Popularitas yang tidak terbantahkan, kalimat yang satu ini tampaknya tepat untuk menggambarkan performa Sony dan konsol next-gen terbarunya – Playstation 4. Tidak hanya berhasil mendesainnya dengan performa yang lebih kuat daripada sang kompetitor, kebijakan harga dan potensi game ekskslusif yang sudah diperkenalkan kepada publik juga menjadi alasan ekstra mengapa konsol hitam ini laris manis di pasaran. Setelah sempat menyentuh pasar Amerika Serikat, Eropa, dan Asia, Sony akhirnya merilis Playstation 4 secara resmi untuk wilayah Jepang bulan lalu. Dan seperti yang bisa diprediksi sebelumnya, rilis ini memberikan kontribusi masif bagi Sony.

Sempat mengumumkan akumulasi penjualan sekitar 5 juta unit di awal bulan Januari 2014 yang lalu, rilis Jepang ternyata memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi performa Playstation 4. Lewat sebuah rilis resmi, Sony mengkonfirmasikan bahwa Playstation 4 sudah terjual lebih dari 6 juta unit di seluruh dunia sejak rilis awalnya pada 15 November 2013 yang lalu.

Sony mengumumkan bahwa Playstation 4 berhasil menyentuh angka penjualan 6 juta unit di seluruh dunia, setelah rilis Jepang yang juga sukses.

Menariknya lagi, data memperlihatkan bahwa sebagian besar pemilik Playstation 4 memang terhubung dengan dunia maya dan sangat aktif menggunakan tombol Share mereka untuk berbagi konten ke situs sosial media yang ada. Di saat yang sama, Sony juga mengumumkan kehadiran Dead Nation: Apocalypse Edition sebagai game gratis PS Plus untuk Playstation 4 di bulan Maret 2014 ini.

Lantas bagaimana potensi Xbox One mengejar ketertinggalan penjualan mereka? Dengan bundle istimewa Titanfall yang akan dibanderol dengan harga lebih murah, Xbox One memang berpotensi untuk kian memperpendek jarak ketertinggalan ini. Persaingan yang kian panas. Siapa yang paling Anda jagokan?

Berapa banyak dari Anda yang tidak pernah mendengar kata Rambo sebelumnya? Hampir sebagian besar dari Anda tentu ingat dengan “veteran perang” super keren yang satu ini. Tidak lagi sekedar menjadi monumen film action yang begitu dipuja di masa lalu, Rambo tumbuh menjadi legenda di indsutri hiburan yang terhitung sangat populer. Menariknya lagi, kesempatan bagi penikmat film dan gamer yang masih muda untuk mengenal sosok Rambo juga terbuka lewat kehadiran seri terakhir tahun 2008 yang silam, melanjutkan kisah pahlawan yang kian tua ini. Rambo begitu populer, hingga cukup banyak yang percaya bahwa ia sendiri adalah legenda nyata dan masih hidup hingga saat ini. Terdengar tidak masuk akal? Setidaknya, tidak sekonyol adaptasi game terbarunya.

Antisipasi memang terhitung tinggi, karena industri game sendiri sudah membuktikan bahwa game yang menitikberatkkan pada sisi action sekelas Rambo punya kesempatan sukses dan menawarkan pengalaman gaming yang luar biasa. Ada begitu banyak ide yang bisa diterapkan. Membayangkan sebuah game third person shooter ala Gears of War dengan skin Rambo, atau membuatnya sedikit lebih kompleks dengan mengadaptasikan mekanik serupa Tomb Raider dan Uncharted, diperkuat dengan alur cerita dan karateristik yang selama ini melekat pada Rambo. Atau mereka bisa menghadirkannya lewat format FPS dengan dramatisasi yang diambil dari empat seri film Rambo. Diracik oleh developer – Teyon dan publisher – Reef Entertainment, hasil akhirnya justru bertolak belakang dari apa yang selama ini dibayangkan.

Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rambo – The Video Game ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai pilihan bodoh? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Rambo – The Video Game mengadaptasika alur cerita dari tiga seri film utamanya.

Bagi Anda yang  sempat mencicipi setidaknya tiga film pertama Rambo, Rambo – The Video Game menawarkan timeline cerita yang sama dan diadaptasikan secara mentah. Sementara untuk Anda yang belum, Anda butuh sedikit research untuk memahami siapa Rambo dan karakteristik seperti apa yang melekat padanya. Sebagai seorang veteran perang yang harus berhadapan dengan konflik identitas yang disandangnya, Rambo memang memiliki skill bertahan hidup yang luar biasa, dan sekaligus menjadikannya sebagai salah satu prajurit paling efektif yang dimiliki Amerika Serikat. Lewat identitas inilah, Rambo – The Video Game dihadirkan.

Mengadaptasikan cerita dari versi filmnya, Rambo – The Video Game akan membawa Anda melewati serangkaian inti cerita nan ikonik dari tiga film pertama Rambo – Rambo: First Blood, Rambo: First Blood Part II, dan Rambo III. Anda akan bertemu dengan karakter-karakter ikonik lain, seperti Colonel Samuel Trautman yang cukup direpresentasikan dengan baik di sini. Scene-scene yang mungkin sempat Anda lihat di versi filmnya, direka ulang melalui model karakter tiga dimensi, lengkap dengan dialog yang ada.

Anda akan berkesempatan melihat rekonstruksi momen ikonik Rambo: First Blood, First Blood II, dan Rambo III dalam model tiga dimensi.

Salah satu scene yang tentu tidak asing lagi bagi para penggemarnya.

Lantas, dengan timeline Rambo: First Blood, First Blood: Part II, dan Rambo III yang ia usung, mampukah Rambo – The Video Game menghasilkan sensasi keseruan serupa ketika Anda melihat versi filmnya untuk pertama kali? Jawabannya sederhana, Anda hanya akan lebih banyak tertawa dan tidur dengan lebih banyak mimpi buruk, apalagi jika Anda merupakan penggemar berat versi filmnya.

Advertorial by NVIDIA

Siapa menyangka jika industri PC gaming tetap menunjukkan pertumbuhan positif ditengah persaingannya dengan console game. Hal tersebut memang dapat terlihat dari semakin banyaknya developer yang mengembangkan game mereka tidak hanya pada platform console game tetapi juga PC. Bahkan terdapat sejumlah developer yang menjadikan PC sebagai platform utama sebelum akhirnya dioptimalkan untuk platform lainnya.

Untuk memenuhi kebutuhan industri PC gaming seperti itu, tentu diperlukan inovasi tiada batas dari produsen graphics card. Tentu saja inovasi tersebut tidak hanya sekedar menghadirkan graphics card dengan performa terbaik di kelasnya tetapi juga harus didukung oleh sejumlah teknologi gaming siap pakai untuk memaksimalkan pengalaman saat bermain game. Inovasi seperti itulah yang selama ini dipegang teguh oleh NVIDIA sebagai salah satu produsen graphics card terbesar saat mengembangkan produk terbaru.

Pada 18 Februari lalu, NVIDIA kembali hadir dengan inovasi terbaru mereka dengan lahirnya arsitektur GPU Maxwell generasi pertama. Arsitektur GPU Maxwell menawarkan peningkatan performance/Watt dua kali lipat lebih baik dibandingkan arsitektur GPU generasi sebelumnya, Kepler. Peningkatan signifikan di sisi performance/Watt dapat diartikan NVIDIA mampu menciptakan sebuah graphics card dengan performa lebih baik, lebih irit konsumsi daya, serta harga lebih ekonomis. Tentu saja sejumlah teknologi gaming siap pakai ala NVIDIA telah didukung oleh graphics card berbasiskan arsitektur GPU Maxwell. Implementasi perdana arsitektur GPU Maxwell salah satunya terwujud pada tipe GeForce GTX 750.

GeForce GTX 750

GeForce GTX 750 adalah salah satu graphics card berbasiskan arsitektur GPU Maxwell yang dirancang mampu menjalankan game dengan lancar, pada resolusi gambar 1080p dengan setting kualitas grafik Medium hingga High. Graphics card tersebut diotaki chip GPU GM107 dan dikemas dengan menggunakan proses fabrikasi 28 nm. GeForce GTX 750 diperkuat 512 CUDA Cores, 32 Texture Units, serta 16 ROP Units. Sementara itu, GeForce GTX 750 hadir dengan kapasitas memori 1GB dengan ukuran bandwidth memory sebesar 128-bit. Untuk spesifikasi clock, GeForce GTX 750 memiliki clock GPU sebesar 1020 MHz dan clock memori 5000 MHz (efektif). GeForce GTX 750 telah mendukung teknologi GPU Boost 2.0 sehingga clock GPU dapat naik lebih tinggi lagi hingga sebesar 1085 MHz.

Menjadi hal yang sangat rasional bagi industri game, terutama gamer sebagai calon konsumen, untuk menantikan kehadiran proyek ambisius terbaru dari Ubisoft – The Division. Bagaimana tidak? Menjadi salah satu primadona di ajang E3 2013 yang lalu, The Division memang memperlihatkan kesan next-gen yang sangat kentara. Berkat engine terbaru – Snowdrop, game yang mengintegrasikan gameplay MMO, third person, dan RPG ini terlihat luar biasa. Belum lagi, klaim Ubisoft yang terus menerus membuat game ini terlihat menarik, dimana ia diposisikan sebagai sebuah game multiplayer yang akan menggabungkan pengalaman kooperatif dan kompetitif di saat yang sama. Antisipasi pun menguat.

Sempat dirumorkan akan ditunda ke tahun 2014 karena proses pengembangan yang lambat dan kompleks, Ubisoft secara konsisten memberikan informasi update status pengembangan saat ini. Lewat dua buah screenshot terbaru, The Division memperlihatkan dua elemen yang berbeda.

Selain kualitas visual yang tetap memesona, screenshot pertama memperlihatkan skenario pertarungan di atas atap. Anda bisa melihat efek kehancuran kecil yang tercermin lewat debu yang dihasilkan. Sementara screenshot kedua memperlihatkan user-interface The Division itu sendiri. Minimalis dan terlihat elegan, sebagian besar HUD ini ditawarkan dalam warna transparan, dan tidak menghalangi tampilan karakter Anda sama sekali. 

Ubisoft sendiri belum memastikan tanggal rilis untuk game yang satu ini. The Division akan dirilis untuk PC, Playstation 4, dan Xbox One. Looks awesome!

Ini tentu menjadi berita yang sangat membahagiakan. Setelah cukup lama terperangkap dalam konsep konsol sebagai satu-satunya platform gaming yang menguntungkan, banyak developer asal Jepang yang mulai menyadari besarnya potensi keuntungan yang bisa ditawarkan PC sebagai sebuah platform. Pasar yang terhitung “asing” ini mulai dilirik dan secara konsisten mendapatkan dukungan. Sebagai bukti? Ia menjadi platform strategis untuk Sega saat ini dan juga terus mendapatkan game port yang dahulu hanya dirilis untuk konsol. Tren ini juga semakin positif, setelah Kitase dari Square Enix mengemukakan ketertarikannya untuk merilis Final Fantasy baru untuk PC. Pikiran sama yang ternyata juga tengah menyelimuti pikiran sang jenius – Hideo Kojima.

Apakah Anda termasuk gamer PC yang sangat menginginkan kehadiran seri terbaru Metal Gear Solid di platform Anda? Percaya atau tidak, ambisi tersebut ternyata bisa saja terpenuhi. Dalam wawancara terbarunya, Hideo Kojima menegaskan bahwa besar kemungkinan Metal Gear Solid V: Phantom Pain akan dirilis juga untuk PC. Sesuatu yang sangat ingin dipenuhi oleh Kojima sendiri. Walaupun demikian, ia juga mengaku bahwa prioritasnya saat ini memang masih condong untuk menyelesaikan versi konsolnya.

Kojima secara terbuka mengungkapkan keinginannya untuk merilis MGS V: Phantom Pain untuk PC. Walaupun demikian, ia juga menegaskan bahwa prioritas utama saat ini masih menyelesaikan Phantom Pain versi konsol terlebih dahulu.

Dengan pernyataan seperti ini, sangat besar kemungkinan bahwa Metal Gear Solid V: Phantom Pain juga akan dirilis untuk PC setelah versi konsolnya meluncur ke pasaran terlebih dahulu. Sayangnya, Kojima sendiri belum memberikan kepastian rilis untuk MGS V: Phantom Pain ini, walaupun beberapa spekulasi menyakini di tahun 2015 mendatang. Jadi gamer PC, Anda boleh riang menyambut berita ini, tentu saja – sembari menambah ekstra kesabaran.

Gamer pun bergembira, pastinya. Setelah berkutat dengan pengalaman Arkham Origins yang memang harus diakui cukup tercederai dengan banyak bug, franchise game superhero terbaik ini akhirnya jatuh kembali ke tangan sang empunya – Rocksteady Studios. Lewat sebuah trailer super keren, Rocksteady mengumumkan kehadiran seri terbaru – Batman: Arkham Knight yang untuk pertama kalinya, didesain untuk menawarkan pengalaman next-gen yang sesungguhnya. Antisipasi tentu saja menguat, apalagi dengan kepastian bahwa Anda akhirnya bisa berkesempatan mengendarai Batmobile di kota Gotham yang lebih besar. Belum tertarik? Ekstra detail ini akan membuat Anda jatuh cinta.

Sebagai proyek Batman yang difokuskan untuk pasar next-gen, Rocksteady memang menegaskan bahwa mereka kini berkesempatan untuk menerapkan lebih banyak konsep baru di Arkham Knight. Sebagai seri terakhir dari trilogi Arkham Asylum, Batman akan berhadapan dengan musuh baru setelah kematian Joker di Arkham City. Musuh ini sendiri kabarnya memiliki kemampuan yang setara dengan Batman, bahkan dengan tampilan fisik yang hampir serupa. Menemani sang musuh utama baru ini, Batman juga akan bertarung dengan musuh klasiknya yang lain seperti Harley Quinn, Penguin, Two-Face, Riddler, dan Scarecrow.

Dengan identitas sebagai  sebuah game next-gen, Arkham Knight dibangun dengan Unreal Engine yang sudah dimodifikasi berat. Sebagai hasilnya? Mereka berhasil meramu kualitas visualisasi penuh detail dengan beragam perombakan dari seri sebelumnya. Karakter tidak hanya tampil menarik secara fisik, tetapi juga mampu menunjukkan ekspresi wajah yang mumpuni. Sementara untuk Gotham, Rocksteady mengaku mereka tidak pernah berambisi untuk menciptakan game open world paling besar. Yang mereka kejar adalah sebuah dunia yang lebih kaya dan padat. Diakui lebih besar 5 kali lipat daripada Arkham City, sekaligus hadir dengan jalan lebih lebar, Arkham Knight juga akan memuat sekitar 3 atau 4 kali lipat lebih banyak musuh di dalamnya. Sayangnya, belum ada detail apakah NPC akhirnya akan hadir di sini atau tidak. Satu yang pasti, Anda kini bisa bertarung dengan lebih dari 50 NPC di dalam satu layar.

Seberapa “next-gen” sebenarnya Arkham Knight ini? Anda bisa melihatnya sendiri dari segudang screenshot engine in-game  yang dilansir dari majalah game – GameInformer ini. Untuk membangun detail yang ada, Rocksteady bahkan mengklaim bahwa jumlah polygon di satu karakter Arkham Knight sama dengan jumlah polygon yang dibangun untuk semua lingkungan di Arkham City. Wow!

Sistem pertarungannya sendiri diklaim tidak banyak berubah dengan fokus pada kemampuan bela diri dan efektivitas gadget yang disandang Batman. Namun sebagai kompensasi dunia yang lebih luas, Batman kini bisa bergerak jauh lebih cepat dan efektif. Anda juga kini akan diperkuat dengan Batmobile yang memang dibangun dengan ambisi menciptakan sebuah mobil terbaik yang pernah ada di industri game. Batmobile mampu bergerak cepat, melompat, berputar, dipersenjatai dengan armor anti peluru, dan kemampuan untuk menghancurkan barikade, pohon, bahkan tepi gedung. Menariknya lagi? Mobil ini akan bisa dipanggil dengan satu tombol cepat saja.

Beberapa detail ekstra lainnya yang menarik, adalah kepastian bahwa Batman: Arkham Knight tidak akan mengusung mode multiplayer. Rocksteady mengkonfirmasikan hal tersebut. Alasannya? Karena mereka saat ini hanya berfokus untuk menciptakan sebuah pengalaman game single player terbaik yang mereka bisa, sehingga multiplayer dirasakan tidak lagi penting. Kevin Conroy juga dikonfirmasikan akan tampil kembali sebagai voice actor di belakang Batman di Arkham Knight. Sementara dengan hilangnya Joker, sang voice actor ternama – Troy Baker kini diberi tanggung jawab peran sebagai Two-Face. Arkham Knight sendiri akan mengambil setting satu tahun sejak Arkham City.

Sayangnya, Rocksteady sendiri masih belum memberikan konfirmasi apapun soal rilis Batman: Arkham Knight. Namun dari bocornya informasi rilis yang didapatkan dari salah satu situs retailer terbesar Amerika Serikat, besar kemungkinan ia akan meluncur bulan Oktober 2014 mendatang. Batman: Arkham Knight akan meluncur untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC. 

Popularitas Flappy Bird yang begitu tinggi plus telah ditariknya game tersebut dari toko aplikasi membuat developer lainnya memanfaatkan momen ini. Hasilnya, App Store pun mulai dipenuhi game tiruan Flappy Bird.

Gameplay yang ditawarkan tentunya sangat identik dengan Flappy Bird. Anda hanya perlu menerbangkan karakter utama melewati pipa demi pipa demi meraih skor tertinggi. Jika menabrak atau jatuh, permainan seketika berakhir.

Yang menarik, Pocket Gamer menemukan setidaknya ada 60 tiruan Flappy Bird terbaru dari toko aplikasi Apple sejak 28 Februari hingga 3 Maret 2014. Ini artinya, ada sekitar 1 game tiruan yang muncul setiap 24 menit! Wow!

Agar tidak 100 persen meng-copy Flappy Bird, para developer biasanya menghadirkan karakter yang berbeda seperti ikan, kucing, helikopter, pria yang mengenakan jetpack, babi, bahkan Justin Bieber! Selain itu, pipa-pipa hijau yang sebelumnya disebut-sebut mirip dengan game Super Mario diganti dengan kayu, tembok, atau batu.

Beberapa game yang mengadopsi konsep dari karya Dong Nguyen itu antara lain Bieber Fever Max – Flying Axe Guitar, Air Bear Grylls, Red Bouncing Bird Man, dan Flappy You: Fly Your Face Free. Bagaimana? Tertarik mencicipi tiruan-tiruan Flappy Bird tersebut?

Indikator untuk menentukan seberapa pantas sebuah game disebut “next-gen” memang terhitung masih berbayang. Beberapa pihak menetapkan standar yang sangat tinggi – seperti kemampuan untuk menawarkan sesuatu yang baru dan berbeda, sementara yang lain lebih menuju pada indikator yang tampil kasat mata – kualitas visual. Menyambut performa perangkat keras yang kini lebih kuat dan dapat dimanfaatkan untuk lebih banyak fungsi, banyak developer yang bergerak membangun engine baru yang hasilnya, menakjubkan. Dari semua game next-gen yang siap meluncur dalam waktu dekat, proyek eksklusif milik Sony – Infamous: Second Son memang terlihat memanjakan mata.

Lewat serangkaian screenshot dan trailer yang dirilis sebelumnya, Infamos: Second Son memang memperlihatkan kualitas detail yang luar biasa, terutama dari kota Seattle yang dibangun sebagai setting utama. Hujan dan genangan air yang muncul darinya, serta efek tata cahaya yang terhitung realistis membuat Infamous: Second Son memperlihatkan kualitas next-gen yang pantas untuk diantisipasi. Sang developer – Sucker Punch juga merilis 6 buah screenshot terbaru untuk memperlihatkan detail cahaya seperti yang mereka suntikkan di dalam game open-world yang satu ini.

Infamous: Second Son akan meluncur Playstation 4, eksklusif pada 21 Maret 2014 mendatang. Dat detail..

Headset gaming Plantronics RIG

Audio mungkin menjadi salah satu elemen yang paling sering dipandang sebelah mata di industri game. Sebagian besar gamer, apalagi mereka yang memiliki platform yang cukup terbuka terhadap peripheral pihak ketiga, lebih sering menjadikan kualitas visual dan gameplay sendiri, sebagai satu-satunya indikator yang harus tampil dalam level paling optimal. Padahal, audio menjadi jendela untuk membangun atmosfer pengalaman yang lebih baik, dari sekedar suara dentingan musik yang menggugah emosi, hingga suara intonasi percakapan yang tentu saja menjadi dasar dari terbangunnya dasar cerita dari game tersebut. Kekuatan inlah yang berusaha ditawarkan oleh salah satu brand perangkat audio ternama – Plantronics yang akhirnya memperkenalkan sang headset gaming terbaru – RIG.

Desain dan Fitur

Berbalut warna hitam yang elegan, Plantronics RIG memang tidak memperlihatkan kesan produk gaming yang kentara. Tidak ada sisi kosmetik yang berlebihan untuk menunjang identitas tersebut.

Ear pad berbahan busa menunjang kenyamanan, namun sayangnya, dengan ukuran ear pad yang tidak cukup lebar untuk menutup keseluruhan telinga.

Akibatnya, ear pada terasa cukup menekan daun telinga dan cukup lelah jika digunakan untuk waktu yang lama.

Jika kita membicarakan Plantronics sebagai sebuah brand, produsen yang satu ini memang cukup terkenal lewat kesederhanaan desain dan kualitas audio yang pantas untuk diacungi jempol. Identitas yang tampaknya cukup banyak berubah di RIG. Dengan desain berwarna hitam sebagai warna dominan dan bentuk yang terhitung proporsional, RIG memang tidak memperlihatkan “kesan” gaming yang kentara sekilas padang. Anda tidak akan bertemu dengan kilatan-kilatan cahaya lampu LED atau sekedar logo bertema garang di setiap sudut headset ini. Untuk urusan desain, RIG memang masih mengusung kesederhanaan produk Plantronics. Namun di sisi fungsi, ia menawarkan begitu banyak fitur, bahkan terhitung kompleks.

Dengan busa sebagai bahan dasar pads, Plantronics RIG memang terlihat jelas menjadikan kenyamanan telinga Anda sebagai salah satu prioritas utama. Build plastik yang ringan dan lebih kokoh juga memperkuat kesan tersebut. Namun sayangnya, untuk kami pribadi, pads ini tidak menutup telinga dengan sempurna dan menyisakan sedikit ruang. Headset ini juga sedikit terasa terik dan tidak nyaman untuk digunakan dalam waktu yang lama. Namun urusan fungsi, Plantronics RIG akan menyediakan lebih dari yang Anda minta. Sebagai sebuah headset gaming, tidak berlebihan rasanya untuk menyebut headset yang satu ini sebagai sebuah perangkat audio lengkap untuk memenuhi semua kebutuhan Anda.

Komitmen Plantronics untuk menawarkan sebuah headset “gaming” memang pantas untuk diacungi jempol. Tidak hanya PC, ia juga bisa digunakan untuk Playstation 3 dan Xbox 360. Ia bahkan menyediakan hampir semua kabel yang Anda butuhkan untuk memfasilitasi hal tersebut.

Dengan menggunakan bentuk gambar, Anda akan mendapatkan instruksi singkat, jelas, dan padat untuk menggunakan Plantronics RIG di Playstation 3 atau Xbox 360 Anda.

Satu hal yang mungkin Anda perhatikan sejak membuka kotak Plantronics RIG ini untuk pertama kali, adalah begitu banyak kabel yang ia tawarkan. Untuk menunjang fungsinya sebagai sebuah headset gaming, Plantronics RIG memang fleksibel untuk digunakan di platform gaming manapun yang Anda miliki. Benar sekali, tidak hanya bisa digunakan di PC, Plantronics RIG juga kompatibel untuk konsol generasi saat ini – Playstation 3 dan Xbox 360. Anda juga tidak perlu dipusingkan dengan bagaimana cara untuk membuat fungsi ini bisa dinikmati secara langsung, mengingat manual yang ditawarkan dalam bentuk gambar. Padat, singkat, dan jelas.

Tidak hanya sekedar untuk menunjang kemampuan gaming Anda di beragam platform, Plantronics RIG juga hadir dengan sebuah master control dengan desain yang elegan. Berisikan port penting yang bisa Anda suntikkan dengan perangkat audio yang lain, kehadiran master control ini memberikan ekstra ruang yang bahkan jauh lebih fleksibel. Benar sekali, ia juga didesain untuk memfasilitasi kebutuhan Anda yang juga mengandalkan perangkat mobile sebagai ujung tombak untuk menikmati konten multimedia yang ada. Master control ini memang terlihat cukup kompleks, namun tidak sulit untuk dikuasai. Dengan ekstra satu kabel jack 3.5 mm yang menjuntai pendek, Anda bisa menghubungkan Plantronics RIG ini ke perangkat mobile pintar Anda sekaligus tetap menghubungkannya dengan platform gaming atau PC Anda.

Master control yang juga termasuk dalam paket pembelian ini akan menunjang fungsi Plantronics RIG yang lebih fleksibel.

Bukan perkara sulit untuk mengenali dan memahami fungsi perangkat ekstra yang satu ini.

Anda bisa menghubungkan perangkat mobile dan gaming Anda lewat master control ini. Kerennya lagi? Anda bisa mengakses keduanya secara bergantian, semudah menekan switch besar di bagian tengah peripheral ini.

Mobile dan gaming di saat yang sama? Why not!

Lantas bagaimana cara menikmatinya? Sebuah tombol di tengah berisikan switch besar, memungkinkan Anda untuk mengakses mode mobile dan game secara instan. Dibantu dengan warna lampu LED berwarna orange dan biru sebagai indikator untuk masing-masing mode tersebut, master control ini bahkan memungkinkan Anda untuk menjadikan Plantronics RIG sebagai microphone untuk perangkat mobile Anda. Sementara di mode game? Ada tiga buah setting equalizer pre-set yang bisa diakses dengan hanya menekan tombol equalizer yang ada.

Ada tiga buah mode pre-set equalizer yang juga bisa Anda akses lewat master control tersebut.

Sedikit bijaksana mengatur tingkat volume yang ada, karena Anda bisa saja mengganggu kenyamanan orang lain karena suara yang bocor keluar, apalagi jika Anda tengah berada di tempat umum atau keramaian.

Bagiamana jika Anda hendak menggunakannya sebagai perangkat audio yang mobile? Dengan bentuk yang memang tidak bisa dilipat, memang cukup sulit untuk membawa headset ini ke dalam tas atau media penyimpanan Anda. Ini bisa dimaklumi, karena Plantronics RIG memang tidak didesain untuk hal tersebut. Untungnya, dengan port jack terpisah yang bisa dicabut dan dipasang, Anda bisa memosisikannya sebagai headset multimedia biasa, yang tidak membutuhkan si master control itu sendiri. Satu-satunya kekurangan dari hal ini mungkin terbatasnya volume suara yang bisa dihasilkan dan tentu saja equalizer yang kini bergantung pada perangkat mobile Anda. Namun terlepas dari hal ini, ia tetap menjadi  headset yang bisa diandalkan dan dinikmati. Jangan lupa pula untuk menggunakannya dengan bijaksana, karena suara yang mudah keluar dan mungkin mengganggu kenyamanan orang lain ketika di-set di tingkat volume tertentu.

Lantas spesifikasi  teknis dan fitur apa saja yang diusung oleh Plantronics RIG ini? Berikut adalah list lengkapnya:

Tidak sabar lagi hendak mengendari mecha-mecha raksasa dan mulai membabat semua ancaman yang Anda temui di depan mata? Keinginan untuk melakukan beragam parkour dengan jet pack super keren sembari menembak lusinan misil untuk menghancurkan Titan di depan mata sudah tidak lagi tertahankan? Maka hanya tinggal menunggu hari, Anda akhirnya berkesempatan untuk menikmati Titanfall yang akan dirilis untuk PC dan Xbox One. Sebagai sebuah game multiplayer berbasis Origin, Titanfall sempat dikabarkan akan menghadirkan lebih dari 15 peta permainan, beragam mode, bahkan monster berukuran raksasa yang akan menjadi NPC dan musuh jika berani diserang. Tidak cukup? Maka Anda mungkin butuh dana ekstra untuk membeli ekstra konten lainnya.

Setelah sempat menjadi misteri, Respawn Entertainment akhirnya mengkonfirmasikan bahwa Titanfall juga akan mengusung DLC berbayar, seperti halnya game-game berbasis multiplayer yang bertebaran di pasaran saat ini. Mereka bahkan sudah membuka masa order Season Pass untuk Titanfall versi PC yang ditawarkan di range harga USD 25.

Respawn mengkonfirmasikan kehadiran Season Pass yang akan ditawarkan di range harga USD 25. Season Pass ini akan memuat tiga DLC berbeda yang tidak hanya menawarkan map baru, tetapi juga konten lainnya yang masih belum ditentukan oleh Respawn sendiri. Untuk Titanfall versi PC, Season Pass ini sudah tersedia di Origin.

Season Pass ini akan rencananya akan memuat tiga buah DLC berbeda, yang masing-masingnya yang menyediakan map baru. Tidak hanya itu saja, ketiganya juga akan hadir dengan lebih banyak konten teranyar, yang sayangnya, masih belum ditentukan oleh Respawn sendiri. Senjata yang lebih mutakhir? Atau bahkan varian Titan baru? Respawn belum memastikan ekstra konten seperti apa yang ingin mereka hadirkan di ketiga DLC ini.

Anda yang ingin menikmati pengalaman Titanfall yang lebih lengkap di PC sudah dapat memesan Season Pass ini via Origin. Titanfall sendiri akan meluncur pada tanggal 11 Maret 2014 mendatang. Anda sudah siap?

Anda termasuk gamer yang menantikan kehadiran Sniper Elite 3? Jika iya, kabar baik untuk Anda karena 505 Games selaku publisher telah menetapkan tanggal rilisnya baik untuk PC maupun konsol.

Game yang mengambil setting waktu di Perang Dunia ke-2 ini dipastikan meluncur untuk PC pada 27 Juni 2014 mendatang. Sementara untuk PlayStation 4, Xbox One, PlayStation 3, dan Xbox 360 baru akan tersedia pada 1 Juli 2014.

Soal harga, Sniper Elite 3 versi PS4 dan Xbox One dibanderol USD 49.99, sedangkan versi PS3 dan Xbox 360 dijual seharga USD 39.99. Tersedia juga Collector’s Edition untuk konsol next-gen dengan harga USD 69.99. Paketnya dikemas dalam sebuah casing berbentuk mirip box amunisi. Di dalamnya juga sudah termasuk 3 DLC eksklusif.

Sniper Elite 3 dipastikan akan dirilis pada 27 Juni 2014 mendatang untuk PC. Sementara versi konsol meluncur sedikit lebih terlambat – 1 Juli 2014.

Untuk para gamer yang memesan Sniper Elite 3 secara pre-order, pihak perusahaan menjanjikan akses ke misi bonus ‘Hunt the Grey Wolf’. Dalam misi yang ber-setting lokasi di Tobruk, Libya, tahun 1942 itu, gamer diharuskan menyusup ke Tobruk dan mencari perbedaan antara Adolf Hitler dan ‘kembarannya’ agar bisa membunuh yang asli. Kota Tobruk sendiri adalah lingkungan yang terbuka. Setiap misi diklaim akan terasa berbeda karena identitas dan lokasi dari target akan diacak.

Bagaimana? Tertarik dengan game ini? Sambil menunggu kehadirannya, simak saja dulu trailer gameplay dari Sniper Elite 3 berikut ini.

Terlambat beberapa bulan dibandingkan dengan rilis di seluruh dunia, gamer Jepang akhirnya berkesempatan untuk mencicipi konsol generasi terbaru dari Sony – Playstation 4. Terlepas dari statusnya sebagai negara asal sang produsen, Jepang memang dijadikan sebagai pasar terakhir karena persiapan matang yang dibutuhkan, terutama menyediakan game yang menarik untuk selera pasar yang terhitung unik ini. Tumpuan jatuh ke tangan Yakuza: Ishin yang berhasil mendapatkan respon positif dari  para kritikus dan gamer. Popularitas Playstation 4 yang luar biasa di belahan dunia yang lain ternyata juga terjadi  diJepang.

Rilis awal Playstation 4 di Jepang memang bisa terhitung sebagai kesuksesan tersendiri. Ia berhasil terjual lebih dari 310.000 unit di minggu pertama dan menjadi yang terbaik di negeri matahari tersebut. Memasuki minggu kedua, terlepas dari penjualan yang turun hingga mencapai 65.000 unit, konsol hitam dengan GDDR5 tersebut masih menjadi yang paling laris. Penuruan ini ditengarai bukan karena menurunnya popularitas Playstation 4, tetapi lebih ke kegagalan Sony untuk menyediakan supply yang cukup untuk memenuhi permintaan yang ada. Kesuksesan Playstation 4 ini juga mendongkrak penjualan si seri eksklusif – Knack yang dijadikan sebagai bundle.

Sayangnya, hal ini tidak berlaku di sisi penjualan gamenya sendiri. Seperti tren sebelumnya, Nintendo 3Ds masih menjadi yang terbaik. Harvest Moon: Connect to A New World memuncaki pasar minggu ini. Seberapa signifikan lantas perbedaan ini? Berikut adalah list lengkapnya:

Software

1. Harvest Moon: Connect to a New World (3DS): 130.782
2. Knack (PS4): 66.772
3. Fossil Fighters: Infinite Gear (3DS): 58.329
4. Yakuza: Ishin (PS3): 54.148
5. Dragon Quest Monsters 2: Iru to Ruka no Fushigi na Fushigi na Kagi (3DS): 53. 276
6. Yo-kai Watch (3DS): 37.493
7. Kagero: Darkside Princess (3DS): 23.254
8. Yakuza: Ishin (PS4): 22.466
9. Kagero: Darkside Princess (Vita): 19.322
10. Kirby Triple Deluxe (3DS): 17.706

Hardware

• Playstation 4: 65.685
• Nintendo 3DS: 38.013
• Playstation Vita: 23.124
• Playstation 3: 13.155
• Nintendo Wii U: 8.204
• PSP: 3.652
• Xbox 360: 257

Akankan dominasi Playstation 4 ini akan terus bertahan di bulan Maret mengingat rilis MGS V: Ground Zeroes dan Infamous: Second Son yang akan meluncur dalam beberapa minggu lagi? Ataukah 3DS akan kembali menjadi sang raja? Kita tunggu saja.

Ditunda setelah penantian dan gelombang antisipasi yang begitu besar, Ubisoft memang seolah menenggelamkan Watch Dogs begitu saja. Terlepas dari begitu banyak informasi yang sudah menyebar di dunia maya, baik dalam bentuk screenshot atau trailer gameplay, Watch Dogs lenyap dari peredaran informasi selama beberapa bulan terakhir. Game yang sempat hampir dirilis dengan jarak waktu yang tidak berbeda jauh dengan GTA V ini terkatung-katung, apalagi jika kita membicarakan waktu rilis yang direncanakan untuknya. Lewat kehadiran sebuah trailer terbaru, Ubisoft akhirnya mengkonfirmasikan tanggal rilis resmi untuk Watch Dogs.

Spekulasi memang sempat merebak dari begitu banyak sumber, dengan rumor rilis sekitar bulan April hingga Juni. Namun penantian hampir seluruh gamer di seluruh dunia akhirnya berakhir juga. Bersama dengan trailer teranyar yang memberikan sedikit latar belakang di balik aksi Aiden Pearce – si karakter utama, Ubisoft akhirnya menetapkan satu tanggal pasti. Trailer ini juga memperlihatkan beberapa karakter baru yang tampaknya akan berpengaruh besar pada sepak terjang Peace, termasuk teknologi yang akan ia gunakan untuk “menguasai” kota.

Kapan Anda akan dapat menikmatinya? Watch Dogs dipastikan akan meluncur pada 27 Mei 2014 mendatang, untuk PC, Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, dan tentu saja – Xbox One. Belum ada detail apakah bundle yang sempat diperkenalkan tahun lalu tetap berlaku atau tidak. Prepare your wallet, gentleman!

Tidak banyak berbeda dengan kasus yang sempat terjadi dengan Watch Dogs, Dark Souls 2 juga tengah menjadi sorotan sebagian besar gamer PC yang memang mengantisipasi kehadirannya. Game action RPG racikan From Software yang memang tumbuh fenomenal berkat tingkat kesulitannya ini memang siap meluncur dalam waktu dekat ini, hanya saja untuk Playstation 3 dan Xbox 360.  Pertanyaan besarnya tentu saja, kapan Dark Souls 2 versi PC ini akan dirilis? Beberapa rumor dan spekulasi sempat menyebar, namun Bandai Namco akhirnya menetapkan satu tanggal pasti.

Berbeda dengan seri sebelumnya yang hanya menjadi sekedar port, Dark Souls 2 versi PC menjadi primadona berkat informasi adaptasi engine baru yang sempat dilemparkan oleh From Software. Lantas apa yang bisa diantisipasi dari versi ini? Lewat informasi resmi yang mereka lontarkan via fanpage Facebook, Dark Souls 2 diklaim akan menghadirkan resolusi tekstur yang lebih baik, dan tentu saja framerate yang membuatnya lebih nyaman dimainkan. Tidak hanya itu saja, versi PC ini juga diyakinkan akan mengadaptasikan sistem kontrol berbasis mouse dan keyboard yang jauh lebih adaptif.

Tanggal rilis Dark Souls 2 versi PC akhirnya ditetapkan – 24 April 2014 mendatang. Versi PC diklaim hadir dengan resolusi tekstur dan framerate lebih baik, serta adaptasi kontrol mouse dan keyboard yang lebih sempurna.

Seperti informasi yang sempat menyebar beberapa hari yang lalu, Bandai Namco memastikan Dark Souls 2 versi PC akan dirilis pada 25 April 2014 mendatang, baik secara fisik maupun digital. Belum ada detail spesifikasi seperti apa yang perlu dipersiapkan untuk mencicipinya secara maksimal. One thing for sure, prepare yourself to die…..a lot!

Tahun 2014 akan menjadi salah satu tahun termanis bagi gamer, apalagi untuk mereka yang baru saja memperkuat rig PC mereka, atau memiliki  cukup dana untuk membeli salah satu dari konsol next-gen Sony dan Microsoft yang sudah meluncur ke pasaran. Bagaimana tidak? Segudang game next-gen yang siap dibangun dengan engine-engine teranyar yang memanjakan mata siap untuk membanjiri pasar. Dari genre RPG, Dragon Age: Inquisition boleh terbilang sebagai proyek yang cukup diantisipasi. Kekecewaan dan kritik sang seri kedua memang menjadi bahan pembelajaran untuk menciptakan mekanik gameplay yang lebih bisa dinikmati. Satu yang pasti, secara visual, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Seri ketiga Dragon Age yang diberi nama “Inquisition” ini memang akan mengoptimalkan engine andalan EA dari DICE – Frostbite Engine 3.0 sebagai dasar. Hasilnya? Luar biasa. Lewat sebuah trailer terbaru yang mereka rilis ke dunia maya, Bioware mempertontonkan varian dan detail lingkungan seperti apa yang akan menemani petualangan epik Anda. Bioware juga memperkenalkan fitur ekosistem yang realistis di setiap dunia, yang berarti akan memuat kehidupan dinamis di sana. Anda akan menemukan predator, mangsa, faksi, hingga begitu banyak kesempatan di dalamnya. Populasi ekosistem ini juga akan sangat bergantung pada aksi Anda sendiri. And it looks amazing..

Dragon Age: Inquisition sendiri rencananya akan meluncur untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, dan PC di musim gugur 2014 ini, walaupun belum mendapatkan tanggal rilis pasti. Tertarik?

Anda yang mengharapkan The Last of Us dibuat film adaptasinya nampaknya bisa tersenyum lebar. Website Deadline Hollywood baru saja mendapatkan konfirmasi bahwa film tersebut akan menjadi kenyataan.

Menurut Deadline Hollywood, Screen Gems milik Sony akan menjadi pihak yang mendistribusikan film The Last of Us. Yang menarik, dalam pembuatannya nanti tim dari Naughty Dogs juga ikut terlibat dan ambil bagian dalam posisi- posisi yang penting.

Neil Druckmann selaku Director dari game The Last of Us bertugas menulis script. Sementara anggota Naughty Dogs lainnya seperti Evan Wells, Christphe Balestra, dan Bruce Straley bergabung dalam tim kreatif serta bekerjasama dengan Sam Raimi yang sebelumnya dikenal sebagai sutradara film Spider-Man, Spider-Man 2, dan Spider-Man 3.

Sony dikabarkan siap mengadaptasikan The Last of Us menuju layar lebar, dengan sutradara Spiderman – Sam Raimi sebagai otak di belakangnya. Siapa yang menurut Anda akan paling cocok memerankan sosok Joel dan Ellie?

Meski begitu, belum diketahui apa peran Sam Raimi dan tim Ghost House Pictures-nya di film The Last of Us. “Sejak game kami meluncur Juni lalu, kami telah berbicara dengan banyak perusahaan tentang pembuatan filmnya, namun kami tidak bisa menemukan partner yang lebih baik yang mampu berbagi dengan visi kreatif dan standar tinggi kami,” ujar Evan Wells menanggapi kerjasamanya dengan Screen Gems dan Ghost House Pictures.

Belum ada informasi kapan pembuatan film The Last of Us akan dimulai. Soal casting maupun plot pun masih tanda tanya. Yang pasti, untuk membuat filmnya menjadi luar biasa, dibutuhkan plot dan cast terbaik khususnya untuk
memerankan Joel dan Ellie.

Bagaimana menurut Anda sendiri? Aktor dan aktris Hollywood mana yang pantas untuk memerankan karakter Joel dan Ellie?

Terlepas dari kontroversi  yang ia hasilkan, emulator memang seringkali diasosiasikan sebagai “rumah” untuk para gamer pembajak. Menggunakan kemampuan PC yang jauh lebih kuat, para peretas menciptakan serangkaian perangkat lunak yang memungkinkan platform ini mengemulasi kinerja platform gaming yang lain. Hasilnya? Anda tinggal mengunduh game yang dibutuhkan dan menikmati game-game ekkslusif konsol lain, bahkan di kualitas yang jauh lebih optimal. Namun anehnya, terlepas peningkatan kemampuan PC yang semakin signifikan, Playstation 3 dan Xbox 360 tampaknya masih menjadi “tugas terberat” yang tidak mudah dicapai. Walaupun demikian, progress yang menjanjikan mulai terlihat.

Ada begitu banyak alasan mengapa emulator Playstation 3, khususnya, sulit untuk dicapai. Alasan yang paling sering terdengar adalah arsitektur yang benar-benar berbeda dengan PC, apalagi dengan implementasi si prosessor Cell yang misterius. Jika Anda termasuk gamer yang berharap bisa memainkan game-game eksklusif Playstation 3 seperti God of War 3, Heavy Rain, Uncharted, atau The Last of Us di PC, Anda tampaknya boleh kembali menggantungkan harapan. Penantian lama terbayar, denyut nadi pertama emulator Playstation 3 yang benar-benar bekerja akhirnya terlihat di dunia maya.

Lewat sebuah video yang dirilis di situs video Youtube, salah satu user berhasil menjalankan game komersial pertama Playstation 3 di PC, menggunakan sebuah program emulasi yang masih berada dalam masa pengembangan – RPCS3. Walaupun masih dipenuhi dengan begitu banyak bug, dengan framerate yang super kacau, bahkan terkesan laggy untuk sebuah game dengan visualisasi “ringan”, fakta bahwa game Playstation 3 ini bisa dimainkan di PC menjadi pencapaian tersendiri. Sebuah permulaan yang menarik untuk disimak perkembangannya di masa depan.

Sang developer RPCS3 sendiri mengaku masih terus berusaha menyempurnakan emulator perdana yang benar-benar terbukti bekerja ini. Sayangnya, ia juga masih belum bisa memberikan kepastian spesifikasi PC seperti apa yang dibutuhkan untuk memastikan game-game Playstation 3 ini bekerja. Satu yang pasti, seiring dengan penambahan fitur, besar kemungkinan tuntutan spesifikasi ini akan semakin masif.

One step closer..

Hype yang begitu luar biasa, kesan inilah yang mungkin bisa ditangkap dari game teranyar racikan – Infamous: Second Son yang rencananya akan meluncur bulan ini. Sudah diperkenalkan sejak tahun lalu sebagai salah satu game andalan eksklusif untuk Playstation 4, Sucker Punch memang secara konsisten menggoda para gamer pemilik konsol next-gen hitam yang satu ini. Kualitas visualisasi yang luar biasa detail, terutama dari kecermatan membangun efek tata cahaya dan detail Seattle sebagai setting utama menjadi salah satu nilai jual terbesar. Cukup untuk membuat game next-gen ini lebih sukses dari The Last of Us, setidaknya dari sisi penjualan sebelum rilis.

Cerita yang akan berkisar pada aksi Delsin Rowe yang memiliki kemampuan untuk menyerap dan menggunakan kemampuan Conduit lain ini, Infamous: Second Son memang diharapkan menjadi pemuas dahaga pemilik Playstation 4 untuk game yang benar-benar mewakili potensi next-gen yang sebenarnya. Tidak main-main, hype ini ternyata juga direpresentasikan lewat angka penjualan pre-order yang fantastis.

Sony UK mengkonfirmasikan bahwa angka pre-order Infamous: Second Son berhasil menundukkan salah satu masterpiece Playstation 3 – The Last of Us.

Seberapa fantastis? Josh Walker – Product Manager dari Sony UK mengumumkan bahwa angka pre-order Infamous: Second Son berhasil menundukkan angka pre-order The Last of Us, salah satu game terbaik Playstation 3, dengan angka yang cukup signifikan. Sayangnya tidak dijelaskan, apakah angka ini hanya terjadi di Inggris atau di seluruh dunia.

Infamous: Second Son siap meluncur pada 21 Maret 2014 mendatang,  eksklusif Playstation 4. 

Activision baru-baru memberi pengumumkan terkait DLC terbaru untuk game Call of Duty: Ghosts yang disebut Devastation. Tak hanya itu, mereka juga menjelaskan apa saja yang dihadirkan dalam DLC tersebut.

Menurut pihak Activision, DLC Devastation berisi 4 maps berukuran kecil dan medium, senjata hybrid terbaru, dan episode kedua dari Extinction. Keempat maps ini bertempat di kuil suku Maya, kapal yang penuh dengan container, lokasi penggalian raksasa di Amerika Selatan, dan Dome dari COD: MW3 yang telah dipoles.

Soal senjata baru yang bernama Ripper, gamer bisa menggunakannya sebagai senjata 2-in-1 yang bisa digunakan sebagai sub machine gun dan assault rifle. Satu hal yang menarik terkait episode kedua dari Extinction yang bertajuk Mayday, gamer akan berhadapan dengan boss alien, Kraken, setinggi 100 kaki!

Tak lupa Activision memberi sedikit bocoran tentang kehadiran karakter film terkenal yang hingga saat ini masih dirahasiakan. Anda tentunya masih ingat bahwa di DLC sebelumnya Michael Myers muncul sebagai karakter yang bisa dimainkan.

DLC Devastation rencananya siap meluncur pada 3 April 2014 mendatang. Sayang, tanggal tersebut hanya berlaku untuk konsol Xbox One dan Xbox 360. Belum ada keterangan kapan Activision akan merilis Devastation untuk PlayStation 3, PlayStation 4, dan PC. Sambil menantikan kehadirannya, simak dulu video DLC Devastation berikut ini.

Setelah dikenal sebagai salah satu ninja paling keren, baik dari sisi desain ataupun performa franchise yang mengusungnya, sosok Ryu Hayabusha tumbuh menjadi legenda tersendiri. Brutal dan efektif menyelesaikan setiap misi yang diberikan padanya, siapa yang menyangka bahwa ninja yang satu ini justru akan berperan sebagai tokoh antagonis utama di Yaiba: Ninja Gaiden Z. Lahir dari developer yang sama - Team Ninja, Yaiba: Ninja Gaiden Z memang diposisikan sebagai sebuah seri spin-off, dimana Anda berperan sebagai Yaiba – seeorang ninja yang hampir meregang nyawa di bawah pedang Hayabusha. Kebangkitannya kembali kini hanya didorong oleh satu keinginan – membalas dendam.

Walaupun demikian, perjalanan Yaiba Kamikaze sendiri tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Salah satu organisasi jahat misterius ternyata meng-klon bagian tubuhnya yang sempat jatuh untuk menciptakan pasukan pembunuh efektif yang tampil tak ubahnya zombie. Dengan genre action murni yang ia usung dan tentu sistem pertarungan yang cepat, Yaiba: Ninja Gaiden Z mengambil arah visual yang berbeda  dengan seri Ninja Gaiden yang selama ini  kita kenal. Sisi visual ditawarkan dalam bentuk cell-shading dengan kontras warna yang terhitung mencolok. Menyambut rilisnya yang tinggal menghitung hari, Team Ninja merilis segudang screenshot terbaru untuknya.

Yaiba: Ninja Gaiden Z akan dirilis untuk Playstation 3, Xbox 360, dan PC pada 18 Maret 2014 mendatang untuk Amerika Utara, dan 21 Maret 2014 untuk pasar Eropa. Tertarik?