Epic Games tidak hanya populer karena kualitas Unreal Engine 4-nya yang memesona, apalagi setelah keputusan untuk mendistribusikannya secara cuma-cuma kepada umum. Tangan dingin mereka juga meracik banyak game berkualitas, diantaranya – Gears of War yang kini hak gunanya jatuh ke tangan Microsoft. Menjadikan engine mereka sebagai basis, Epic sebenarnya masih punya dua proyek game generasi terbaru yang tidak bisa diabaikan begitu saja – sebuah game kooperatif bernama Fortnite dan sebuah usaha untuk membangkitkan kembali franchise yang hampir mati – sebuah seri Unreal Tournament terbaru.
Satu yang pasti, kedua proyek ini seolah menjadi bukti jelas mengapa Unreal Engine 4 pantas menyandang predikat sebagai engine generasi terbaru yang pantas dinantikan. Setelah sempat memperlihatkan sedikit bocoran soal senjata dan pergerakan, Unreal Tournament teranyar ini akhirnya membocorkan wujud medan pertempuran dalam tekstur definisi tinggi. Anda bisa melihat permainan cahaya, setting outdoor indah, dan senjata seperti Pulse Rifle dan Flak Cannon yang terlihat solid. Unreal Tournament sendiri rencananya akan didistribusikan sebagai game free to play dengan item kosmetik berbayar.
Tertarik untuk menjajalnya langsung di PC Anda? Epic Games sendiri sudah membuka akses pre-alpha Unreal Tournament. Anda bisa mengunduhnya di sini!
↧
Demo Unreal Tournament Terbaru Unjuk Visual Indah
↧
Akhirnya, MGS V: The Phantom Pain Tetapkan Tanggal Rilis!
Anda selalu bisa mengandalkan Hideo Kojima untuk sebuah game action yang tidak hanya berkualitas dari sisi gameplay, tetapi juga pendekatan sinematik ala Hollywood. Tidak hanya itu saja, ia juga termasuk salah satu developer yang tidak takut untuk berinovasi, alih-alih “bermain aman” dengan franchise andalannya. Tidak percaya? Lihat apa yang hendak ia suntikkan lewat proyek ambisiusnya – Metal Gear Solid V: The Phantom Pain. Berbeda dengan seri-seri MGS sebelumnya yang linear, Phantom Pain hadir sebagai game open-world dengan segudang karakter ikonik dan fitur yang menarik untuk diantisipasi. Berita baiknya? Setelah menantikan lama, informasi yang kita tunggu akhirnya hadir!
Kojima sendiri memang baru berencana hendak melemparkan pengumuman penting terkait MGS V: The Phantom Pain tersebut besok, namun kesalahan yang dilakukan oleh situs gaming – IGN membuka informasi tersebut lebih cepat untuk gamer. Serangkaian video interview yang mereka lakukan dengan Hideo Kojima membuka beberapa detail terkait proyek ini, termasuk tanggal rilis di dalamnya. Kojima sendiri (kembali) menegaskan bahwa MGS V: The Phantom Pain akan jadi seri terakhir Metal Gear yang ia racik. Ia anggap seri terbaru ini akan menyempurnakan saga cerita yang ada.
Metal Gear Solid V: The Phantom Pain akan meluncur pada 1 September 2015 mendatang untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, dan Xbox One. Sayangnya, belum ada kejelasan apakah versi PC akan dirilis di saat yang sama, ataukah akan di-port setelahnya seperti yang terjadi di Ground Zeroes. Time to save some money, for sure!!!
↧
↧
Valve Tetapkan Rilis Steam Machine, Bicarakan Source 2
Event GDC untuk tahun 2015 ini memang terbilang menarik, terutama untuk industri game. Banyak gebrakan muncul, banyak rumor terkonfirmasi, banyak produk baru diperkenalkan dan diklaim akan menjadi standar baru di masa depan. Salah satunya adalah tulang belakang dari portal distribusi game digital terbesar di dunia yang juga merupakan developer kawakan – Valve. Sempat dirumorkan akan memperkenalkan teknologi Virtual Reality mereka yang akhirnya sudah dikonfirmasikan sebagai HTC Vive, Valve ternyata masih punya banyak kejutan. Tahun 2015 akan menjadi tahun dimana sebagian besar konsep yang didengungkan Valve selama beberapa tahun terakhir ini, akan menjadi kenyataan.
Sempat dibicarakan Gabe Newell beberapa waktu yang lalu, Valve akhirnya mengkonfirmasikan eksistensi Source 2 secara resmi. Engine generasi terbaru mereka ini diklaim akan membantu meningkatkan produktivitas para developer. Tidak hanya itu saja, ia akan membuka lebar kesempatan bagi gamer untuk ikut berpartisipasi dalam penciptaan konten dan pengembangan game favorit mereka, tidak hanya dari studio-studio developer yang ada. Seperti langkah yang ditempuh Unreal Engine 4 dan Unity 5, Valve juga mengkonfirmasikan bahwa Source 2 akan didistribusikan secara GRATIS! Walaupun belum ada detail lebih lanjut terkait timbal balik seperti apa yang dituntut. Menariknya lagi? Source 2 juga dikonfirmasikan akan mendukung API baru – Vulkan dari Khronos Group.
Sementara dari sisi hardware, Valve akhirnya hadir dengan berita baik untuk dua perangkat keras yang sudah mereka umumkan sejak jauh-jauh hari – Steam Machine dan Steam Controller. Steam Controller akan mulai dijual di bulan November 2015 ini dengan harga USD 49.99, dengan harga internasional akan ditentukan ketika mendekati tanggal rilis. Sementara untuk Steam Machine, mereka juga akan mulai merilis jajaran perangkat yang ada di bulan November yang sama. Steam Machine akan didukung lebih banyak vendor dan berambisi untuk ditawarkan di tingkat harga yang sama dengan konsol, namun dengan performa yang jauh lebih tinggi.
Kejutan baru hadir dari satu ekstra produk perangkat keras Valve yang lain bernama Steam Link. PC kecil ini disebut Valve merupakan hub yang akan menyempurnakan pengalaman Steam Anda. Steam Link memungkinkan Anda untuk melakukan streaming semua game yang Anda tengah nikmati dari PC atau Steam Machine. Dengan 3 USB yang disematkan, Steam Link menjamin streaming Anda akan berjalan di 1080p 60Hz dengan latency yang kecil. Steam Link juga akan tersedia di bulan November 2015, dengan harga USD 49.99.
Bersamaan dengan semua pengumuman ini pulalah, Gabe Newell juga hadir dengan berita baik soal pertumbuhan Steam. Portal distribusi digital ini kabarnya sudah tumbuh lebih dari 50% selama 12 bulan terakhir. Oleh karena itu, semua pengumuman perangkat keras ini diharapkan Gaben mampu mempertahankan momentum yang ada. Sayangnya, terlepas dari lebih banyak detail yang dibagi, masih belum ada kejelasan kapan Source 2 mulai akan diimplementasikan di game-game Valve sendiri.
DOTA 2 di Source 2? Steam Machine? Steam Link? Steam Controller? Dan kemungkinan, Half-Life 3 untuk new-gen? 2015 is on fire, baby!!
↧
NVIDIA Bawa Crysis 3 dan Metal Gear Rising ke Android!
“Bisa main Crysis, enggak?”, Anda yang sempat mengikuti perkembangan industri game tentu memahami latar belakang pertanyaan yang satu ini. Ketika pertama kali dirilis, game FPS racikan Crytek – Crysis memang disebut menembus batas generasinya saat itu. Kualitas visualisasi yang memesona bahkan cukup untuk membuat PC-PC terkuat di masanya harus bertekuk lutut, tidak mampu menjalankannya secara optimal. Namun perkembangan teknologi gaming yang begitu pesat ternyata membuka kejutan yang lain. Siapa yang mengira bahwa jawaban “Iya” untuk pertanyaan tersebut ternyata bisa meluncur dari sebuah perangkat gaming berbasis Android.
Di event GDC 2015 ini, NVIDIA mengumumkan perangkat NVIDIA Shield terbaru mereka. Namun berbeda dengan versi sebelumnya yang lebih dekat ke tablet, ia kini muncul sebagai sebuah konsol rumahan berbentuk tipis. Ia tetap menjadikan Android sebagai basis dengan spesifikasi yang mampu menghasilkan performa menakjubkan. NVIDIA Shield teranyar dengan chip Tegra X1 ini disebut sebagai “Android TV 4K pertama di dunia”. 16 GB internal storage dengan dukungan micro SD dan 2 USB 3.0 ports untuk harddisk eksternal, SHIELD juga menjadikan gaming sebagai prioritas. Tidak main-main, NVIDIA bahkan membawa beberapa game raksasa ke platform barunya ini.
Lewat sebuah demo yang menakjubkan oleh CEO Crytek sendiri – Cevat Yerli, NVIDIA Shield ini terlihat bisa menjalankan Crysis 3 dengan lancar. Namun perlu diingat, Crysis 3 ini tidak ditampilkan sebagai hasil streaming dari PC. Ia memang di-port dengan bantuan NVIDIA ke Android! Yerli juga mengungkapkan bahwa platform ini sendiri mampu menjalankan versi CryEngine terbaru dan mereka sudah mengujinya secara langsung. Tidak hanya Crysis 3, NVIDIA sendiri mengklaim sudah menyiapkan lebih dari 50 judul game besar untuk SHIELD ini, termasuk Resident Evil 5 dan Metal Gear Rising: Revengeance. Versi Android ini tampaknya akan eksklusif untuk Shield saja dan diklaim akan mulai tersedia di hari rilis nanti.
NVIDIA Shield ini sendiri rencananya akan meluncur di bulan Mei 2015 ini. Menariknya lagi? NVIDIA mematok harga hanya sekitar USD 200 untuknya, dengan ekstra gamepad sebagai bagian dari bundle penjualan. Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik untuk meliriknya?
Source: Slashgear, Engadget
↧
Headset Virtual Reality PS4 – Project Morpheus Meluncur 2016
Perangkat virtual reality belakangan menjadi alat yang mulai banyak dikembangkan oleh berbagai pihak. Tercatat sudah ada beberapa nama yang dipastikan ikut meramaikan persaingan, mulai dari Oculus Rift, HTC Vive hasil kerjasama HTC dan Valve, Samsung Gear VR, dan Sony dengan Project Morpheus.
Nama yang terakhir disebut tergolong sangat menarik untuk ditunggu karena memang dikembangkan untuk konsol new-gen mereka, PlayStation 4. Kabar terbarunya, di ajang Game Developers Conference, Sony memastikan bahwa versi consumer dari Morpheus akan hadir di pasaran pada 2016 mendatang! Pada acara tahunan tersebut, Sony pun tak lupa memamerkan prototipe terbaru dari Morpheus.
“Dengan spesifikasi teknis yang kami capai di prototipe baru ini, kami satu langkah lebih dekat untuk mewujudkan visi kami dalam membuat pengalaman virtual reality yang luar biasa di PS4. Kami percaya teknologi dari Morpheus digabungkan dengan kekuatan PS4 akan menghadirkan standar bagi developer sebagai target dalam membuat ide yang kreatif dan mengubahnya menjadi game VR,” kata Shuhei Yoshida, petinggi PlayStation.
Peningkatan pada prototipe terbaru dari Morpheus lebih ditujukan pada tingkat ergonomis dan layar. VR headset model terbaru ini kini memiliki 9 tracking LED yang menurut Sony mampu melacak posisi dengan lebih akurat.
Layarnya berukuran 5,7 inci OLED 1920 x RGB x 1080 dan telah mendukung field of view hingga 100 dejarat, dan tracking hingga 360 derajat, serta refresh rate 120hz atau dua kali lipat dibanding versi sebelumnya.
Desainnya dibuat lebih mudah untuk dipakai dan dilepas. Selain itu, beratnya menjadi lebih ringan sehingga lebih nyaman untuk dipakai bermain dalam waktu yang lama. Sayangnya Sony belum bisa membocorkan berapa kemungkinan harga jual dari versi final Morpheus di tahun 2016 nanti. Yang pasti, akan ada lebih banyak informasi mengenai Morpheus di E3 2015 yang berlangsung Juni mendatang!
↧
↧
15 Anime Terbaik untuk Gamer!
Seorang gamer seringkali dikategorikan sebagai orang yang nerdy, yang biasanya diasosiasikan punya ketertarikan kuat terhadap film-film fiktif berbasis animasi, seperti kartun dari Barat atau, mungkin, anime dari Jepang. Terlepas dari statusnya yang sekedar prejudice, tidak bisa dipungkiri, bahwa banyak dari kita, setidaknya dari fenomena yang kami amati, yang memang memenuhi prasangka ini. Seorang gamer tidak hanya jatuh cinta pada video game, tetapi juga membangun ketertarikan pada dunia anime yang begitu luar biasa. Kesamaan tema, cerita, gaya penceritaan, konflik yang menarik, di luar sifatnya yang tidak interaktif, membuat anime hampir selalu menarik untuk gamer, terlebih lagi untuk anime-anime yang masih memiliki keterkaitan dengan game.
Banyak sekali anime yang memang sangat terkait dengan game, entah itu anime yang diangkat dari game tertentu, mengisahkan seputar seorang gamer dengan berbagai konflik di sekelilingnya, ataupun menampilkan berbagai elemen yang ternyata berkaitan dengan dunia game. Kami berusaha mencari anime dari kategori kedua dan ketiga yang kami sebut di atas, yang menurut kami akan bisa dinikmati oleh gamer karena adanya berbagai hal terkait game yang ada di dalamnya. Dari banyak anime dengan tema seperti yang telah kami deskripsikan di atas, berikut ini adalah daftar 15 anime yang menurut kami sangat cocok untuk Anda, para gamer, tonton:
15. BTOOOM!
Seandainya game favorit Anda tiba-tiba bisa diwujudkan di dunia nyata, apakah Anda tertarik untuk mencobanya? Tentunya, jawaban dari pertanyaan tersebut akan bervariasi tergantung dari game apa yang menjadi favorit Anda. Bila game favorit Anda tersebut berkaitan dengan elemen saling membunuh antar pemain, dengan bantuan bom, bisa jadi Anda akan langsung menolak untuk mencobanya. Sayangnya, hal itu tidak berlaku bagi karakter dalam anime BTOOOM! ini, di mana mereka terpaksa melakukan hal seperti yang ada di dalam game yang mereka mainkan demi bertahan hidup. Satu pelajaran yang mungkin kita, sebagai gamer, bisa petik dari anime ini, “skill” dari dalam game yang kita mainkan mungkin saja akan bermanfaat di dunia nyata.14. Outbreak Company
Suatu dunia tanpa game di dalamnya. Mungkin Anda tidak akan membayangkan apa yang terjadi bila Anda harus tinggal di dalamnya. Namun, bila suatu kesempatan datang dan Anda, yang berasal dari dunia yang mengenal game, harus pindah ke dunia paralel tersebut dan memperkenalkan game di sana, apakah Anda berminat untuk mengambil pekerjaan penuh resiko tersebut untuk sekedar “berbagi kebahagiaan” dengan penghuninya? Sembari memikirkan jawaban untuk pertanyaan tersebut, tidak ada salahnya Anda mencoba untuk menonton anime yang satu ini yang menggambarkan hal serupa dengan pertanyaan kami di atas.13. Sword Art Online
Anime yang satu ini seakan menjadi gambaran yang menarik terkait “game di masa depan”. Melalui virtual reality, kita semua bisa merasakan apa yang ada di dalam game dengan kita seakan benar-benar berada di dalamnya. Gambaran terkait sebuah dunia yang “wah” dengan berbagai elemen menarik di dalamnya tentu akan membuat kita tidak sabar untuk menikmatinya, suatu saat nanti. Namun, apa jadinya bila ada pihak tertentu yang memiliki rencana jahat di balik sebuah game virtual reality tersebut? Bencana! Setelah menonton anime yang satu ini, terlepas dari apa saja “keuntungan” yang bisa didapatkan dari game virtual reality, apakah Anda masih berencana untuk mencoba sistem serupa bila benar-benar hadir di dunia nyata?12. Accel World
Dunia nyata kembali bersinggungan dengan dunia game di dalam anime ini. Sang karakter utama dalam anime ini mendapati dirinya berada dalam fenomena aneh, di mana dia merasa sekelilingnya bergerak jauh lebih lambat dari dirinya. Hal itu disebabkan oleh sistem khusus yang membuat penggunanya memiliki kecepatan lebih tinggi dari sekitarnya dengan “biaya” yang harus dibayarkan didapat dari pertarungan melawan orang lain yang menggunakan sistem serupa, yang ternyata adalah sebuah sebuah Augmented Reality MMO. Tema unik ini membuat anime yang satu ini menjadi tontonan menarik yang kami rasa sesuai untuk para gamer.↧
Visual The Division Pre-Alpha Bocor: Bukti Downgrade?
Gamer mana yang tidak akan jatuh hati melihat The Division ketika Ubisoft menjadikannya sebagai “hidangan penutup” untuk event E3 2012 silam. Hampir semua yang Anda inginkan dari sebuah game generasi terbaru ditawarkan di sana, dari kualitas visual memanjakan mata hingga mekanik gameplay yang akan melebur third person shooter – MMO – dan RPG di dalamnya. Direncanakan akan merilisnya sebelum tahun 2015 ini berakhir, Ubisoft masih tutup mulut terkait The Division dengan minimnya informasi yang meluncur. Hal ini membuat rumor menguat, bahkan soal keberadaan masa alpha untuk umum yang sempat beredar beberapa waktu yang lalu. Namun kekhawatiran utama kita tentu saja hanya satu, bahwa The Division akan “berakhir” seperti Watch Dogs.
Presentasi memesona namun dengan hasil akhir yang tidak seberapa fantastis, inilah ketakutan yang muncul setiap kali membicarakan produk Ubisoft. Apalagi soal kualitas visual. Apakah The Division akan mengalami proses menyebalkan yang sama? Kecemasan in menguat setelah beberapa screenshot masa pre-alpha muncul ke permukaan. Dari dua screenshot tersebut terlihat jelas bahwa ia muncul dengan visualisasi yang tidak sebanding dengan demo gameplay di E3 terdahulu. Apakah ini bisa dilihat sebagai bentuk downgrade?
Ubisoft langsung bereaksi dan membantah isu downgrade tersebut. Mereka menegaskan bahwa versi yang muncul ke dunia maya tersebut masih dalam tahap “pre-alpha” yang berarti masih dalam proses pengembangan. Ia sama sekali tidak merepresentasikan kualitas The Division yang tengah mereka kembangkan saat ini. Kedua gambar ini diambil dari masa test pre-alpha yang dilakukan oleh tim untuk menguji kesiapan infrastruktur server jika berada di kondisi sebenarnya. Ubisoft Massive juga menyebut bahwa ada banyak hal yang berubah sejak build ini.
Lantas, kapan The Division tepatnya akan meluncur? Ubisoft sendiri masih enggak memberikan detail baru apapun. The Division sendiri akan dirilis untuk Playstation 4,Xbox One, dan PC.
↧
Mad Max Tinggalkan Konsol Last-Gen
Basis user yang masih terhitung besar dan haus game baru di saat yang sama memang membuat platform generasi sebelumnya masih tampil sebagai pasar yang menggoda. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak developer yang masih terlihat enggan untuk beralih generasi terlepas dari popularitasnya yang kian meninggi. Di sisi lain, keputusan ini menghasilkan efek negatif tersendiri. Dengan perhatian yang terbagi atas dua generasi platform, developer tidak akan bisa memunculkan sebuah game yang benar-benar optimal. Hasilnya selalu berakhir sama, entah fitur atau visual di last-gen yang dikurangi, atau justru versi new-gen yang terlihat tidak maksimal. Developer dari Mad Max, sekaligus Just Cause 3 – Avalanche Studios tampaknya mengerti hal tersebut.
Sempat tidak menawarkan informasi yang baru untuk waktu yang cukup lama, Avalanche Studios – bersama dengan sang publisher – Warner Bros akhirnya memberikan detail teranyar untuk game dystopia mereka yang cukup diantisipasi – Mad Max.
Menawarkan tanggal rilis pasti setelah menjadi misteri untuk waktu yang cukup lama, Mad Max juga hadir dengan berita buruk untuk para gamer yang masih mengandalkan Playstation 3 atau Xbox 360 sebagai platform gaming utama mereka. Benar sekali, Mad Max memutuskan untuk membatalkan versi last-gen untuk berfokus di optimalisasi new-gen. Kebijakan sama seperti yang dilakukan Techland dengan Dying Light beberapa waktu yang lalu.
Lantas kapan Anda bisa menikmati game yang satu ini? Mad Max akan meluncur pada 4 September 2015 mendatang, untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC. Jadi untuk Anda yang masih mengandalkan PS3 / Xbox 360, Anda tampaknya harus mencari alternatif platform untuk dapat menikmatinya. Can’t wait!
↧
Watch Dogs Kalahkan GTA V di Australia!
Nama Watch Dogs dan Grand Theft Auto V tentunya memiliki tempat tersendiri di hati para gamer. Terlepas dari adanya kekurangan di sana-sini, baik Watch Dogs maupun GTA V sama-sama menawarkan pengalaman gaming yang menawan.
Meski begitu, harus diakui GTA V punya lebih banyak fans di dunia karena memang telah memiliki sejarah panjang sejak seri-seri sebelumnya. Tak sedikit pula yang beranggapan secara gameplay GTA V masih lebih baik.
Namun hal itu ternyata tidak berlaku bagi pasar Australia. Menurut data dari NPD Group Australia, penjualan Watch Dogs justru jauh lebih laris dibanding game garapan Rockstar tersebut.
Walaupun tak dijelaskan angka pastinya, data total penjualan sepanjang tahun 2014 mendongrak Watch Dogs ke posisi kedua sebagai game terlaris. Sementara GTA V berada di posisi keempat. Sekadar informasi tambahan, total penjualan tersebut sudah termasuk penjualan dari semua platform dimana game yang dimaksud dirilis di Australia.
Tempat pertama yang sekaligus sebagai jawaranya diisi oleh Call of Duty: Advanced Warfare. Sedangkan di antara Watch Dogs dan GTA V ada FIFA 15. Posisi lima hingga sepuluh ditempati oleh Minecraft, Destiny, Far Cry 4, Call of Duty: Ghost, Assassin’s Creed IV: Black Flag, Battlefield 4.
Menurut Interactive Games & Entertainment Association, total penjualan software game di Australia secara keseluruhan turun hingga 5,3 persen dibanding tahun sebelumnya. Akan tetapi, penjualan konsol meningkat tajam hingga 47 persen.
↧
↧
MGS V: The Phantom Pain versi PC Dirilis Lebih Lambat!
Setelah menunggu cukup lama dan sempat menjadi korban troll Hideo Kojima, gamer di seluruh dunia tampaknya boleh berlega hati. Salah satu informasi yang sudah begitu diantisipasi – tanggal rilis akhirnya diumumkan. Metal Gear Solid V: The Phantom Pain untuk konsol – Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, dan Xbox One akan meluncur pada 1 September 2015 mendatang. Tidak hanya itu saja, bersama dengan media gaming raksasa – IGN, Hideo Kojima juga melemparkan lebih banyak detail terkait seri ini, baik dari sisi gameplay maupun bundle spesial yang akan ditawarkan.
Metal Gear Solid V: The Phantom Pain versi Playstation 4 akan menawarkan bundle spesial – Collector’s Edition yang akan membuat para penggemar Metal Gear Solid jatuh hati. Collector’s Edition ini akan memuat banyak konten bonus di dalam game, termasuk senjata, shield, cardboard, costume, “Venom Snake” Emblem, Metal Gear Online XP Boost, dan Items untuk Metal Gear Online. Namun yang menarik adalah beragam bonus collectibles yang sangat menggoda. Collector’s Edition ini juga menawarkan sebuah replika tangan Bionic Snake dalam skala setengah, Steelbook, Behind-the Scene Blu-Ray Disc, sebuah peta, dan tentu saja – packaging eksklusif.
Sementara dari sisi gameplay, Kojima mengaku bahwa berbeda dengan seri sebelumnya, Snake di MGS V: TPP tidak akan banyak berbicara. Kojima menyebut bahwa langkah ini ia tempuh untuk menguatkan citra Snake sebagai alter-ego gamer sendiri, membuatnya lebih dekat pada perspektif gamer sendiri. Seperti halnya Mad Max di film Mad Max 2, karakter-karakter di sekitar Snake lah yang akan memperkuat cerita yang ada.
Berita buruk untuk gamer PC yang sudah mengantisipasi seri ini, Anda tampaknya harus gigit jari membiarkan gamer konsol untuk menikmati game ini terlebih dahulu. Mengapa? Karena rilis PC dikonfirmasikan akan dua minggu lebih lambat daripada versi konsol. Metal Gear Solid V: The Phantom Pain versi PC akan meluncur pada 15 September 2015 mendatang. 6 more months!
↧
EA Matikan Maxis – Developer The Sims dan SimCity
Entah berapa banyak korban industri game yang sudah berjatuhan di bawah bendera EA. Terlepas dari statusnya sebagai publisher raksasa yang secara konsisten menangani franchise populer dengan kualitas yang cukup mumpuni, EA bukanlah pihak yang mudah dipuaskan oleh kinerja mereka. Berita buruknya? Mereka seringkali mengakuisisi developer yang punya track record luar biasa di masa lalu, meminta mereka merilis beberapa game, dan kemudian berakhir “membunuhnya” tanpa ada perasaan bersalah. Lihat saja apa yang sudah EA lakukan dengan Westwood dan Bullfrog. Namun siapa yang menyangka bahwa mereka cukup berani untuk mematikan satu nama – Maxis?
Maxis sendiri merupakan developer di belakang franchise raksasa sekelas SimCity dan The Sims yang memang harus diakui, sangat populer, bahkan di kalangan gamer casual sekalipun. Sayangnya, berita buruk justru meluncur dari developer yang satu ini. EA secara resmi menutup studios utama Maxis di Emeryville tanpa memberikan alasan resmi apapun.
Semua IP yang mereka tangani akan dialihkan ke studio di Redwood Shores, Salt Lake City, Helsinki, dan Melbourne. Terlepas dari penutupan ini, EA juga menegaskan bahwa dukungan terhadap The Sims 4 akan terus berlanjut, dengan segudang update dan content di masa depan. Mereka juga akan terus mengembangkan SimCity.
EA membuka kesempatan bagi karyawan yang terkena efek penutupan ini untuk mencari opsi karir lain di dalam tubuh EA atau pisah dengan dukugan mereka pula.
Selamat tinggal Maxis, thanks for the hardwork all these years.. And please EA, no more..
↧
Wolfenstein Umumkan Seri Prekuel: The Old Blood
Sebuah kejutan manis di tahun 2014 silam, kalimat yang satu ini memang pantas disandang oleh game FPS racikan Machinegames dan Bethesda – Wolfenstein: The New Order. Ada rasa pesimis bahwa ia akan mampu tampil baik setelah serangkaian screenshot dan trailer yang memang boleh dibilang, tidak terlalu meyakinkan. Namun bertolak belakang dengan semua prediksi ini, ia tampil sebagai game FPS terbaik tahun lalu menurut pengamatan kami. Jalinan cerita dan karakter yang kuat dan gameplay yang fun menghasilkan pengalaman FPS klasik yang sudah lama kita rindukan. Berita baiknya? Bethesda membuka kesempatan untuk menikmati lebih banyak sensasi tersebut.
Bethesda Softworks dan Machinegames resmi mengumumkan eksistensi seri prekuel untuk The New Order yang nantinya akan dirilis sebagai standalone DLC. Ini berarti Anda tetap bisa menikmatinya walaupun tanpa memiliki The New Order itu sendiri.
Seri prekuel ini sendiri akan menyandang nama “Wolfenstein: The Old Blood” yang akan kembali membawa Anda ke dalam pertempuran melawan para Nazi. Blazkowicz – sang karakter utama kini akan diperkuat dengan senjata dual-wielding dan shotgun. Serangkaian musuh dan setting baru yang menawan dijanjikan hadir.
Wolfenstein: The Old Blood ini akan dirilis pada 5 Mei 2015 mendatang untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC. Selayaknya game standalone pada umumnya, ia akan ditawarkan di kisaran harga yang cukup terjangkau – sekitar USD 19.99. Sayangnya, tidak ada detail berapa lama waktu permainan yang akan disuntikkan mengingat tingkat harga yang ada.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik untuk mencicipinya?
↧
Penjualan PS4 Tembus 20,2 Juta Unit!
Prestasi luar biasa kembali diraih oleh konsol anyar garapan Sony, PlayStation 4. Dalam acara Game Developers Conference 2015, sang produsen asal Jepang mengumumkan bahwa saat ini penjualan PS4 telah menembus angka 20,2 juta unit!
Perlu diketahui bahwa angka tersebut adalah total penjualan di seluruh dunia. Sebelum menembus 20,2 juta unit, pada bulan Januari 2015 lalu penjualan PS4 masih berada di angka 18,5 juta unit. Ini artinya dalam jangka waktu hanya satu bulan saja, penjualannya kembali bertambah hingga 1,7 juta unit.
“Kami sangat bersyukur pada dukungan yang luar biasa dari fans PlayStation di seluruh dunia, dan kami sangat tersanjung pada gamer di dunia selalu memilih PS4 sebagai tempat terbaik untuk bermain,: ujar SCE CEO, Andrew House.
Kedepannya, Sony berjanji akan meneruskan komitmen mereka untuk menghadirkan pengalaman hiburan yang unik dan interaktif, melalui keammpuan network dan sistem sosial pada PlayStation 4.
Lalu, bagaimana dengan pesaing terberat mereka, Xbox One? Hingga saat ini Microsoft belum memberi update terbaru tentang total penjualan mereka di seluruh dunia. Terakhir, pihak perusahaan menjelaskan pada November 2014 bahwa distribusi Xbox One telah mencapai 10 juta.
↧
↧
Review Resident Evil – Revelations 2: Petualangan Baru Muka Lama!
Apa yang sebenarnya diiinginkan Capcom dengan franchise survival horror andalannya – Resident Evil? Pertanyaan yang menghantui banyak penggemar seri lawasnya ini seolah tidak pernah terjawab. Di satu sisi, mereka merilis game sekelas Resident Evil 6 dengan cita rasa action yang terlampau kuat. Namun di sisi lain, mereka juga seolah terlihat hendak kembali ke cita rasa klasik lewat Resident Evil HD Remaster, yang secara mengejutkan, ternyata sukses besar di pasaran. Di luar dua nama besar ini, Resident Evil sebenarnya masih punya satu lagi seri yang boleh dibilang, berhasil melebur keduanya di ruang yang sama dan mengeksekusinya dengan begitu baik. Benar sekali, kita tengah membicarakan seri Revelations yang pertama kali muncul di 3DS beberapa tahun yang lalu. Kesuksesan sang seri pertama akhirnya mendorong Capcom mengembangkan sebuah seri sekuel dan akhirnya, melepasnya ke pasaran.
Namun berbeda dengan seri pertamanya, Resident Evil: Revelations 2 ditawarkan pertama kali dalam bentuk digital dan mengusung sistem rilis secara episodik ala game-game interactive story seperti The Walking Dead, Game of Thrones, atau Life is Strange. Dirilis secara mingguan, setiap episode akan memuat gameplay sekitar 1,5-2 jam dengan porsi cerita yang terus bergerak. Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja cukup mengerti apa yang ditawarkan seri yang satu ini. Secara visual, Revelations 2 memang tidak terlihat memesona. Untuk PC di setting terbaik pun, Anda masih menemukan tekstur resolusi rendah dan detail yang tidak bisa disejajarkan dengan game-game yang memang dibangun untuk platform generasi terbaru.
Lantas bagaimana dengan sisi gameplay yang ada? Kami cukup merasa beruntung untuk setidaknya menunggu episode 2 sebelum menyimpulkan seperti apa atmosfer game yang satu ini. Mengapa? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Semakin banyak seri Resident Evil yang meluncur ke pasaran, semakin banyak pula “organisasi” yang harus Anda ingat, beserta dengan perannya. Setidaknya hal inilah yang kami rasakan di awal pengenalan Resident Evil Revelations 2 ini. Revelations 2 mengambil setting antara Resident Evil 5 dan Resident Evil 6. Dunia kini mulai mengerti soal bahaya bio-terrorism yang mengancam eksistensi manusia sebagai sebuah ras. Di tengah ketidakmampuan pemerintah dan politisi untuk memberikan rasa aman untuk penduduknya, lahirlah sebuah organisasi bernama – Terra Save – yang memang difokuskan untuk memerangi kejahatan ini. Mengikuti event yang terjadi di versi film RE Degenerations, Claire Redfield merupakan salah satu ujung tombak Terra Save. Bersama dengan Moira – anggota baru yang juga merupakan anak Barry Burton, nasib Claire kembali terjebak di sebuah malam yang seharusnya berjalan damai tanpa rintangan. Secara mendadak, markas Terra Save diserang oleh kelompok bersenjata tidak dikenal yang membawa Claire dan Moira keluar dalam kondisi tidak sadar. Ketika terbangun, mereka berdua menemukan dirinya terpenjara di sebuah fasilitas misterius yang terlihat tua dan kotor, dengan sebuah gelang terpasang di tangan mereka. Tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, gelang ini juga dapat berubah warna untuk merefleksikan emosi sang pengguna. Bersama dengan Moira, Claire berusaha mencari jalan keluar dari mimpi buruk ini. Beragam makhluk menyeramkan yang berusaha membunuh mereka seolah kian menegaskan fakta bahwa mereka kini tengah terjebak di fasilitas eksperimen yang entah digawangi oleh siapa. Namun ternyata jalan keluar adalah hal terakhir yang bisa mereka dapatkan. Claire dan Moira terjebak di tengah pulau antah berantah, dengan sinyal radio yang bahkan diragukan, bisa mencapai siapapun. 6 bulan setelah event tersebut, Barry yang tidak pernah menyerah mencari sang anak kesayangan akhirnya tiba di pulau yang sama. Bersama dengan seorang anak misterius yang menyambutnya di dermaga – Natalia, Barry berusaha menyusuri kembali jejak Moira dan Claire, termasuk berhadapan dengan serangkaian makhluk yang menjadi teror mereka. Apalagi Natalia sendiri mengaku bahwa ia sempat bertemu dengan Moira, walaupun percaya, bahwa ia kini sudah tewas karena kejadian terakhir yang menimpanya. Berita buruknya? Mereka tidak sendiri. Barry akhirnya mengetahui bahwa seorang wanita yang menamakan dirinya sebagai “The Overseer” terus membangun komunikasi dengan Claire dan Moira dan ditengarai sebagai alasan di balik nasib buruk yang menimpa keduanya. Mampukah Claire, Barry, Natalia, dan Moira menyelamatkan diri dari pulau ini? Apa yang sebenarnya tengah terjadi di neraka dunia yang satu ini? Efek apa yang sebenarnya dihasilkan gelang yang terpaksa mereka kenakan? Siapa pula “The Overseer”? Semua jawaban ini bisa Anda dapatkan dengan memainkan RE: Revelations 2 ini.↧
Valve Ungkap Syarat Gratiskan Source 2
Hanya dalam waktu berberapa hari saja, kita dibombardir dengan begitu banyak berita mengejutkan dari ajang GDC 2015, baik dari produsen perangkat keras maupun perangkat lunak di industri game. Namun kemenangan utama tampaknya dipegang oleh developer indie yang berusaha masuk ke dalam industri dari seluruh dunia. Bagaimana tidak? Hanya dalam beberapa hari saja, tiga engine utama untuk masuk ke dalam platform generasi terbaru – Unreal Engine 4 dari Epic, Unity5, dan Source 2 dari Valve dipastikan akan didistribusikan secara gratis. Namun tentu saja, ini bukan tindak amal. Sebagai sebuah bisnis selalu ada timbal balik yang harus disediakan oleh para developer yang menggunakan jasa mereka.
Epic Games meminta presentase keuntungan 5% untuk setiap USD 3.000/kuartal yang berhasil didapatkan oleh developer untuk sebuah proyek komersial jika mereka menggunakan Unreal Engine 4. Sementara Unity akan menggratiskan Unity5 untuk developer yang memiliki pendapatan / pendanaan game di bawah USD 100.000 namun meminta studio dengan dana di atas tersebut untuk membeli versi Professional mereka. Lantas, bagaimana dengan Valve dan Source 2 mereka sendiri?
Valve akhirnya berbagi syarat apa yang dibutuhkan untuk menggunakan Source 2 mereka secara cuma-cuma. Mereka menegaskan bahwa tidak akan meminta sistem bagi keuntungan dan sejenisnya. Valve hanya mensyaratkan satu hal – bahwa semua game yang menggunakan Source 2 harus dirilis di Steam, bersamaan dengan platform lain manapun yang ditargetkan oleh developer. Hal ini diungkapkan oleh salah satu petinggi Valve sendiri – Erik Johnson.
Walaupun terlihat “tidak menarik” keuntungan sama sekali, strategi Valve harus diakui cerdas. Meminta mereka merilis game di Steam, berarti membuka peluang bagi Valve untuk menarik keuntungan 30% dari total pendapatan game digital yang dirilis di portal distribusi mereka, seperti kebijakan yang mereka terapkan saat ini.
Apakah digratiskannya Source 2, Unreal Engine 4, dan Unity5 akan membuka kesempatan bagi lahirnya game-game indie dengan visual menawan? Kita tunggu saja.
↧
Rock Band 4 Diumumkan!
Berperan tak ubahnya seorang Rockstar, dengan gitar mainan di tangan dan gebukan drum plastik di belakang, Rock Band dari Harmonix memang fenonemal. Sensasi gameplay menyenangkan dipadukan dengan kesempatan untuk menikmati lagu-lagu terbaik dari beragam era yang mungkin terlewatkan jadi daya tarik utama. Sayangnya, popularitas yang meredup membuat sang developer tidak lagi tertarik untuk merilis seri baru. Namun harapan untuk melihat kembali seri ini di masa depan kian menguat setelah beragam rumor yang sempat beredar beberapa waktu yang lalu. Informasi yang kita nantikan akhirnya tiba! Harmonix secara resmi mengumumkan Rock Band 4!
Seperti beberapa rumor sebelumnya, seri terbaru Rock Band ini memang ditujukan untuk platform generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One. Kotaku UK sendiri berbagi detail terbaru terkait detail gameplay yang akan ia tawarkan:
- Rock Band 4 akan dirilis untuk Playstation 4 dan Xbox One
- Semua instrumen / peripheral gaming Rock Band dari generasi sebelumnya tengah diupayakan agar tetap bisa digunakan di Rock Band 4 ini. Harmonix tengah terlibat pembicaraan dengan Microsoft dan Sony.
- Semua DLC lagu yang Anda beli di Rock Band sebelumnya bisa dibawa ke Rock Band 4 ini.
- Akan ada instrumen baru nantinya, dan gamer yang melakukan pre-order akan mendapatkan warna eksklusif tertentu.
- Perangkat ini akan punya ukuran dan bentuk yang tidak banyak berbeda. Harmonix masih bekerja sama dengan Fender.
- Rock Band 4 tidak akan lagi berdiri di bawah bendera EA!
- Harmonix akan bekerja dengan Mad Catz untuk mendistribusikan game fisik Rock Band 4 sekaligus merancang perangkat instrumen barunya.
- Rock Band 4 direncanakan bisa bertahan untuk bertahun-tahun. Tidak ada rencana untuk merilisnya sebagai franchise tahunan seperti di generasi sebelumnya.
- Ia rencananya akan dirilis di musim panas 2015 ini.
↧
Shadow of Mordor Raih ‘Game of the Year’ di GDC Awards 2015
Game garapan Monolith, Middle-earth: Shadow of Mordor, memang tampil sebagai salah satu game terbaik yang dirilis di tahun 2014 lalu. Gameplay yang menawan dengan visual kelas atas menjadi perpaduan yang sempurna untuk menarik minat para gamer.
Kerja keras developer pun semakin terbayarkan dengan beberapa penghargaan yang telah diraihnya di berbagai nominasi. Yang terbaru, Shadow of Mordor berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Game of the Year di ajang Game Developer’s Choice Awards 2015.
Prestasi Shadow of Mordor cukup membanggakan. Pasalnya, game ini berhasil mengalahkan nama-nama besar lainnya yang juga tampil luar biasa tahun lalu, seperti Alien: Isolation, Bayonetta 2, Destiny, dan Hearthstone: Heroes of Warcraft. Berikut daftar lengkap para pemenang di GDC Awards 2015 di semua kategori:
- Game of the Year: Middle-earth: Shadow of Mordor
- Innovation Award: Monument Valley
- Best Debut: Stoic Studio (The Banner Saga)
- Best Design: Hearthstone: Heroes of Warcraft
- Best Handheld/Mobile Game: Monument Valley
- Best Visual Art: Monument Valley
- Best Narrative: Kentucky Route Zero: Episode 3
- Best Audio: Alien: Isolation
- Best Technology: Destiny
- Excellence in Visual Art: Metamorphabet (Patrick Smith)
- Excellence in Narrative: 80 Days (inkle Studios)
- Excellence in Design: Outer Wilds (Team Outer Wilds)
- Excellence in Audio: Ephemerid: A Musical Adventure (SuperChop Games)
- Nuovo Award: Tetrageddon Games (Nathalie Lawhead)
- Seumas McNally Grand Prize: Outer Wilds (Team Outer Wilds)
↧
↧
Valve Luncurkan Daftar Lengkap Steam Machine!
Sebuah konsep revolusioner atau justru sebuah blunder yang tinggal menunggu kegagalan, apapun hasil akhir yang mungkin ia capai, keberanian Valve untuk masuk ke pasar perangkat keras memang pantas untuk diacungi jempol. Lewat jajaran produk yang mereka sebut sebagai “Steam Universe”, Valve berupaya untuk mendefinisikan ulang pasar PC sebagai platform gaming lewat kombinasi Steam OS, Steam Machine, Steam Controller, Steam Link, dan Steam itu sendiri. Menjadikan bulan November 2015 ini sebagai awal rilis, Valve sendiri mulai bersiap.
Tidak main-main, mereka akhirnya membuka seksi khusus untuk hardware di portal distribusi digital andalan mereka – Steam. Anda bisa memesan Steam Controller atau Steam Link via seksi teranyar ini. Menariknya lagi? Valve juga menyertakan rangkaian produsen Steam Machine dalam list yang lebih lengkap, memuat semua spesifikasi dan harga yang dipatok untuk masing-masing. Beberapa di antaranya akan sudah tersedia pada bulan November 2015 mendatang. Apa saja? Berikut adalah list lengkap Steam Machine berikut spesifikasinya:
Alienware
Alienware Steam Machine A
- CPU: Intel® Core™ i3 Dual-Core processor
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX – 2GB GDDR5
- Memory: 4GB DDR3L 1600MHz
- Storage: 500GB Hard Drive
Alienware Steam Machine B
- CPU: Intel® Core™ i3 Dual-Core processor
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX – 2GB GDDR5
- Memory: 8GB Dual Channel DDR3L 1600MHz
- Storage: 1TB Hard Drive
Alienware Steam Machine C
- CPU: Intel® Core™ i5 Quad-Core processor
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX – 2GB GDDR5
- Memory: 8GB Dual Channel DDR3L 1600MHz
- Storage: 1TB Hard Drive
Alienware Steam Machine D
- CPU: Intel® Core™ i7 Quad-Core processor
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX – 2GB GDDR5
- Memory: 8GB Dual Channel DDR3L 1600MHz
- Storage: 2TB Hard Drive
Alternate Steam Machine
Alternate Steam Machine
- Price: USD 1,099
- CPU: Intel® Core™ i3-4130
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 750Ti
- Memory: 8GB DDR3-1600MHz
- Storage: 500GB SSHD
Alternate Steam Machine – Advanced
- Price: USD 1,299
- CPU: Intel® Core™ i5-4570
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 960
- Memory: 8GB DDR3-1600MHz
- Storage: 1TB SSHD
Alternate Steam Machine – Power
- Price: USD 1,499
- CPU: Intel® Core™ i5-4570
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 970
- Memory: 8GB DDR3-1600MHz
- Storage: 1TB SSHD
Alternate Steam Machine – Ultra
- Price: USD 1,899
- CPU: Intel® Core™ i5-4670K
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 980
- Memory: 8GB DDR3-1600MHz
- Storage: 2TB SSHD
ASUS ROG GR8S
- Price: Starting at USD 699
- CPU: Intel® Core™ i5/i7 processors
- GPU: NVIDIA® GeForce® 9-series graphics
- Memory: DDR3 4GB ~ 16GB
- Storage: 500GB/1TB 7200rpm HDD, or 128GB ~ 512GB SSD
- Audio: ROG SupremeFX 5.1 HD audio
- Network: Intel Gb LAN with 802.11 ac Wi-Fi
Digital Storm Eclipse Steam Machine
- Price: USD 699
- CPU: Intel® Pentium® G3220
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 960 2GB
- RAM: 8GB DDR3 1600MHz
- Storage: 1TB 7200RPM Machnical
Falcon Northwest Tiki Steam Machine
- Price: USD 1,999 – $4,999
- CPU: Intel® Core™ up to i7-4790K
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 900 series, including Titan and Titan-Z class
- Memory: Up to 16GB of DDR3-1866 MHz
- Storage: Up to 8 TB of SSD or SSDs and a standard HDD
- Completely customizable configurations
- Liquid cooled CPU
- Overclocking available
- Only 4 inches wide – 40% smaller than our “FragBox” Small Form Factor PC!
Gigabyte Brix Pro
- Price: USD 599
- CPU: Intel® Core™ i7-4770R
- GPU: Intel® Iris™ Pro graphics 5200
- Memory: 2 x SO-DIMM DDR3L slots 1600 MHz
- Storage: Supports 2.5” SSD/HDD (1 x 6Gbps SATA3)
iBuyPower SBX
- Price: USD 459
- CPU: AMD Athlon™ X4 840
- GPU: ATI Radeon™ R7 250X 1GB GDDR5
- RAM: 4GB Ram (Up to 8GB Ram)
- Storage: 500GB HDD (Up to 1TB HDD)
Maingear DRIFT
- Price: Starting USD 849
- CPU: Up to Intel® Core™ 4790K
- GPU: Up to NVIDIA® Geforce® GTX 980 and AMD R9 290X
- Storage: Up to 2x 1TB SSD and 1x 6TB 3.5’ HDD
- RAM: Up to 16GB of DDR 3 Memory
- Other: Epic 120 Liquid Cooling
Materiel.net Steam Machine
- Price: USD 899
- CPU: Intel® Core™ 4440
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 960 OC
- Memory: TBD
- Storage: SSHD – 1TB To (8GB Nand)
NextBox
NextBox Steam Machine – $799 USD
- CPU: Intel® Core™ I3 4160
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 750
- Memory: 8Gb DDR3
- Storage: 1TB
NextBox Steam Machine – TBD
- CPU: Intel® Core™ I3 4160
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 960
- Memory: 8Gb DDR3
- Storage: 1TB
NextBox Steam Machine – $1,299 USD
- CPU: Intel® Core™ I5 4460
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 970
- Memory: 8Gb DDR3
- Storage: 512GB SSD
ORIGIN OMEGA Steam Machine
- Price: USD 899 – $4,999+
- CPU: Up to an Intel® Core™ i7 4770k
- GPU: Up to 3-WAY NVIDIA® Geforce® GTX 980
- Memory: Up to 32GB of 1866Mhz
- Storage: Up to 14TB
Scan 3XS ST Steam Machine
Scan 3XS ST5 Steam Machine
- Price: USD 999
- CPU: Intel® Core™ i3
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 750 Ti
- Memory: 8GB of Corsair DDR3 as standard, with 16GB available
- Storage: 120GB SSD as standard, with larger options available
Scan 3XS ST10 Steam Machine
- Price: USD 1,159
- CPU: Intel® Core™ i5
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 960
-
Memory: 8GB of Corsair DDR3 as standard, with 16GB available
- Storage: 120GB SSD as standard, with larger options available
Scan 3XS ST15 Steam Machine
- Price: USD 1,299
- CPU: Intel® Core™ i5
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 970
- Memory: 8GB of Corsair DDR3 as standard, with 16GB available
- Storage: 120GB SSD as standard, with larger options available
Syber Steam Machine
Syber Steam Machine A
- Price: USD 499
- CPU: AMD Athlon X4 840
- GPU: AMD Radeon R9 270 2GB
- Memory: 4GB DDR3 1600MHz
- Storage: 500GB 7200 RPM HDD
Syber Steam Machine I
- Price: USD 599
- CPU: Intel® Core™ i3 4150
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 750Ti 2GB
- Memory: 8GB DDR3 1600MHz
- Storage: 1TB 7200 RPM HDD
Syber Steam Machine X
- Price: USD 1,399
- CPU: Intel® Core™ i7-4790K
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 980 4GB
- Memory: 8GB DDR3 1600MHz
- Storage: 1TB 7200 RPM HDD
Webhallen S15-01
- Price: USD 949
- CPU: Intel® Core™ i5-4460
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 960 2GB
- Memory: 8GB DDR3 1600MHz
- Storage: 1TB SSHD
Zotac Steam Machine SN970
- Price: USD 999
- CPU: Intel® 6th Gen Processor
- GPU: NVIDIA® Geforce® GTX 970M with 3GB GDDR5
- Memory: 8GB DDR3 SODIMM bundled
- Storage: 2.5” 1TB HDD + 64GB M.2 SSD
↧
Review DreadOut: Horor Lokal Lebih Seram!
Indonesia merupakan tanah yang penuh dengan kisah mistis dan keberadaan makhluk gaib sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya tanah air. Bila Anda telaah lebih dalam lagi, tidak ada daerah yang tidak memiliki kisah hantu. Mulai dari kuntilanak dengan lengkingan tertawanya yang mampu membuat panik hingga genderuwo pemakan manusia. Bahkan bisa dikatakan Anda besar bersama kisah hantu tersebut, apalagi bila Anda besar di daerah pedesaan atau kota kecil.
Budaya timur yang mengalir dalam darah daging orang Indonesia sampai mampu menciptakan cerita hantu yang lebih mengerikan daripada hantunya budaya barat. Itu pula sebabnya cerita hantu umumnya dari Asia jauh lebih membuat orang takut sendirian di malam hari ketimbang cerita dari Amerika atau Eropa misalnya. Selain film, game juga turut serta dalam mengambil tema yang ditakuti tapi secara bersamaan selalu menarik perhatian orang. Hal ini juga dilakukan oleh DreadOut, game Survival Horror dengan hantu khas Indonesia dan nuansa kental budaya tanah air.
Terjebak di Kota Hantu
DreadOut merupakan game Survival Horror yang terbagi menjadi dua episode. Karena bentuknya yang episodik tersebut, game ini terbilang cukup pendek durasi permainannya dan episode pertama saja dapat diselesaikan dalam satu hingga dua jam. Akibat lain yang dapat langsung dirasakan dalam permainannya adalah ceritanya menjadi ikut relatif pendek juga. Untungnya, alur cerita dari game ini sendiri mampu dipertahankan dengan baik. Kisah dalam DreadOut dimulai dari pertemuan antara sekelompok anak SMU bersama guru pembimbingnya dengan kota tua. Sebelumnya Linda, tokoh utama dalam game ini, sempat bermimpi mengenai kejadian menyeramkan yang dapat ditemui pada demo game yang sempat kami bahas dahulu.. Bersama teman sekelasnya bernama Ira, Shelly, Yayan, Doni, dan gurunya Ibu Siska, mereka menemukan jembatan rusak yang menghubungkan mereka dengan kota tua berkabut. Kebetulan akibat Ibu Siska salah jalan tersebut menjadi semakin serius berkat Doni dan Yayan yang menemukan jalan menuju kota tersebut. Keusilan mereka pula yang menarik anggota lainnya, yaitu Shelly, Ibu Siska, Linda, dan Ira masuk ke kota tersebut. Ternyata, kota tersebut tidak hanya ditinggalkan, ia juga menyimpan keadaan masa lalu sekitar tahun 1980-an. Hal itu terlihat dengan baik dari lingkungan sekitar ketika mereka mencoba menyusul Yayan. Ketika mereka menemukan Yayan, ia sedang mengagumi sekolah tua berukuran besar cukup jauh di dalam kota. Rasa ingin tahu akhirnya membawa mereka masuk ke dalam sekolah tua tersebut dan cerita mencekam dari DreadOut dimulai. Linda harus berhadapan dengan kondisi mencekam akibat arwah gentayangan yang mendiami sekolah tua angker tersebut.↧
Final Fantasy VII: Time Guardian – Sekuel Racikan Fans Bergaya Skyrim
Bayangkan berapa banyak uang yang bisa didulang oleh Square Enix jika developer Jepang ini akhirnya memutuskan untuk membawa Final Fantasy VII ke platform generasi terbaru? Tidak hanya rilis ulang tanpa niat seperti yang mereka rencanakan saat ini, tetapi berwujud sebuah proyek HD Remaster yang digarap serius atau bahkan seri sekuel untuk mengobati kekecewaan yang sempat ditelurkan Diege of Cerberus. Dengan sikap Square Enix saat ini, tidak mengherankan jika banyak fans yang terdorong untuk mewujudkan mimpinya sendiri-sendiri. Salah satu proyek yang paling diantisipasi juga datang dari Jepang, walaupun akhirnya berujung dibatalkan. Sebuah proyek sekuel – Final Fantasy VII: Time Guardian.
Dikembangkan oleh Rodensoft – developer independen dari Jepang yang bermarkas di Aomori, FF VII: Time Guardian sebenarnya dikembangkan sebagai sebuah uji konsep engine lawas Squaresoft. Rodensoft hendak membuktikan betapa kuat dan fleksibelnya engine yang satu ini. Mereka sempat berencana hendak merilis FF VII: Time Guardian juga untuk Playstation pertama, sebelum akhirnya dibatalkan. Tidak sekedar mengubah jalan cerita, seri sekuel ini mengusung mekanik gameplay yang jauh berbeda – konsep RPG yang justru lebih dekat ke Skyrim daripada sebuah seri Final Fantasy.
Ceritanya sendiri akan dimulai dari Temple of the Ancients, dimana Time Guardian memerangkap Cait Sith dan mengubah alur cerita dari seri pertamanya. Setiap karakter utama yang ada tampaknya melupakan eksistensi karakter utama lain dan tidak lagi saling mengenal. Masing-masing karakter akan memulai petualangan mereka di kota masing-masing, dan direncanakan, akan saling bertemu satu sama lain, seiring dengan bergeraknya cerita. Namun kekuatan utama FF VII: Time Guardian ini justru terletak pada mekanik gameplay-nya. Rodensoft sempat berencana untuk menyuntikkan segudang fitur menarik dengan engine Playstation pertama ini:
- Sistem siang – malam dengan cuaca acak
- Sistem kalender untuk memperlihatkan waktu yang berubah
- NPC yang dinamis, melakukan beragam hal berbeda tergantung pada waktu in-game
- Change System – gamer bisa mengubah karakter utama kapanpun
- Time and the World – toko dan rumah akan buka dan tutup sesuai dengan waktu yang ada.
- Mini Games seperti G-bike, Snowboard, dan Torpedo attack
- Sistem multi-party, yang masing-masing berisikan 2-3 orang karakter. Gamer bisa mengubah-ngubah party yang secara fisik akan terus mengikuti Anda di belakang
- Dungeon didesaina cak
- Open-world
- Masing-masing karakter punya Field Skill unik, seperti Barrett yang mampu menghancurkan pintu dengan bomb, Yuffie yang bisa melakukan lockpicking, atau Vincent yang dapat melayang
- Sistem mining resource
- Anda juga bisa memiliki rumah di dalamnya
↧