Quantcast
Channel: Games – Jagat Review
Viewing all 14784 articles
Browse latest View live

15 Kematian Video Game Paling Mengenaskan!

$
0
0
mk-x-ray1

mk-x-ray1

mk-x-ray1

Apa yang sudah dimulai tentu saja harus berakhir, temasuk hidup. Kematian menjadi sesuatu yang mau tidak mau harus dihadapi, bahkan menjadi tujuan final yang secara psikologis, mendorong beragam cara untuk menikmati dan menjadikan hidup yang terbatas menjadi lebih bermakna. Hal yang sama juga terjadi di industri game,hanya saja, Anda kini dibekali dengan ekstra fitur untuk hidup kembali – respawn dari titik checkpoint dan membenahi kesalahan yang sempat Anda lakukan. Walaupun demikian, bagi karakter-karakter NPC atau musuh yang Anda temui, kematian menjadi momok yang tidak kalah menyeramkan. Kita tidak hanya membicarakan sekedar nyawa, tetapi bagaimana jiwa Anda akan berakhir.

Untuk menghasilkan pengalaman yang jauh lebih menggugah, apalagi mengingat statusnya sebagai sebuah karya kreatif yang sepenuhnya dibangun fiktif, banyak developer game yang tidak segan menyuntikkan beragam konten penuh darah dan kekejaman di dalam sebuah game. Ini dilihat sebagai solusi terbaik untuk mendukung tema utama yang ditawarkan, terutama jika ingin memperlihatkan kepribadian dan kemampuan si karakter utama. Namun di beberapa sisi yang lain,kejadian serupa juga ternyata menjadi formula yang tepat untuk menghidupkan keterikatan emosional yang lebih kuat jika terjadi dengan karakter yang tengah Anda gunakan. Satu yang pasti, video game harus diakui, memuat begitu banyak adegan kematian brutal dan mengenaskan.

Dari semua kematian yang bisa Anda temukan di industri game, manakah yang cukup untuk membuat emosi Anda tergugah, jijik, atau bahkan hingga membuat Anda memalingkan wajah dari layar utama game Anda untuk waktu tertentu? Berikut adalah 15 darinya, dan untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran, kami juga menyertakan video di dalamnya:

15. Munched [Prince of Persia Classic]

Prince-of-Persia-16

Keterbatasan piksel dan kualitas visual yang terlihat sangat “kotak” di masa lalu, tidak menjadi alasan yang valid bahwa industri game tampil jauh lebih “damai” di masa lalu. Untuk menghasilkan efek yang lebih wah, tidak sedikit game-game action di kala itu sudah memperkenalkan efek darah, hingga bahkan mutilasi. Seperti yang terjadi dengan seri Prince of Persia klasik. Gagal melewati sebuah perangkap berbentuk seperti gigi yang secara terbuka dan menutup, Anda akan melihat bagaimana tubuh Prince terpotong menjadi dua. Atau lebih sialnya lagi? Anda bisa mati tertimpa beton dan tertusuk ranjau di saat yang sama.

14. Zandatsu [Metal Gear Rising: Revengeance]

Metal Gear Rising Revengeance (43)

Apa reaksi Anda jika Anda melihat seorang ninja dalam bentuk kostum futuristik tengah berlari cepat ke arah Anda sembari memotong semua benda yang ia temui sepanjang perjalanan, semudah ia memotong mentega dengan sebuah pisau panas. Berlari? Sayangnya logika yang satu ini tidak menjadi standar untuk sebagian besar AI yang diterapkan di MGR: Revengeance. Hasilnya? Nasib terburuk yang bisa dihadapi oleh tokoh antagonis di sepanjang sejarah industri game. Tidak lagi hanya sekedar tewas meregang nyawa, Anda juga berpotensi dipotong menjadi ratusan bagian kecil, cukup untuk membuat Anda tidak bisa dikenali lagi.

13. Ghost’s Death [Modern Warfare 2]

ghost death

)

Tidak ada yang lebih hina daripada pengkhianatan, apalagi jika Anda menaruh tidak hanya harapan, tetapi nyawa dan raga Anda untuk membela kepentingan pengkhianat tersebut. Hal inilah yang terjadi dengan sosok ikonik dari  MW 2 – Ghost. Pasukan yang dikenal lewat masker tengkoraknya yang keren tersebut ternyata harus berakhir di bawah peluru Shepherd. Lebih buruknya lagi? Di tengah kesadaran yang masih tersisa, ia harus merasakan panas api yang membara. Dibakar hidup-hidup bukanlah akhir yang ingin Anda temui di akhirnya cerita seorang pahlawan.

12. Trapped [Trapt]

trapt

)

Bayangkan semua siksaan terburuk yang bisa Anda pikirkan, dan kami berani bertaruh, hal tersebut tidak akan seburuk perangkap yang bisa Anda lemparkan di Trapt, apalagi jika Anda menggunakan Dark Illusions yang ada. Tidak cukup hanya sekedar melibas musuh Anda dengan guilottine raksasa, pisau dari bahwa tanah, atau palu mematikan, Anda juga bisa melemparkan mereka ke roda gigi raksasa yang berputar, menjadikan mereka umpan untuk dimakan monster raksasa, membawa mereka ke puncak tower super tinggi untuk disambar petir besar, atau sekedar menjadikan memerangkap mereka di jam raksasa lewat jarum yang menembus tubuh. Pikirkan perangkap terburuk Anda, dan lihat bagaimana imajinasi Anda itu ternyata tidak seliar apa yang ditawarkan Trapt.


Akhirnya, Kontroler Xbox One Kini Bekerja di PC!

$
0
0
xbox one controller (3)

xbox one controller (3)

xbox one controller

Jika kita membicarakan salah satu aspek yang membuat Xbox 360 begitu terkenal di industri game di masa lalu,maka kita tentu saja harus mengakui bahwa Microsoft berhasil mendesain salah satu kontroler terbaik yang pernah ada. Kontroler Xbox 360 menghadirkan kenyamanan luar biasa lewat desain ergonomisnya yang nyaris sempurna, menjadikan produk ini sebagai standar peripheral gaming tersendiri. Daya tahan dan juga kompatibilitasnya pantas untuk diacungi jempol. Berangkat dari impresi inilah, banyak gamer yang tentu berharap, bahwa Microsoft juga akan menempuh kebijakan yang sama dengan kontroler yang diklaim lebih sempurna – Xbox One. Namun sayangnya, hingga kini, mimpi tersebut masih belum tercapai.

Apakah Anda termasuk gamer yang penasaran bagaimana nikmatnya menggunakan kontroler Xbox One di PC? Microsoft mungkin bungkam dan tidak pernah memberikan konfirmasi kapan driver resmi akan diluncurkan, terlepas dari klaim awal bahwa mereka akan terus mendukung fitur tersebut. Tidak perlu khawatir, lewat tangan salah seorang fans, kompatibilitas kontroler Xbox One untuk PC akhirnya tiba lebih awal.

)

Seorang developer bernama – Lucas Assis, akhirnya merilis sebuah driver tidak resmi berbasis WinUSB dan driver filter dari LibUSBDotNet untuk memastikan kontroler Xbox One kini bisa bekerja di PC. Dengan menggabungkan tiga buah program yang berbeda, hal ini dimungkinkan. Walaupun demikian, masih ada masalah besar yang masih terlihat di demo video yang ia tunjukkan via Youtube.

Menjajalnya di game-game PC populer seperti Arkham Asylum, Borderlands 2, dan Metal Gear Rising: Revengeance, hampir sebagian besar fungsi kontroler ini berjalan dengan sangat baik, kecuali tombol LT-RT yang hadir tanpa fitur impulse triggers. Padahal fitur ini sendiri menjadi salah satu identitas unik kontroler Xbox One. Assis juga mengakui ini masih belum bekerja 100%, namun sudah bisa diimplementasikan di sebagian besar game.

Tertarik? Anda bisa mengunduh driver tersebut di sini (16 MB)

Server Lokal FIFA Online 3 Resmi Dibuka

$
0
0
P1010342

P1010342

fifa online 3

2014 adalah tahun yang indah bagi para pecinta sepak bola karena turnamen terbesar di Bumi ini, Piala Dunia, akan digelar pada Juni mendatang di Brazil. Berharap mengikuti kemeriahannya, Garena Indonesia secara resmi menghadirkan FIFA Online 3 di Indonesia.

Dengan kehadirannya di Tanah Air dalam Bahasa Indonesia, kini para gamer bisa bermain di server lokal yang telah dibuka untuk komersial setelah sebelumnya melalui tahap beta.

“Garena Indonesia berharap FIFA Online 3 dapat turut memeriahkan suasana World Cup 2014, selain itu juga dapat memberikan pengalaman seru bagi pencinta game online dan pencinta sepak bola di Tanah Air,” kata Christian Wihananto, Garena Project Manager for FIFA.

FIFA Online 3 sendiri menggunakan mekanisme permainan yang diklaim lebih berkembang dibanding versinya terdahulu. Di sisi lain kualitas grafisnya terlihat lebih baik. “Developernya memang sama dengan yang membuat game FIFA di konsol. Hanya saja, di FIFA Online sedikit diturunkan agar tidak membutuhkan spesifikasi PC yang tinggi dan bisa diakses oleh banyak orang,” tambah Christian.

Ada lebih dari 30 liga sepakbola profesional dengan 500 tim terkemuka serta 1500 pemain ternama dari mancanegara. Yang menarik, gamer diberi kebebasan untuk mengkostumisasi tampilan dari pemain profesional yang hadir dalam game. Game yang mendapat lisensi resmi dari FIFA ini bisa dimainkan secara gratis, alias Free-to-Play, dengan ketersediaan item mall.

P1010342

P1010340

P1010331

P1010317

Coach Aji Santoso menjelaskan strategi di FIFA Online 3

“FIFA Online 3 dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi para pemainnya termasuk generasi-generasi penerus persepakbolaan Indonesia. Harapannya, game ini dapat memancing kreatifitas dan semangat baru untuk meningkatkan kualitas sepak bola tanah air. Selain itu juga dapat meningkatkan rasa sportifitas dalam berkompetisi yang nantinya turut meningkatkan mental pemain-pemain sepakbola Indonesia,” ujar Aji Santos, Pelatih dan Manajer Timnas U-23 yang turut hadir memeriahkan acara peluncuran di Jakarta.

Perlu diketahui bahwa hanya dalam jangka waku 6 bulan setelah diluncurkan, jumlah user FIFA Online 3 mencapai 10 juta dari 5 Negara di Asia Tenggara. Bagi Anda yang tertarik untuk mengadu skill di FIFA Online 3, game ini bisa diunduh di website resmi Garena. Sebelum itu, simak dulu spesifikasi hardware yang dibutuhkan.

Minimum Requirements:

  •  OS: Windows XP, Windows 7, Windows 8
  • CPU: Core 2 Duo E6600 1.6GHz
  • RAM: 1GB
  • VGA: GeForce 6600 GT
  • DirectX 9

Recommended Requirements:

  • OS: Windows XP, Windows 7, Windows 8
  • CPU: Core 2 Duo E6600 2.4GHz
  • RAM: 2GB
  • VGA: GeForce 8800 GT
  • DirectX 9

Kebutuhan Storage untuk Watch Dogs PC Terungkap

$
0
0
Watch Dogs release date jagatplay (21)

Watch Dogs release date jagatplay (21)

Watch Dogs release date jagatplay (40)

Kontroversi memang tengah mengitari salah satu game yang sangat diantisipasi dari Ubisoft saat ini – Watch Dogs. Setelah sempat mengalami penundaan tanpa alasan yang terhitung jelas, “kelahiran kembali” Watch Dogs lewat trailer terbaru yang dirilis beberapa waktu yang lalu ternyata justru menghasilkan gelombang reaksi negatif, sesuatu yang tidak diperkirakan oleh Ubisoft sebelumnya. Perbedaan kualitas grafis yang cukup signifikan dengan trailer pengenalan perdana di E3 2012 yang silam mengundang segudang pertanyaan. Ubisoft sendiri sudah menegaskan bahwa Watch Dogs tidak akan banyak berbeda dengan apa yang selama ini diantisipasi gamer. Yang dibutuhkan saat ini, hanyalah memastikan platform Anda mampu menjalankannya.

Permasalahan tentu saja mengitari sebagian besar gamer PC saat ini, apalagi mengingat besar kemungkinan perbedaan kualitas visual antara PC dan konsol next-gen yang akan terlampau cukup jauh. Satu-satunya cara untuk menikmati Watch Dogs secara optimal adalah dengan memastikan PC Anda dapat menjalankannya, setidaknya di level minimum. Sang creative director Jonathan Morin mengungkapkan spesifikasi minimum untuk menjalankan Watch Dogs yang sebenarnya, tidak banyak berbeda dengan spesifikasi yang dirilis tahun lalu. Bedanya? Mereka akhirnya menentukan berapa banyak ruang data yang harus Anda siapkan untuk menikmati game ini.

Ubisoft akhirnya memastikan kebutuhan storage untuk Watch Dogs yang akan berkisar di angka 25 GB.

Ubisoft akhirnya memastikan kebutuhan storage untuk Watch Dogs yang akan berkisar di angka 25 GB.

Watch Dogs versi PC akhirnya dipastikan akan memakan sekitar 25 GB dari kapasitas storage Anda. Sementara kebutuhan minimum yang lain tidak banyak berbeda:

  • Processor: IntelCore 2 Quad Q8400 2.66Ghz or AMDPhenom II X4 940 3.0Ghz
  • Memory: 6GB RAM
  • Video card: 1024 VRAM DirectX 11 Shader 5.0
  • Sound Card: DirectX9

Watch Dogs akan dirilis pada 27 Mei 2014 mendatang, untuk PC, Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, dan Xbox 360.

Mirror’s Edge 2 Haruskan Gamer Terus Terkoneksi Internet?

$
0
0
mirror edge 2 (2)

mirror edge 2 (2)

mirror edge 21

Sebuah genre yang unik, kalimat yang satu ini tampaknya sudah cukup menggambarkan Mirror’s Edge – salah satu ujung tombak EA di masa lalu. Berbeda dengan game first person lain yang selalu berkutat dengan perang, darah, dan senjata api berkekuatan besar, Mirror’s Edge justru mengambil konsep gameplay yang begitu berbeda dan sederhana. Terlepas dari kacamata orang pertama yang ia gunakan, game ini “hanya” menuntut Anda untuk melakukan gerakan parkour sulit untuk mencapai tujuan utama secepat dan seefektif mungkin. Daya tarik inilah yang membuat Mirror’s Edge begitu populer, apalagi dengan desain karakter utama wanita yang pantas untuk diacungi jempol. Tidak heran, antisipasi terhadap Mirror’s Edge 2 begitu besar.

Setelah penantian yang cukup lama serta seruan yang terus berkumandang di dunia maya, EA akhirnya mengkonfirmasikan eksistensi Mirror’s Edge 2 di ajang E3 2013 yang lalu. Sebuah teaser video pendek memperlihatkan kembalinya Faith sebagai karakter utama, namun dengan kualitas detail yang lebih baik berkat penggunaan engine Frostbite 3.0 yang akan menjadi dasarnya. Sayangnya, selepas teaser pendek tersebut, EA seolah bungkam seribu bahasa terkait proyek yang sangat diantisipasi ini. Spekulasi-spekulasi yang diklaim valid pun mulai menyebar, termasuk yang terbaru dari situs komunitas gaming populer – NeoGaf.

Salah satu admin dari NeoGafEvilChildren, mengklaim bahwa ia sendiri sudah melihat sebuah konten video terbaru yang memperlihatkan progress pengembangan Mirror’s Edge 2 sendiri. Dari sana ia mulai menyebarkan beberapa informasi esensial bagaimana EA akan “mendefinisikan” seri terbaru ini dan membuatnya berbeda dibandingkan seri pertama. Beberapa rumor tersebut adalah:

Beberapa detail gameplay Mirror's Edge 2 yang diklaim valid menyebar di dunia maya - menyebut konsep gameplay yang kini akan difokuskan pada dua kata; open-world dan online. EA sendiri masih belum memberikan konfirmasi apapun terkait benar atau tidaknya semua rumor ini.

Beberapa detail gameplay Mirror’s Edge 2 yang diklaim valid menyebar di dunia maya – menyebut konsep gameplay yang kini akan difokuskan pada dua kata; open-world dan online. EA sendiri masih belum memberikan konfirmasi apapun terkait benar atau tidaknya semua rumor ini.

  • Mirror’s Edge 2 akan dirilis pada tahun 2016 mendatang untuk PC, Playstation 4, Xbox One, dan juga Mac
  • Teaser yang sempat dirilis di E3 2013 bukanlah video sinematik, melainkan gameplay dari Mirror’s Edge 2 yang berjalan secara real-time tanpa script
  • EA tidak akan sekedar “melanjutkan” seri pertamanya, tetapi lebih tepat disebut melakukan proses reboot di seri kedua ini
  • Misi EA di Mirror’s Edge 2 adalah menciptakan sebuah kota yang hidup dengan genre open world, dimana gamer diberikan kebebasan penuh untuk menjelajahinya
  • Mirror’s Edge 2 akan mengusung mekanisme yang serupa dengan yang diterapkan di Dark Souls. Anda bisa masuk dan keluar dari dunia gameplay user lain dengan bebas. Anda juga bisa memilih level interaksi dengan pemain yang lain.
  • Karena fitur inilah, Mirror’s Edge 2 kabarnya akan hadir dengan sistem always online. Ini berarti, Anda membutuhkan koneksi internet secara terus menerus untuk menikmatinya.
  • Anda bisa menjalani misi secara kooperatif maupun kompetitif dengan gamer lain.
  • Kemampuan AI musuh juga kini disesuaikan dengan aksi Faith. Ada tiga jenis musuh yang akan Anda temui: Protectors dengan senjata biasa, Sentinels yang bergantung pada melee, dan Enforcers dengan armor kuat.
  • Faith tetap tidak bisa menggunakan senjata
  • Faith kini kabarnya dibekali dengan aksi yang lebih cepat dan mengalir. Tidak lagi sekedar melakukan aksi satu tombol, Anda kini bisa mendorong, meninju, atau bahkan menendang musuh secara instan dari tepi gedung, meja, dan objek yang lain.
  • Mode third person akan muncul ketika Anda mengeksekusi musuh yang tengah sekarat.
  • Kecepatan dan gameplay yang mengalir adalah ambisi Mirror’s Edge 2.

Seberapa valid semua informasi yang tengah gencar tersebar di dunia maya ini? Tidak ada yang bisa dipastikan hingga EA membuka mulut dan mengkonfirmasi semua informasi ini dari mulut mereka sendiri. Hingga hal tersebut terjadi, semua detail di atas ini bisa dilihat sebagai sekedar rumor atau spekulasi.

Bagaimana jika semua detail di atas adalah benar? Apakah Anda akan tertarik mencicipi sebuah game Mirror’s Edge berbasis multiplayer?

Rovio Perkenalkan Angry Birds Epic Bergenre RPG

$
0
0
angry birds epic

angry birds epic

2451087-angry+birds+epic

Siapa yang bisa mengira bahwa sebuah game sederhana yang hanya meminta Anda untuk melemparkan burung-burung pemarah lewat sebuah ketapel kecil ternyata menjadi formula yang berhasil mencapai kesuksesan yang luar biasa. Sukses hingga cukup membuat Rovio mendulang nama besar sekaligus menancapkan nama Angry Birds sebagai salah satu fenomena unik di industri game itu sendiri. Berusaha mengakhiri ancaman monoton dari gaya gameplay yang tidak bisa berubah banyak, Rovio memang terlihat gencar berusaha membawa Angry Birds ke arah yang berbeda. Game racing kart, hingga visualisasi baru yang sempat diperkenalkan lewat “Stella”. Namun siapa yang menyangka, burung pemarah ini ternyata punya kejutan yang lain.

Setelah sempat diperlihatkan dalam bentuk teaser pendek yang memperlihatkan para burung ini mengenakan pakaian armor medieval, Rovio akhirnya mengumumkan proyek teranyar Angry Birds yang lain – Angry Birds Epic. Bukan lagi sekedar game puzzle atau racing seperti sebelumnya, Angry Birds Epic ternyata akan hadir sebagai sebuah game RPG turn-based. Fokus utama permainan akan berkisar di fitur crafting – dimana Anda berkesempatan menciptakan armor atau senjata Anda sendiri, baik melalui gameplay ataupun sistem item mall yang sudah pasti disuntikkan di dalamnya.

angry birds epic

angry birds epic1

Rovio sendiri masih belum memberikan ekstra detail apapun terkait Angry Birds Epic, namun beberapa screenshot perdana yang dirilis memang memperlihatkan kesan RPG yang kentara. Anda tertarik menantikannya? Rovio rencananya akan merilis Angry Birds Epic terlebih dahulu untuk Australia dan Canada dalam waktu dekat ini, dengan region lain menyusul setelahnya – tentu saja untuk iOS, Android, dan Windows Phone.

RPG yang berfokus pada sistem crafting dengan nama Angry Birds di dalamnya? Brace yourself for the heavy microtransactions, for sure..

Unreal Engine 4 Bisa Dijalankan Hanya dari Browser

$
0
0
unreal engine 4

unreal engine 4

unreal engine 4

Kehadiran platform gaming baru memang selalu identik dengan engine mutakhir di industri game. Untuk memfasilitasi kemampuan mesin yang semakin kuat, para developer dan publisher game berlomba-lomba untuk menciptakan engine yang tidak hanya tampil jauh lebih memanjakan mata secara visual, tetapi mampu mengimplementasikan  lebih banyak mekanik dan fitur yang luar biasa. Ada begitu banyak engine baru yang sudah diperkenalkan kepada publik – Luminous, Fox, Disrupt, Snowdrop, hingga yang paling populer – Unreal Engine 4. Namun siapa yang menyangka, tidak hanya hadir untuk game-game yang dirilis untuk PC dan konsol next-gen, engine yang terakhir ternyata bisa dijalankan dengan hanya menggunakan sebuah browser.

Benar sekali, Anda tidak salah membaca kalimat terakhir di atas. Kerjasama antara Mozilla dan Epic melahirkan sesuatu yang luar biasa. Setelah sempat memperlihatkan bagaimana game-game berbasiskan Unreal Engine 3 mampu dijalankan di Firefox pada ajang GDC tahun lalu, Mozilla dan Epic kini menunjukkan bahwa hal serupa juga bisa diterapkan di engine next-gen Epic – Unreal Engine 4. Lewat sebuah demo video, Epic memperlihatkan bagaimana “Soul” dan “Swing Ninja” berbasis UE4 mampu berjalan lancar di Firefox tanpa membutuhkan plug-in sama sekali.

Dengan potensi seperti ini, bukan tidak mungkin jika Anda, bisa saja berselancar di dunia maya dan menemukan game-game berbasis web dengan kualitas visual yang sama menarik atau bahkan jauh lebih baik daripada game yang harus Anda install di PC, atau bahkan eksklusif Playstation 4 dan Xbox One. Is this the future of gaming?

The Last of Us Menangkan BAFTA Game of the Year

$
0
0
the-last-of-us-600x337

the-last-of-us-600x337

the-last-of-us-600x337

Satu lagi prestasi kembali diraih oleh game garapan Naughty Dogs yang dirilis secara eksklusif untuk PS3, The Last of Us. Di ajang BAFTA (The British Academy of Film and Television Arts) Awards 2014, game ini berhasil memenangkan penghargaan Game of the Year.

Selain menjadi Game of the Year, The Last of Us juga meraih award Best Action and Adventure, Best Story, dan Audio Achievement Award. Dominasi The Last of Us memang tidak mengejutkan karena di ajang D.I.C.E Awards 2014 lalu, game ini juga mencatatkan kesuksesan serupa.

Keberhasilan The Last of Us mendapatkan beberapa penghargaan sekaligus di BAFTA Game Awards 2014 hanya mampu diikuti oleh Grand Theft Auto V besutan Rockstar dan Tearaway yang dikembangkan oleh Media Molecule.

Selain menjadi Game of the Year, The Last of Us juga meraih award Best Action and Adventure, Best Story, dan Audio Achievement Award.

Selain menjadi Game of the Year, The Last of Us juga meraih award Best Action and Adventure, Best Story, dan Audio Achievement Award.

Grand Theft Auto V memenangkan Best British Game, Game Design Award, dan Best Multiplayer, sementara Tearaway membawa pulang Artistic Achievement Award, Best Family Game, dan Best Mobile and Handheld Game. Untuk lebih jelasnya, berikut daftar para peraih penghargaan di BAFTA 2014.

  • Best British Game: Grand Theft Auto V
  • Best Action and Adventure: The Last of Us
  • Best Music: BioShock Infinite
  • Best Story: The Last of Us
  • Best Strategy and Simulation: Papers, Please
  • Artistic Achievement Award: Tearaway
  • Audio Achievement Award: The Last of Us
  • Best Sports Game: FIFA 2014
  • Best Family Game: Tearaway
  • Game Innovation Award: Brothers: A Tale of Two Sons
  • Best Mobile and Handheld Game: Tearaway
  • BAFTA Ones to Watch: Size Does Matter
  • Game Design Award: Grand Theft Auto V
  • Best Multiplayer: Grand Theft Auto V
  • Best Debut Game: Gone Home
  • Best Game Overall: The Last of Us
  • Best Performer: Ashley Johnson
  • Academy’s Fellowship Award: Rockstar

Review Hearthstone – Heroes of Warcraft: Siap Lupa Waktu!

$
0
0
Hearthstone (1)

Hearthstone (1)

Hearthstone (1)

Apa yang Anda pikirkan pertama kali ketika kami menyebut kata “Blizzard”? Sebagian besar dari Anda yang sudah malang melintang cukup lama di dunia game tentu saja cukup mengenali tindak tanduk developer yang satu ini. Berbeda dengan developer lain yang sangat mengejar kuantitas game yang bisa mereka hasilkan, Blizzard hanya memiliki beberapa IP seperti Diablo, Starcraft, dan tentu saja – Warcraft. Walaupun demikian, hampir semua game tersebut mencapai kesuksesan yang luar biasa, baik dari segi penjualan maupun kualitas gameplaynya sendiri. Oleh karena itu, setiap proyek terbaru yang lahir dari tangan dingin developer ini begitu diantisipasi. Namun siapa yang menyangka,, bahwa hal tersebut terwujud dalam sebuah game yang terhitung “sederhana”.

Apa yang tengah dikembangkan Blizzard saat ini? Anda yang cukup mengikuti berita terkini di industri game mungkin akan langsung merujuk pada “Heroes of the Storm” – sebuah proyek game MOBA yang akan mempertemukan karakter-karakter ikonik dari tiga dunia game Blizzard yang berbeda-beda. Padahal, ada sebuah proyek lainnya yang sempat mengalami masa open beta dan akhirnya dirilis secara resmi kepada publik lewat format free to play. Benar sekali, kita tengah membicarakan Hearthstone – Heroes of Warcraft, yang sesuai dengan namanya, menjadikan Warcraft sebagai dunia utama. Bedanya? Ini adalah sebuah permainan kartu.

Lantas, apa yang membuat Hearthstone ini begitu menarik? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang akan dengan mudahnya membuat Anda lupa waktu? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

“Dunia” Warcraft yang Berbeda

Anda akan menemukan karakter-karakter ikonik dari semesta Warcraft dalam "bentuk" yang berbeda.

Anda akan menemukan karakter-karakter ikonik dari semesta Warcraft dalam “bentuk” yang berbeda.

Sesuai dengan embel-embel nama Hearthstone yang didefinisikan sebagai “Heroes of Warcraft”, game kartu yang satu ini memang mengambil semua karakter-karakter ikonik, baik hero maupun para monster yang akan tampil sangat familiar bagi Anda yang sempat mencicipi semesta Warcraft sebelumnya. Anda akan bertemu dengan karakter seperti Illidan, Jaina Proudmoore, Anduin, Malfurion, hingga Rexxar yang tidak hanya tampil sekedar sebagai kosmetik, tetapi menjadi karakter playable yang memang akan memberikan kontribusi yang signifikan pada gaya Anda bermain Hearthstone.

Hampir sebagian besar hero, unit, atau monster ini didesain kembali dalam bentuk gambar dua dimensi yang cukup memanjakan mata sebagai kartu, dan tentu saja – mudah dikenali sejak pertama kali Anda melihatnya. Tidak hanya sekedar kartu, Hearthstone juga menyediakan empat buah arena pertarungan – Stormwind, Orgrimmar, Pandaria, dan Stranglethorn yang masing-masing mengusung satu atau dua buah bangunan ikoniknya masing-masing. Atmosfer yang terbangun memang pantas untuk diacungi jempol, namun arenanya tidak memberikan efek apapun terharap pertarungan yang tengah Anda jalani.

Tidak hanya karakter, desain setting medan pertempuran tentu akan terasa familiar bagi gamer yang sempat mencicipi RTS ikonik Blizzard ini.

Tidak hanya karakter, desain setting medan pertempuran tentu akan terasa familiar bagi gamer yang sempat mencicipi RTS ikonik Blizzard ini.

Secara visual, Hearthstone tampil sangat lugas. Tidak ada usaha untuk "mempercantik" game ini dengan model tiga dimensi atau dramatisasi pertarungan.

Secara visual, Hearthstone tampil sangat lugas. Tidak ada usaha untuk “mempercantik” game ini dengan model tiga dimensi atau dramatisasi pertarungan.

Secara visual, Hearthstone memang tampil sangat lugas. Artinya, selain gambar-gambar dua dimensi apik yang disematkan di masing-masing kartu, Anda hampir tidak akan mendapatkan efek visual apa-apa lagi. Tidak ada dramatisasi tiga dimensi untuk memperlihatkan pertarungan dua kartu atau model tiga dimensi yang muncul untuk memperlihatkann wujud karakter yang Anda gunakan. Semua pergerakan, usaha Anda untuk menyerang dan bertahan, hanya divisualisasikan dari kartu dua dimensi yang bergerak maju dan mundur, dan sesekali sinar-sinar yang bertebaran untuk memperlihatkan efek serangan spesial yang digunakan.

Microsoft: Menjadi Fanboy Konsol atau PC itu Tidak Sehat!

$
0
0
xbox one ps 4 (2)

xbox one ps 4 (2)

phil spencer

Fanboyism, adalah salah satu fenomena yang cukup memancing banyak tanda tanya, namun secara faktual terjadi di lapangan. Konsumen entah karena alasan psikologis apa, membangun keterikatan emosional yang sangat kuat dengan brand-brand tertentu dan menjadikannya sebagai bagian dari identitas diri. Buruknya lagi? Sikap ini juga diikuti dengan membenci, menghina, atau bahkan berusaha merusak image brand kompetitor yang bergerak di pasar yang sama. Fanboy juga menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari pertarungan “panas” di industri game, antara beragam platform gaming yang ada. Situasi yang menurut petinggi Microsoft – Phil Spencer sangat tidak sehat.

Dalam wawancara terbarunya di ajang SXSW 2014, Phil Spencer membahas bebearpa isu penting terkait Xbox One, termasuk franchise eksklusif Microsoft dan kontroversi Kinect. Menarik lagi? Spencer secara spesifik juga membicarakan isu fanboy yang memang memanas berkat kehadiran Playstation 4 dan Xbox One yang memang sudah lama diantisipasi. Spencer menyebut fanboy sebagai sesuatu yang tidak sehat. Ia mengakui bahwa kompetisi adalah sebuah keharusan, namun Microsoft sendiri sangat menghargai semua orang yang berkecimpung di belakang Sony, Valve, dan juga Nintendo. Karena pada dasarnya, semua perusahaan ini memiliki satu misi yang sama – menciptakan sebuah bentuk media hiburan yang lebih mumpuni.

"Menjadi fans Xbox, bukan berarti Anda tidak bisa menjadi fans untuk produk lain, atau Anda harus membenci produk lain. Saya memainkan game di Playstation 4, dan saya juga memiliki Nintendo Wii U. Saya belajar banyak dari mereka" - Phil Spencer, Microsoft.

Menjadi fans Xbox, bukan berarti Anda tidak bisa menjadi fans untuk produk lain, atau Anda harus membenci produk lain. Saya memainkan game di Playstation 4, dan saya juga memiliki Nintendo Wii U. Saya belajar banyak dari mereka” – Phil Spencer, Microsoft.

Oleh karena itu, Spencer tidak bisa mengerti mengapa fanboy bisa tercipta. Ia mengaku bahwa ia sangat mencintai fans-fans Xbox 360 dan Xbox One. Walaupun demikian, ia menegaskan bahwa mencintai produk Xbox bukan berarti tidak bisa mencintai produk gaming yang lain atau bahkan membenci mereka tanpa alasan yang jelas. Spencer mengaku ia sendiri membeli dan memiliki Playstation 4 dan Nintendo Wii, dan sangat menikmatinya sebagai produk gaming sekaligus belajar banyak dari apa yang ditawarkan Sony dan Nintendo di dalam kedua mesin ini.

Harus diakui, logika yang disebutkan oleh Spencer ini memang tepat sasaran, setidaknya menangkap fenomena fanboyism yang seolah tidak pernah lekang dimakan masa. Lantas bagaimana menurut Anda sendiri? Apa yang menurut Anda alasan paling logis sehingga seorang gamer menjadi fanboy “kelas berat”, terutama di Indonesia? Atau jangan-jangan Anda termasuk salah satu di dalamnya? Feel free to share your opinion..

Cheater Mulai Bermunculan di Titanfall PC

$
0
0
Titanfall JagatPlay (211)

Titanfall JagatPlay (211)

Titanfall JagatPlay (211)

Titanfall baru saja dirilis secara resmi ke pasaran beberapa hari yang lalu. Sejak diluncurkan, game ini mendapat tanggapan yang cukup positif dari para gamer. Sayangnya, keseruannya harus terusik setelah Respawn menemukan kecurangan yang dilakukan oleh sebagian player.

Cheater yang diketahui menggunakan aimbot mulai memasuki Titanfall. Untungnya, pihak Respawn segera menyadari hal ini dan langsung mengambil tindakan sebelum para cheater tersebut semakin mengganggu gamer lainnya.

Menemukan cheater di Titanfall? Kami juga. Kami sedang mengidentifikasi mereka dan akan dibasmi secepatnya," tulis Respawn di akun Twitter resminya.

Menemukan cheater di Titanfall? Kami juga. Kami sedang mengidentifikasi mereka dan akan dibasmi secepatnya,” tulis Respawn di akun Twitter resminya.

“Menemukan cheater di Titanfall? Kami juga. Kami sedang mengidentifikasi mereka dan akan dibasmi secepatnya,” tulis Respawn di akun Twitter resminya. Tentunya tanggapan dari sang developer tersebut bisa membuat lega para gamer yang merasa dirugikan dengan kehadiran gamer.

Bicara tentang aimbot, cheat ini pastinya bukan merupakan hal yang asing khususnya bagi mereka yang sering memainkan game ber-genre First-Person Shooter dengan mode multiplayer online.

Intinya, aimbot berfungsi untuk memudahkan gamer dalam membidik target. Perlu diketahui bahwa cheater dengan aimbot tersebut baru ditemukan di Titanfall versi PC. Karena itu, mereka yang bermain di Xbox One atau Xbox 360 tak perlu merasa khawatir.

This War of Mine – Game Perang dari Kacamata Korban Sipil

$
0
0
this war of mine

this war of mine

this war of mine

Mengagungkan-agungkan perang, tuduhan inilah yang seringkali dilemparkan orang awam terhadap industri game mengingat jumlah judul bertema sama yang memang terhitung masif. Hampir sebagian besar game FPS dan Third Person yang ditawarkan memang selalu menjadikan Anda sebagai prajurit yang tengah terlibat di tengah perang besar, dimana tugas Anda hanyalah menembakkan senjata dan membunuh setiap musuh yang Anda temui. Kesan epik dan menyenangkan yang dihasilkan dari pengalaman ini seolah mengaburkan atmosfer perang di dunia nyata yang sangat mencekam dan menyeramkan. Hal inilah yang berusaha ditawarkan oleh game baru  – This War of Mine.

Dari semua game perang yang ada, baru Spec Ops: The Line yang menawarkan kacamata yang berbeda untuk melihat konflik bersenjata ini. Alih-alih membuatnnya terlihat menyenangkan, Spec Ops memvisualisasikan tragedi dan mimpi buruk yang bisa lahir dari perang. Keunikan yang hampir serupa inilah yang berusaha ditawarkan oleh developer dari Polandia 11 Bit Studios. Walaupun menjadikan perang sebagai tema utama, di game ini, Anda tidak akan berperan sebagai prajurit dengan senjata berat yang tengah membela kepentingan negara. Anda justru akan menjadi seorang rakyat biasa.

Benar sekali, This War of Mine akan membawa Anda pada perjuangan seorang rakyat sipil biasa yang terjebak sebagai korban di atas dua negara yang tengah berperang. 11 bit studios menyebut game ini sebagai “dark survival game”, dimana Anda akan memainkan sekelompok sipil yang berusaha bertahan hidup di kota yang tengah dilanda perang. Di siang hari, Anda akan bisa melakukan crafting, berdagang, melakukan upgrade, serta memberi makan dan menyembuhkan penduduk lain yang cedera. Sementara di malam hari, Anda harus mencari semua bahan resource untuk bertahan hidup, termasuk makanan dan senjata.

Tidak hanya sistem seperti ini saja, This War of Mine akan membuat Anda terperangkap dalam begitu banyak situasi yang menuntut Anda untuk memilih keputusan moral yang dilematis. Di beberapa titik, Anda bisa memilih untuk melindungi rakyat lain yang berada di situasi yang sama, atau mengorbankan mereka untuk menjamin Anda tetap bertahan hidup. Dan seperti halnya perang di dunia nyata, tidak ada hal baik – buruk di situasi seperti ini, hanya usaha untuk memastikan hidup berlangsung. Berangkat dari konsep inilah This War of Mine memilih slogan, “In war, not everyone is soldier.”

Sayangnya, 11 bit studios sendiri masih memberikan detail gameplay seperti apa yang akan dibangun untuk menunjang gameplay tersebut. Satu yang pasti, This War of Mine akan meluncur untuk PC dan perangkat mobile dan siap diperkenalkan untuk pertama kalinya dengan lebih mendetail di ajang GDC 2014 mendatang. Can’t wait to see how this game gonna work..

EA Pecat Karyawan Developer Plants vs. Zombies

$
0
0
plant vs zombies garden warfare

plant vs zombies garden warfare

ea logo

Popcap adalah salah satu pondasi yang membangun komunitas casual gamer, ini menjadi fakta yang tidak bisa terbantahkan. Jauh sebelum ia masuk ke dalam pasar mobile, Popcap sudah melahirkan begitu banyak game PC ringan dengan mekanik sederhana yang mampu menyihir jutaan gamer di seluruh dunia. Namun kesuksesan Popcap memang mulai mencapai puncaknya ketika Plants vs. Zombies yang begitu populer di PC dan pasar mobile. Perusahaan ini mulai berkembang dan tidak lagi sekedar melirik game-game “ringan” seperti di masa lalu. Inovasi berusaha disuntikkan lewat Plants vs. Zombies: Garden Warfare yang hadir sebagai game third person team-based multiplayer yang diperkuat dengan Frostbite Engine 3.0. Apakah semua pencapaian ini bisa memuaskan EA? Tampaknya tidak.

Seperti yang sempat terjadi di beberapa developer lain yang bernaung di bawah bendera mereka, EA dikabarkan juga akan melakukan PHK massal di Popcap Games – tidak lama setelah PvZ: Garden Warfare dirilis ke pasaran. Konfirmasi ini sudah diluncurkan oleh GM Popcap sendiri – John Vechey. Vechey menyebut bahwa proses seperti ini sangat menyakitkan untuk mereka, namun esensial untuk memastikan eksistensi Popcap di pasar game mobile, dan kelahiran judul-judul game baru di masa depan. EA memang meolak memberiakn angka pasti, namun sumber informasi yang diklaim Kotaku valid, menyebutkan bahwa akan ada sekitar 30-40 karyawan akan dihadapkan pada mimpi buruk terbesar mereka.

Baru saja meluncurkan PvZ: Garden Warfare ke pasaran, bukan berita baik yang hadir dari sang developer - Popcap. EA justru dikonfirmasikan melakukan PHK massal di sana.

Baru saja meluncurkan PvZ: Garden Warfare ke pasaran, bukan berita baik yang hadir dari sang developer – Popcap. EA justru dikonfirmasikan melakukan PHK massal di sana.

Apakah ini merupakan efek PvZ: Garden Warfare yang tidak sukses di pasaran, atau popularitas Plants vs. Zombies 2 yang tidak sesuai dengan harapan EA? Tidak ada pernyataan lugas yang memberikan justifikasi pada PHK massal yang sudah terlalu sering terjadi ini. Semoga saja talenta-talenta Pocap ini bisa hijrah dan memperkuat developer game lainnya. Oh EA...

Film The Last of Us Akan Adaptasi Cerita Versi Game

$
0
0
the last of us (2)

the last of us (2)

the-last-of-us-600x337

Proses adaptasi video game menjadi sebuah film memang bukan lagi pemandangan baru di industri hiburan. Dengan basis fans yang sudah cukup kuat, apalagi menyangkut franchise game yang memang sudah matang, proses seperti ini dianggap sebagai formula yang potensial untuk sukses di pasaran. Namun sayangnya, antisipasi gamer lebih banyak berakhir pada kekecewaan besar. Ada begitu banyak proses serupa yang justru melahirkan sebuah film yang bertolak belakang atau bahkan tidak berhubungan dengan versi gamenya sendiri. Interpretasi yang dilakukan oleh Hollywood sudah menjadi mimpi buruk bagi gamer. Tidak mengherankan jika banyak yang mempertanyakan keputusan Sony untuk membawa salah satu game terbaiknya – The Last of Us menempuh proses serupa.

Diakui sebagai salah satu game dengan plot yang luar biasa, The Last of Us adalah salah satu game terbaik di tahun 2013 yang lalu. Cerita yang tidak biasa, emosional, diintegrasikan dengan sangat manis dengan gameplay yang tereksekusi baik, membuat proyek game yang satu ini memang terlihat pantas untuk meraih semua penghargaan yang dihadiahkan padanya. Dengan konfirmasi film adaptasi yang meluncur dari mulut Sony sendiri, bagaimana Naughty Dog akan membawa The Last of Us ke layar lebar?

Naughty Dog mengkonfirmasikan bahwa film The Last of Us akan mengadaptasikan cerita dari versi gamenya.

Naughty Dog mengkonfirmasikan bahwa film The Last of Us akan mengadaptasikan cerita dari versi gamenya.

Informasi terbaru dari sang creative director versi gamenya – Neil Druckmann ternyata cukup mengejutkan. Alih-alih menawarkan kisah baru, Druckmann mengkonfirmasikan bahwa film The Last of Us akan mengadaptasikan cerita yang sama dengan versi filmnya. Fokus mereka akan berkisar pada cara yang paling tepat untuk memastikan karya mereka ini terlihat cocok di layar lebar, terlepas dari keunikan sifat keduanya yang berbeda. Druckmann sendiri akan bertanggung jawab penuh atas script versi film ini, bersama dengan petinggi Naughty Dog lainnya.

Apakah ini berarti versi film The Last of Us akan hadir dengan plot cerita yang sama persis dengan versi gamenya? Jika memang itu keputusan Naughty Dog, akan sangat sulit untuk membayangkan bagaimana proyek adaptasi seperti ini akan terlihat menarik di mata gamer yang sudah mencicipi The Last of Us hingga di bagian ending akhir. Kita tunggu saja detail lebih lanjut dari Naughty Dog.

Penundaan The Witcher 3 Tidak Pengaruhi Cyberpunk 2077

$
0
0
cyberpunk 2077

cyberpunk 2077

cyberpunk 20771

Sebuah perjalanan untuk mencari sebuah kesempurnaan yang pada akhirnya, juga akan menguntungkan gamer sebagai calon konsumen utama, keputusan CD Projekt untuk menunda rilis The Witcher 3 seolah menjadi sesuatu yang sangat bisa dipahami. Ambisius memang, karena mereka sangat menginginkan perombakan di sisi visual dan gameplay yang drastis. Dunia yang lebih luas, gameplay yang lebih bebas, serta kualitas visual yang memang bisa mewakili cita rasa next-gen menjadi misi yang tidak bisa diganggu gugat. Untuk itu, CD Projekt memutuskan untuk menunda rilis The Witcher 3 hingga Februari 2015 mendatang, memberikan ekstra beberapa bulan untuk mencapai kualitas yang mereka inginkan. Namun penundaan ini juga menciptakan kekhawatiran yang lain.

Mengapa? Karena CD Projekt saat ini tidak hanya memiliki The Witcher 3 yang sangat diantisipasi, tetapi juga proyek next-gen lain yang tidak kalah menariknya – Cyberpunk 2077. Walaupun konfirmasi sudah meluncur, CD Projekt belum memberikan ekstra detail apapun terkait game yang satu ini, selain sebuah teaser yang memperlihatkan atmosfer cyberpunk yang memang kentara. Lantas dengan penundaan The Witcher 3, apakah Cyberpunk 2077 juga akan harus berhadapan dengan nasib yang serupa? Untungnya, tidak.

Lahir dari satu developer yang sama, CD Projekt memastikan penundaan The Witcher 3 tidak akan berpengaruh pada proses pengembangan Cyberpunk 2077.

Lahir dari satu developer yang sama, CD Projekt memastikan penundaan The Witcher 3 tidak akan berpengaruh pada proses pengembangan Cyberpunk 2077.

Dalam wawancara terbarunya dengan situs gaming – Gamespot, CEO CD Projekt – Marcin Iwinski menyatakan bahwa penundaan yang terjadi pada The Witcher 3 sama sekali tidak akan memberikan efek apapun pada proses pengembangan Cyberpunk 2077. Alasannya? Karena keduanya dibangun oleh dua buah tim pengembang yang berbeda, walaupun sama-sama bernaung di bawah bendera CD Projekt. Ia juga mengungkapkan bahwa kedua tim ini bahkan saling bahu-membahu untuk memastikan proyek masing-masing berjalan sesuai dengan jadwal.

Sayangnya, Iwinski masih memilih bungkam soal rilis Cyberpunk 2077 ataupun platform gaming apa yang akan ia usung. Mereka bahkan belum memperlihatkan wujud in-game, kualitas visual, hingga gambaran gameplay seperti apa yang akan menjadi dasar game RPG open-world yang satu ini. Well, it’s sort of good news for anyone who waits for both of them.  


Hideo Kojima Ingin Garap Silent Hill!

$
0
0
silent hill downpour1

silent hill downpour1

002

Siapa tidak kenal Hideo Kojima. Salah satu orang paling populer di dunia video game ini akan selalu berada di hati para gamer karena kesuksesannya menggarap Metal Gear Solid. Baru-baru ini, Kojima menggelar sebuah sesi tanya jawab di Twitch.tv yang bertujuan membahas tentang apa yang ingin ia kerjakan setelah menyelesaikan Metal Gear Solid V.

Saat ditanya franchise apa yang ingin kembangkan atau reboot jika diberi kesempatan, Kojima menjawab dirinya ingin terlibat dalam game supernatural horror, Silent Hill. “Mudah-mudahan suatu saat di masa depan saya bisa mengerjakannya,” ujar Kojima.

Kemungkinannya menjadi kenyataan memang cukup besar mengingat Silent Hill juga diterbitkan oleh Konami. Menarik untuk melihat apa yang bisa diperbuat oleh Kojima untuk menjadikan Silent Hill lebih baik. Kojima mengatakan bahwa ia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ‘mimpi buruk’ setiap hari selama mengembangkan game tersebut.

Hideo Kojima - otak di balik franchise Metal Gear Solid mengungkapkan keinginannya untuk mengembangkan seri baru Silent Hill.

Hideo Kojima – otak di balik franchise Metal Gear Solid mengungkapkan keinginannya untuk mengembangkan seri baru Silent Hill.

Dalam sesi tanya jawab yang sama, Kojima pun sempat menjelaskan bahwa dirinya berminat membuat game mobile dengan genre adventure dan bisa dimainkan secara gratis. Sayang, nampaknya hal ini belum akan terjadi dalam waktu dekat. “Saya belum tahun kapan bisa melakukannya, tapi mungkin suatu hari di masa depan,” pungkasnya. Bagaimana dengan Anda? Game apa yang menurut Anda akan lebih baik jika digarap langsung oleh Kojima dan timnya?

Review Gamdias Hermes: Performa Mantap dengan Desain yang Membingungkan!

$
0
0
Gamdias Hermes

Gamdias Hermes

Keyboard mekanikal Gamdias Hermes.

Keyboard mekanikal Gamdias Hermes.

Gamdias, seperti Anda dan sebagian besar gamer PC di Indonesia, mungkin terdengar sangat asing. Namun siapa yang menyangka bahwa produsen peripheral gaming  yang satu ini ternyata sudah mulai menancapkan namanya di industri game, terutama dukungan mereka untuk event-even e-Sports yang memang belum semasif produk kompetitor lain yang memang sudah memiliki nama. Menariknya lagi? Hampir semua produk yang ditawarkan Gamdias hadir dengan nama-nama dewa Yunani, baik dari headset, mouse, hingga keyboard gaming. JagatPlay sendiri kebetulan berkesempatan untuk  menjajal Hermes – si dewa pembawa pesan dan dagang, yang kini “dilahirkan kembali” sebagai sebuah keyboard mekanikal.

Desain dan Fitur

Dari sisi desain, Hermes memang terlihat garan dan elegan di saat yang sama, dengan lampu LED yang menyala terang hampir di semua bagian keyboard.

Dari sisi desain, Hermes memang terlihat garan dan elegan di saat yang sama, dengan lampu LED yang menyala terang hampir di semua bagian keyboard.

Sebuah logo utama dengan lampu berwarna kuning emas semakin mempercantik kosmetik keyboard yang satu ini. Setidaknya memperkuat identitasnya sebagai sebuah keyboard gaming.

Sebuah logo utama dengan lampu berwarna kuning emas semakin mempercantik kosmetik keyboard yang satu ini. Setidaknya memperkuat identitasnya sebagai sebuah keyboard gaming.

Ekstra lima tombol makro juga disuntikan di bagian kiri Gamdias Hermes ini.

Ekstra lima tombol makro juga disuntikan di bagian kiri Gamdias Hermes ini.

Dari sisi desain, bukan perkara yang sulit untuk langsung menunjuk dan mendefinisikan Gamdias Hermes sebagai sebuah peripheral gaming. Dengan desain yang terhitung elegan sekilas pandang, keyboard yang mungkin terlihat minmalis ini memang bukan sekedar sebuah keyboard standar berbalut warna hitam sebagai elemen utama. Dan seperti kebanyakan keyboard gaming yang bertebaran di pasaran, Anda juga akan menemukan elemen lain yang memperkuat sisi kosmetik yang ada. Gamdias Hermes hadir dengan lampu LED berwarna merah yang disematkan di seluruh bagian keyboard dengan kesempatan untuk mengatur intensitas cahaya, dengan sebuah logo keren segitiga emas yang menyala terang di bagian tengah. Warna dan lampu LED juga membuat bentuk keyboard yang terlihat solid dan tegas semakin menonjol.

Untuk memastikan keyboard ini dapat memfasilitasi sebagian besar kebutuhan gaming yang ada, Gamdias Hermes juga menyuntikan beberapa ekstra tombol dan fungsi di dalamnya. Anda akan menemukan lima ekstra tombol di bagian paling kiri yang didesain untuk memfasilitasi makro serta beberapa tombol ekstra di bagian paling bawah untuk mendukung fitur yang serupa. Beberapa tombol juga diperkuat dengan fungsi multimedia instan, seperti mengatur tingkat suara video atau musik yang tengah Anda mainkan, atau sekedar mengakses mode gaming yang berarti menihilkan resiko salah menekan tombol Windows ketika bermain game. Semua fungsi sederhana ini akan dipreesentasikan dengan ikon tombol yang mudah dikenali.

Gamdias Hermes, Seberapa Nyaman?

Gamdias Hermes, Seberapa Nyaman?

Gamdias Hermes, Seberapa Nyaman?

Kenyamanan memang selalu menjadi indikator terpenting untuk memastikan apakah sebuah keyboard memang pantas untuk menyandang predikat sebagi produk gaming atau tidak. Mengapa? Karena pada dasarnya, identitas ini diberikan untuk membantu gamer tidak hanya mendapatkan performa yang lebih optimal, tetapi juga daya tahan bermain yang lebih tinggi. Untuk urusan yang satu ini, Gamdias Hermes hadir dengan plus minusnya sendiri, terutama di sisi desain. Dengan tuts yang proporsional, Anda tidak akan kesulitan untuk langsung menggunakan dan menguasai Gamdias Hermes ini, baik untuk gaming ataupun sekedar terlibat dalam rutinitas pekerjaan sehari-hari. Satu yang pantas untuk diacungi jempol, kelima buah tombol makro ekstra di bagian kiri ditempat sejajar dengan tuts utama, sehingga mengurangi resiko Anda salah menekan tombol “Esc” dan justru mengakses tombol “G1” tanpa disengaja. Kesalahan yang sempat kami temukan di produk kompetitor yang lain.

Dengan Cherry MX Black yang ia sandang, Gamdias Hermes tampak siap untuk memfasilitasi setiap aksi super cepat yang Anda sematkan untuknya, apalagi ketika memainkan game-game yang memang mebutuhkan waktu respon singkat. Cherry MX Black memang memberikan feeback yang terasa responsif, membuatnya nyaman untuk kegiatan di luar gaming juga. Fitur anti-ghosting juga akan mencegah Anda dari resiko melakukan kesalahan input yang fatal ketika terlibat aktivitas-aktivitas ini.

Dengan Cherry MX Switch Black yang ia gunakan, Gamdias Hermes tentu bisa diandalkan tidak hanya untuk gaming, tetapi juga fungsi komputasi yang lain.

Dengan Cherry MX Switch Black yang ia gunakan, Gamdias Hermes tentu bisa diandalkan tidak hanya untuk gaming, tetapi juga fungsi komputasi yang lain.

Namun ada satu hal yang menarik Gamdias Hermes, terlepas dari konsep, nama, atau desain keseluruhan yang ia tawarkan. Sang engineer yang membangun keyboard ini sepertinya lupa bahwa Hermes adalah sebuah peripheral yang seharusnya didesain untuk memastikan aksi gamer berjalan cepat, efektif, tetapi sekaligus nyaman di saat yang sama. Untuk mencapai hal ini, tentu menjadi hal yang sangat rasional untuk menyediakan lebih banyak ruang di sekitar bagian tuts keyboard yang memang seringkali diakses oleh gamer dengan genre manapun. Namun apa yang terjadi di Gamdias Hermes justru terhitung sangat membingungkan. Apa pasal? Di daerah palm rest bagian bawah spacebar yang terhitung esensial untuk kenyamanan, Gamdias Hermes justru menyuntikkan tiga buah tombol makro di sana alih-alih menjadikannya lapang. Akibatnya, Anda yang sering mengistirahatkan telapak tangan Anda di bagian tersebut harus bermain dengan posisi tangan yang canggung, setidaknya untuk mencegah resiko salah menekan tombol makro di sana. Walaupun Anda tidak memberikan fungsi apapun di tiga tombol makro tersebut, perasaan mengganjal ketika mengistirahatkan tangan di sana tetap sangat disayangkan.

Penempatan tiga tombol ekstra tepat di bagian bawah space bar yang seharusnya menjadi palm rest yang lapang pantas dipertanyakan.

Penempatan tiga tombol ekstra tepat di bagian bawah space bar yang seharusnya menjadi palm rest yang lapang pantas dipertanyakan.

Desain membingungkan yang juga terlihat di bagian tombol arah.

Desain membingungkan yang juga terlihat di bagian tombol arah.

Tidak hanya sekedar tiga tombol makro di bagian bawah spacebar, Gamdias Hermes juga memutuskan untuk menambahkan dua ekstra tombol makro di bagian tuts arah. Dua tombol ditempatkan bersebelahan dengan tombol atas, menjadikan formasi area ini menjadi 3 x 2. Sebagai salah satu gamer yang memang lebih mengandalkan memori otot untuk mengakses semua tombol secara tepat dan cepat, dua tambahan tombol ini juga sangat disayangkan. Tidak jarang, ketika Anda sangat membutuhkan untuk mengakses tombol kiri dan kanan, atau sekedar atas, tangan Anda yang belum terbiasa dengan tambahan dua tombol ekstra justru akan sulit mengenali apa yang tengah Anda sentuh dan tekan. Hasilnya? Anda akan melakukan sesuatu yang tidak ingin Anda lakukan.

Ekstra slot USB dan port jack 3.5mm untuk mempermudah integrasi peripheral Anda yang lain.

Ekstra slot USB dan port jack 3.5mm untuk mempermudah integrasi peripheral Anda yang lain.

Walaupun demikian, ada fungsi uinik lain yang membuat Gamdias Hermes tampil sangat berbeda. Kita tidak tengah membicarakan ekstra satu slot USB dan jack 3.5 mm yang disematkan di bagian belakang untuk membantu Anda menghubungkan peripheral berbasis USB atau perangkat audio lainnya ke dalam Gamdias Hermes ini secara instan. Kita tengah membicarakan tambahan fungsi “Alarm” yang jarang sekali ditemukan di keyboard lain. Lewat perangkat lunak yang ada, Anda bisa memasukkan efek suara “Alarm” di key yang Anda inginkan atau bahkan menentukan timing untuknya.

Pertanyaannya kini tentu saja satu, untuk apa fungsi ini disematkan? Sebagai pengingat jika Anda memiliki janji yang lebih penting saat bermain game? Mungkin saja. Namun kami sendiri mengadaptasikan fungsi ini untuk tampil lebih relevan ketika bermain game. Dengan menyematkan bunyi alarm ini di lokasi tuts di sekitar fungsi yang penting, Anda akan bisa mengetahui Anda menekan tuts yang salah hanya dari suara secara otomatis dan langsung menggeser jari ke tuts yang benar. Contoh? Menyematkan alarm di tombol “X” untuk memastikan Anda bisa mengakses “C” dengan tepat. Ketika Anda salah menekan tombol X untuk menunduk misalnya, Anda bisa merespon cepat ketika mendengar suara alarm yang muncul dan langsung beralih ke “C”.

Memainkan game-game yang membutuhkan ritme cepat dan eksekusi gerakan cepat seperti Titanfall dan DOTA 2, Gamdias Hermes mampu memfasilitasi kebutuhan tersebut dengan sangat baik.

Memainkan game-game yang membutuhkan ritme cepat dan eksekusi gerakan cepat seperti Titanfall dan DOTA 2, Gamdias Hermes mampu memfasilitasi kebutuhan tersebut dengan sangat baik.

Sebuah keyboard gaming tentu saja tidak pantas menyandang identitas unik tersebut jika tidak bisa menjalankan fungsi utamanya dengan baik. Gamdias Hermes datang di saat yang tepat, ketika kami berkesempatan untuk menjajal tiga buah game populer yang tengah naik daun dari tiga genre yang berbeda pula. Kami menjadikan DOTA 2 (MOBA), Titanfall (FPS), dan Elder Scrolls Online (MMORPG) sebagai alat uji. Di ESO, tombol makro memainkan perannya yang krusial, setidaknya untuk mengakses fungsi spell dalam runtut yang spesifik secara cepat. Sementara di DOTA 2 dan Titanfall yang memang sangat mengandalkan kecepatan respon dan gerak, Gamdias Hermes menunjukkan tajinya. Kombinasi tombol yang seringkali Anda lontarkan, baik acak maupun terstruktur, difasilitasi dengan sangat baik oleh Cherry MX Switch Black yang ia sandang.

Xbox One Mulai Mengejar Penjualan Playstation 4 di US

$
0
0
xbox one ps 42

xbox one ps 42

xbox one logo

Persaingan terbuka antara dua konsol generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One memang kian memanas. Terlepas dari spesifikasi yang lebih kuat, absennya game-game yang menarik di Playstation 4 selama dua bulan pertama di tahun 2014 mulai memperlihatkan efeknya. Di saat yang sama, Xbox One dianugerahi game-game eksklusif konsol mereka seperti Titanfall dan Plants vs. Zombies: Garden Warfare yang memang sudah lama diantisipasi. Dengan tren seperti ini, tidak mengherankan jika Xbox One tampil menjadi konsol yang lebih menarik di awal tahun. Bahkan cukup untuk membuat mereka mengejar ketertinggalan yang sempat besar di pasar Amerika Serikat.

Di Januari 2014, penjualan Playstation 4 sempat naik begitu tinggi, bahkan hingga dua kali lipat dari Xbox One sendiri. Namun dengan antisipasi yang besar untuk Titanfall, kebijakan penurunan harga dan bundle yang baru, serta eksistensi Plants vs. Zombies: Garden Warfare yang memang cukup diantisipasi, Xbox One akhirnya mulai mengejar ketertinggalan tersebut dengan signifikan di bulan Februari 2014. Kemenangan Playstation 4 yang sempat mencapai 100% kini hanya tinggal 10%. Laporan terbaru dari NPD menyebutkan bahwa beda antara penjualan kedua konsol ini hanya menyisakan beda yang sangat tipis. Xbox One berhasil terjual sekitar 258.000 unit di Februari 2014 yang lalu, sementara Playstation 4 di angka sekitar 286.667 unit.

Perlahan namun pasti, Xbox One mulai mengejar ketertinggalan penjualan dengan PS 4 di pasar Amerika Serikat. Tidak main-main, mereka berhasil menipiskan beda persentase hingga 90% dibandingkan bulan Januari yang lalu.

Perlahan namun pasti, Xbox One mulai mengejar ketertinggalan penjualan dengan PS 4 di pasar Amerika Serikat. Tidak main-main, mereka berhasil menipiskan beda persentase hingga 90% dibandingkan bulan Januari yang lalu.

Penjualan Xbox One yang melompat jauh ini tentu saja menjadi sinyal  yang sangat positif, bahwa terlepas dari kemampuan spesifikasi  yang lebih rendah, Xbox One masih menjadi platform gaming yang menarik untuk dimiliki, apalagi dengan game-game yang mereka tawarkan selama dua bulan terakhir ini. Lantas bagaimana penjualan keduanya akan tampil di akhir bulan Maret 2014 ini? Ini akan menjadi pertarungan yang jauh lebih menarik, mengingat Xbox One akan hadir dengan Titanfall dan Playstation 4 akan dipersenjatai Infamous: Second Son.

Bagaimana menurut Anda sendiri? Siapa yang menurut Anda akan memenangkan pertarungan bulan Maret 2014 dengan hadirnya Titanfall dan Infamous: Second Son di masing-masing kubu?

 

Mode Offline di SimCity Segera Dirilis

$
0
0
SimCity2 (24)

SimCity2 (24)

simcity 2

Saat SimCity pertama kali dirilis, banyak gamer yang merasa kewajiban harus bermain secara online lebih baik dihilangkan. Hasilnya, banyak keluhan dari para fans setia SimCity yang merasa kecewa akan keputusan tersebut.

Mengacu pada permintaan para gamer, Maxis akhirnya setuju untuk menyediakan offline mode di SimCity. Pihak perusahaan pun telah membuat pengumuman tentang hal itu pada Januari 2014 lalu. Saat mode tersebut dirilis, sebuah konten yang telah diunduh akan tersedia tanpa membutuhkan koneksi internet.

Lalu, kapan offline mode di SimCity akan dirilis?

simcity 1

Melalui akun Twitter resminya, Maxis menyebutkan bahwa Update 10 yang membawa mode baru tersebut sedang dalam tahap pengujian akhir.

Melalui akun Twitter resminya, Maxis menyebutkan bahwa Update 10 yang membawa mode baru tersebut sedang dalam tahap pengujian akhir. “Almost there, Mayors,” tulis Maxis. Kabar tersebut tentunya bisa membuat para fans SimCity tersenyum lebar. Sayang, hingga saat ini pihak Maxis belum memberi keterangan soal tanggal yang pasti.

Walaupun kini tak lagi mewajibkan koneksi internet, mereka yang tetap ingin memainkan game ini secara multiplayer alias online masih bisa mendapatkan beberapa keuntungan, seperti berinteraksi dengan kota lain, fitur Global Market, dan Leaderboards. Maxis sempat mengumumkan bahwa pengembangan offline mode di SimCity membutuhkan waktu lebih dari 6,5 bulan.

Valve Perlihatkan Desain Terbaru Steam Controller

$
0
0
steam controller

steam controller

steam-logo-600x337

Masuk ke dalam perangkat keras, Valve saat ini memang tengah bersandar pada tiga produk utama untuk bersaing di pasar yang sudah dikuasai oleh para pemain lama selama lebih dari satu dekade terakhir ini. Lewat trilogi Steam Machine, Steam OS, dan Steam Controller, Valve berusaha mendefinisikan kembali sebuah konsep PC gaming, setidaknya ke dalam bentuk yang lebih bisa diakses. Penampilan pertama yang sangat menarik, Steam Machine memang terlihat cukup membingungkan, apalagi jika kita membicarakan target pasar jelas yang ingin dituju Valve. Membuatnya terbuka untuk dikembangkan oleh para produsen, sebagian besar varian mesin juga ditawarkan dengan harga yang tidak murah. Seolah berusaha mencari identitasnya sendiri, proses perubahan serupa juga terjadi di sang kontroler – Steam Controller.

Menjadi salah satu tonggak penyangga produk hardware Valve, Steam Controller memang menjadi produk yang menjadi identitas utama setiap varian Steam Machine lewat paket bundle yang ada. Di awal pengenalannya, Steam Controller memang tampil mengejutkan. Bagaimana tidak? Berbeda dengan sebagian besar kontroler saat ini yang sangat bergantung pada tombol fisik, Steam Controller hadir dengan dua bagian touch pad besar yang bisa dikustomisasi. Tujuannya jelas, untuk mengganti fungsi mouse dan keyboard dengan lebih efektif, setidaknya untuk membuat kontroler ini lebih adaptif untuk game-game eksklusif PC.

Desain perdana Steam Controller hadir dengan sebuah area touchpad besar di bagian tengah, dan empat buah tombol di kedua sisinya.

Desain perdana Steam Controller hadir dengan sebuah area touchpad besar di bagian tengah, dan empat buah tombol di kedua sisinya. Namun desain ini akhirnya ditinggalkan.

Inilah bentuk desain Steam Controller terbaru yang dirilis Valve. Touchpad besar bagian tengah dihilangkan. Tidak hanya itu saja, empat buah tombol d-pad dan empat tombol aksi disematkan, memperlihatkan citra kontroler konvensional yang lebih kentara.

Inilah bentuk desain Steam Controller terbaru yang dirilis Valve. Touchpad besar bagian tengah dihilangkan. Tidak hanya itu saja, empat buah tombol d-pad dan empat tombol aksi disematkan, memperlihatkan citra kontroler konvensional yang lebih kentara.

Dengan proses beta yang meluncur, feedback yang didapatkan Steam Controller tampaknya tidak semenarik yang dibayangkan. Hasilnya? Valve akhirnya merombak total desain unik awalnya ini. Menghilangkan bagian touchpad yang awalnya dihadirkan bersama empat tombol kecil lainnya, Valve akhirnya menggantinya dengan delapan buah tombol ala kontroler konvesional. Sempat tampil dalam bentuk konsep semata, Valve akhirnya mengkonfirmasikan bahwa desain seperti inilah yang akan menjadi tampilan teranyar Steam Controller. Delapan buah tombol yang dipisahkan menjadi dua area berbentuk permata di bagian kiri dan kanan adalah untuk d-pad dan empat tombol dengan lambang dan warna yang menyerupai kontroler Xbox 360. Valve juga mengklaim bentuk ini akan terasa lebih ergonomis.

Valve sendiri kabarnya akan memperlihatkan desain terbaru Steam Controller ini dalam bentuk prototype pada ajang GDC 2014 mendatang. Bagaimana menurut Anda? Masih terlihat “unik”?

Viewing all 14784 articles
Browse latest View live