MSI BEAT IT 2013 Final, turnamen kelas dunia yang mempertemukan 12 tim CS: GO terbaik dunia, telah berakhir pada hari Minggu lalu. Tim VeryGames dari Perancis telah berhasil menjadi juara pertama dalam turnamen yang menyediakan hadiah US$ 10000 plus 5 buah laptop MSI Gaming Series terbaru untuk sang juara tersebut. Namun, tahukah Anda, seperti apa gaming rig yang digunakan dalam turnamen tersebut?

Tentu saja, karena diselenggarakan oleh MSI dan didukung oleh Intel, NVIDIA, Western Digital, Eizo, dan Microsoft, gaming rig yang digunakan pastinya akan menggunakan produk-produk dari perusahaan-perusahaan tersebut. Namun, gaming rig tersebut bukanlah berupa sebuah PC DIY, melainkan sebuah gaming notebook dari MSI, produk yang sama dengan yang diberikan ke tim pemenang sebagai hadiah, yaitu MSI GT70 20C Gaming Series.

MSI GT70 20C, serta saudaranya yang memiliki layar sedikit lebih kecil, GT60 20C, menjadi gaming rig yang digunakan di MSI BEAT IT 2013 Final.

Perangkat tersebut menggunakan prosesor Intel Core i7 4^th Gen, Haswell, pengolah grafis dari NVIDIA, GTX770M, serta media penyimpanan berupa Western Digital SSD + HDD Dual Drive dengan kapasitas 1 TB untuk menemani boot drive berupa 2 x SSD dengan konfigurasi Super RAID 2. Untuk sistem operasi, perangkat tersebut dilengkapi dengan sistem operasi Windows 8 dari Microsoft.

Untuk display, disamping display standar dari laptop tersebut, layar 17.3″ dengan resolusi Full HD, MSI juga menyediakan monitor dari EIZO, FORIS FS2333, untuk digunakan sebagai monitor utama turnamen. Monitor dari EIZO tersebut memilkiki layar 23″ dengan resolusi Full HD dan dilengkapi dengan berbagai fitur yang disebut mendukung pengalaman bermain game yang lebih baik.

Sedangkan untuk perangkat input, MSI memberikan peserta menggunakan perangkat input andalannya masing-masing. Hampir semua tim yang bertanding di MSI BEAT IT 2013 Final memang telah memiliki sponsor yang memasok perangkat input, berupa mouse dan keyboard, serta perangkat audio personal, untuk seluruh anggota tim.

Dilema memang menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan setiap kali sebuah platform gaming terbaru dirilis ke pasaran. Perasaan inilah yang mungkin menghantui sebagian besar gamer konsol saat ini, ketika Playstation 4 dan Xbox One sudah mulai dirilis ke pasaran. Walaupun keduanya belum resmi masuk ke pasar Asia, namun beberapa toko retail besar sudah bisa menjualnya di harga yang tentu saja lebih tinggi. Bagi gamer yang cukup berkelimpahan, tidak ada paksaan untuk memilih. Mereka bisa membeli kedua konsol tersebut dan menikmati semua game dan fitur eksklusif perdana yang ditawarkan oleh platform next-gen. Namun untuk kita yang sebagian besar hadir dengan dana tabungan yang terbatas, pilihan adalah mutlak sesuatu yang harus dilakukan. Jadi, Playstation 4 atau Xbox One?

Untuk memastikan konsol mana yang memang Anda butuhkan, tentu saja ada beragam hal yang harus dipertimbangkan. Artikel ini sendiri memang didesain untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran apa saja yang harus Anda pikirkan sebelum membeli salah satu dia antaranya, tidak hanya sekedar untuk memenuhi hasrat gaming sementara, tetapi juga sebuah investasi jangka panjang, setidaknya hingga konsol ini lebih matang dalam beberapa tahun ke depan. JagatPlay sendiri memang belum menyentuh Playstation 4 ataupun Xbox One sendiri, namun ada begitu banyak informasi di dunia maya yang sudah cukup kuat untuk membantu memberikan sedikit gambaran.

Jadi, Playstation 4 atau Xbox One?

Spesifikasi

Berbeda dengan generasi sebelumnya, baik Playstation 4 dan Xbox One kini tentu saja diperkuat dengan perangkat keras yang jauh lebih kuat. Mengusung arsitektur X86, keduanya juga menjadikan APU dari AMD sebagai basis tenaga, namun tentu saja dengan perbedaan yang cukup signifikan satu sama lain. Keduanya mengusung spesifikasi sebagai berikut:

Playstation 4

• CPU: Single-chip X86 AMD “Jaguar” – 8 Cores
• GPU: AMD Radeon Graphic Core Next with 1152 shaders (1.84 TeraFLOPS/s)
• RAM: 8 GB GDDR5
• Optical Drive: Blu-ray/DVD
• Storage: 500 GB 5400 RPM SATA II (Bisa diganti dengan storage lain – minimal 160 GB, lebih tipis dari 9,5mm)
• External Storage: No
• Second Screen: PS Vita via Remote Play
• USB: USB 3.0 (2 ports)
• Bluetooth: Bluetooth 2.01 (EDR)
• A/V Hookups: HDMI output (4K Support), Optical output
• Power Supply: internal
• Region Lock: No

Xbox One

• CPU: 8 Core Microsoft custom CPU
• GPU: AMD Radeon GPU 853 MHz with 768 shaders (1.31 TeraFLOPS/s)
• RAM: 8 GB DDR3
• Optical Drive: Blu-ray/DVD
• Storage: 500 GB Hard Drive
• External Storage: Yes via USB
• Second Screen: SmartGlass
• USB: USB 3.0 (3 ports)
• Bluetooth: No
• A/V Hookups: HDMI output (4K Support), Optical Output
• Power Supply: eksternal
• Region Lock: No

Di atas kertas, Playstation 4 memang unggul di sisi performa, dengan kemampuan lebih dari 50% di atas Xbox One. Klaim yang satu ini tidak hanya dikonfirmasi oleh sebagian besar developer game next-gen, tetapi juga performa yang diperlihatkan di game-game saat rilis. Beberapa game third party dan game eksklusif Xbox One sendiri hanya mampu menjalankan game di resolusi 720p – 900p, dengan framerate bervariasi antara 30-60. Sementara game-game third party dan first party di Playstation 4 berjalan di 1080p.

The Controller

Xbox One Wireless Controller

Dualshock 4

Kontroler memang menjadi pintu gerbang paling utama untuk menikmati sebuah video game secara optimal. Di generasi sebelumnya, Microsoft memang menetapkan standar ergonomi yang luar biasa lewat kontoler Xbox 360 yang super nyaman untuk digunakan di beragam genre dan platform. Ia bahkan menjadi salah satu kontroler fisk yang paling diminati untuk diadaptasikan ke PC.

Sony sendiri berbenah diri di Playstation 4. Mengusung kontroler baru – DualShock 4, Sony mengubah desain ergonomi yang ada agar lebih nyaman digunakan, termasuk kedua tombol trigger di bagian belakang yang selama ini menjadi keluhan. Tidak hanya itu saja, mereka juga menyematkan satu area touchpad di bagian tengah layar untuk mengakomodasi navigasi dan menawarkan mekanik unik tersendiri dalam gameplay. Tombol share juga disematkan untuk Anda yang ingin berbagi konten multimedia yang tengah Anda mainkan.

If it ain’t broke – don’t fix it, idiom yang satu ini tampaknya menjadi alasan Microsoft untuk mempertahankan desain konvensional yang mereka tawarkan di kontroler Xbox One. Desain ergonomi yang tetap nyaman, terlepas bentuk yang terlihat sedikit lebih bulky menawarkan sensasi yang kabarnya, tidak banyak berbeda. Penambahan feedback disuntikkan di bagian trigger yang baru untuk menawarkan sensasi yang lebih maksimal.

Menariknya? Baik DualShock 4 maupun kontroler Xbox One dapat digunakan di PC.

Berapa dari Anda – gamer Elder Scrolls V: Skyrim yang masih ingat dengan kata “Falskaar”? Mod yang satu ini memang tidak terhitung istimewa, apalagi jika dibandingkan dengan segudang mod lain yang mampu menawarkan perbedaan visualisasi dan mekanik gameplay secara signifikan. Namun, latar belakang cerita Falskaar lah yang menarik untuk diikuti. Dikembangkan oleh seorang remaja 19 tahun bernama Alexander J. Velicky selama lebih dari 1 tahun, proyek ini menawarkan 25 jam ekstra konten dengan lebih dari 100 orang berkontribusi di dalamnya. Velicky sendiri memang “menawarkan” Falskaar tidak sekedar mod, tetapi pembuktian dan lamaran pekerjaan serius untuk dapat masuk ke Bethesda. Mimpi yang menjadi nyata, namun melenceng dari tujuan awal.

Falskaar ternyata tidak berhasil menggugah Bethesda Softworks untuk memperkerjakan Velicky sebagai anggota tim untuk proyek game apapun yang tengah mereka kembangkan. Walaupun demikian, developer raksasa yang lain ternyata tertarik dengan proyek mod raksasa yang sudah dikembangkan oleh Velicky. Dalam postnya di forum Bethesda, Velicky mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk semua pihak yang sudah membantunya dengan cara-cara sederhana seperti menyukai video, berbagi berita, menggunakan mod yang ia kerjakan, hingga mengirimkan feeback hingga Falskaar dibicarakan oleh media gaming besar. Berkat semua hal inilah, ia kini berhasil mendapatkan posisi sebagai developer tetap untuk Bungie Studios. Ia dirumorkan terlibat dalam proyek Destiny yang kini memang tengah menjadi fokus Bungie. Wow!

Usaha dan kerja keras Velicky terbayarkan. Walaupun tidak berhasil menarik minat Bethesda Studios, namun mod Skyrim – Falskaar yang ia kembangkan berhasil membuatnya menjadi developer tetap di perusahaan raksasa yang lain – Bungie Studios.

Untuk menginspirasi modder yang lain, Velicky juga meminta mereka untuk tidak pernah takut mencoba, terutama menyangkut usaha untuk masuk ke dalam industri game dalam usai sedini mungkin. Komitmen inilah yang pada akhirnya membuat dirinya dilirik oleh Bungie. Velicky juga mengaku bahwa ia sebenarnya tidak pernah bermimpi untuk bisa bekerja di developer raksasa sekelas Bungie dan akan diabaikan begitu saja. Namun siapa yang menyangka bahwa Bungie ternyata memilih untuk memberikannya kesempatan. Sebuah penghargaan yang menurutnya, luar biasa.

Walaupun belum pernah memainkan Falskaar sekalipun, namun tidak ada yang lebih pantas daripada sebuah ucapan salut dan selamat untuk Velicky atas keberhasilannya mewujudkan mimpinya yang satu ini. Semoga saja sepak terjang Velicky juga menginspirasi Anda – yang memang tertarik untuk bekerja di developer game internasional dan bermimpi untuk dapat masuk ke industri game sedini mungkin. Salute, Velicky!

Bravo!

Tidak ada yangkejadian yang lebih menyeramkan bagi para produsen dan konsumen sendiri selain menemukan bahwa produk yang berada di pasaran ternyata mengandung masalah yang serius. Walaupun dalam skala yang terhitung kecil, namun beragam pemberitaan yang bisa dihasilkan darinya cukup untuk meninggalkan citra negatif bagi para produsen yang tentu saja berjuang untuk memastikan produknya diminati pasar. Sementara bagi konsumen yang ingin mencicipi manfaatnya langsung, sebuah produk yang rusak tentu menjadi masalah besar. Dinamika inilah yang tengah terjadi di kubu Sony dan Microsoft. Perilisan batch awal yang ternyata tidak semulus yang dibayangkan menyisakan banyak masalah -  PS 4 dengan BLOD dan Xbox One dengan disc drive mereka. Namun di pihak Microsoft, mereka tidak main-main menunjukkan komitmen mereka bagi para gamer.

Bagi gamer yang sedang sial dan justru mendapatkan Xbox One defect dengan disc-drive yang tidak berfungsi dengan baik, Microsoft memang menawarkan program penggantian produk bebas biaya lewat layanan customer service mereka. Namun ternyata tidak hanya sekedar mengganti yang baru. Sebagai permintaan maaf, Microsoft juga memberikan kesempatan bagi gamer untuk mendapatkan satu di antara Ryse, Dead Rising 3, Forza 5, dan Zoo Tycoon secara gratis. Hebatnya lagi? Sembari menunggu konsol pengganti datang, para gamer Xbox One yang rusak ini tetap bisa memainkan game-game gratis secara digital. Sebuah komitmen yang pantas untuk diacungi jempol.

Tidak hanya sekedar mengganti konsol yang rusak dengan yang baru, Microsoft juga memberikan satu game gratis dari jajaran game eksklusif mereka sebagai permintaan maaf.

Kudos to Microsoft for the awesome customer service, definitely!

Menakjubkan memang, melihat bagaimana perangkat ringkas sekecil smartphone atau tablet saat ini mampu menghasilkan kemampuan yang jauh lebih kuat dibandingkan konsol besar dua generasi sebelumnya. Dengan teknologi yang maju begitu pesat inilah, perangkat yang awalnya hanya didesain untuk membangun komunikasi  kini menjadi salah satu pintu terbaik untuk menikmati beragam konten multimedia yang ada, termasuk gaming. Tidak hanya sekedar mendapatkan game-game yang memang dibangun untuknya, mobile juga menjelma menjadi pasar port untuk segudang franchise besar di masa lalu. Salah satunya? Grand Theft Auto.

Setelah sukses dengan GTA III dan GTA: Vice City versi mobile yang sempat dirilis beberapa waktu yang lalu, Rockstar akhirnya mengkonfirmasikan sebuah proyek port mobile yang lain. Kini giliran salah satu seri fenomenal yang sempat membawa banyak inovasi gameplay yang baru di franchise GTA – GTA: San Andreas. Versi mobile game ini akan meluncur pada bulan Desember 2013 mendatang, walaupun Rockstar sendiri belum memberikan waktu rilis yang pasti. GTA: San Andreas mobile akan hadir dengan perbaikan di sisi visual, karakter dan juga varian kendaraan yang baru. Tidak hanya Android dan iOS, ia juga akan dirilis untuk Windows Phone dan Kindle.

Mengikuti seri sebelumnya, Rockstar juga akan merilis GTA: San Andreas untuk pasar mobile – iOS, Android, Windows Phone, dan Kindle Desember mendatang. Tidak hanya sekedar port, Rockstar juga akan memperbaiki sisi visual yang ada.

Sayangnya, Rockstar sendiri belum memberikan detail spesifikasi smartphone dan tablet seperti apa yang direkomendasikan untuk GTA: San Andreas versi mobile ini. Tertarik?

Harga adalah salah satu elemen yang paling menentukan ketika Anda memutuskan untuk  membeli sebuah produk atau tidak. Jika harus membandingkan dua produk serupa di pasaran yang memiliki nilai jual yang hampir sama, harga yang lebih murah otomatis menjadi salah satu  pertimbangan yang paling krusial. Oleh karena itu, agak sedikit mengherankan jika melihat kebijakan Microsoft yang mati-matian menjual produk terbarunya – Xbox One dengan harga lebih tinggi USD 100 dibandingkan Playstation 4. Bundle Kinect di dalamnya memang menjadi alasan yang valid, namun bukan hanya itu ternyata alasannya. Ongkos produksi Xbox One sendiri memang lebih mahal dibandingkan Playstation 4.

Fakta inilah yang dibongkar oleh salah satu badan penelitian – IHS yang menganalisa setiap komponen yang membangun masing-masing konsol tersebut dan harga yang diusung oleh setiap elemen yang ada. Mereka menyimpulkan bahwa Microsoft membutuhkan dana sekitar USD 471 untuk membangun satu Xbox One, sementara Sony hanya perlu menggelontorkan USD 381 untuk satu Playstation 4. Mengapa Xbox One bisa lebih mahal? Microsoft harus mengeluarkan dana sekitar USD 75 untuk membangun Kinect 2.0 dan USD 25 untuk menciptakan power brick eksternal Xbox One. Tidak hanya itu  saja, chip AMD yang diusung Xbox One juga kabarnya USD 10 lebih mahal daripada Playstation 4. Sementara di Playstation 4, komponen yang lebih mahal hanya terletak di GDDR5 yang diyakini USD 28 lebih mahal daripada DDR3 milik Xbox One. Yang cukup mengejutkan? Kontroler masing-masing konsol ini kabarnya hanya membutuhkan USD 15 untuk dibuat. 

Sony dikabarkan membutuhkan USD 381 untuk membangun satu unit Playstation 4, sementara Microsoft membutuhkan 471 untuk membangun Xbox One. Xbox One lebih mahal karena biaya Kinect dan power brick eksternal yang ada.

Dengan begitu banyak komponen “eksternal” yang harus mereka bangun, Microsoft memang tidak punya pilihan lain selain menjual Xbox One dengan kisaran harga yang lebih tinggi dibandingkan Playstation 4. Namun bukankah harga modal kedua konsol ini terlihat sangat tidak menguntungkan? Seperti kebijakan rilis konsol generasi yang lalu, baik Sony dan Microsoft akan jauh lebih mengandalkan penjualan game dan jasa sebagai sumber pendapatan utama.

Sebuah game action yang berbeda, ucapan yang satu ini memang sudah didengungkan Remedy Entertainment sejak pertama kali memperkenalkan Quantum Break sebagai salah satu game eksklusif Xbox One yang pantas untuk diantisipasi. Ia diperkenalkan sebagai sebuah produk yang akan mengintegrasikan film dan video game di dalam wadah yang sama. Sayangnya, terlepas dari beragam klaim ini, Remedy belum memperlihatkan sisi gameplay yang dengan jelas memperlihatkan implementasi konsep menarik tersebut. Berjanji untuk membuka semua misteri tersebut bulan depan, Remedy mulai memberikan sedikit gambaran apa yang bisa diantisipasi darinya.

Sang Lead Writer – Sam Lake mengungkapkan bahwa game Quantum Break sendiri akan memuat sebuah film seri yang tergabung dalam disc yang sama. Film seri ini akan menjadi bagian narasi dari cerita Quantum Break sendiri dan akan beradaptasi sesuai dengan pilihan yang diambil oleh gamer selama menjalani chapter di game Quantum Breaknya sendiri. Opsi ini diambil karena konsep “waktu” Quantum Break yang akan memungkinkan gamer menjalani beragam skenario. Sang film seri ini akan memperdalam setiap pilihan yang sudah Anda pilih dan memberikan sedikit clue membuka narasi selanjutnya.

Unik memang. Remedy mengkonfirmasikan bahwa Quantum Break akan hadir dengan film seri terpisah di dalam disc gamenya sendiri.

Menggabungkan sebuah film seri dan video game sebagai satu kesatuan, dan ditawarkan dalam satu disc yang sama? Ini tentu saja menjadi konsep yang pantas untuk dinantikan, mengingat keunikan yang belum pernah ditawarkan game third person shooter lainnya. Hope it works well, Remedy!

Berminat membeli konsol genggam Nintendo 3DS XL beserta game Mario & Luigi: Dream Team? Tahan dulu! Menurut informasi yang beredar, Nintendo siap merilis edisi spesial yang memadukan keduanya.

Meski tak ada pengumuman resmi, Nintendo sendiri baru-baru ini dikabarkan telah melakukan proses shipping untuk bundle tersebut dan siap meluncur di pasar Amerika Utara pada 2 Desember mendatang.

Dari segi penampilan, 3DS XL Mario & Luigi: Dream Team Special Edition berbalut warna putih di bagian depan lengkap dengan gambar karakter Mario dan Luigi.

Game Mario & Luigi: Dream Team yang didapat bukan dalam bentuk fisik, melainkan pre-installed ke dalam 3DS XL. Bagi yang belum tahu tentang game ini, Mario & Luigi: Dream Team mengusung genre Action RPG yang mengkombinasikan dunia Pi’illo Island dengan landscape liar dari imaginasi Luigi.

inilah bentuk Nintendo 3DS XL – versi Mario & Luigi: Dream Team.

Selama permainan, Anda akan disuguhkan berbagai aksi yang lucu saat menyelamatkan Princess Peach dan membantu Prince Dreambert membebaskan rakyat Pi’illo dari kutukan Antasma.

Bagi Anda yang berminat, bundle ini dibanderol seharga US$200. Dengan harga yang cukup kompetitif, nampaknya ini menjadi pilihan yang menarik dibandingkan dengan membeli konsol dan gamenya secara terpisah. Setuju?

MSI, sebagai salah satu produsen periferal komputer di dunia, memiliki jajaran produk lengkap yang ditujukan untuk berbagai kalangan pengguna, termasuk enthusiast, overclocker, serta gamer. Mendampingi produk untuk enthusiasi dan overclocker yang telah terlebih dahulu hadir di pasaran, MSI beberapa bulan lalu merilis produk Gaming Series mereka untuk mengakomodasi kebutuhan khusus dari pengguna di kalangan gamer. Dalam acara MSI BEAT IT 2013 Final di Beijing, China yang berakhir hari Minggu lalu, kami berkesempatan untuk berbincang-bincang langsung dengan Sam Chern, Marketing Director dari MSI, terkait apa saja rencana MSI untuk dunia gaming dengan produk Gaming Series mereka.

Patrick “cArn” dari Fnatics (kiri) dan Sam Chern dari MSI (kanan).

Bersama dengan Patrick “cArn” dari Fnatics, gaming community yang disponsori oleh MSI, Sam Chern menjelaskan berbagai rencana mereka terhadap dunia gaming dan produk Gaming Series mereka. Saat ini, produk Gaming Series dari MSI telah tersedia dalam berbagai bentuk, seperti motherboard, graphics card, laptop, serta PC All-in-One. Produk-produk tersebut didesain secara khusus untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan yang terkait dunia gaming, seperti penggunaan Killer LAN untuk memastikan transmisi paket dari aplikasi-aplikasi game mendapatkan prioritas lebih tinggi dalam koneksi jaringan pada produk motherboard dan laptop Gaming Series mereka.

Melalui produk-produk Gaming Series tersebut, yang dikembangkan berdasarkan masukan dari komunitas gamer termasuk dari tim Fnatics, MSI berupaya untuk membantu memajukan dunia game. Salah satu langkah yang telah dilakukan oleh MSI adalah menyelenggarakan turnamen eSports tingkat Internasional, dalam bentuk BEAT IT. BEAT IT sendiri telah diselenggarakan sejak tahun 2010 lalu dan MSI berencana untuk terus menyelenggarakan turnamen tersebut secara berkala setiap tahun.

Selain turnamen eSports tingkat Internasional, MSI juga menjadi sponsor dari berbagai tim game dari berbagai negara di dunia, salah satunya adalah Fnatics sendiri.

Untuk kedepannya, MSI masih akan terus mendukung dunia game secara langsung, terutama dengan produk-produk Gaming Series mereka, dan berusaha untuk memajukan eSports.

Terlepas dari semua kesuksesan yang berhasil diraih oleh Playstation 2 di masa keemasannya, platform ini masih memiliki celah yang cukup disayangkan. Benar sekali, kita tengah membicarakan kosongnya sebuah maskot yang mampu merepresentasikan kualitas Playstation 2 sebagai platform. Di era Playstation pertama, tugas ini berhasil diemban dengan sangat baik oleh Crash Bandicoot, yang menjadikannya sebagai salah satu karakter paling ikonik di industri game. Tidak heran jika banyak developer yang berjuang untuk mengisi kekosongan ini. Hasilnya? Lebih banyak game platformer menyenangkan dengan desain karakter yang luar biasa bertebaran di era Playstation 2. Salah satu yang terbaik? Tentu saja, Ratchet & Clank!

Game action platformer dari Insomiac Games ini memang menawarkan pesona yang sulit ditolak. Mekanik permainan yang menyenangkan, adiktif, dengan dukungan karakter yang kuat, serta humor-humor ringan yang bertebaran di sepanjang permainan, Ratchet & Clank selalu menyediakan pengalaman bermain yang luar biasa. Sayangnya, seiring dengan progress franchise ini sendiri, ada begitu banyak inovasi yang ternyata membuatnya kini melenceng dari pesona utama ini. Terus membenahi diri, Insomniac akhirnya  berusaha menebus kekecewaan tersebut dengan seri game baru untuk Playstation 3 – Ratchet & Clank: Into the Nexus. Hasilnya? Anda yang sempat merindukan sensasi klasiknya akan dengan mudah mencintai game yang satu ini. Sementara buat Anda yang belum pernah merasakannya? It’s even better..

Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Ratchet & Clank: Into the Nexus ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah seri dengan pesona klasik?

Plot

Anda tentu akan berperan sebagai dua serangkai – Ratchet and Clank di petualangan yang baru ini.

Tentu saja , seperti nama yang mereka usung, Ratchet & Clank adalah dua karakter utama di Into the Nexus ini. Perjalanan mereka kini berada dalam skala yang jauh lebih masif, dan tentu saja berkisar pada usaha untuk menyelamatkan semesta dari beragam ancaman yang mematikan.

Pihak berwenang akhirnya berhasil menangkap – Vendra Prog, seorang penjahat wanita yang sempat mendapat julukan sebagai “penyihir” karena kehebatan dan kemampuannya sendiri. Setelah aksinya menyerang Pollyx Industries dan menculik sang CEO gagal, Vendra akhirnya divonis untuk  menjalani hukuman seumur hidup di Vartax Detention Center. Dan seperti biasa, Ratchet & Clank lah yang ditunjuk sebagai pihak yang akan mengawal Vendra menuju ke tempat “peristirahatannya” ini. Namun siapa yang menyangka, perjalanan ini ternyata berujung pada mimpi buruk yang lain.

Misi sederhana untuk sekear mengirimkan Vendra ke Vartax Detention Center ternyata tidak berjalan semulus yang dibayangkan.

Vendra berhasil melarikan diri dengan bantuan sang saudara kembar – Neftin.

Usaha untuk menangkap kembali Vendra dan Neftin kini menjadi prioritas utama. Ratchet pun harus mengunjungi beberapa dunia untuk menempuh misi ini.

Kapal yang dinaiki oleh Ratchet & Clank secara tiba-tiba diserang oleh Neftin Prog – saudara kembar dari Vendra Prog yang ternyata tidak kalah jahat. Ratchet pun kini memiliki misi baru. Dengan kapal utama yang sudah hancur, Ratchet kini harus menangkap kembali Vendro dan berhadapan dengan Neftin. Perjalanan ini sendiri tidak akan mudah. Selain dilindungi oleh kelompok prajurit bayaran – Thugs4Less, Ratchet juga harus bertarung melawan sejumlah makhluk yang menyeberang dari dimensi lain. Makhluk-makhluk ganas yang disebut sebagai Nethers.

Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Prog bersaudara ini?

Lantas apa yang sebenarnya direncanakan oleh Vendra dan Neftin Prog? Mampukah Ratchet & Clank menangkap mereka kembali dan menggagalkan rencana jahat keduanya? Jawaban dari pertanyaan ini tentu saja bisa Anda dapatkan dengan dengan memainkan Ratchet & Clank: Into the Nexus ini!

Dukungan dalam bentuk donasi untuk game Star Citizen semakin luar biasa. Chris Robert selaku developer game mengumumkan bahwa saat ini angka yang masuk telah mencapai USD 31 juta.

Padahal, pada akhir Oktober yang lalu donasi yang terkumpul baru saja menyentuh USD 25 juta. Ini artinya hanya dalam waktu kurang lebih satu bulan, game yang dibuat eksklusif untuk PC tersebut telah mendapat tambahan USD 6 juta!

Dengan tercapainya donasi USD 31 juta, ini artinya Star Citizen akan membuka pesawat RSI Orion yang memang dipilih oleh para pemberi donasi untuk dihadirkan dalam game. Chris Roberts memprediksi bahwa pesawat selanjutnya yang akan meluncur ke Star Citizen adalah the Explorer.

Donasi Star Citizen saat ini sudah mencapai USD 30 juta!

“Mari kita pastikan tidak ada yang akan melupakan saat publisher tak mau mengeluarkan satu sen pun untuk game PC AAA, gamer sejati akan melakukan untuk membuat Star Citizen menjadi kenyataan,” ujar Chris Robert.

Game yang diperkuat dengan CryEngine tersebut memang belakangan menjadi fenomena khususnya dalam dunia KickStarter. Angka USD 31 juta membuktikan kekuatannya di mata para gamer.

Bayangkan, sebelum mencuatnya popularitas Star Citizen, proyek Kickstarter dengan dukungan terbesar dipegang oleh jam tangan Pebble e-Paper dengan nilai sekitar USD 10 juta. Proyek sukses lainnya yang berhubungan dengan dunia game sendiri hanya Ouya yang berhasil mendapatkan dana sebesar USD 8,5 juta.

Para gamer pecinta genre horror di seluruh dunia, terutama mereka yang berencana untuk membeli Playstation 4 di bulan-bulan mendatang, tidak ada berita yang lebih membahagiakan selain menemukan bahwa salah satu franchise klasik yang dipuja-puja sekelas Siren ternyata siap untuk menginvasi platform next-gen ini. Informasi ini menyebar setelah Sony Romania secara tidak sengaja menyebut nama Siren sebagai salah satu game yang akan dirilis di Playstation 4 di masa depan. Apakah Anda termasuk gamer yang bersorak sorai karena berita yang satu ini? Jika iya, maka Anda harus bersiap kecewa.

Bagaimana caranya mengembangkan sebuah game jika si developer sendiri ternyata tidak tahu-menahu tentang eksistensi seri terbaru dari franchise andalannya. Sang otak di belakang kesuksesan seri Siren – Keiichiro Toyama menyatakan bahwa ia sama sekali tidak mengetahui apapun soal proyek next-gen untuk Siren. Jikapun ada, Toyama meyakinkan bahwa ia sama sekali tidak terlibat. Apakah ini berarti Sony Romania tidak sengaja membocorkannya? Sayangnya nama Siren yang terlontar ini besar kemungkinan sebuah keteledoran semata. Hal ini juga semakin terbukti dari Sony Romania yang akhirnya merevisi dan menghilangkan nama “Siren” di rilis pers resmi sebelumnya dan menggantinya dengan game – Rime.

Developer Siren membantah eksistensi Siren versi next-gen.

Jadi untuk Anda (termasuk kami) yang penasaran ingin melihat seperti apa Siren Playstation 4 akan divisualisasikan, kita tampaknya harus menelan pil pahit dan kecewa. Sebuah kesalahan kecil yang mematikan harapan. Oh no..

Nooo..

Sebagian besar gamer PC mungkin tengah bersorak sorai saat ini. Bagaimana tidak? Setelah penantian yang cukup lama, salah satu game fighting yang cukup populer di kalangan penggemar anime – Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm 3 Full Burst akhirnya meluncur ke platform yang satu ini. Animo dan popularitas inilah yang mendorong sang developer – CyberConnect 2 untuk terus mengeksploitasi franchise yang satu ini. Beragam perbaikan dan inovasi diluncurkan di setiap seri, dengan tentu saja penyempurnaan yang membuat setiap kepingan cut-scene tampil begitu sinematik. Setelah kesuksesan di Ultimate Ninja Storm 3 ini, tren ini tampaknya juga akan terus berlanjut ke tahun 2014. CyberConnect 2 sudah menyiapkan game Naruto yang baru.

Informasi ini sendiri meluncur dari majalah Jepang – Jump yang terbaru. CyberConnect 2 memperkenalkan sebuah judul teranyar – Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm Revolution yang rencananya akan dirilis pada tahun 2014 mendatang. Seperti seri sebelumnya, game terbaru ini juga diadaptasikan sebagai game fighting tiga dimensi yang memungkinkan Anda untuk betarung di dunia yang terbuka, sembari mengeluarkan serangan-serangan sinematik yang memanjakan mata. Belum ada kejelasan perbedaan kualitas visual yang ada, namun Ultimate Ninja Revolution ini akan memuat lebih dari 100 karakter yang bisa digunakan, termasuk karakter baru yang baru muncul di seri-seri manga terbarunya. Yups, Naruto dan Sasuke sudah berada dalam satu tim.

Majalah Jump mengindikasikan seri game fighting Naruto untuk 2014 – Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Revolution. Membawa roster petarung terkini sesuai alur manga-nya, Ninja Revolution masih menjadikan PS 3 dan XBOX 360 sebagai platform utama.

Tahun 2014? Apakah ini berarti Ninja Revolution  akan dirilis untuk konsol next-gen? Sayangnya tidak. Seperti seri sebelumnya, ia akan difokuskan untuk Playstation 3 dan Xbox 360 sebagai platform utama. Belum ada detail apakah PC akan mendapatkan seri ini di hari rilis yang sama atau menunggu seperti yang terjadi di Ninja Storm 3 Full Burst. 

Sebagian besar gamer yang pernah mencicipi seri FF klasik tentu saja bertanya-tanya dengan apa yang sebenarnya berada di benak Square Enix saat ini. Bagaimana tidak? Seolah melebur identitas Final Fantasy sebagai sebuah franchise JRPG yang selalu hadir dengan dunia, cerita, dan karakter baru, Square justru terkesan “bertele-tele” dengan seri Final Fantasy XIII. Tidak hanya menelurkan Final Fantasy XIII -2 yang mereka posisikan sebagai penebusan dosa atas kritik pedas di seri pertama, Square Enix akhirnya merilis sang seri ketiga – Lightning  Returns: Final Fantasy XIII ke pasar Jepang. Setelah diperkenalkan lewat beragam teaser dan screenshot, JRPG ini akhirnya tersedia. Hasilnya? Game yang ditujukan untuk Playstation 3 dan Xbox One ini ternyata disambut dengan dingin.

Walaupun masih berhasil mencatat angka penjualan yang cukup fantastis dibandingkan dengan game-game lain yang meluncur di periode yang sama, tren memperlihatkan ketidaktertarikan gamer Jepang yang kentara akan Lightning Returns: FF XIII. Terus mengalami penurunan dibandingkan dengan dua seri sebelumnya, Lightning Returns hanya berhasil membuka rilis dengan penjualan setengah dari apa yang mampu dihasilkan FF XIII-2. Final Fantasy XIII dibuka dengan penjualan 1.5 juta kopi, XIII-2 dengan 520.000 kopi, dan yang terendah – Lightning Returns: Final Fantasy XIII dengan hanya 277.000 kopi saja. Region di luar Jepang sendiri baru bisa menikmati game ini pada 14 Februari 2014 mendatang.

Lightning Returns FF XIII tidak lagi terlihat populer di Jepang. Walaupun masih menduduki peringkat pertama di chart, ia hanya berhasil membukukan setengah dari penjualan rilis perdana XIII-2.

Dengan angka jual saat rilis yang menurun sekitar 50% setiap kali sebuah seri dirilis, apakah ini merupakan respon gamer yang menginginkan Square Enix untuk berhenti mengeksploitasi seri ini dan mulai beralih ke seri Final Fantasy baru? Did you hear the dissapointment, Square Enix? 

Alam adalah sesuatu yang menakjubkan, tetapi juga menakutkan di saat yang sama. Ia menawarkan semua hal yang bisa membuat manusia yang berada di puncak rantai makanan untuk bertahan hidup, namun juga bisa melemparkan cukup tenaga untuk menghancurkan apapun yang diciptakan oleh manusia. Satu yang pasti, setiap kali hal ini terjadi, maka hanya tragedi yang tersisa. Hal inilah yang tampaknya tepat untuk menggambarkan apa yang tengah terjadi di Filipina setelah badai besar nan destruktif Haiyan yang melanda negara kepulauan ini beberapa waktu silam. Bala bantuan dari seluruh dunia pun tiba, tidak hanya dari badan sosial dan pemerintah negar lain, tetapi juga para gamer. Seperti yang dilakukan oleh komunitas game online EVE ini.

CCP – sang developer EVE Online memulai kembali program – PLEX for GOOD yang didesain untuk mengumpulkan donasi untuk para korban bencana di Filipina via mata uang in-game EVE yang disebut Plex. Untuk setiap Plex yang didonasikan, CCP akan memberikan USD 15 kepada Palang Merah Islandia untuk membantu kegiatan sosial ini. Hanya dalam waktu singkat, komunitas gamer ini sudah berhasil mengumpulkan dana lebih dari USD 43.000.

Komunitas gamer EVE Online sudah mengumpulkan lebih dari USD 43.000 untuk korban bencana alam di Filipina. Tidak hanya di sisi gamer, tim developer juga siap melakukan hal-hal gila jika sejumlah donasi terkumpul.

Untuk memancing lebih banyak donasi, tim dari CCP siap untuk melakukan hal-hal gila sebagai kompensasi. Untuk setiap USD 2000 yang terkumpul, salah satu anggota tim akan ditembak dengan peluru paintball. Dan jika berhasil mengumpulkan lebih dari USD 60.000, petugas keamanan CCP akan bertarung tangan kosong  dengan atlit Taekwondo professional Islandia. Mereka juga siap untuk menyuntikkan tato ke tubuh dan memotong rambut mereka hingga plontos. Wow!

Seringkali “dicap” sebagai individu anti-sosial, apa yang dilakukan oleh komunitas Eve Online ini tentu saja menjadi bukti yang valid bahwa gamer juga memiliki rasa kepedulian yang kuat dengan apa yang terjadi, tidak hanya di sekitar lingkungan kita, tetapi juga di belahan dunia yang lain. Salute for you, guys!

Para gamer PlayStation 4 yang mengalami berbagai masalah saat memainkan Battlefield 4 nampaknya boleh bernafas lega. Pasalnya, DICE telah merilis patch baru yang diklaim bisa mengatasai masalah-masalah tersebut.

“Kami menyisipkan beberapa perbaikan yang seharusnya bisa menurunkan jumlah crash dan meningkatkan stabilitas dalam game,” kata Battlefield Community Manager, Vincent V. Vukovic.

Masalah yang muncul memang cukup merepotkan gamer, baik yang memainkan single player maupun multiplayer. Terutama sejak update firmware 1.50 di PS4 seminggu yang lalu. Berikut beberapa hal yang telah diperbaiki DICE lewat patch ini:

Fixing a lot of issues…

• Perbaikan seringnya crash saat mengganti senjata atau berganti map
• Mengurangi kemungkinan rusaknya Save File di single player campaign
• Memperbaiki crash yang terjadi saat melanjutkan single player campaign
• Memperbaiki bug saat mengakses PlayStation Plus
• Meningkatkan performa saat menembak objek Levolution yang hancur

Walaupun sudah menerima patch, tak menutup kemungkinan gamer akan masih menghadapi masalah serupa. Bahkan, Battlefield 4 versi PC yang rilis lebih dulu pun terus dikeluhkan gamer karena banyaknya crash meski sudah menerima patch beberapa kali. DICE sendiri hanya bisa berjanji tak pernah berhenti bekerja keras agar Battlefield 4 lebih stabil dan nyaman dimainkan.

Corsair Vengeance K65

Gimmick seolah tumbuh menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah peripheral gaming untuk PC. Untuk membuatnya tampil berbeda dengan sekedar produk konvensional yang lain, sebagian produsen menyuntikkan beragam elemen kosmetik, dari backlighting LED yang mampu berubah warna dan dimodifikasi, hingga sekedar permainan warna yang membuatnya terlihat mencolok dan menarik. Tujuannya tentu saja sederhana, untuk memastikan bahwa ia mampu memperkuat identitas sang user sebagai seorang gamer, di luar semua kenyamanan yang bisa ditawarkan lewat harga yang memang lebih mahal. Namun bukan fokus inilah yang berusaha ditawarkan oleh Corsair lewat produk keyboard mekanikal terbaru mereka – Vengeance K65. K65 hadir dengan kelugasan yang unik.

Desan dan Fitur

Corsair sama sekali tidak menyuntikkan gimmick kosmetik sama sekali di Vengeance K65. Ia tampil lugas.

Bahan alumunium yang digunakan membuat keyboard ini kokoh dan solid. Kualitas build yang tidak perlu Anda pertanyakan.

Lupakan semua gimmick yang Anda impikan dari sebuah keyboard mekanikal, Corsair Vengeance K65 justru hadir dengan desain sederhana yang sangat lugas. Jika Anda termasuk gamer yang mengharapkan desain sebuah keyboard gaming yang menawarkan beragam aspek kosmetik seperti backlighting LED dan segudang ekstra tombol makro, maka Vengeance K65 mungkin tidak terlihat menarik sama sekali. Dibangun dengan alumunium sebagai elemen yang utama, ia memang memperlihatkan kesan solid dan elegan di saat yang sama. Anda akan jatuh cinta dengan build-nya yang kokoh, membuatnya terlihat reliable untuk digunakan di semua situasi.

Salah satu yang membuat Corsair Vengeance K65 berbeda dibandingkan dengan desain keyboard pada umumnya tentu saja ada pada bentuknya yang ringkas. Seolah memang dibangun hanya untuk gaming, Anda tidak akan menemukan tombol ekstra apapun yang memang dianggap tidak berhubunngan dengan kegiatan yang satu ini. Dengan ukuran yang lebih pendek, Corsair bahkan membuang keseluruhan seksi Numpad untuk mencapai fungsi yang lebih compact dan lugas.

Kesan ringkas juga mengalir kuat darinya, mengingat ukuran yang jauh lebih pendek dan kecil dibandingkan kompetitor yang lain.

Warna monotone dengan abu-abu dan hitam sebagai identitas utama mungkin tidak menarik bagi gamer PC yang membutuhkan desain keyboard yang “mentereng”

Sementara warna yang ia usung juga mengusung konsep monotone yang setara, dimana abu-abu dan hitam menjadi satu-satunya warna yang Anda dapatkan di Corsair Vengeance K65 ini. Bahkan untuk semua tuts yang memang digunakan untuk gaming sekalipun. Kabel berbasis USB yang bisa dilepas juga disematkan untuk mendukung identitas utama ini.

Corsair Vengeance K65, Seberapa Nyaman?

Corsair Vengeance K65, Seberapa Nyaman?

Didesain untuk kelompok gaming tertentu, kalimat yang satu ini tampaknya tepat untuk menggambarkan  pengalaman dan kenyamanan yang ditawarkan Corsair Vengeance K65 ini. Desain yang terasa jauh lebih ringkas memang membuat Corsair harus mengorbankan seksi numpad yang biasanya terletak di bagian kanan keyboard konvensional. Memotong keseluruhan bagian tersebut untuknya sudah cukup untuk mengeksekusi konsep tersebut dengan sempurna. Corsair Vengeance K65 tidak sampai mengorbankan ukuran tuts yang tetap dipertahankan normal, dan tidak mengganggu Anda yang mungkin sulit beradaptasi dengan perubahan desain keyboard yang minimal.

Alumunium yang menjadi elemen utama membangun keyboard mekanikal ini dengan sangat baik. Kenyamanan optimal yang ditawarkan oleh Cherry Red MX Switch menjadikannya sebagai sebuah keyboard yang super nyaman untuk digunakan. Feedback yang akurat, presisi, dan cepat membuatnya bisa diandalkan untuk sebagian besar genre gaming yang memang tersedia di pasaran saat ini. Namun ingat, Corsair tidak berfokus untuk menghadirkan fungsi ekstra yang mungkin ditawarkan oleh produk kompetitor. Ini berarti tidak hanya sekedar backlighting saja.

Cherry MX Red switch yang disuntikkan untuknya membuat keyboard mekanikal ini begitu nyaman untuk gaming. Feeback yang mantap, presisi, dan minim resiko kesalahan membuatnya reliable.

Selain tombol multimedia kecil ini, Corsair Vengeance K65 tidak menawarkan ekstra tombol apapun lagi, yang berarti: absennya fungsi makro.

Konsep lugas ini membuat Corsair Vengeance K65 tidak menawarkan ekstra tombol apapun, fungsi makro ekstra untuk memodifikasi peran yang Anda inginkan, hingga dukungan driver untuk membantu Anda mengubah hal-hal yang Anda inginkan. Ia adalah sebuah keyboard gaming mekanikal dengan fungsi yang super standar. Anda bahkan tidak akan menemukan ekstra slot USB atau audio jack sekalipun di bagian belakang keyboard yang satu ini.

Namun jangan tanya soal performanya ketika Anda terlibat dalam genre gaming yang sederhana dan tidak membutuhkan kombinasi tombol yang kompleks secara instan.

Apakah ini berarti Corsair Vengeance K65 tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik? Cherry Red yang ia usung seolah sudah menjadi jaminan mutu bahwa keyboard yang satu ini akan menawarkan pengalaman gaming yang nyaman, presisi, dan minim masalah. Namun pengalaman optimal ini hanya bisa Anda dapatkan jika game yang Anda mainkan memang tidak membutuhkan fungsi makro sama sekali. Kami sendiri menjajalnya di CS: GO untuk FPS dan DOTA 2 untuk MOBA. Untuk kedua game yang memang lebih menekankan kecepatan dan akurasi gerakan Anda yang bebas masalah ini, Corsair Vengeance K65 menjalankan tugasnya lebih dari sekedar baik. Setidaknya peripheral ini tidak akan menjadi alasan mengapa Anda tampil kurang maksimal di game yang tengah Anda mainkan. All you need to think about is your skill when you playing with Corsair Vengeance K65.

Ada ketakutan tersendiri bagi gamer Playstation 4 bahwa mereka akan semakin kehilangan kesempatan untuk menikmati game-game teranyar EA di masa yang akan datang. Bagaimana tidak? Walaupun EA sendiri memang dikenal sebagai publisher yang cukup gencar melemparkan produk mereka di semua platform yang tersedia, mereka ternyata memberikan hak ekskslusif konsol untuk Titanfall hanya untuk Xbox One. Kebijakan ini tentu saja kian meningkatkan nilai jual konsol next-gen Microsoft tersebut dan mengabaikan Playstation 4 sendiri. Kecemasan serupa juga dirasakan setelah pengumuman rilis EA terkait Plants Vs Zobies: Garden Warfare juga tidak memuat nama konsol Sony tersebut. Apakah ini berarti status PVZ: Garden Warfare sama Titanfall? Kemungkinan besar tidak.

Berbeda dengan Titanfall yang sama sekali tidak akan pernah dirilis ke Playstation 4, PVZ: Garden Warfare tampaknya hanya diposisikan sebagai game eksklusif hanya dalam periode tertentu saja dan akan menemukan jalan ke Playstation 4 di masa depan. Informasi ini bocor di dunia maya setelah PVZ: Garden Warfare versi Playstation 4 didaftarkan di Rating Board Korea Selatan. Tidak hanya Korea Selatan, informasi yang sama juga ditemukan di Rating Board Brazil. Kapan EA akan secara resmi mengumumkan versi PS 4 ini? Mereka sendiri belum memberikan komentar resmi apapun.

PVZ: Garden Warfare sendiri akan meluncur pada 18 Februari 2014 mendatang untuk Xbox 360 dan Xbox One.  Sementara untuk versi PC? Walaupun sudah dikonfirmasikan, EA sendiri belum memberikan tanggal rilis pasti.

Saat ini memang belum banyak judul game yang tersedia di dua konsol game anyar, PlayStation 4 dan Xbox One. Meski begitu, ternyata ada satu nama yang cukup sukses membuat para gamer menjatuhkan pilihannya sebagai salah satu game pertama yang mereka mainkan di kedua konsol tersebut.

Call of Duty: Ghosts berhasil membuat start yang bagus sejak kemunculannya di PS4 dan Xbox One meski harus bersaing langsung dengan game First-Person Shooter (FPS) lainnya yang juga populer, Battlefield 4.

Activision mengumumkan bahwa COD: Ghosts menjadi game Xbox One dengan multiplayer paling banyak dimainkan dan penjualan tertinggi di Amerika Utara serta UK. Sementara untuk PS4, game ini adalah yang terlaris juga di Amerika Utara.

Data tersebut didapat dari beberapa retailer ternama seperti Best Buy, GameStop, Target, dan Walmart. Soal multiplayer-nya, ada lebih dari 1 milyar pertempuran mode multiplayer yang telah dimainkan dengan 2,2 juta prestige dan 3,3 triliun experience points.

Ghosts berhasil memosisikan diri sebagai game terlaris di rilis Playstation 4 dan Xbox One.

Lalu, apa yang membuatnya mampu mengungguli Battlefield 4? Kemungkinan besar banyaknya laporan masalah yang terjadi bahkan setelah merilis patch membuat gamer menahan diri untuk langsung membeli Battlefield 4, terutama versi PS4.

Tak ada habisnya jika membicarakan persaingan antara COD series dan Battlefield series. Masing-masing punya keunggulan tersendiri khususnya di mata para fanboy yang setia mendukung dari tahun ke tahun. Setidaknya, hingga saat ini COD: Ghosts adalah pemenangnya di konsol next-gen. Bagaimana dengan Anda? Jika nantinya membeli Xbox One atau PS4, game mana yang akan Anda pilih pertama kali?

PS Vita memang mulai kehilangan daya tarik yang membuatnya pantas dilirik. Terlepas dari antisipasi yang sempat terbentuk karena statusnya sebagai PSP “next-gen”, PS Vita kehilangan kesempatan untuk bersinar setelah dukungan game ekskslusif yang begitu minim jika dibandingkan dengan handheld kompetitor – Nintendo 3DS. Sony sendiri tidak menyerah. Strategi baru digelontorkan, dengan menjadikan fitur remote play PS Vita + PS 4 sebagai salah satu nilai jual utama saat ini. Berhasil atau tidak? Sony sendiri belum berbagi data apapun. Satu yang pasti, mereka membuat semua proses ini semakin mudah. Salah satunya dengan menyertakan bundle Playstation 4 dan Playstation Vita dalam satu bundle penjualan.

Setelah sempat menjadi rumor beberapa hari yang lalu, Sony akhirnya mengkonfirmasikan bahwa mereka memang akan menjual sebuah bundle bertajuk “Ultimate Bundle” yang akan berisikan Playstation Vita dan Playstation 4 dengan harga di bawah  £500. Sayangnya bundlenya sendiri ini hanya tersedia untuk region Inggris dan belum dipasikan untuk region yang lain. Selain memperkenalkan bundle ini, Sony UK juga tengah menjajaki kerjasama dengan toko retail besar untuk memastikan gamer dapat membeli PS Vita dengan harga yang lebih murah setelah membeli unit Playstation 4. Kebijakan ini diambil untuk “memeriahkan” moment liburan akhir tahun.

Semoga saja kebijakan yang sama juga diterapkan di region lain. Bagaimana menurut Anda? Good or bad deal?