Mengejutkan, ini mungkin menjadi kata pertama yang terlontar dari mulut sebagian besar gamer menanggapi “keberanian” Square Enix untuk membawa proses rilis ulang definisi tinggi ke level yang baru. Proses HD Remaster memang bukan fenomena baru di industri game, dan terbukti menjadi cara yang paling efektif bagi para publisher untuk mendulang ekstra keuntungan tanpa harus mengeluarkan resource yang masif. Namun untuk sebuah game yang baru saja dirilis satu tahun yang lalu? Kegilaan ini memang sempat mengundang cibiran ke hadapan Square Enix dan Crystal Dynamics. Namun dengan begitu banyak klaim bahwa versi HD remaster ini akan tampil berbeda, Square Enix akhirnya merilis Tomb Raider: Definitive Edition ke pasaran.
Target awalnya memang jelas, untuk menjaring para pemilik konsol baru Playstation 4 dan Xbox One yang kebetulan belum pernah menjajal game yang satu ini. Di tengah jumlah game rilis perdana yang begitu minim, momen yang dipilih Square Enix memang tidak bisa lebih tepat lagi. Selama proses penantian, Square Enix secara terus-menerus menegaskan bahwa Tomb Raider: Definitive Edition akan tampil luar biasa di sisi visual, terutama lewat serangkaian perubahan model karakter, desain lingkungan, tekstur, dan tentu saja, penambahan efek TressFX untuk menghasilkan efek rambut Lara Croft yang lebih hidup. Menariknya lagi? Mereka bahkan sempat menegaskan, bahwa versi Definitive Edition ini akan menjadi versi yang terbaik, mengalahkan visualisasi PC terkuat sekalipun.
Kini dengan rilis yang akhirnya memungkinkan kami untuk mencicipi versi Playstation 4-nya, waktu pembuktian akhirnya hadir. Lantas, seberapa signifikan versi Definitive Edition? Apakah benar visualisasi yang ia tawarkan jauh lebih baik dari versi di setting terbaik? Kita akan membahasnya lebih dalam.
Konten dan Gameplay yang Tetap Sama
Perbaikan visual tampaknya menjadi satu-satunya nilai jual Tomb Raider: Definitive Edition. Tidak ada penambahan konten atau perombakan di sisi gameplay sama sekali.
Jangan pernah berharap Anda akan menemukan konten atau perbaikan sistem gameplay yang baru di petualangan reboot Lara Croft terbaru ini. Walaupun merilis Definitive Edition dengan harga layaknya sebuah seri game baru – sekitar USD 60, Square Enix dan Crystal Dynamics sama sekali tidak menyuntikkan ekstra konten baru apapun ke dalamnya. Gaya gameplay, cerita, dan semua level yang Anda temui sama persis dengan Tomb Raider yang Anda mainkan di versi Playstation 3, Xbox 360, ataupun PC. Tomb Raider: Definitive Edition benar-benar hanya menawarkan perombakan visual,dan ekstra DLC yang sebagian berfokus di mode multiplayer. Itu saja. Tidak ada yang lebih.
Berangkat dari fakta inilah, kesimpulan yang sempat kami tulis di review Tomb Raider awal tahun lalu tampaknya masih sangat relevan untuk menggambarkan kira-kira apa yang bisa Anda antisipasi dari salah satu seri reboot franchise klasik terbaik ini. Dengan cita rasa gameplay, visual, dan karakter yang dirombak dari seri-seri klasik Tomb Raider yang lalu, versi reboot ini memang berhasil menempatkan diri sebagai salah satu yang terbaik. Berikut adalah kesimpulan yang kami tarik dan pengalaman memainkannya di rilis awalnya:
Keberanian untuk melakukan reboot sebuah franchise yang sudah melekat kuat di hati gamer memang bukan pekerjaan yang mudah, namun Crystal Dynamics boleh dikatakan berhasil melakukan pekerjaan yang mengagumkan dengan Tomb Raider ini. Mengambil cerita petualangan awal Lara, Anda dibawa dalam sebuah perjalanan penuh tragedi, kepiluan, dan sebuah kisah yang berhasil membentuknya menjadi heroine yang selama ini kita kenal. Mekanisme open-world yang dipadukan dengan sisi action sinematik juga menawarkan sensasi yang jauh berbeda, namun tentu, tetap membuatnya mudah untuk dinikmati. Bagian terbaiknya? Anda akan merasakan keterikatan emosional yang kuat dengan karakter yang satu ini lewat rangkaian cerita dan elemen yang ada, membuat Anda ingin terus memastikannya tidak tersakiti oleh apapun. Klise memang, namun Crystal Dynamic terbukti berhasil melakukannya.
Apakah lantas game ini datang tanpa kekurangan? Ada beberapa hal yang pantas untuk dicatat, terutama dari animasi gerak yang ada. Dalam keadaan tenang, animasi geraknya sendiri memang tidak bercela, namun begitu Anda terlibat dalam situasi genting yang memaksa untuk bergerak cepat, Anda akan menemukan beberapa lompatan animasi gerak yang mudah terlihat. Selain itu, senjata alternatif lain Lara, terutama Shotgun harus diakui terlalu overpowered. Berbekalkan senjata ini, Anda bisa dengan mudah tampil begitu mematikan ketika terlibat dalam perang frontal. Hasilnya? Hampir tidak ada kebutuhan untuk bermain secara stealth, selain untuk kepuasan pribadi semata. Kekurangan yang lain? Ekspektasi terhadap TressFX yang tidak terpenuhi dengan baik. Pada akhirnya, fitur kosmetik ini tidak merepresentasikan beragam klaim yang sempat diluncurkan sebelumnya.
Namun terlepas dari kekurangan yang ada, seri reboot Tomb Raider ini harus diakui, merupakan sebuah produk yang sangat mengagumkan dan akan membuat insting gamer Anda terpuaskan. Memang, ia datang dengan beberapa mekanisme yang mungkin akan membuat Anda merasa familiar dengan franchise kompetitor yang lain, namun sejauh ini, Crystal Dynamics membuktikan bahwa ini menjadi formula yang tepat untuk menghidupkan kembali sosok Lara Croft yang mulai tenggelam. Sebuah game yang HARUS Anda jajal dan antisipasi seri kelanjutannya. Welcome back, Lara!