan kembali sebagai karakter 8 bit yang tergolong cukup unik.

GTA V Tembus 34 Juta Unit

$
0
0
gta-v1-600x337

gta-v1-600x337

GTA V (267)

Ketika dirilis tahun 2013, Grand Theft Auto V tampil begitu menjanjikan dan sangat populer di kalangan gamer. Bisa dibilang, GTA V merupakan salah satu karya terbaik yang pernah dibuat oleh Rockstar.

Hal ini pun berujung pada larisnya GTA V di pasaran baik untuk versi PlayStation 3 maupun Xbox 360. Dalam laporan finansial kuartal pertama yang diumumkan oleh Take-Two, terungkap bahwa pendistribusian GTA V telah menembus angka 34 juta unit!

Yang menarik, angka 34 juta unit tak mampu disaingi bahkan saat jumlah dari game-game Take-Two lainnya seperti NBA 2K14, Borderlands 2, Civilization V, dan Bioshock Infinite digabungkan. Pendistribusian NBA 2K14 baru berada di 7 juta unit. Sementara Borderlands 2, Civilization V, dan Bioshock Infinite masing-masing menghasilkan 10 juta unit, 6 juta unit, dan 7 juta unit.

Terus meroket, GTA V kini sudah menyentuh angka 34 juta kopi! Angka yang fantastis, mengingat seri ini bahkan belum dirilis untuk PS 4, Xbox One, dan PC.

Terus meroket, GTA V kini sudah menyentuh angka 34 juta kopi! Angka yang fantastis, mengingat seri ini bahkan belum dirilis untuk PS 4, Xbox One, dan PC.

Perlu diketahui bahwa GTA V disinyalir telah menjadi salah satu game dengan penjualan terbaik sepanjang masa. Bahkan, game ini mampu mendekati Mario Kart Wii yang terjual 35,53 juta unit di seluruh dunia. Sayang, jumlah pendistribusian GTA V belum bisa menunjukkan secara pasti angka penjualan yang sesungguhnya.

Hasil yang diraih GTA V dipastikan akan semakin bertambah saat versi PC, PlayStation 4, dan Xbox One dirilis nanti. Khusus bagi gamer PC, pengumuman Rockstar soal rencana merilis GTA V di platform paling fleksibel tersebut seolah menjadi jawaban dari penantian mereka.

Sony Matikan Playstation Mobile untuk Android

$
0
0
ps mobile

ps mobile

ps mobile

Kesempatan untuk menikmati konten multimedia interaktif seperti video game di sebuah perangkat kecil tentu saja menjadi sebuah konsep yang terdengar beberapa dekade yang lalu. Namun perkembangan teknologi memungkinkan ponsel dan tablet saat ini bekerja dengan performa yang bahkan lebih kuat daripada konsol satu atau dua generasi terdahulu. Hasilnya? Kita menemukan game-game mobile dengan kualitas visual yang pantas untuk diacungi jempol, terlepas dari fakta apakah ia nyaman dimainkan atau tidak. Masa depan seperti inilah yang sebenarnya dinantikan Sony lewat fitur Playstation Mobile mereka. Namun alih-alih tumbuh besar, Sony secara resmi justru mematikan layanan ini, setidaknya di perangkat berbasis sistem operasi Android.

Sony akhirnya secara resmi mengumumkan pemberhentian dukungan Playstation Mobile untuk perangkat Android. Playstation Mobile sendiri diluncurkan di tahun 2012 silam sebagai sebuah ruang bagi developer untuk memasarkan game mereka di perangkat yang menyandang fitur ini, tanpa melewati proses sertifikasi yang kompleks.

Sony mengumumkan pemberhentian layanan dan dukungan Playstation Mobile di perangkat mobile berbasis Android. Untungnya, layanan ini tetap bertahan di PS Vita dan PS TV.

Sony mengumumkan pemberhentian layanan dan dukungan Playstation Mobile di perangkat mobile berbasis Android. Untungnya, layanan ini tetap bertahan di PS Vita dan PS TV.

Layanan ini akan dimatikan untuk perangkat Android 4.4.3 ke atas, tanpa ada jaminan stabilitas permainan. Perangkat dengan Android L bahkan tidak akan dapat mengakses store Playstation Mobile sama sekali. Sony juga tidak akan memberikan status “Playstation Certified” untuk perangkat Android manapun lagi di masa depan. Namun untungnya, layanan ini tetap tersedia dan akan terus didukung di PS Vita dan Vita TV.

Sony juga mendorong developer di Playstation Mobile untuk mulai beralih dan melirik handheld teranyar mereka – PS Vita sebagai media gaming baru yang lebih menarik. Bagaimana dengan Anda sendiri? Berapa banyak dari Anda yang sempat mencicipi layanan Playstation Mobile ini?

 

Sleeping Dogs Definitive Edition Menuju PS 4/Xbox One!

$
0
0
sleeping dogs

sleeping dogs

sleeping dogs Sebuah game open-world yang begitu berbeda dengan seri kompetitor lainnya, proyek racikan United Front Games dan Square EnixSleeping Dogs memang hadir dengan daya tariknya sendiri. Setting Hongkong yang mengalir kental ketika sebagian besar game open-world selalu berkiblat di Amerika Serikat hanyalah satu dari identitas kuat yang  membuatnya menarik. Sistem pertempuran yang lebih berfokus pada serangan tangan kosong dan cerita yang seolah membawa Anda kembali ke film laga Hongkong klasik memperkuat nilai jual yang ada. Tidak mengherankan jika game ini berhasil menarik basis fans yang cukup besar.  Cukup besar untuk memastikan Sleeping Dogs dirilis ulang. Square Enix memang belum secara terbuka mengumumkan hal ini, namun paket penjualan yang sudah dirilis di situs retailer raksasa – Amazon seolah menjadi konfirmasi tidak resmi bahwa Sleeping Dogs memang akan dirilis untuk platform generasi terbaru. Sama seperti yang mereka lakukan dengan Tomb Raider, Square Enix juga akan merilis Sleeping Dogs: Definitive Edition untuk Playstation 4 dan Xbox One. Versi Definitive Edition ini diklaim sengaja dibangun ulang untuk tampil optimal di kedua konsol ini. Bersama dengan paket penjualan, Square Enix juga akan menyertakan sebuah buku concept art 28 halaman. List dari retailer Amazon secara tidak resmi mengkonfirmasikan eksistensi Sleeping Dogs Definitive Edition untuk Playstation 4 dan Xbox One. Seperti halnya Tomb Raider, ia diklaim hadir dengan kualitas visual yang dibangun ulang khusus untuk platform generasi terbaru tersebut. Amazon sendiri mematok harga USD 60 untuk versi Xbox One dan Playstation 4, mengindikasikan bahwa seperti Tomb Raider Definitive Edition, Sleeping Dogs Definitive Edition juga akan dijual dengan harga penuh. Versi ini rencananya akan dirilis pada 14 Oktober 2014 mendatang, tanpa ada kepastian apakah akan meluncur untuk PC atau tidak. Square Enix sendiri masih tutup mulut terkait bocornya informasi ini. Another Definitive Edition, huh? 

Penelitian Buktikan Video Game Hasilkan Efek Positif untuk Anak-Anak

$
0
0
video-gaming-kids-600x400

video-gaming-kids-600x400

  child playing video game Kontroversi yang tidak pernah berakhir, pembicaraan soal efek yang bisa dihasilkan video game selalu berakhir pada dua kubu ekstrim yang seolah tidak akan pernah bisa menyatu. Untuk mereka yang awam, video game dilihat sebagai hiburan interaktif yang menyeramkan, yang disebut-sebut sebagai sumber berbagai masalah sosial dan kesehatan di masyarakat – dari kemalasan, obesitas, hingga tindak kriminal. Semuanya diarahkan dengan mengabaikan beragam hasil penelitian yang justru memberikan kesimpulan yang bertolak belakang. Penelitian teranyar yang dilakukan oleh Universitas ternama – Oxford menunjukkan bahwa video game, dalam waktu bermain yang proporsional, justru akan menghasilkan efek positif yang lebih banyak untuk anak-anak! Dengan menjadikan hampir 5.000 anak-anak, yang berumur dari 10-15 tahun sebagai subjek penelitian, dari yang tidak pernah memainkan game sama sekali hingga yang menghabiskan beberapa jam setiap harinya, Universitas Oxford menemukan hasil yang cukup mengejutkan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa anak-anak yang bermain game maksimal 1 jam / hari atau kurang ternyata memiliki kondisi emosi yang lebih bahagia dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan. Kemampuan sosial yang lebih tinggi, kepuasan terhadap hidup, masalah emosional dan pertemanan yang lebih minim, serta tidak hiperaktif menjadi beberapa hal yang positif yang ditemukan. Efek ini kentara dibandingkan dengan anak-anak yang tidak pernah memainkan video game sebelumnya dan anak-anak yang memainkan game lebih dari 3 jam/ hari. Penelitian terbaru yang dilakukan Oxford membuktikan bahwa anak-anak yang bermain game 1 jam / hari atau kurang ternyata memiliki emosi yang lebih bahagia dan kemampuan adaptasi sosial yang lebih baik. Oxford menjelaskan bahwa interaktivitas yang ditawarkan video game dalam waktu permainan yang proporsional ini secara konsisten menawarkan tantangan kognitif, kesempatan untuk melakukan eksplorasi, relaksasi, dan sosialisasi dengan teman sebaya. Semua aktivitas yang berujung pada tumbuhnya sikap dan tingkah laku positif yang bahkan diklaim, jauh lebih baik daripada jenis permainan klasik yang bersifar fisik dan non-digital. Sementara di sisi lain, anak yang bermain dalam jangka waktu 1 – 3 jam/hari tidak memperlihatkan efek apapun, positif atau negatif. Sementara anak-anak yang bermain lebih dari 3 jam/ hari menunjukkan tingkah laku yang sulit beradaptasi dengan situasi sosial. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa kondisi kehidupan di dalam keluarga dan hubungan emosional dengan orang terdekat memainkan peranan yang lebih penting. Hasil penelitian yang berujung pada hasil positif seperti ini tentu saja bukanlah yang pertama. Ada begitu banyak penelitian lain sebelumnya yang memperlihatkan beragam efek positif yang bisa dihasilkan video game, terutama jika dinikmati dalam waktu yang proporsional dan dibatasi. Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda termasuk gamer yang merasakan efek positif dari video game itu sendiri?

FIFA 15 Kini Hadirkan 20 Stadion Premier League

$
0
0
FIFA 15 emotion (18)

FIFA 15 emotion (18)

Kabar baik bagi Anda para pecinta Premier League yang juga menantikan kehadiran FIFA 15. Baru-baru ini, FIFA 15 dipastikan akan menghadirkan 20 stadion resmi yang digunakan di liga paling panas di dunia tersebut. Apa yang disajikan di FIFA 15 tentunya merupakan peningkatan jika dibandingkan dengan FIFA 14 yang hanya menyediakan 8 stadion Premier League. Ke-20 stadion itu diklaim didesain semirip mungkin dengan aslinya, tentunya lengkap dengan representasi animasi LED dan papan iklan. Kepastian FIFA 15 menghadirkan 20 stadion resmi merupakan buntut dari perpanjangan kerjasama EA Sports dengan Premier League yang disepakati baru-baru ini, dan akan berakhir pada musim 2018/2019 mendatang. Stamford Bridge fifa-15-has-all-20-premier-league-stadiums-140733673598 “Kami sangat senang untuk mengumumkan perpanjangan kemitraan kami dengan Premier League, liga yang paling sering dimainkan di EA Sports FIFA. Ini membawa game kami ke level baru dari sebuah realisme, dan memungkinkan fans untuk menghanyutkan diri dalam drama dan emosi dari pertandingan. Dan sebagai seorang fans setia Liverpool FC, saya tahu persis bagaimana rasanya!,” ujar Peter Moore, COO di EA. Selain stadion, EA Sports juga telah memindai 200 kepala pemain yang berlaga di Premier League dan merekam atmosfir pertandingan secara live selama musim 2013/2014 lalu. Ini untuk menghasilkan suasana pertandingan yang senyata mungkin dengan yel-yel penonton yang spesifik sesuai tim yang sedang bertanding. FIFA 15 sendiri rencananya akan dirilis pada 23 September 2014 mendatang untuk Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, Xbox 360, dan PC.

Codemasters Kembalikan Uang Gamer yang Tidak Puas

$
0
0
colin mcrae rally

colin mcrae rally

colin mcrae rally Hampir sebagian besar gamer yang mencintai genre racing tentu saja berteriak gembira ketika melihat nama Colin McRae Rally yang cukup melegenda di industri game kembali ke pasaran. Lewat tangan dingin Codemasters di masa lalu, franchise ini memang membuktikan diri sebagai salah satu game racing rally terbaik di pasaran, karena kemampuannya memproyeksikan sensasi dan atmosfer memacu kecepatan tinggi di jalan tanah. Basis fans langsung menyerbu rilis baru bernama hanya “Colin McRae Really” yang dirilis via Steam, mengharapkan bahwa ia merupakan sebuah remake dari versi originalnya yang dirilis tahun 1998 silam. Namun apa yang mereka dapatkan? Kekecewaan. Alih-alih mendapatkan remake dari versi original tersebut, Colin McRae Really terbaru ini ternyata hanyalah sebuah port versi mobile yang diklaim hadir dengan kualitas visual dan audio lebih baik. Gelombang kemarahan dan kekecewaan pun menghempas halaman Steam game ini, yang sebagian besar berisi review-review negatif. Tidak ingin berujung pada hal yang lebih buruk, lewat sang Community Manager – Lee Williams, Codemasters langsung mengambil langkah sigap. Mereka siap untuk melakukan refund, mengembalikan uang gamer manapun yang merasa ditipu oleh game Colin yang satu ini. Kesempatan ini dibuka hingga tanggal 19 Agustus 2014 mendatang. Merasa ditipu karena mengira Colin McRae Rally yang dirilis di PC merupakan remake dari versi originalnya, game ini dipenuhi dengan review bernada negatif dan kecaman. Codemasters langsung memberikan kesempatan bagi gamer yang tidak puas untuk melakukan refund. Untuk memastikan kesalahan yang sama tidak berulang, Codemasters juga menambahkan ekstra informasi di halaman game Colin untuk menegaskan bahwa yang dijual adalah versi mobile yang di-upgrade, dan bukan versi original 1998 yang selama ini diharapkan oleh para fans yang ada. Satu yang pasti, apresiasi tinggi tentu saja pantas dilayangkan kepada Codemasters untuk langkah yang mereka ambil ini, sesuatu yang sudah sangat jarang terjadi di industri game saat ini.

Review Thermaltake TteSports Poseidon Z: Versi Mekanikal yang Lebih Murah!

$
0
0
Thermaltake Poseidon Z

Thermaltake Poseidon Z

Thermaltake TteSports Poseidon Z Keyboard memang menjadi salah satu elemen paling krusial untuk menikmati pengalaman PC gaming secara optimal, apalagi ketika Anda harus berkutat dengan genre yang memang membutuhkan kombinasi tombol yang lebih kompleks daripada sekedar bergerak maju dan mundur. Karena pada akhirnya, semua peripheral diciptakan untuk satu tujuan yang sama: menawarkan kenyamanan yang paling maksimal. Kondisi dimana Anda tidak harus berhadapan dengan serangkaian masalah kecil yang mungkin bisa diakibatkan dari kelelahan atau keterbatasan fungsi dari peripheral yang Anda miliki. Di ranah keyboard, solusi ini ditawarkan oleh desain mekanikal yang kini seolah menjadi standar tersendiri di kalangan produsen. Seperti Thermaltake yang akhirnya meluncurkan keyboard gaming mekanikal terbarunya – Poseidon Z. Anda yang sempat mengikuti sepak terjang JagatPlay tentu saja mengetahui bahwa keyboard ini sendiri sudah pernah kami review di akhir tahun 2013 yang lalu. Namun jajaran keyboard Dewa Laut Yunani dari Thermaltake TtEsports ini ternyata masih belum berakhir. Thermaltake memperluas varian Poseiden menjadi dua seri baru: Poseidon Z dan Poseidon ZX. Untuk Poseidon Z yang menjadi fokus artikel kali ini, sebagian besar pengalaman yang ditawarkan sebenarnya tidak banyak berbeda dengan seri awal – Poseidon saja. Walaupun demikian, ia hadir dengan daya tarik berbeda yang mungkin akan membuat Anda jatuh cinta. Karena kesamaan pengalaman yang ditawarkan inilah, review kami di masa lalu masih terasa relevan untuk diulas kembali di sini. Namun tentu saja, dengan beberapa penambahan.

Desain dan Fitur

Thermaltake Poseidon Z Sederhana, kata yang satu ini mungkin akan langsung meluncur dari mulut Anda ketika melihat Thermaltake Poseidon Z ini untuk pertama kalinya. Berbeda dengan sebagian produk kompetitor yang memperlihatkan kesan yang unik lewat penempatan atau penambahan ekstra tombol di sana-sini, Poseidon Z mengakar pada desain sebuah keyboard konvensional, dan bahkan terkesan jauh lebih ringkas. Anda tidak akan berhadapan dengan ruang tidak berguna yang mungkin akan menyita ruang kerja Anda. Dengan desain melengkung yang rapi di setiap sudut dan bentuk yang sangat compact, Poseidon Z tetap mampu menewarkan desain solid dan elegan yang terasa kentara sejak Anda pertama kali menggunakannya. Bentuknya yang terhitung lebih kecil dibandingkan keyboard kompetitor yang lain tidak lantas membuat Thermaltake Poseidon Z tidak nyaman digunakan. Setiap tuts tetap hadir dengan ukuran proporsional yang akan memfasilitasi kecepatan tangan Anda untuk menari di atasnya, walaupun membutuhkan sedikit penyesuaian di awal. Lantas bagaimana dengan sisi kosmetik? Tenang saja, Anda tidak mungkin membawa nama besar seorang Dewa Laut yang ikonik sekelas Poseidon Z tanpa mampu menawarkan identitas yang mengalir kental di dalamnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, Thermaltake menyuntikkan keyboard ini dengan lampu biru yang akan menerangi semua bagian keyboard secara merata, seolah merepresentasikan kedalaman laut yang memang menjadi kekuasaan Poseidon Z sendiri. Thermaltake Poseidon Z Sesuai dengan temanya – “Poseidon” yang notabene merupakan seorang dewa laut, keyboard ini juga menawarkan atmosfer serupa lewat pemilihan lampu LED yang menyala lembut. Dengan desain konvensional dan minimnya ekstra tombol yang bisa Anda gunakan untuk mengkustomisasi fungsi yang dibutuhkan dalam gaming, Thermaltake memang seolah memosisikan Poseidon Z untuk gamer yang memang berkutat di genre yang tidak membutuhkan kombinasi gerakan yang kompleks. Karena pada akhirnya, daya tarik utamanya selalu jatuh pada keputusan untuk menjadikan mekanikal sebagai identitas utama.

Thermaltake Poseidon Z, Seberapa Nyaman?

Thermaltake Poseidon Z, seberapa nyaman? Mekanikal memang menjadi salah satu varian keyboard paling nyaman yang bisa Anda dapatkan di pasaran saat ini. Walaupun ditawarkan dengan range harga yang lebih mahal dibandingkan dengan membran, namun mekanikal selalu hadir dengan ekstra kualitas yang tidak tertandingi. Feedback yang lebih baik, anti-ghosting, dan kenyamanan untuk menggunakannya menjadi salah satu nilai jual yang juga ditawarkan oleh Thermaltake Poseidon Z ini. Bentuk yang lebih kecil tidak lantas akan membuat tangan Anda canggung ketika menggunakannya, baik untuk gaming atuapun ketika mengerjakan sesuatu yang lebih serius. Akurasi perintah yang mampu ia tawarkan akan cukup untuk membuat pengalaman Anda bebas masalah, apalagi ketika Anda terlibat dalam game-game yang memang membutuhkan eksekusi super cepat, dari satu perintah ke perintah lainnya. Tidak perlu takut bahwa Anda harus berhadapan dengan kesalahan minim yang mungkin akan berakibat fatal, seperti perintah yang tidak diterjemahkan dengan baik misalnya. Sebegitu konvensional dan sederhananya desain Thermaltake Poseidon Z ini, Anda bahkan tidak akan menemukan ekstra slot apapun di bagian bodinya. Tidak ada slot USB untuk membantu Anda memasang perangkat berbasis slot ini di keyboard, atau bahkan ekstra tombol multimedia yang biasanya menjadi “standar” tombol ekstra. Semuanya dikorbankan untuk menghasilkan sebuah desain keyboard yang ringkas, kecil, dan pastinya – lebih mobile jika Anda ingin membawanya. Sayangnya, kesederhanaan ini juga menihilkan modifikasi apapun, terutama dari sisi perangkat lunak. Thermaltake Poseidon tidak menyediakan driver sama sekali. Ini adalah sebuah keyboard mekanikal standar yang lugas, dimana ia memang didesain hanya untuk menjalankan fungsi utamanya saja, sebagai pintu gerbang input yang bisa diandalkan. Bentuknya yang sederhana dan ringkas membuat Poseidon cukup mobile. Ukuran tuts yang proporsional juga tidak akan membuat Anda canggung. Tidak perlu diragukan lagi, game sekelas Bioshock Infinite: Burial at Sea dan DOTA 2 tidak menawarkan tantangan yang berarti untuk keyboard yang satu ini. Dengan menggunakan Brown Switch sebagai pondasi, Thermaltake Poseidon Z menawarkan ekskusi gerakan yang presisi, nyaman, walaupun tetap menghasilkan sedikit polusi suara. Semua hal yang Anda butuhkan untuk bermain game tentu saja, terlepas dari absennya fungsi makro untuk beragam modifikasi yang ada. Kami sendiri menjajalnya di tiga buah game utama, dengan genre yang berbeda. Kami menjadikannya sebagai tumpuan utama untuk proses review Bioshock Infinite: Burial at Sea yang notabene tidak kompleks. Poseidon Z dengan mudah akan memfasilitasi kebutuhan Anda yang sederhana ini. Ujian terberat mungkin hadir lewat DOTA 2 yang memang menuntut Anda untuk bergerak lincah dari satu tombol ke tombol lainnya, mengeksekusi setiap kombinasi serangan dengan tepat. Fitur anti-ghosting memainkan peranan penting untuk menangani hal yang satu ini. Thermaltake Poseidon Z memperlihatkan tajinya sebagai sebuah keyboard gaming yang bisa diandalkan.

The Ultimate Points: Affordable!

Lantas apa yang membuat Poseidon Z ini berbeda dengan versi Poseidon biasa? Daya tarik utama tentu terletak pada harga yang lebih terjangkau. Lantas apa yang membuat Thermaltake Poseidon Z ini berbeda dengan versi Poseidon original sebelumnya? Tentu saja, harga yang ditawarkan. Mengklaim diri sebagai salah satu keyboard mekanikal dengan lampu LED termurah di pasaran dunia saat ini, pemotongan harga yang ditawarkan Thermaltake di versi ini memang meningkatkan daya saing yang ada. Sesuatu yang tentu saja sangat pantas diacungi jempol, terutama karena pengalaman dan kenyamanan penggunaan yang tidak jauh berbeda dibandingkan versi awalnya. Pertanyaan terbesarnya kini tentu saja satu, apa yang membuat Thermaltake mampu mencapai harga yang lebih murah dengan kenyamanan yang serupa? Jawabannya satu: pemilihan jenis Switch! Jika di Poseidon terdahulu, Thermaltake mengandalkan produsen asal Jerman – Cherry MX sebagai ujung tombak, di Poseidon Z ini, mereka beralih ke pabrikan asal China – Kailh. Menawarkan varian switch beraneka warna dengan sensasi berbeda serupa dengan Cherry Mx, Kailh membuat ongkos produksi Poseidon Z ini menjadi lebih rendah, sehingga menjadi jauh lebih terjangkau. Kailh sendiri bukanlah pemain baru di industri peripheral, setelah keterlibatan untuk mengembangkan produk Razer untuk tahun 2013 ke atas. Kenyamanan menggunakan Cherry dan Kailh secara garis besar, memang tidak banyak berbeda. Yang mungkin perlu menjadi perhatian adalah kualitas build, yang walaupun tidak kami alami sendiri, menjadi sebuah concern tersendiri. Harga yang lebih kompetitif ini berhasil dicapai lewat penggunaan Brown Switch yang tidak lagi berasal dari Cherry MX. Thermaltake beralih pada pabrikan China - Kailh. Sensasi kenyamanan yang ditawarkan sendiri hampir serupa, menawarkan feedback yang sama nyaman dan cepatnya. Tidak hanya itu saja, Thermaltake juga menawarkan garansi 5 tahun untuk Poseidon Z ini. Tidak hanya sekedar harga yang jauh lebih terjangkau, Thermaltake juga membubuhkan garansi berdurasi 5 tahun untuk Poseidon Z ini, memberikan rasa aman ekstra untuk Anda yang memilih produk yang satu ini.

Kesimpulan

Kenyamanan sebuah keyboard mekanikal dengan harga yang lebih terjangkau? Thermaltake Poseidon Z menawarkan sebuah nilai jual yang harus diakui, sulit untuk ditolak. Secara garis besar, Thermaltake Poseidon Z terhitung berhasil membuktikan dirinya sebagai sebuah keyboard gaming yang mampu menghadirkan fungsi utama yang bisa diandalkan. Desain yang memperkuat tema yang dipilih menjadi nilai jual tersendiri, membuat citra Poseidon yang mudah dikenali sebagai sebuah keyboard gaming sejak pandangan pertama. Elegan dan solid, Kailh Brown Switches yang dijadikan sebagai pondasi membuat aktivitas gaming PC Anda menjadi jauh lebih nyaman, menyenangkan, dan bebas masalah. Setidaknya Anda tidak perlu lagi takut karakter Anda akan mati sia-sia hanya karena ketidakmampuan peripheral untuk mengikuti ritme permianan Anda sendiri. Walaupun demikian, kesederhanaan ini mungkin tidak akan cukup kuat untuk menarik calon konsumen yang memang lebih memilih untuk mendapatkan kelengkapan fitur sebuah peripheral gaming. Thermaltake Poseidon tidak mendukung modifikasi fungsi makro. Ia bahkan tidak memiliki dukungan driver untuk membantu Anda mengoptimalkan pengalaman Anda sendiri. Selain sebuah keyboard ringkas dengan LED biru yang menyala terang sebagai sarana input perintah, Thermaltake Poseidon Z tidak menyediakan fitur apapun lagi. Anda bahkan tidak menemukan slot USB atau audio jack untuk memfasilitasi kebutuhan peripheral Anda yang lain. Memang terdengar seperti kelemahan. Namun keputusan untuk mengusung konsep seperti ini memungkinkan Thermaltake untuk mengusung harga yang bahkan lebih “bersahabat” untuk kelas sebuah keyboard gaming mekanikal. Terbatasnya pengujian kami juga sayangnya tidak bisa membandingkan kualitas buid Kailh sebagai sebuah switch secara pasti, mengingat ia merupakan produksi dari China, yang selama ini memang selalu diasosiasikan buruk. Berbeda dengan Cherry MX yang dibuat di Jerman. Harga pasti di berbagai retailer Indonesia memang belum tercantum, namun di luar negeri, retailer besar mematok Thermaltake Poseidon Z ini dengan harga sekitar USD 70, 250-300 ribu Rupiah lebih murah daripada versi Poseidon lama.

Valve Suntikkan Engine Terbaru – Source 2 di DOTA 2?

$
0
0
dota 2 wallpaper (2)

dota 2 wallpaper (2)

  source 2 engine DOTA 2 adalah salah satu game MOBA terbesar di dunia saat ini, sebuah fakta yang memang tidak bisa disanggah. Dengan komunitas yang tumbuh semakin masif dan implementasi sistem free to play yang pantas diacungi jempol, DOTA 2 juga tumbuh menjadi scene e-Sports paling sehat sejauh ini. Tidak main-main, ia bahkan berhasil menyelenggakan sebuah turnamen kelas dunia yang menganugerahkan hadiah utama tidak lebih dari 10 Milyar Rupiah untuk sang jawara utama. Dengan semua pencapain yang berhasil ia raih, keputusan Valve untuk menggandeng IceFrog dan mendapatkan hak guna atas franchise MOBA in menjadi salah satu keputusan terbaik. Terus menjadi fokus, Valve bahkan dikabarkan sudah diam-diam menyuntikkan engine generasi terbaru mereka – Source 2 ke dalam game MOBA ini. Setelah bertahan dengan engine lawas yang secara berkala terus dimodifikasi, Valve memang sudah lama mengumumkan bahwa mereka tengah mempersiapkan engine teranyar – Source 2 untuk proyek game di masa depan. Sayangnya, Valve sendiri masih tutup mulut mengenai kepastian kapan engine ini akan dirilis atau setidaknya diimplementasikan ke produk komersial. Namun siapa yang menyangka, terlepas dari antisipasi yang begitu besar, Valve ternyata sudah melemparkan engine ke ruang publik, di DOTA 2, secara diam-diam. Valve ditengarai menyuntikkan engine generasi terbarunya - Source 2 secara diam-diam ke dalam mod tools DOTA 2. Hammer - program mod DOTA 2 memperlihatkan beberapa nama file yang mengindikasikan kehadiran Source 2 di sana. Hal ini terbongkar setelah DOTA 2 Workshop Tools yang baru diluncurkan oleh Valve ternyata memuat paket yang berisikan asset dan code yang sudah dipindahkan dari Source 1 ke Source 2. Kecurigaan ini semakin menguat setelah Hammer – yang menjadi program mods untuk menciptakan peta dan game mode di game-game berbasis Source kini tampil dalam console dan bentuk yang berbeda. Dengan nama beberapa file yang juga mengindikasikan hal yang sama, banyak developer yang percaya bahwa ini merupakan bentuk awal engine Source 2 yang selama ini sudah dinantikan. Walaupun belum diimplementasikan di versi game DOTA 2 sendiri, namun menjadi indikator bahwa Valve memang berencana membawa Source 2 untuk game MOBA ini di masa depan. Kapan? Tidak ada yang tahu pasti. Namun kemunculan Source 2 ke permukaan membuat antisipasi di dunia maya menggila, terutama mengingat kehadiran Valve di ajang Gamescom 2014. Left 4 Dead 3? Portal 3? Half-Life 3? Atau jangan-jangan DOTA 3? Seperti biasa, Valve tetap tutup mulut perihal temuan ini. Valve right now..

Assassin’s Creed: Rogue Hanya Sediakan Single-Player

$
0
0
ac rogue6

ac rogue6

ac rogue Baru-baru ini Ubisoft mengumumkan game Assassin’s Creed terbaru yang ditujukan untuk dua konsol last-gen, PlayStation 3 dan Xbox 360. Game berjudul Assassin’s Creed: Rogue itu akan dirilis pada 11 September 2014 mendatang. Selain pengumuman tentang jadwal peluncuran, Ubisoft juga memberi penjelasan lebih lanjut soal apa yang ditawarkan game ini. Salah satu yang mungkin sedikit mengecewakan adalah ketiadaan mode multiplayer. Apalagi, di Assassin’s Creed: Unity yang hadir untuk konsol current-gen dan PC menjadikan mode multiplayer sebagai nilai jual. Selain itu game yang settingnya berkisar di Seven Years War itu juga akan memungkinkan gamer berlayar dengan kapal, seperti pada Assassin’s Creed IV: Black Flag. Nama kapal yang akan menemani gamer mengarungi perariran adalah Morrigan. Lebih kecil dari Jackdaw di Black Flag karena harus melewati sungai. Ubisoft memastikan bahwa AC: Rogue hanya menawarkan mode single-player tanpa mode multiplayer. Beberapa detail juga dibagi, termasuk kehadiran beragam senjata dan kapal baru. Mempertahankan kapal dan para kru menjadi sangat penting saat pasukan masuk mencoba mengambil alih. Gamer pun akan menemukan beberapa senjata baru yang bisa digunakan seperti grenade launcher, air rifle, dan smoke grenade. Terakhir, Anda juga bisa berburu beruang kutub dan Narwhale, paus di Kutub Utara yang sangat langka dan sulit ditemui. Meski tak dilengkapi mode multiplayer, kehadiran Assassin’s Creed: Rogue seolah menjadi obat tersendiri bagi para gamer PS3 dan Xbox 360 belum berencana membeli konsol baru untuk memainkan Unity. Sayang, saat ditanya kemungkinan rilisnya versi PC dan Wii U, pihak Ubisoft belum mau berkomentar.

Merasa Ditipu, Gamer Tuntut Hukum Killzone: Shadow Fall

$
0
0
Killzone - Shadow Fall SP (118)

Killzone - Shadow Fall SP (118)

Killzone - Shadow Fall SP (101) Salah satu ujung tombak bagi konsol generasi terbaru Sony – Playstation 4 untuk membuktikan diri, eksistensi Killzone: Shadow Fall memang terhitung sangat penting. Sebagai salah satu game yang menemani rilis Playstation 4  ke pasaran, antisipasi terhadap seri ini tentu saja sangat besar, terutama terkait kualitas visual yang akan ditawarkan. Harapan untuk melihat visualisasi yang meningkat signifikan daripada generasi sebelumnya memang terpenuhi, namun sayangnya, dipenuhi dengan beragam klaim yang ternyata berujung pada kebohongan. Kebohongan yang akhirnya harus membawa Sony kembali ke meja hijau. Seorang gamer dari California – Douglas Ladore akhirnya memutuskan untuk menyeret Sony ke meja hijau terkait kasus Killzone: Shadow Fall. Seperti yang kita tahu, di beragam promosi yang dilakukan Guerilla Games di awal pengenalannya, Killzone: Shadow Fall selalu dicitrakan sebagai sebuah game yang mampu berjalan di resolusi native full HD – 1080p. Namun nyatanya, mode multiplayer game ini tidak berjalan di resolusi yang diklaim tersebut, dan dicapai dengan teknik visual terpisah yang disebut sebagai “Temporal Reprojection”. Promosi yang keliru inilah yang menjadi bahan tuntutan Ladore. Menuduh Sony melemparkan informasi yang salah untuk menipu calon konsumen, termasuk dirinya, Ladore meminta ganti rugi sebesar USD 5 juta. Sony belum memberikan komentar apapun terkait hal ini. Dianggap menipu karena klaim yang berakhir tidak benar, seorang gamer dari California menuntut hukum Killzone: Shadow Fall. Walaupun terdengar berlebihan, namun apa yang dilakukan Ladore ini bisa menjadi semacam tamparan keras untuk membangunkan para developer dan publisher game bahwa gamer tidak bodoh, dan mereka tidak punya hak istimewa untuk melemparkan beragam klaim yang akhirnya tidak terbukti di versi retail final. Gamer yang membeli karena semua klaim keliru ini tentu saja akan merasa sangat ditipu, seperti yang terjadi dengan kasus Aliens: Colonial Marines dari SEGA dan Gearbox Software. Hope you can learn something from this, Sony..

Ryse: Son of Rome Menuju PC!

$
0
0
ryse pc

ryse pc

Ryse Son of Rome Ada begitu banyak faktor yang akhirnya menjadi penentu mengapa seorang gamer lebih memilih satu platform gaming daripada platform lainnya, apalagi jika harus berjuang dengan dana yang terbatas. Performa memang menjadi salah satu indikator yang pantas untuk diperhatikan, namun pada akhirnya, keputusan selalu berdasarkan pada game eksklusif seperti apa yang ditawarkan. Oleh karena itu, publisher biasanya berjuang mati-matian untuk memastikan library game eksklusif mereka bertambah seiring semakin matangnya si konsol andalan. Namun hal yang berkebalikan justru tampaknya tengah terjadi dengan Microsoft dan Xbox One. Untuk kedua kalinya, mereka kehilangan hak eksklusif untuk game yang seharusnya menjadi ujung tombak. Di sisi lain, berita bahagia untuk gamer PC di seluruh dunia! Setelah kasus Dead Rising 3 yang siap menuju PC setelah sempat dirilis secara “eksklusif” untuk Xbox One di awal eksistensinya, kini hal yang serupa juga terjadi Ryse: Son of Rome. Game yang diracik oleh developer yang tengah berhadapan dengan krisis finansial – Crytek ini dipastikan akan menuju ke PC! Walaupun di Xbox One, game ini dirilis oleh Microsoft, Ryse versi PC akan dirilis oleh Deep Silver, yang kini juga bertanggung jawab atas Homefront: The Revolution. Ryse versi PC ini akan memuat semua DLC yang sempat diluncurkan di versi Xbox One dan mendukung resolusi hingga 4K. ryse pc5 ryse pc4 ryse pc3 ryse pc2 ryse pc1 ryse pc Ryse: Son of Rome versi PC ini rencananya akan dirilis pada musim gugur mendatang, walaupun Deep Silver sendiri belum menetapkan tanggal rilis pasti. Apakah ini berarti kita akan melihat lebih banyak game “eksklusif” Xbox One menuju PC di masa depan? Setidaknya developer third party seperti Capcom dan Crytek memperlihatkan bahwa kemungkinan tersebut terbuka sangat lebar.  Namun untuk game yang dibangun Microsoft secara langsung seperti Forza atau Halo? Harapannya masih sangat kecil. Ryse on PC? Yeay! FINALLY!!!!!

EA Gratiskan Battlefield 4 Selama Satu Minggu!

$
0
0
Battlefield 4 - Angry Sea Single Player Screens_7 WM

Battlefield 4 - Angry Sea Single Player Screens_7 WM

Battlefield 4 single player (30) EA tampaknya tidak main-main ketika mengungkapkan keinginan mereka untuk dikenal sebagai publisher yang lebih berpihak kepada gamer, dan bukan sekedar mengejar keuntungan. Stigma buruk memang sudah melekat cukup lama, bahkan membuatnya “berhasil” meraih predikat sebagai perusahaan terburuk di Amerika Serikat selama dua periode berturut-turut. Rilis game bermasalah dan segudang DLC yang menuntut ekstra uang menjadi salah satu penyebab utama. Namun EA perlahan namun pasti, mulai berubah. Lewat proyek seperti “EA On the House” dan “EA Access”, mereka mulai membuktikan hal tersebut. Kesan ini semakin menguat lewat program lain bernama “Origin Game Time” yang kini berfokus pada Battlefield 4! Lantas, apa yang membuat Anda harus mengantisipasi program yang satu ini? Origin Game Time memungkinkan Anda untuk menikmati game-game andalan EA dalam periode waktu yang terbatas, seperti yang sempat mereka terapkan di Titanfall dan sekarang – Battlefield 4. Memberikan Anda waktu cuma-cuma selama 1 minggu atau total 168 jam dengan sistem hitung mundur, Anda akan diberi akses penuh ke semua fitur Battlefield 4, single player maupun multiplayer. Gamer kini berkesempatan untuk memainkan Battlefield 4 dengan akses penuh secara cuma-cuma selama 168 jam. Waktu hitung mundur EA Game Time ini akan dimulai dari sejak Anda memulai game ini, bukan dari pertama Anda mengunduh. Caranya juga sangat gampang, Anda hanya tinggal menambahkan game Battlefield 4 ini ke library Origin Anda sebelum tanggal 14 Agustus 2014 dan mengunduhnya. Anda yang memiliki koneksi internet lambat juga tidak perlu khawatir, karena waktu hitung mundur 168 jam pemakaian Anda baru akan dimulai ketika Anda memainkan Battlefield 4 untuk pertama kali, bukan dari ketika Anda mengunduh. Namun ingat, hitung mundur 168 jam ini akan terus dilakukan terlepas dari apakah Anda secara aktif memainkan game ini atau hanya sekedar mendiamkannya begitu saja di library Anda. Ini tentu menjadi kesempatan terbaik untuk Anda yang memang penasaran untuk mencicipi sensasi mode multiplayer Battlefield 4, sehingga bisa dilihat sebagai semacam demo gratis sebelum memutuskan untuk membelinya secara penuh atau tidak. Perlu diperhatikan juga, layanan ini hanya tersedia secara digital, yang berarti Anda juga harus memikirkan bandwith internet untuk mengunduhnya. Tertarik?

Pencipta Mass Effect Keluar dari Bioware

$
0
0
mass effect 4

mass effect 4

mass effect 4 Perjalanan mengarungi semesta yang menakjubkan, kalimat yang satu ini tampaknya cukup pantas untuk menjelaskan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan oleh franchise andalan Bioware dan EA – Mass Effect. Cerita yang fantastis, gameplay hybird third person shooter – RPG yang dieksekusi manis, karakter-karakter ikonik, dan tentu saja kebebasan dengan konsekuensi pada cerita yang dibangun dengan baik menjadi daya tarik yang sulit untuk ditolak. Harapan untuk melihat kembali seri ini di masa depan juga terbuka sangat lebar setelah Bioware sudah mengkonfirmasikan eksistensi seri teranyar Mass Effect untuk platform generasi terbaru. Namun terlepas dari antisipasi yang ada, Bioware justru harus berhadapan dengan pengunduran diri salah satu developer kuncinya: salah satu penciptanya sendiri. Setelah berkutat dengan developer ini selama lebih dari 16 tahun terakhir, Creative Director Mass EffectCasey Hudson memutuskan untuk keluar dari Bioware. Dalam pernyataan tertulisnya, Hudson mengungkapkan bahwa ini adalah keputusan terberat yang pernah ia buat sepanjang ia berkarir, namun esensial untuk bergerak menuju ke fase hidup selanjutnya. Ia ingin beristirahat sebanyak mungkin, dan kemudian bergerak ke tantangan yang baru. Di saat yang sama, ia juga meyakinkan bahwa proses pengembangan seri terbaru Mass Effect berjalan dengan sangat baik dan siap untuk menawarkan pengalaman Mass Effect terbaik yang pernah ada. Setelah berkutat selama 16 tahun, Casey Hudson - salah satu pencipta Mass Effect memutuskan untuk keluar dari Bioware. Akankah kepergian Hudson berpengaruh langsung pada proses pengembangan seri terbaru Mass Effect? Sebagai salah satu developer kunci di Bioware, menjadi sesuatu yang sangat masuk akal jika kepergiannya sedikit banyak berpengaruh pada keseluruhan proses yang ada. Semoga saja tidak berakhir buruk. Good luck Hudson, will wait for your next project in the future!

Developer Klasik – Sierra Hidup Kembali?

$
0
0
sierra

sierra

Berapa banyak dari Anda yang sempat mendengar nama Sierra sebelumnya? Developer asal Amerika Serikat nan legendaris ini memang sempat disegani di masa lalu, terutama lewat kualitas game yang mereka tawarkan. Sebagian besar mungkin pernah melihat logonya ketika memainkan Half-Life dan Counter-Strike di masa lalu. Sebelum akhirnya memutuskan untuk membubarkan diri dan bergabung secara penuh dengan Activision Blizzard, Sierra juga terlibat kuat dalam pengembangan seri awal game FPS horror – F.E.A.R. Dengan semua track record yang berhasil ia capai, tentu saja menjadi sesuatu yang sangat disayangkan untuk melihat Sierra tidak lagi memiliki eksistensi sama sekali. Setidaknya, hingga saat ini. Tanpa angin dan tanpa rumor apapun sama sekali, nama besar Sierra tiba-tiba terpampang lagi di dunia maya lewat sebuah video teaser kecil yang dirilis oleh Activision. Teaser yang memperlihatkan seorang pria yang tengah berlari di pegunungan bersalju ini diakhiri dengan nama besar developer klasik ini, tentu dengan logo baru. Besar kemungkinan, Sierra akan kembali lagi ajang Gamescom 2014 minggu depan, walaupun belum jelas dalam bentuk apa. Situs resmi untuk Sierra sendiri juga dihidupkan kembali. Sebuah video teaser dan logo baru, nama Sierra kembali lagi di industri game. Untuk kepentingan apa? Activision akan membagi lebih banyak detail pada Gamescom 2014 mendatang. Kemunculan kembali Sierra ini tentu saja melahirkan lebih banyak antisipasi dan spekulasi. Dengan hak guna franchise yang sebagian besar berada di tangan Activision saat ini, apakah ini berarti Sierra akan dihidupkan kembali untuk menangani game baru? Atau ini sekedar proyek rilis ulang untuk game-game lawas mereka? Belum jelas hingga saat ini. Satu-satunya cara untuk mengkonfirmasikan apa yang tengah terjadi hanya pada ajang Gamescom 2014 mendatang. Can’t wait!

Crytek: Kami Tetap Melihat Free to Play Sebagai Masa Depan!

$
0
0
crytek-warface

crytek-warface

crytek logo Masalah finansial yang akut dan gerakan tutup mulut yang menyebalkan, Crytek memang harus diakui, menggali kuburannya sendiri. Dengan keterbukaan informasi saat ini, hampir menjadi sesuatu yang mustahil untuk menyembunyikan borok sebesar ini, apalagi mengingat statusnya sebagai salah satu developer yang cukup disegani. Kehilangan Homefront: The Revolution, beberapa developer kawakan, dan nasib yang tidak jelas seolah terasosiasi kuat dengan nama Crytek. Setelah diam cukup lama, Crytek akhirnya angkat bicara, membahas kondisi perusahaan mereka saat ini. Hasilnya? Mengejutkan. Terlepas dari statusnya sebagai biang kerok masalah, Crytek tetap bersikukuh melihat game free to play sebagai masa depan mereka. Wawancara yang dilakukan Eurogamer dengan Cevat Yerli – CEO dari Crytek memang berlangsung panas. Hampir sebagian besar misteri yang menjadi pertanyaan kita sebagai gamer mereka lemparkan langsung ke muka Yerli dan tanpa basa-basi, mengharapkan respon yang jujur sepenuhnya. Yerli mengungkapkan bahwa kesulitan finansial yang terjadi di Crytek disebabkan karena proses transformasi dan ambisi Crytek untuk menjadi perusahaan yang berfokus di free to play. Beragam proyek retail yang tetap dibangun selama beberapa tahun terakhir ternyata membutuhkan investasi yang tidak kalah besar.  Yerli menyebut bahwa Crytek meremehkan hal tersebut dan harus membayar konsekuensinya saat ini. Penyerahan hak Homefront: The Revolution kepada Deep Silver dilihat sebagai strategi yang esensial, untuk memastikan franchise ini berlanjut, tetapi juga membantu Crytek melewati proses rekonstruksi, terutama dari jumlah tenaga kerja. Crytek saat ini hendak mendroong Warface, Arena of Fate, dan Hunt sebagai fokus hingga satu tahun ke depan, sehingga tidak ada resource ekstra untuk Homefront: The Revolution. Yang menyedihkan? Yerli memberikan respon yang sangat buruk terhadap pertanyaan mengenai ketiadaan gaji bulanan dan kesejahteraan karyawan mereka. Alih-alih meminta maaf dan mengaku salah, Yerli justru menyebut bahwa semua kejadian ini semata-mata hanyalah sekedar keterlambatan pembayaran, bukannya ketiadaan. Yerli justru menyalahkan karyawan yang menurutnya tidak sabaran dan mudah marah pada penundaan “sekecil” ini, sesuatu yang tidak bisa mereka mengerti. Walaupun demikian, Yerli juga menyebutkan bahwa ia selalu memberikan kebebasan bagi karyawan untuk mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain jika kondisi seperti ini memang dianggap tidak nyaman. Yerli mengaku ia sendiri juga tidak dibayar dan bahkan mengeluarkan uang dari dana pribadinya untuk memastikan perusahaan ini tetap berdiri. Terlepas dari semua masalah yang tercipta, Crytek tetap bersikukuh untuk bertahan di game free to play sebaga masa depan. Lantas bagaimana dengan kondisi Crytek saat ini? Walaupun tidak ingin membahasnya dengan lebih mendetail, Yerli menyebut bahwa Crytek akan mendapatkan suntikan dana yang sangat besar dalam waktu dekat. Suntikan dana yang akan memastikan bahwa kejadian serupa, tidak hanya sekedar keterlambatan gaji atau penjualan franchise ke publisher lain, tidak akan lagi pernah terjadi. Namun Yerli juga menegaskan bahwa suntikan dana dari pihak ketiga ini bukan berarti Crytek telah dijual, melainkan sekedar pendapatan yang dibayar di muka. Pendapatan yang cukup untuk memastikan Crytek mencapai posisi aman. Sementara berbicara soal Ryse 2, Yerli mengaku Crytek masih menunggu hingga jumlah konsol generasi terbaru mulai terlihat menguntungkan. Di sisi lain, ia juga membantah bahwa Crysis 4 tengah dikembangkan. Apakah semua kejadian ini membuat Crytek kapok? Secara mengejutkan, Yerli tetap menegaskan komitmen untuk menjadikan game free to play seperti Warface, Hunt, dan Arena of Fate sebagai masa depan Crytek sendiri. Walaupun ia mengaku rencana ini belum menghasilkan sesuatu yang optimal, namun ia menegaskan bahwa Crytek mempelajari banyak hal dari sana. Ia mengaku bahwa ia  pribadi tidak senang dengan pasar game retail karena rasa benci dan suka yang bisa timbul hanya dari dalam 1 atau 2 jam permainan. Sementara untuk game free to play, ia bisa dilihat sebagai sebuah demo. Ketika gamer jatuh cinta, ia bisa mengundang teman-temannya atau bahkan menghabiskan uang di sana jika mulai tumbuh menjadi sebuah hobi. Semua kebebasan itu tergantung pada gamer. Anda bisa membaca wawancara lengkap Eurogamer dan Cevat Yerli – CEO Crytek, dengan begitu banyak jawaban atas misteri yang selama ini memancing rasa penasaran kita, di sini.

Football Manager 2015 Siap Meluncur November 2014

$
0
0
fm2014

fm2014

fm2014 Sebagian besar dari Anda tentu sudah tidak asing dengan game Football Manager. Dari tahun ke tahun, gamer yang gemar berperan menjadi manager klub sepak bola tentu selalu menantikan seri terbarunya. Kabar baiknya, sang developer, Sports Interactive, baru-baru ini mengumumkan bahwa Football Manager 2015 siap dilepas ke pasaran pada November nanti. Sayang, belum ada keterangan soal tanggal rilis pastinya. Rincian terkait berbagai fitur baru yang ditawarkan di Football Manager 2015 pun belum tersedia. Sports Interactive berjanji segera membeberkan lebih lanjut tentang game anyarnya itu pada Oktober 2014 mendatang. Yang menarik, saat diluncurkan nanti Football Manager 2015 tak lagi mendapat saingan ketat dari rival abadinya yaitu FIFA Manager. Seperti diketahui, di tahun 2013 lalu EA telah mengaku kalah dan tak lagi berniat untuk melanjutkan persaingan. Dalam beberapa tahun terakhir, Football Manager memang selalu tampil lebih unggul dan lebih populer dibanding FIFA Manager. Soal penjualan, Football Manager 2013 sejauh ini menjadi yang terbaik. Namun kesuksesan serupa gagal diraih penerusnya, Football Manager 2014, yang diklaim disebabkan karena terlalu cepatnya versi bajakan dari game ini beredar di dunia maya.
Viewing all 14784 articles
Browse latest View live