Gamer PC memang berhak bergembira. Setelah harus berkutat dengan rilis eksklusif konsol yang menggoda dan mengecewakan di masa lalu, platform dinamis yang satu ini kian dilihat sebagai pasar yang potensial. Developer dari Jepang khususnya, mulai melemparkan franchise-franchise andalan mereka via Steam, yang tidak hanya berkutat di sekitar game-game berstatus port, tetapi juga seri game teranyar. Salah satu yang paling diantisipasi? Tidak lain adalah game fighting besutan Team Ninja dan Koei Tecmo – Dead or Alive 5: Last Round. Diklaim hadir dengan engine baru – Soft Engine, mimpi untuk menikmati pertempuran penuh wanita-wanita manis ini akhirnya akan terwujud. Berita buruknya? Ternyata tidak akan dalam waktu dekat ini.
Setelah sempat memperkenalkan eksistensi karakter baru – Honoka yang cukup menarik untuk dilirik, Koei Tecmo ternyata harus menawarkan berita buruk untuk semua gamer PC di seluruh dunia yang mengantisipasi seri game ini. Koei Tecmo secara resmi mengumumkan penundaan rilis versi platform ini, sementara tanggal rilis untuk versi konsol tetap akan sama. Mereka mengaku ekstra waktu rilis ini dibutuhkan untuk memastikan pengalaman bermain yang lebih optimal. Sebagai permintaan maaf, mereka akan membagikan set kostum Halloween 2013 – berjumlah sekitar 28 buah secara cuma-cuma.
Dead or Alive 5: Last Round versi PC kini akan meluncur pada 30 Maret 2015 mendatang. Sementara unutk versi konsol, ia tetap akan meluncur lebih awal – pada 17 Februari 2015 nanti. Jadi untuk Anda – gamer PC yang ingin segera mencicipi game ini, Anda tampaknya harus sedikit bersabar. Oh Kasumi..
↧
Dead or Alive 5: Last Round Versi PC Ditunda!
↧
Xenoblade Chronicles X Tawarkan Gameplay Hingga 300 Jam
Tahun 2015 memang menjadi tahun yang terhitung manis untuk para penggemar JRPG di indsutri game. Selain akhirnya berkesempatan untuk mencicpi Final Fantasy XV yang sudah dikembangkan selama 8 tahun terakhir, walaupun hanya dalam bentuk demo, ada satu proyek lainnya yang tidak kalah menggiurkan. Benar sekali, kita tengah membicarakan proyek RPG dari Monolith Soft – Xenoblade Chronicles X. Hype terbangun begitu fantastis, dengan setiap trailer dan screenshot terbaru yang kian memperkuat rasa penasaran. Xenoblade Chronicles X terdengar seperti proyek JRPG yang sudah begitu lama dinantikan. Detail terbaru yang dibagi untuknya juga tidak kalah menggoda.
Setelah sempat menjadi misteri, Monolith akhirnya berbagi beberapa detail terbaru Xenoblade Chronicles X, terutama peningkatan apa saja yang mereka tawarkan dari sang seri pertama. Diklaim menawarkan dunia yang lebih luas lima kali lipat, seri terbaru ini juga akan menawarkan beberapa ending yang bisa dipicu dengan aksi spesifik yang Anda lakukan selama mencicipinya. Tidak hanya itu saja, gamer juga akan bisa memilih satu diantara 8 union yang masing-masing darinya berfokus pada tugas khusus: Pathfinder, Interceptor, Avalanche, Testament, Corepedian, Land Bank, Arms, dan Companion. Yang paling menakjubkan? Dihitung dengan semua side quest yang ada, game ini menawarkan gameplay hingga 300 jam!
Berbicara tentang mode online, Tetsuya Takahashi menyebut bahwa gamer akan merasa terkoneksi dengan gamer yang lain, namun tidak akan selalu sadar bahwa mereka tengah bermain dengan gamer yang lain. GamePad Nintendo Wii U akan digunakan khusus untuk menyajikan map, dimana Anda bisa menentukan waypoint atau sekedar melihat quest dari sana. Takahashi juga mengumumkan bahwa sistem “Heal Party” ala game JRPG tidak akan ada di Xenoblade Chronicles X. Sebagai gantinya, mereka akan menawarkan sistem baru – Soul Voice yang akan butuh strategi tertentu untuk dipicu. Pertempuran juga diklaim akan hadir dengan ritme lebih cepat dibandingkan seri sebelumnya.
Xenoblade Chronicles X sendiri rencananya akan dirilis di tahun 2015 ini, eksklusif hanya untuk Nintendo Wii U. Ia juga akan menawarkan lebih dari 90 soundtrack original dengan nama besar Hiroyuki Sawano di belakangnya.
Get Hyped!!
↧
↧
Pembuat Item Steam Raih Penghasilan Hingga Ratusan Miliar Rupiah
Jika Anda termasuk gamer yang sempat memainkan game-game yang berfokus pada pengalaman multiplayer dari Valve seperti Team Fortress 2, DOTA 2, atau Counter-Strike: Global Offensive, maka Anda sudah pasti sempat tergiur dengan item kosmetik yang mereka tawarkan. Berbeda dengan publisher lain yang mengembangkan semua item ini sendiri, Valve memiliki mekanisme Workshop yang memungkinkan kesempatan bagi pihak ketiga untuk mendesain dan menjual item-item tersebut. Caranya sederhana, gamer hanya perlu melakukan vote untuk memastikan item incaran mereka lolos. Sementara di sisi lain, para peracik desain item ini akan mendapatkan komisi untuk setiap unit yang terjual. Siapa yang mengira, bahwa model bisnis ini ternyata sangat menguntungkan.
Sejak diluncurkan tahun 2011 silam, Workshop ternyata berhasil menyumbang penghasilan yang sangat masif untuk lebih dari 1.500 kontributor desain item, yang diklaim Valve – kini berasal dari 75 negara. Valve menyebut bahwa angka penghasilan total yang berhasil mereka raih selama 4 tahun terakhir ini bahkan sudah mencapai USD 57 juta atau hampir 720 Miliar Rupiah! Hebatnya lagi, ambisi Valve tidak hanya berhenti di situ saja. Mereka ingin sistem Workshop ini juga akan bisa digunakan di game-game lain di luar keluaran Valve, untuk tentu saja – membuka potensi penjualan untuk para peracik item yang ada. Mereka bahkan sudah berhasil menggandeng Dungeon Defenders: Eternity dan Chivalry: Medieval Warfare sebagai partner utama.
720 Milliar Rupiah untuk 1.500 kontributor selama 4 tahun terakhir ini? Dengan tingkat popularitas game-game Valve yang semakin tinggi, angka ini berpotensi untuk terus meroket hingga level yang semakin mengagumkan. Time to change our job, gentlemen?
↧
Sony Hapus Aplikasi Maps dan YouTube di PS Vita
Sony baru-baru ini mengumumkan tidak akan lagi memberi dukungan terhadap beberapa aplikasi di PS Vita, seperti Maps dan Near. Pada firmware patch yang akan dirilis Maret nanti, dua aplikasi tersebut akan hilang secara otomatis.
Yang mungkin terdengar lebih buruk bagi gamer PS Vita adalah aplikasi YouTube pun juga tidak akan lagi mendapatkan dukungan. Sony menjelaskan bahwa aplikasi YouTube di PS Vita tak bisa lagi diunduh sejak 28 Januari 2015 dan penghentian dukungan secara resmi akan terjadi pada 20 April 2015.
Meski aplikasi YouTube di PS Vita bisa dibilang bukan versi terbaik dari aplikasi sejenis di platform lainnya, namun hilangnya dukungan terhadapnya tentunya akan membuat sebagian pengguna kecewa. Untungnya para gamer PS Vita masih bisa mengakses YouTube melalui browser.
Ada kemungkinan biaya yang dikeluarkan Sony untuk membayar lisensi aplikasi YouTube menjadi pertimbangannya. Terlebih, tidak terlalu banyak gamer yang memanfaatkan aplikasi tersebut. Hal yang sama disinyalir juga terjadi pada Maps dan Near.
Mungkinkah ini pertanda Sony mulai meninggalkan konsol genggam andalannya itu? Mungkin saja. Sony sendiri tidak memberikan penjelasan mengapa aplikasi-aplikasi tersebut tidak lagi diberi dukungan.
↧
Dev. The Witcher 3 Janji Tak Turunkan Kualitas visual
The Witcher 3: Wild Hunt menjadi salah satu game yang paling ditunggu tahun ini. Setelah berbagai trailer, video gameplay, dan screenshot yang dirilis, The Witcher 3 mampu tampil sangat menawan terutama dari segi visual.
Namun dalam sebuah interview dengan Eternity, Michal Stec selaku art producer dari The Witcher 3 mengaku game garapannya tengah diupayakan untuk berjalan lebih optimal. Mungkinkah rtinya akan ada perbedaan kualitas visual dari video gameplay yang telah beredar dengan versi retailnya nanti?
Menanggapi hal itu, Stec memastikan tidak akan terjadi penurunan kualitas meski The Witcher 3 telah dioptimalkan. “Tidak. Itu awabannya. Kami tidak menurunkan kualitasnya. Kami engoptimalkan game tersebut tetapi tidak berdampak pada visual,” ujarnya.
Menurutnya, inilah alasan ia dan timnya menunda peluncuran The Witcher 3. Cukup banyak yang harus mereka kerjakan untuk membuatnya optimal sehingga gamer bisa menikmatinya dengan performa terbaik. Ia menegaskan gamer tidak akan komplain soal visual.
Seperti diketahui The Witcher 3 rencananya akan dirilis pada 19 Mei 2015 mendatang untuk PC, PlayStation 4, dan Xbox One. Semoga saja hasilnya tidak mengecewakan dan mampu bersaing menjadi salah satu game terbaik tahun ini!
↧
↧
Dragon’s Dogma Online Rilis Trailer Perdana
Kesempatan untuk mencicipi petualangan epik di sebuah skema dunia terbuka, pesona inilah yang ditawarkan Capcom di proyek kejutannya yang luar biasa – Dragon’s Dogma. Dengan keberhasilan untuk membuktikan diri di sisi kualitas dan penjualan, hampir tidak mungkin bagi Capcom untuk meninggalkan franchise yang satu ini tanpa mengeksploitasinya lebih jauh. Namun alih-alih berhadapan dengan sebuah seri sekuel yang cukup diantisipasi, Capcom ternyata punya rencana lain. Lewat pengumuman yang mereka lakukan beberapa hari yang lalu, Dragon’s Dogma disulap menjadi sebuah game MMO berbasis free to play – Dragon’s Dogma Online! Banyak yang menyayangkan dan mengkhawatirkan keputusan ini, namun tidak menghalangi fakta bahwa game ini berpotensi tampil luar biasa.
Daya tarik yang begitu kuat terlihat di trailer perdana yang akhirnya dirilis untuk Dragon’s Dogma Online. Dengan lebih dari 100 pemain dapat bertemu di empat lobi kota dan membentuk party tersendiri, trailer ini memperlihatkan kesan kuat bahwa Anda masih akan bertemu dengan Dragon’s Dogma yang Anda cintai.
Saling bahu membahu untuk menaklukkan serangkaian monster raksasa lewat kerjasama kelas dan skill yang berbeda-beda masih jadi nilai jual utama. Dunia utama seri ini – Lestaria sendiri juga dipastikan akan terus dikembangkan. Sayangnya, Capcom sendiri masih belum terbuka soal format transaksi mikro seperti apam yang akan mereka usung.
Dragon’s Dogma Online sendiri rencananya akan meluncur untuk Playstation 3, Playstation 4, dan PC di tahun 2015 ini. Sementara masih baru dikonfirmasikan untuk pasar Jepang, tanpa ada kepastian untuk dirilis di luar region tersebut. Looks really epic!
↧
Naughty Dog Unjuk Detail Visual Uncharted 4
Salah satu game action yang paling dinantikan – sekaligus menjadi ujung tombak Sony untuk menjual lebih banyak Playstation 4 tahun ini, Naughty Dog memang punya tanggung jawab yang berat dengan proyek terbarunya – Uncharted 4: A Thief’s End. Untungnya, sejauh mata memandang, ia memang terlihat akan mampu menawarkan kualitas setara hype yang terbangun. Trailer gameplay perdana yang dirilis beberapa waktu silam tidak hanya memperlihatkan kualitas visual generasi terbaru yang memesona, tetapi juga beberapa mekanik gameplay baru. Ia diklaim akan membawa pengalaman yang lebih sinematik dengan dunia yang lebih terbuka. Satu yang pasti, ini akan menjadi pengalaman memanjakan mata.
Tidak percaya? Anda bisa melihat serangkaian screenshot terbaru yang dirilis Sony dan Naughty Dog ke dunia maya ini. Mengambil porsi cerita sama dengan trailer gameplay mereka beberapa waktu yang lalu, dipadukan dengan artwork dan model karakter yang ada, Uncharted 4: A Thief’s End terlihat memesona dari kualitas visual. Detail wajah sang karakter utama – Nathan Drake kian realistis, dengan pesona setting yang kini juga menawarkan atmosfer yang lebih padat. Sayangnya, Naughty Dog hingga saat ini sendiri masih belum berbagi banyak detail terkait cerita yang akan ditawarkan untuknya.
Uncharted 4: A Thief’s End sendiri rencananya akan meluncur di tahun 2015 ini – sayangnya masih tanpa tanggal rilis pasti, eksklusif untuk Playstation 4. Hope they bring the photo mode also.. that would be awesome!
↧
Review Resident Evil HD Remaster: Menggali Horror Masa Lalu!
“Gua rindu sama Resident Evil lama..”, berapa kali Anda pernah mendengar ucapan yang satu ini? Untuk gamer yang baru mengenal game ini dari seri keempat dan seterusnya, Resident Evil mungkin selalu terasa sebagai game action dengan sedikit cita rasa horror di dalamnya. Sebuah konsep yang tampaknya tidak begitu mengecewakan jika dibandingkan dengan game-game di genre serupa saat ini. Namun sayangnya, bukan identitas ini yang jadi alasan mengapa Resident Evil begitu terkenal. Gamer-gamer yang sempat mencicipi masa keemasan franchise ini di masa lalu, terutama ketika Playstation pertama baru dirilis, tampaknya mengerti apa yang salah dengan langkah yang ditempuh Capcom di setiap serinya. Langkah yang membuat rasa haus akan cita rasa Resident Evil yang lebih klasik begitu kuat.
Untungnya, sedikit oase untuk menyembuhkan rasa rindu tersebut hadir. Capcom akhirnya merilis Resident Evil pertama versi GameCube yang merupakan remake dari versi Playstation pertama dalam format visual definisi tinggi. Hasilnya sendiri cukup mengejutkan. Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja mengerti impresi pertama yang mereka tawarkan. Sebagai proyek “HD Remaster”, ia terlihat dibangun dengan keseriusan tinggi. Kualitas tata cahaya yang lebih baik, tekstur karakter dan detail yang memesona membuatnya terasa seperti game generasi terbaru. Namun keputusan untuk mempertahankan beberapa elemen lawas juga uniknya, mampu menawarkan sedikit sensasi nostalgia di dalamnya. Sebuah paduan pengalaman yang cukup untuk membuat gamer manapun jatuh hati.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Resident Evil HD Remaster ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang mampu membuat Anda menggali kembali Horror masa lalu?
Plot
Selamat datang di Raccoon City, sebuah kota indah yang kini tak ubahnya neraka di dunia nyata setelah beragam kasus pembunuhan dengan ciri-ciri kanibalisme yang kentara menjadi fenomena baru di sudut-sudut kota. Tim pasukan khusus – Special Tactics and Rescue Service (S.T.A.R.S) ditugaskan untuk menyelidiki kasus ini. Dibagi menjadi dua tim – Alpha dan Bravo, usaha untuk mencari alasan dan solusi untuk masalah ini pun dimulai. Namun malang nasib, tim Bravo justru lenyap tanpa jejak. Tim Alpha akhirnya berhasil menemukan helikopter tim Bravo yang terjatuh, namun sayangnya, sama sekali tidak terlihat satupun korban yang berhasil selamat. Di tengah hutan yang gelap, tim alpha ini justru diserang oleh kawanan anjing ganas yang bahkan berhasil membunuh salah satu anggota tim mereka. Terdesak dan tidak lagi punya opsi sama sekali, sisa tim alpha S.T.A.R.S yang ada pun berhasil lari ke Mansion terdekat, mengharapkan kondisi yang lebih aman. Sayangnya, salah satu dari mereka juga terpisah dari sana. Mansion yang seharusnya menjadi solusi untuk menyelamatkan diri justru tumbuh jadi mimpi buruk baru. Mereka kini tak ubahnya mangsa yang terkurung bersama dengan pemburu mereka sendiri. Mansion ini ternyata dipenuhi dengan makhluk aneh, dari yang masih berbentuk manusia hingga layaknya sebuah monster hasil eksperimen yang kesemuanya, ingin menggigit leher Anda hingga lepas. Anggota tim S.T.A.R.S yang tersisa pun berusaha menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di Mansion ini. Beragam dokumen dan puzzle pun mengarah pada satu nama, akar yang melahirkan franchise Resident Evil itu sendiri – Umbrella Cooperation. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di villa raksasa yang satu ini? Bagaimana dengan nasib para anggota S.T.A.R.S yang ada? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda dapatkan dengan memainkan Resident Evil HD Remaster ini.↧
Pemerintah Jepang Usulkan Hari Tanpa Video Game
Beragam publikasi positif, termasuk dari hasil penelitian yang melibatkan begitu banyak data, tampaknya tidak menghalangi persepsi buruk mereka yang awam terhadap video game. Seperti yang tengah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Hokkaido – daerah pinggiran Jepang yang mulai menjadikan video game sebagai “target” kebijakan baru mereka. Harus menanggung malu setelah nilai ujian rata-rata pelajar yang lebih rendah dibandingkan standar nasional Jepang, pemerintah Hokkaido langsung berasumsi bahwa anjloknya nilai ini disebabkan oleh kebiasaan bermain video game para remaja. Asumsi yang akhirnya mendorong usulan untuk menciptakan “Hari Tanpa Video Game”.
Pemerintah Hokkaido menyerankan para orang tua untuk menggelar “Hari Tanpa Video Game” di hari Senin untuk setiap minggu pertama dan ketiga bulan. Tidak hanya berlaku untuk anak-anak dan remaja, mereka juga ingin agar orang dewasa juga mematuhi hari yang satu ini. Tujuannya? Mereka ingin agar anak-anak mulai menjauhi video game sebagai bagian dari gaya hidup, dan mulai mengembangkan ketertarikan untuk mendulang pengalaman lewat interaksi lebih dekat dengan orang tua dan teman sebaya. Sebagai gantinya, pemerintah akan menggelar begitu banyak acara di luar rumah selama hari tersebut, termasuk mendayung dan memancing. Gamer di Jepang tentu saja bereaksi negatif terhadap usulan yang satu ini.
Event ini sendiri rencananya akan dimulai pada 2 Februari 2015 mendatang. Bagaimana dengan Anda sendiri? Sebagai seorang gamer, apakah menurut Anda usulan semacam “Hari Tanpa Video Game” ini akan mampu menghilangkan ketertarikan Anda pada video game dan mulai melirik kegiatan di luar rumah? Yeah, i prefer to sleep..
↧
↧
Battlefield Hardline Buka Masa Open Beta Minggu Depan!
Kabar baik bagi Anda para gamer yang berencana memainkan Battlefield Hardline. EA dan Visceral Games baru-baru ini mengumumkan soal tanggal dimulainya open beta dari game tersebut.
Bagi Anda yang berminat mencicipi kembali Battlefield Hardline sebelum benar-benar memutuskan membelinya, versi beta-nya akan berlangsung selama 3-8 Februari 2015 mendatang. Jadwal ini berlaku untuk PC, PlayStation 4, PlayStation 3, Xbox One, dan Xbox 360.
Dalam open beta-nya, gamer bisa mencicipi beberapa mode permainan. Salah satunya adalah Hotwire yang menawarkan gameplay berkecepatan tinggi dimana gamer yang berperan sebagai kriminal bertugas mencuri mobil tertentu dan yang berperan sebagai polisi harus menghentikan mereka. Untuk mode Hotwire, tersedia dua pilihan map, yakni Downtown dan Dust Bowl.
Ada pula Conquest Mode yang menawarkan pertempuran dua kubu yang mampu menampung maksimal hingga 64 player. Yang tak kalah menarik, Heist Mode dengan map Bank Job juga bisa dicicipi! Di mode ini, kriminal bertugas membobol bank dan membawa hasil rampokannya ke lokasi drop off, sementara polisi harus bekerjasama untuk menghentikannya. Beberapa cara dapat dilakukan untuk memperlancar strategi. Seperti menggunakan zipline, muscle car yang kencang, atau grappling hook untuk menjangkau tempat-tempat tertentu.
Di open beta kali ini, untuk pertama kalinya gamer bisa melihat mode Hacker dimana seorang pemain dari masing-masing tim harus meretas arena pertempuran dengan berbagai cara, misalnya membobol akses ke cctv untuk mendeteksi lokasi musuh.
Perlu diketahui bahwa meski berstatus open beta, Battlefield Hardline tetap menyediakan akses ke sistem progression yang nantinya memungkinkan gamer untuk mendapatkan senjata baru, kendaraan baru, gadget serta gear baru.
“Tidak ada yang lebih berharga bagi tim kami dibanding hubungan yang kami miliki dengan komunitas. Masukan dari mereka sangat membantu kami untuk membuat Hardline menjadi game yang lebih baik. Kami ingin mereka bermain di beta pekan depan dan percaya mereka akan terus memberi masukan sehingga kami bisa terus meningkatkan game kami,” ujar bos Visceral, Steve Papoutis.
Seiring dengan pengumuman open beta, Visceral juga telah merilis sebuah trailer baru yang menggambarkan lebih jauh tentang seperti apa Battlefield Hardline. Versi final dari Battlefield Hardline sendiri rencananya akan diluncurkan para 17 Maret 2015 mendatang. Bagaimana? Siap berpartisipasi pada tahap beta dari salah satu game FPS paling ditunggu tahun ini?
↧
Preview Dying Light: Kombinasi Dead Island dan Mirror’s Edge!
Apakah zombie sudah jadi tema yang terlalu usang untuk terus dieksploitasi di industri game? Minimnya variasi gameplay yang bisa ditawarkan ternyata tidak menjadi halangan. Banyak developer yang masih berlomba-lomba berusaha menawarkan sesuatu yang berbeda lewat tema yang satu ini, baik sekedar meraciknya sebagai game super menyenangkan ala Dead Rising atau memosisikannya sebagai makhluk menyeramkan yang bisa membunuh Anda dengan mudahnya ala Resident Evil klasik atau ZombiU. Tapi satu yang pasti, tema ini memang butuh suntikan inovasi baru untuk tetap melemparkan daya tarik yang baru. Techland menjawab tantangan tersebut lewat sebuah proyek baru yang sudah lama mereka dengungkan – Dying Light. Setelah menanti cukup lama, kesempatan untuk mencicipi game ini secara langsung akhirnya hadir!
Kesan Pertama
Sejak awal diperkenalkan, Dying Light memang sudah diperkenalkan sebagai sebuah game zombie yang befokus pada konsep open-world. Namun berbeda dengan proyek mereka sebelumnya – Dead Island, Techland menambahkan bumbu horror yang lebih kentara serta kemampuan untuk bergerak dengan lebih efektif lewat kemampuan parkour yang ada. Jika harus disimpulkan secara sederhana, Dying Light bisa disebut sebagai perpaduan Dying Light dan Mirror’s Edge. Anda bisa bertarung melawan zombie yang ada lewat serangkaian senjata dan item yang Anda dapatkan atau racik sendiri, atau Anda bisa lari mereka dengan fungsi parkour yang mudah diakses. Anda hanya tinggal mengarahkan kamera ke ujung objek yang ingin Anda raih sembari melompat, maka sang karakter utama yang Anda gunakan akan berusaha menggapai dan memanjatnya. Animasi gerakannya sendiri terasa cukup mengalir dengan terrain yang juga tidak membuat frustrasi. Anda yang melihat screenshot kami di bawah ini tampaknya sudah mengetahui bahwa Dying Light yang akan kami review ini merupakan versi bajakan PC – Reloaded. Mengapa bajakan? Karena entah karena alasan “bodoh” apa, Warner Bros sebagai pihak publisher memutuskan untuk menunda rilis fisik untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC hingga akhir Februari 2015 mendatang. Sementara di sisi lain, mempertahankan rilis versi digital sesuai dengan rencana awal. Kami sendiri sempat berencana me-review game ini dengan versi Playstation 4 Reg 3 yang ternyata juga mengalami penundaan. Tidak ingin kehilangan hype, kami akhirnya memutuskan untuk menjadikan versi bajakan ini sebagai basis untuk review. Ada hal menarik yang kami temukan. Dying Light versi bajakan ini ternyata bisa dimainkan multiplayer hingga 4 orang secara LAN! Setidaknya kami bisa menceritakan pengalaman tersebut di review nanti. Techland juga punya pekerjaan yang berat untuk memastikan Dying Light versi PC ini berjalan lebih optimal. Untuk sebuah port PC, ia terasa sangat berat, walaupun kualitas visualisasi yang ia tawarkan memang cukup pantas diacungi jempol. Penurunan framerate yang cukup drastis seolah jadi pemandangan umum yang kami temui, apalagi setelah berpindah dari dalam ruang ke luar ruangan atau setelah mengalami cut-scene tertentu. Butuh ekstra usaha untuk melakukan sedikit tweak setting untuk memastikan pengalaman Anda tidak tecerai-berai karena masalah teknis yang satu ini. Salah satu yang cukup membantu kami adalah dengan menurunkan tingkat View Distance ke level terendah. Setidaknya meminimalisir efek penurunan FPS yang terjadi. Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review dan mencegah agar kami tidak terlambat mereview game ini hingga akhir bulan Februari mendatang, izinkan kami memberikan melemparkan segudang screenshot di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran soal Dying Light. Anda bisa melihat kualitas visualisasi seperti apa yang disuntikkan oleh Techland di dalamnya, dengan efek grain yang cukup terasa di beberapa momen tertentu.PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!
↧
Evolve Ternyata Bisa Dimainkan Secara Offline!
Turtle Rock Studios selalu memperkenalkan proyek terbaru mereka – Evolve sebagai game multiplayer. Sejak ia diperkenalkan tahun lalu, mereka selalu bercerita tentang pengalaman multiplayer seperti apa yang hendak mereka tawarkan dalam format 4 vs 1. Kelima player ini akan mengambil peran yang berbeda – Hunter vs Monster, yang berusaha menundukkan satu sama lain dalam beragam format mode permainan yang berbeda. Namun ternyata, ada satu informasi yang harus diakui, gagal dikomunikasikan oleh developer yang satu ini dengan efektif. Benar sekali, terlepas dari pengalaman utama yang ingin ia tawarkan, Evolve ternyata mendukung mode permainan offline!
Hal ini terungkap lewat trailer terbaru yang dirilis Turtle Rock Studios, berfokus pada pengalaman seperti apa yang akan ditawarkan Evolve bagi gamer yang memang lebih tertarik untuk bermain secara solo. Belum jelas apakah mode solo ini memang akan menyediakan ceritanya sendiri atau tidak. Namun yang pasti, ia akan menawarkan pengalaman yang sama seperti halnya multiplayer.
Bedanya? Semua posisi yang tidak Anda isi tentu saja akan diisi oleh AI / bots. Menariknya lagi, ketika berperan sebagai Hunter, Anda bisa berpindah pindah peran sesuka hati. Turtle Rock Studios sendiri menyebut bahwa mode ini bisa digunakan untuk melatih diri menggunakan monster atau Hunter tertentu agar bisa maksimal ketika berpindah ke multiplayer nantinya.
Evolve sendiri rencananya akan meluncur pada 10 Februari 2015 mendatang, untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC. I can see your smile from here, pirates..
↧
Ermac Gabung di Mortal Kombat X
Setelah memperkenalkan beberapa karakter yang siap hadir dalam pertarungan di Mortal Kombat X, NetherRealm kembali mengungkapkan satu lagi nama yang sudah sangat familiar bagi para gamer, terutama fans berat seri Mortal Kombat.
Ermac dipastikan bergabung di Mortal Kombat X yang akan rilis untuk PS4, Xbox One, dan PC pada 14 April 2015 mendatang! Seperti pada karakter lainnya, Ermac memiliki tiga gaya bertarung, yakni Master of Souls, Mystic, dan Spectral.
Beberapa jurus andalan Ermac yang sering ditampilkan di beberapa game Mortal Kombat sebelumnya kembali dihadirkan. Contohnya bantingan telekinetik serta teleport. Ia juga bisa membius musuh dengan proyektil, menjaga jarak dengan melalui telekinetik dan melayang di udara.
Ermac sendiri punya sejarah yang menarik di dunia Mortal Kombat. Rumor tentang eksistensi Ermac sudah mengemuka sejak game Mortal Kombat pertama sebagai karakter rahasia selain Reptile. Kemudian Midway menjadikannya kenyataan di game Ultimate Mortal Kombat 3.
Seperti pada karakter-karakter Mortal Kombat X yang diungkap sebelumnya, Ermac mendapatkan trailer khusus yang memperlihatkan gaya bertarung serta sedikit teaser dari Fatality-nya. Kehadiran Ermac melengkapi daftar yang telah diisi oleh Scorpion, Sub-Zero, Cassie Cage, D’Vorah, Kotal Kahn, Ferra & Torr, Raiden, Kano, Reptile, Kitana, Kung-Lao, Quan-Chi, dan Goro.
↧
↧
Metal Gear Rising 2 Tengah Dikembangkan?
Pertempuran kecepatan tinggi dengan aksi dan musik yang keren, kalimat yang satu ini tampaknya sudah cukup untuk menjelaskan daya tarik utama dari proyek racikan Platinum Games – Metal Gear Rising: Revengeance. Dengan respon yang begitu positif dan antisipasi untuk gebrakan selanjutnya, tidak mengherankan jika mata gamer tertuju pada ajang Taipei Game Show 2015 yang baru saja diselenggarakan. Bagaimana tidak? Di tengah teaser yang dilemparkan oleh Sony, terpampang sebuah angka “2” misterius tanpa detail lebih lanjut. Gaya tulisan yang serupa dengan Metal Gear Rising: Reveangeance langsung menyulut rumor besar, bahwa memang, Konami tengah mempersiapkan sebuah seri sekuel.
Membayangkan seri Metal Gear Rising 2 yang dikembangkan Platinum untuk konsol generasi terbaru seperti sebuah mimpi menjadi kenyataan bagi gamer. Namun sayangnya, mimpi yang satu ini tampaknya harus layu sebelum berkembang. Jurnalis game ternama yang punya hubungan dekat dengan Kojima – Geoff Keighley menyebut bahwa angka “2” di Taipei Game Show 2015 ini tidak berhubungan sama sekali dengan Konami. Bantahan juga muncul dari Kenichiro Imaizumi dari Kojima Productions yang mengemukakan hal yang sama. Keduanya menegaskan bahwa “2” ini bukanlah Metal Gear Rising 2!
Lantas, kemana angka “2” ini mengarah? Sejauh ini belum ada pihak yang buka mulut untuk memberikan sedikit detail ekstra apapun untuk memberikan sedikit cahaya untuk para gamer. Sejauh ini, ia masih teaser khusus unutk Sony yang misterius. Vanquish 2, maybe?
↧
Upcoming Game Release: Februari 2015
Bagi seorang gamer, ada kepuasan yang tidak terlukiskan ketika menyambut kehadiran game-game berkualitas yang sudah diantisipasi selama ini. Kehidupan seolah menjadi jauh lebih lengkap ketika game-game ini bermunculan di depan mata dan mampu digenggam. Setelah melewati masa paceklik yang cukup membuat frustrasi di dua bulan terakhir ini, distribusi game baru akhirnya kembali normal di industri game. Kesempatan untuk merasakan game-game baru akhirnya dimulai kembali di tahun 2015!
Bulan Februari 2015 ini tampaknya akan menjadi bulan yang menyenangkan dan menarik bagi semua gamer. Bagaimana tidak? Sebagian besar game yang rencananya akan dirilis merupakan judul yang sudah lama diantisipasi. Jadi game apa saja yang akan dirilis? Kami akan membaginya per tanggal untuk memudahkan Anda.
4 Februari 2015
Rise of Incarnates (Early Access)
- Genre: Fighting
- Platform: PC
Game of Thrones: Episode 2
- Genre: Interactive Story
- Platform: Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, PC
Grow Home
- Genre: Platformer
- Platform: PC
5 Februari 2015
Cities XXL
- Genre: Strategy
- Platform: PC
10 Februari 2015
Evolve
- Genre: Action
- Platform: Playstation 4, Xbox One, PC
13 Februari 2015
Monster Hunter 4 Ultimate
- Genre: Action RPG
- Platform: Nintendo 3DS
The Legend of Zekda: Majora’s Mask 3D
- Genre: Action
- Platform: Nintendo 3DS
↧
Just Cause 3 Perlihatkan Aksi Penuh Warna
Mengejutkan memang. Di tengah kesibukan mereka untuk mengembangkan game open-world bertema post-apocalypse dari franchise yang begitu ternama – Mad Max, Avalance Studios ternyata juga akan melanjutkan seri Just Cause miliknya. Sang seri ketiganya sendiri sudah diperkenalkan beberapa waktu yang lalu, memperlihatkan semua identitas yang membuat Just Cause dicintai. Ledakan, aksi gila, namun kini dengan visual yang jauh lebih memesona. Salah satu game open world paling menyenangkan ini kian memperlihatkan daya tariknya lewat serangkaian screenshot terbaru yang dirilis ke dunia maya.
Lebih banyak screenshot yang dirilis, lebih banyak daya tarik dan alasan untuk mengantisipasi Just Cause 3 ke pasaran. Ia memperlihatkan aksi sang karakter utama – Rico Rodriguez yang melakukan aksi yang lebih gila. Beraksi di atas pesawat jet yang melaju kencang, bergelantungan, ledakan di sana-sini, dan ekstra wingsuit untuk mobilitas lebih mantap di udara. Menariknya lagi? Pulau Medici di Mediterrania yang menjadi setting Just Cause 3 ini terlihat memesona. Anda bisa melihat permainan kontras warna terang, dari biru laut, coklat pesawat jet, hingga taman bunga berwarna ungu yang ada. Aksi keren didukung dengan visual yang memanjakan mata.
Just Cause 3 sendiri rencananya akan dirilis pada tahun 2015 ini, untuk platform generasi terbaru – Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC. Sayangnya, belum ada detail tanggal rilis pasti untuknya, kecuali perkiraan pada tengah tahun mendatang. Looks awesome!
↧
Spesifikasi PC Battlefield Hardline Mirip Battlefield 4
Sebagai salah satu game FPS paling ditunggu tahun ini, Anda para gamer tentunya selalu menantikan info-info terbaru terkait Battlefield Hardline. Bagi yang berencana memainkannya di PC, kepastian soal spesifikasi yang dibutuhkan untuk menjalankannya dengan optimal pastinya sangat dinanti.
Hingga saat ini Visceral Games memang belum mengumumkan secara resmi soal hardware seperti apa yang harus disiapkan oleh para gamer di PC mereka. Meski begitu, ada pernyataan yang mungkin membuat Anda para fans Battlefield di PC merasa lega.
Menurut sang developer, spesifikasi PC yang dibutuhkan untuk menjalankan Hardline tidak akan jauh berbeda dengan Battlefield 4! “Kami belum mengumumkan detail spesifikasi PC tetapi jika PC Anda bisa menjalankan BF4, maka seharusnya tidak akan ada masalah dengan Hardline,” ujar Visceral Games lewat akun Twitter mereka.
Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi mereka yang belum memiliki budget untuk upgrade PC. Untuk lebih memastikannya, tahap open beta yang akan dimulai pada 3 Februari 2015 mendatang bisa menjadi sedikit acuan apakah PC Anda mampu menjalankan Hardline dengan baik atau tidak. Walaupun sesungguhnya ada kemungkinan versi beta belum 100 persen optimal.
EA dan Visceral Games sendiri rencananya akan melepas Battlefield Hardline ke pasaran pada 17 Maret 2015 mendatang untuk PC, PS4, PS3, Xbox One, dan Xbox 360. Bagaimana dengan Anda para gamer PC? Siap memainkan Battlefield Hardline?
↧
↧
Review Life is Strange: Mencoba Tampil Beda!
Interactive Story memang bukanlah sebuah genre yang asing lagi di industri game. Walaupun popularitasnya sendiri terhitung baru memuncak ketika Telltale sukses melemparkan The Walking Dead ke pasaran, ia sebenarnya sudah ditawarkan oleh banyak developer dalam waktu yang cukup lama. Salah satu yang secara konsisten meluncurkan produk serupa adalah Quantic Dreams lewat Fahrenheit, Heavy Rain, dan yang terakhir – Beyond: Two Souls. Berbeda dengan kebanyakan game lain yang berfokus pada sisi action, sesuai dengan namanya, game-game ini lebih menjual kekuatan cerita. Mekanisme kontrol sederhana disematkan untuk menawarkan pengalaman interaktif, yang seringkali dibalut dengan begitu banyak pilihan sulit dan kebebasan untuk membentuk arah cerita sendiri. Nilai jual yang unik, memang.
Dengan popularitas yang begitu tinggi, tidak heran jika banyak developer lain yang berusaha untuk berkompetisi di pasar yang sama. Salah satu yang terbaru muncul dari Dontnod Entertainment – developer di belakang Remember Me yang kini bekerja sama dengan Square Enix untuk proyek interactive story pertama mereka – Life is Strange. Dan seperti proyek serupa lainnya, ia akan dirilis secara episodik, dimana setiap chapternya dijanjikan akan meluncur sebelum tahun 2015 ini selesai. Digembar-gemborkan akan hadir dengan sedikit elemen sci-fi di dalamnya, Dontnod tentu punya tugas yang cukup berat untuk membuktikan diri, apalagi mengingat Life is Strange adalah sebuah judul game baru.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan Life is Strange ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang berusaha tampil berbeda? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Hari ini adalah hari yang aneh bagi Max Caulfield – seorang remaja wanita berusia 18 tahun yang memutuskan untuk kembali ke kota asalnya – Arcadia Bay. Untuk mendapatkan pengetahuan fotografi yang lebih mendalam sesuai dengan passion-nya, Max berusaha menarik ilmu dari sang dosen ternama – Mr. Jefferson yang mengajar di Blackwell Academy. Namun usahanya untuk terus menaruh perhatian pada sesi kelas siang itu justru berujung pada pengalaman yang aneh. Ia tidak tertidur, namun pikirannya membawanya ke sebuah tanah asing yang begitu basah. Hujan badai raksasa dengan tornado air yang begitu masif terlihat di kejauhan. Apa yang sebenarnya terjadi? Ketika berusaha memahami hal tersebut, kesadaran Max melemparkannya kembali ke ruang kelas. Ia tetap sadar, tidak tertidur. Namun percaya atau tidak, mimpi buruk untuknya baru saja dimulai. Berusaha untuk menenangkan diri di kamar mandi, Max justru menjadi saksi mata sebuah tindak kejahatan di sekolah yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Dari sebuah perdebatan soal masalah pribadi, bunyi senjata tiba-tiba terdengar dan Max menemukan sesosok mayat wanita yang perlahan namun pasti, jatuh di lantai kamar mandi. Rasa panik, ketakutan, dan keinginan untuk membantu ternyata membangunkan kekuatan baru untuk Max. Ia tiba-tiba bangun kembali ke event beberapa puluh menit sebelumnya, terbangun kembali di dalam kelas yang sama, percakapan yang sama, dan kejadian yang sama. Max membalikkan waktu. Dipicu dengan rasa bingung yang teramat sangat, misi utama Max saat ini hanyalah berusaha untuk menyelamatkan sang wanita di kamar mandi, entah bagaimana caranya. Mengulang event yang sama, pengetahuan Max soal apa yang akan terjadi membuka begitu banyak solusi. Ia pun berhasil menjadi seorang pahlawan. Sembari berusaha memahami kekuatannya dengan lebih dalam, ia melewati hari dengan memaksimalkan kekuatannya tersebut. Hingga ia menemukan bahwa wanita yang ia selamatkan di kamar mandi tersebut teranyata adalah Chloe – teman masa kecilnya. Teman yang ia tinggalkan begitu saja tanpa kabar ketika berusaha mencari jati diri ke Seattle. Berusaha mengejar ketertinggalan hubungan persahabatan mereka, Max menemukan bahwa Chloe sekarang bukanlah teman kecil yang ia kenal dulu. Ia kini tumbuh menjadi wanita “liar” dengan masalah keluarga yang berat. Selama perjalanannya inilah, Max berhadapan dengan misteri terbesar yang seolah berteriak untuk diselesaikan dengan menggunakan kekuatannya. Salah satu yang kentara adalah kasus hilangnya sang primadona kampus Blackwell – Rachel Amber yang misterius. Popularitas Rachel di Blackwell sendiri memang tidak perlu diragukan lagi, bahkan cukup untuk membuat Chloe bersahabat dekat dengannya. Oleh karena itu, menjadi sesuatu yang sangat aneh baginya untuk hilang tanpa jejak. Rasa penasaran Max membuatnya tergerak untuk mencari setiap clue yang ada. Misteri kedua yang tidak kalah besar adalah “mimpi” tornado besar yang ia lihat sebelum menemukan kekuatannya. Lantas, apa yang sebenarnya yang terjadi dengan Rachel Amber? Visi seperti apa juga yang hendak diperlihatkan oleh tornado besar ini? Mampukah Max menjalin kedekatan kembali dengan Chloe setelah apa yang sempat terjadi di masa lalu? Anda bisa menjawab semua pertanyaan tersebut dengan memainkan Life is Strange ini.↧
Fans Rampungkan Resident Evil 2 Remake
Jadi apa yang berhasil dicapai Capcom dengan rilis Resident Evil HD Remaster beberapa hari yang lalu? Bagi banyak gamer, ia adalah bukti bahwa terlepas dari pendekatan ke arah action yang mereka tempuh di beberapa seri terakhir, cita rasa klasik masih tetap yang paling didambakan. Namun sayangnya, pesona seri-seri terdahulu ini tampaknya tidak akan menjadi fokus Capcom dalam waktu dekat. Dari semua seri Resident Evil klasik yang belum diracik ulang oleh Capcom, hanya Resident Evil Zero saja yang berpotensi untuk hijrah ke platform generasi terbaru. Bagaimana dengan Resident Evil 2 dan 3 yang fenomenal? Nasibnya kini bergantung di tangan para fans.
Salah satu modder – Rod Lima sendiri sudah mengerjakan proyek Remake Resident Evil 2 untuk waktu yang cukup lama. Menggunakan Unreal Engine 3 yang dipadukan dengan tekstur lingkungan dari RE: Darkside Chronicles, proyek yang cukup diantisipasi ini akhirnya dikabarkan rampung.
Namun berbeda dengan rencana awal yang akan menggunakan gaya kamera ala Resident Evil 4, Lima akhirnya memutuskan untuk mempertahankan cita rasa klasik lewat kamera fixed khas seri lawas franchise ini. Ia juga membangun ulang senjata, inventory, dan sistem save yang ada. Sayangnya, terlepas dari hype yang terbangun, Lima tidak bisa merilis mod ini ke dunia maya. Ia tidak mendapatkan persetujuan, baik dari Capcom maupun Epic untuk mendistribusikannya secara luas. Ancaman pelanggaran hak cipta jadi ancaman yang berat.
Sebagai gantinya, Limo hanya merilis sebuah video gameplay berdurasi lebih dari 1 jam untuk proyek ambisiusnya ini, memperlihatkan aksi Claire dalam definisi tinggi dari awal hingga akhir permainan. Apakah proyeknya akan menemukan “jalan” menuju ke PC kita masing-masing? Kita tunggu saja.
↧
Dying Light Benahi Masalah Performa Lewat Patch Pertama
Anda yang sudah memainkan Dying Light mungkin merasa adanya masalah performa, terutama untuk versi PC. Frame rate yang naik turun, crash, dan sebagainya. Untuk menanggulangi hal itu, Techland selaku developer telah merilis day-one patch untuk berbagai platform.
Menurut Techland, Dying Light versi ‘murni’ dan yang telah menggunakan day-one patch adalah dua game yang berbeda. Dan sayangnya, cukup banyak gamer yang belum menggunakan patch tersebut.
“Kami melihat banyak gamer yang tidak mendapatkan pengalaman maksimal dengan memainkan versi tanpa patch meskipun kami telah merilisnya di hari peluncuran,” kata pihak Techland.
Selain itu, tanpa patch Anda juga tidak bisa mengakses mode Be The Zombie. Cara paling mudah untuk mengetahui apakah Dying Light Anda telah menggunakan patch adalah dengan melihat bar Skill Progress di bagian atas layar.
Day-One Patch (update 1.2.1) membawa cukup banyak perbaikan dan peningkatan yang memiliki dampak terhadap gameplay, performa, serta berbagai aspek lainnya di Dying Light. “Ketika Anda memainkan Dying Light tanpa patch, Anda memainkan game yang berbeda,” tambah Techland.
Mungkin hal yang sama juga akan dirasakan oleh para gamer yang memainkan versi bajakan. Pengalaman yang didapat kabarnya sangat berbeda dengan gamer original karena tidak secara otomatis menerima update.
Perlu diketahui bahwa update 1.2.1 juga membawa beberapa hal yang nampaknya tidak disukai sebagian besar gamer, seperti memblokir kemungkinan curang dengan cara mengganti file game data. Banyak mod populer yang juga mengalami masalah setelah update, yang kabarnya dihilangkan dengan alasan anti-pembajakan.
Tak diketahui apakah langkah tersebut merupakan keputusan dari Techland atau Warner Bros. Padahal, modder menganggap game garapan Techland sebelumnya, Dead Island, sangat ramah terhadap mod.
↧