Quantcast
Channel: Games – Jagat Review
Viewing all 14784 articles
Browse latest View live

NVIDIA GeForce® GTX 750Ti: Nikmati Performa Terbaik GPU Maxwell!

$
0
0
1

1

 Advertorial by NVIDIA

 

Membuka tahun 2014, NVIDIA kembali melahirkan inovasi terbaru di bidang graphics card dengan menghadirkan arsitektur GPU Maxwell generasi pertama. Sejak pertama kali diperkenalkan, arsitektur GPU Maxwell telah menjadi perbincangan dan mendapatkan sambutan hangat dari kalangan pengguna PC di seluruh dunia. Hal tersebut tidak aneh karena graphics card berbasiskan arsitektur GPU Maxwell mampu menawarkan efisiensi performance/Watt jauh lebih baik dibandingkan graphics card berbasiskan arsitektur GPU Kepler. Efisiensi performance/Watt hingga dua kali lipat lebih baik berujung kepada sebuah produk graphics card dengan performa lebih baik tetapi dengan asupan daya lebih rendah dibandingkan graphics card generasi sebelumnya.

1

Performa lebih baik dengan asupan daya lebih rendah ternyata membuka potensi lain bagi graphics card berbasiskan arsitektur GPU Maxwell. Graphics card tersebut tidak hanya menjadi pilihan menarik saat merakit PC terbaru, tetapi juga untuk PC harian yang menginginkan upgrade kemampuan di sisi grafik. Cukup dengan menambahkan graphics card berbasiskan arsitektur GPU Maxwell, PC harian dapat dengan mudah disulap menjadi PC gaming bertenaga.

2

Menikmati kemampuan terbaik dari graphics card berbasiskan arsitektur GPU Maxwell bias dirasakan saat memilih GeForce GTX 750Ti. NVIDIA mempersiapkan GeForce GTX 750Ti untuk mampu menjalankan game dengan lancar dengan menggunakan resolusi 1080 dengan setting Medium hingga High. Tidak sampai disitu saja, GeForce GTX 750Ti telah dilengkapi dengan sejumlah teknologi gaming siap pakai dari NVIDIA seperti 3D Vision Surround, DirectX 11, NVIDIA® CUDA®, NVIDIA 3D Vision®, NVIDIA® PhysX®, NVIDIA® TXAA, Adaptive VSync, NVIDIA GPU Boost 2.0, serta NVIDIA® G-SYNC. Tidak ketinggalan, GeForce GTX 750Ti juga mendukung aplikasi GeForce Experience, yang akan membantu gamer PC untuk menemukan dan mengaplikasi setting game terbaik dan bebas masalah, dan juga ShadowPlay, aplikasi perekam mundur di dalam game untuk memudahkan gamer PC merekam momen penting mereka.

GeForce GTX 750Ti

3

GeForce GTX 750Ti diotaki chip GPU GM107 berbasiskan arsitektur GPU Maxwell. Diperkuat 640 CUDA Cores, 40 Texture Units, serta 16 ROP Units, GeForce GTX 750Ti siap menampilkan kemampuan terbaik dari graphics card berbasiskan arsitektur GPU Maxwell. Chip GPU GM107 juga diperkuat memori GDDR5 berkapasitas 2GB dengan ukuran bandwidth memory sebesar 128-bit. Untuk spesifikasi clock, GeForce GTX 750Ti dilengkapi clock GPU sebesar 1020 MHz dan clock memori 5000 MHz (efektif). Tidak sampai disitu saja, berkat dukungan teknologi GPU Boost 2.0, clock GPU secara otomatis dapat naik lebih tinggi lagi hingga sebesar 1085 MHz.

4

Grafik performa di atas membuktikan GeForce GTX 750Ti terbukti siap melahap sejumlah game terbaru yang beredar di pasaran saat. Dengan setting 1080p dan kualitas grafik Medium, GeForce GTX 750Ti mampu menghasilkan frame rate tinggi di atas 30 fps, dimana hal tersebut menandakan gamer mendapatkan kenyamanan bermain game secara maksimal.

5


Simak Trailer Terbaru Diablo 3: Reaper of Souls

$
0
0
reaper of souls

reaper of souls

reaper of souls

Seperti diketahui dalam waktu dekat Blizzard akan merilis expansion pertama mereka untuk game Diablo 3 yang diberinama Reaper of Souls. Bagi Anda yang penasaran, baru-baru ini trailer anyarnya telah diluncurkan.

Dalam trailer Blizzard memamerkan beberapa ability dan power terbaru. Blizzard pun menampilkan adegan boss fight serta sedikit penampakan Malthael, tokoh antagonis baru yang disebut-sebut akan menjadi final boss. Tak hanya itu, kelas baru di Reaper of Souls, Crusader, juga turut menampakkan diri. Sekilas terlihat Crusader adalah paduan antara kelas Barbarian dan Paladin dari Diablo 2.

Mungkin sebagian dari Anda yang sudah memainkan Diablo 3 menyimpan rasa kecewa karena beberapa hal seperti durasi game yang mampu diselesaikan dalam hitungan jam saja. Walaupun demikian, Blizzard terus berusaha untuk membuat Diablo 3 tampil lebih baik, terutama melalui peluncuran Reaper of Souls.

Sekedar mengingatkan, Diablo 3: Reaper of Souls akan dirilis pada 25 Maret 2014 mendatang. Edisi standarnya dibanderol seharga USD 39.99. Sementara versi Digital Deluxe Edition dijual senilai USD 59.99. Khusus untuk Digital Deluxe, gamer akan mendapatkan helm eksklusif, 3 slot karakter tambahan, dan berbagai konten menarik lainnya.

Selain itu, Blizzard juga menyediakan Reaper of Souls dalam Collector’s Edition dimana di dalamnya termasuk hardcover art book, dua blu-ray disc dan DVD behind the scene, serta mouse pad dengan gambar Malthael. Collector’s Edition dibanderol seharga USD 79.99.

From Software Akui Penurunan Kualitas Visual Dark Souls 2

$
0
0
dark souls 22

dark souls 22

dark souls 2 new7

Penurunan kualitas visual yang signifikan, tren yang satu ini tampaknya mulai menghantui industri dan terus menjadi sasaran kritik gamer sebagai calon konsumen utama. Antisipasi yang besar terhadap sebuah game yang tampil begitu memesona di serangkaian screenshot, trailer, bahkan demo awal ternyata tidak selalu mengindikasikan sensasi serupa di versi retailnya. Watch Dogs sempat memicu kontroversi karena hal ini, terutama karena trailer teranyar yang dirilis oleh Ubisoft sama sekali tidak merepresentasikan keindahan visual di teaser perdana E3 2012 mereka.Hal serupa lah yang juga mengitari game fenomenal racikan From Software – Dark Souls 2.

Baru dirilis untuk Playstation 3 dan Xbox 360, Dark Souls 2 memang sempat memperlihatkan kualitas visual yang memesona di awal pengenalannya, terutama dari efek tata cahaya yang ada. Klaim tentang kehadiran engine baru seolah memberikan harapan ekstra bahwa salah satu game tersulit di era modern ini juga akan menawarkan pengalaman yang memanjakan mata. Sayangnya, mereka yang berharap banyak harus dilanda kekecewaan. Versi retail Dark Souls 2 ternyata tidak sebagus versi demo dan trailer yang sempat dirilis sebelumnya. Dunianya kini terasa lebih terang tanpa efek cahaya – bayangan yang signifikan. Beberapa user di komunitas gaming dunia maya bahkan melemparkan video dan screenshot komparasi untuk membuktikan hal tersebut.

Dark Souls 2 – Demo vs Retail

From Software tidak bisa lagi mengelak. Dalam pernyataan resmi yang mereka lemparkan ke situs gaming – CVG, From Software mengakui bahwa mereka memang telah menurunkan kualitas visual Dark Souls 2 selama proses pengembangan terjadi. Alasannya? Untuk menyeimbangkan game ini sendiri, tidak hanya sekedar befokus pada seberapa nyaman ia dimainkan, tetapi juga memastikan resource terbatas konsol bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Produk terakhir Dark Souls 2 diakui From Software, sudah merupakan puncak kesimbangan terbaik yang bisa mereka tawarkan.

Dengan mulai merebaknya kasus seperti ini, menjadi perkara yang dilematis untuk percaya dan langsung mencintai kualitas visual sebuah game hanya dari trailer perdana atau bahkan demo awal yang ditawarkan. Terlepas dari fakta bahwa Dark Souls bukanlah game yang menjual kualitas visual dan lebih ke arah gameplay, ini tentu saja cukup mengecewakan untuk beberapa golongan gamer. Hope the PC version looks better.. 

Penampakan Pertama Assassin’s Creed Next-Gen: Unity!

$
0
0
ac unity4

ac unity4

ac unity1

Sebuah franchise tahunan yang selalu diantisipasi, Ubisoft memang terhitung berhasil menarik minat yang tidak pernah kunjung reda untuk Assassin’s Creed. Menceritakan perang besar antara dua kelompok – Templar dan Assassin, daya tarik utamanya terletak pada kemampuan Ubisoft untuk meracik tema historis yang selalu memukau di setiap seri. Timur Tengah, Italia, Amerika Serikat, dan akhirnya Karibia, dengan karakter dan cerita baru yang saling berkesinambungan satu sama lain, selalu ada rasa penasaran untuk melihat apa yang bisa dilakukan Ubisoft di setiap tahun. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, dengan potensi yang terbuka luas, Ubisoft pasti meluncurkan Assassin’s Creed untuk tahun 2014. Dan untuk pertama kalinya, informasi tersebut akhirnya bocor ke dunia maya!

Anda yang berharap bahwa Assassin’s Creed akan beralih kiblat menuju budaya Asia Timur tampaknya boleh mulai kecewa. Informasi dari sumber tak bernama yang didapatkan situs gaming – Kotaku memberikan bocoran besar apa yang sebenarnya tengah dipersiapkan Ubisoft untuk Assassin’s Creed di tahun 2014 ini. Ubisoft diklaim akan merilis dua buah game Assassin’s Creed terpisah untuk tahun ini: Unity dan Comet. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Ubisoft akan memisahkan seri AC untuk dua generasi platform yang berbeda. Assassin’s Creed: Unity adalah proyek khusus next-gen yang dikembangkan untuk Playstation 4 dan Xbox One, sementara Assassin’s Creed: Comet akan dirilis untuk Playstation 3 dan Xbox 360. Belum ada informasi Assassin’s Creed mana yang akan diterima oleh PC.

ac unity5

ac unity4

ac unity3

ac unity2

ac unity

Menariknya lagi, dari beberapa gambar bocor yang dilemparkan oleh sang sumber rahasia ini, terlihat jelas bahwa Assassin’s Creed: Unity akan menjadikan setting Paris – Perancis, dengan semua landmark seperti Notre Dame dan Seine River yang terlihat jelas di screenshot awal ini. Satu hal yang berbeda yang juga terlihat di mekanisme kontrol yang memperlihatkan dua tombol untuk melakukan gerakan Parkour – up dan down. Anda kabarnya akan berperan sebagai karakter baru bernama – Arno yang akan beraksi di tengah zaman Revolusi Perancis yang ikonik.

Seberapa valid semua screenshot dan informasi ini? Ubisoft sendiri masih belum memberikan komentar resmi apapun terkait bocornya Assassin’s Creed: Unity ke dunia maya. Namun jika melihat kualitas screenshot yang ada, sekaligus keseriusan visual  yang diusung setiap darinya, besar kemungkinan eksistensi Assassin’s Creed: Unity memang benar adanya.

Assassin’s Creed baru di zaman revolusi Perancis dengan kualitas visual next-gen? Cukup untuk membuat Anda tertarik?

Source: Kotaku

Review Free to Play: Mimpi itu Tidak Selamanya Indah!

$
0
0
Free-to-Play-(40)

Free-to-Play-(40)

Free-to-Play-(1)

Hobi dan uang, dua elemen hidup yang boleh terbilang, sulit untuk disinergikan dalam satu langkah yang sama, setidaknya untuk saling mendukung satu sama lain. Skenario yang seringkali terjadi hanya dua: hobi membantu Anda menghabiskan uang, atau uang menjadi alasan utama Anda tidak bisa menikmati sang hobi. Berangkat dari pemandangan umum inilah, manusia, termasuk Anda dan kami, memimpikan sebuah kondisi dimana uang dan hobi bisa berjalan bersama, saling mendukung. Bekerja sembari bersenang-senang? Bergembira tetapi menghasilkan uang di saat yang sama? Tidak ada kondisi yang tampaknya ideal daripada itu untuk menikmati hidup secara maksimal. Bagi seorang gamer, mimpi ini terletak pada satu label pekerjaan – “Gamer Professional”.

Berbeda dengan gamer yang sekedar bermain untuk kesenangan, menyandang gelar sebagai Pro Gamer berarti menjadikan industri game yang selama ini seringkali diidentikkan sebagai “tempat bermain”, sebagai mata pencaharian utama. Berjalan dari satu kompetisi ke kompetisi yang lain, sembari mengusung nama sponsor yang terpampang indah di seragam, dan berusaha memenangkan setiap pertarungan yang ada, Pro Gamer adalah sebuah pekerjaan yang “terdengar” begitu indah dan mudah untuk dilakukan. Bagi gamer yang menggantungkan naluri kompetitif mereka di DOTA 2 milik Valve, bergabung ke dalam tim-tim besar sekelas Navi, Fnatic, atau Alliance menjadi target yang seolah begitu rasional. Dengan bermodalkan permainan ribuan jam dan skill yang sedikit terasah di atas rata-rata, memasuki dunia pro gaming terlihat sangat menggiurkan. Mimpi itu terasa begitu dekat.

Namun dunia kompetitif DOTA 2 ternyata tidaklah sesederhana dan semudah yang dibayangkan. Lewat sebuah film dokumenter yang dirilis oleh Valve – Free to Play, Anda akan bisa menangkap sedikit gambaran apa yang harus Anda lalui untuk mencapai hal tersebut.

Mimpi yang Tidak Mudah!

Free to Play mengikuti sepak terjang para gamer professional DOTA 2 di ajang The International pertama. Event e-Sports pertama dengan hadiah di atas USD 1 juta.

Free to Play mengikuti sepak terjang para gamer professional DOTA 2 di ajang The International pertama. Event e-Sports pertama dengan hadiah di atas USD 1 juta.

Free to Play, adalah kata yang berusaha dihindari oleh sebagian besar gamer saat ini. Ia diasosiasikan sebagai format distribusi game yang terlihat manis di depan, namun menusuk di belakang dengan segudang microstransactions yang terkadang tidak hanya sekedar ditawarkan, tetapi dipaksakan. Namun bukan Free to Play itu yang hendak kita bicarakan di sini. Free to Play yang satu ini akan membantu Anda mendapatkan gambaran tentang dunia di belakang scene pro gaming DOTA 2 yang memang tengah populer. Hal-hal yang tidak pernah Anda lihat dan pahami di belakang silaunya lampu sorot, dukungan massa yang bersorak sorai, dan secarik kupon kemenangan bertuliskan angka USD 1 juta di dalamnya. Valve ingin membawa Anda untuk memahami lebih dalam tentang dunia yang begitu diimpikan gamer ini.

Satu judul dengan tiga buah makna yang saling berkaitan satu sama lain, film dokumenter ini memang pantas disebut sebagai Free to Play. Pertama, ia membahas salah satu game free to play dengan implementasi format terbaik dan seimbang – DOTA 2, yang memang didistribusikan secara cuma-cuma via Steam. Kedua, film sendiri bisa dinikmati secara bebas tanpa biaya dan Anda bisa memutarnya secara gratis – Free to Play. Namun makna terdalam tentu saja menyangkut tentang kisah tiga pemain professional ternama: Dendi dari Na’vi, Hyhy dari Scythe, dan Fear dari OK. Nirvana Int yang tengah berjuang untuk dimengerti, dipahami, dan akhirnya bebas untuk menentukan jalannya sebagai seorang gamer profesional. Kebebasan untuk bermain – free to play.

Film dokumenter ini mengambil kacamata tiga pemain pro ternama: Fear dari OK. Nirvana. Int.

Film dokumenter ini mengambil kacamata tiga pemain pro ternama: Fear dari OK. Nirvana. Int.

Dendi dari Na'vi

Dendi dari Na’vi

dan Hyhy dari Scythe.

dan Hyhy dari Scythe.

Film dokumenter ini akan menangkap semua momen penting di balik layar The International pertama – sebuah event historis di kancah e-Sports dengan melambungkan prestige olahraga elektronik yang satu ini via jumlah hadiah yang fantastis – USD 1,6 juta. Tak ubahnya bunga yang menarik para lebah di sekitar, The International menarik tim-tim terbaik DOTA 2 dari seluruh dunia untuk berkompetisi dan saling menguji skill mereka masing-masing. Di sana mereka dipuja oleh gamer bagaikan tokoh idola, pahlawan, bahkan dewa. Semua gegap gempita kompetisi yang Anda lihat di layar kaca, dengan lampu sorot dan laser yang muncul di mana-mana tidak lantas membuat setiap manusia yang Anda puja di balik kaca kedap suara tersebut tidak bercelah. Menjalani mimpi sebagai gamer professional bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah.

Free to Play mendalami hal tersebut dan membawa kita ke area sensitif yang ternyata membuat kami menyimpulkan satu hal, bahwa hal yang seringkali kita alami karena status gamer yang kita sandang, ternyata juga menjadi beban yang sama bagi ketiga orang ini. Berapa banyak dari Anda yang bermimpi hendak menjadi gamer PRO DOTA 2? Berapa banyak dari Anda yang benar-benar berlatih dan berjuang untuk mewujudkan mimpi tersebut? Berapa banyak dari Anda yang mulai berusaha mendefinisikan diri dengan beragam perangkat peripheral super keren untuk menunjang performa gaming Anda? Apakah semua hal ini mendorong Anda lebih dekat sebagai seorang professional? Jika ada sesuatu yang bisa dipetik dari Free to Play dan kisah Dendi – Hyhy – Fear adalah bahwa, mimpi ini tidak akan pernah mudah dicapai.

Free to play tidak berfokus pada gegap gempita turnamen yang selama ini kita lihat, tetapi apa yang terjadi di latar belakang.

Free to play tidak berfokus pada gegap gempita turnamen yang selama ini kita lihat, tetapi apa yang terjadi di latar belakang.

Pertanyaan utama yang sebenarnya adalah, “Apa yang berani Anda korbankan untuk mengejar karir sebagai seorang gamer professional?”. Baik Dendi – Hyhy – Fear menunjukkan bahwa satu-satunya rintangan terbesar yang menghalangi Anda adalah pertanyaan yang satu ini. Tumbuh di keluarga Asia yang ketat, karir sebagai “Gamer professional” bukanlah sesuatu yang bisa dimengerti oleh keluarga Hyhy dan justru dilihat sebagai rintangan yang membuatnya tenggelam dalam masalah akademis yang terus terjadi. Terlepas dari prestasinya, Hyhy tidak pernah mendapatkan satupun senyum bangga orang tua dari setiap kiprahnya di scene professional DOTA 2. Semua dedikasi yang ia lemparkan masih dilihat sebagai bagian dari sekedar “main-main”. Apalagi ia lebih memilih untuk ikut The International dan meninggalkan sekolah di kala periode ujian, yang tentu saja membuat resiko anjloknya kehidupan akademis di usia sangat muda.

Fear juga mengalami hal yang tidak banyak berbeda. Hidup dan berkembang bersama dengan tim yang berbasis di Eropa, Fear harus berjuang dengan jadwal tidur yang kacau untuk menyesuaikan jadwal kompetisi yang berputar di luar waktu normal Amerika Serikat. Hasilnya? Ia tidak lagi memiliki waktu tidur pasti dan semua aktivitas ini mulai membuat orang tuanya tidak lagi mampu memberikan toleransi. Ia ditendang keluar dan diminta untuk menjalani hidup sendiri. Di sisi yang lain, usia yang kian menua tentu saja menuntut Fear untuk mengemban beberapa tanggung jawab finansial yang membuat karir professional gamingnya lebih kompleks.

Memahami dedikasi, konflik, dan motivasi seperti apa yang mendorong masing-masing pemain ini.

Memahami dedikasi, konflik, dan motivasi seperti apa yang mendorong masing-masing pemain ini.

Menyelami kehidupan personal mereka lebih dalam.

Menyelami kehidupan personal mereka lebih dalam.

Konflik yang serupa juga terjadi pada salah satu pemain DOTA 2 terbaik di dunia – Dendi.  Terlepas dari keluarga yang memang lebih terbuka pada fakta bahwa ia memilih gaming sebagai jalur karir professional, gaming menjadi hal yang lebih personal untuknya. Dilanda kesedihan karena kehilangan ayah di usia yang sangat muda, Dendi beralih pada video game sebagai sarana terbaik untuk melarikan diri dan menemukan kembali semangat hidup, setidaknya membuatnya tidak lagi terlalu memikirkan sosok sang ayah. Di sisi yang lain, keuangan keluarga yang juga tidak terlalu sehat juga membuat Dendi menjadikan The International pertama sebagai momen terbaik untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Tidak hanya untuk dirinyak, tetapi juga keluarga yang ia cintai.

Free to Play tidak hanya menjual berbagai hal menarik dan jalan karir fantastis yang bisa dicapai dengan professional gaming. Ia membawa Anda ke sisi yang lain, sisi yang lebih gelap dan personal di balik layar kompetisi bernilai jutaan dollar – The International, setidaknya membantu Anda mendapatkan gambaran betapa sulitnya meniti karir sebagai seorang gamer professional. Bahwa di balik semua ketenaran dan posisi prestige yang diraih oleh setiap dari mereka, gamer sekelas Hyhy – Dendi – Fear harus mengorbankan begitu banyak hal yang bisa saja membuat mereka jatuh ke dalam kondisi yang bertolak belakang dari apa yang mereka capai saat ini. Pertanyaannya untuk kita semua yang memimpikan hal yang sama: berapa banyak kita berani berkorban?

Ubisoft Pamerkan Engine The Division – Snowdrop

$
0
0
snowdrop engine (11)

snowdrop engine (11)

Engine baru adalah salah satu pondasi paling penting untuk mendefinisikan generasi gaming yang baru, ini menjadi fakta yang tidak terbantahkan. Dengan kehadiran Playstation 4 dan Xbox One ke pasaran, serta teknologi PC yang kian tampil memukau, para developer dan produsen tentu saja terdorong untuk memaksimalkan potensi kemampuan mentah yang ada, tentu saja untuk mengejar level realisme yang lebih baik. Bersaing dengan ketat, engine-engine teranyar seperti Unreal Engine 4 milik Epic, Luminous milik Square Enix, Fox Engine milik Konami, hingga Disrupt dan Anvil milik Ubisoft mulai memperlihatkan bentuknya yang maksimal. Namun salah satu yang diantisipasi aksinya tentu saja adalah Snowdrop.

Bagi Anda yang cukup mengikuti perkembangan industri game, Snowdrop tentu saja bukanlah nama engine yang asing. Sang “salju” ini merupakan engine yang berada di belakang The Division – salah satu game dengan visual terbaik di ajang E3 2013 yang lalu. Realisme yang luar biasa, terlepas dari fakta bahwa ia merupakan game MMO action open-world dengan sedikit cita rasa RPG membuatnya kian menarik untuk diantisipasi.

snowdrop engine (1)

snowdrop engine (3)

snowdrop engine (4)

snowdrop engine (5)

snowdrop engine (7)

snowdrop engine (8)

snowdrop engine (9)

snowdrop engine (10)

snowdrop engine (11)

snowdrop engine (13)

snowdrop engine (14)

snowdrop engine (16)

snowdrop engine (17)

snowdrop engine (18)

snowdrop engine (19)

snowdrop engine (20)

snowdrop engine (21)

snowdrop engine (22)

snowdrop engine (24)

snowdrop engine (26)

snowdrop engine (28)

snowdrop engine (30)

Seberapa hebat sebenarnya Snowdrop ini? Bersamaan dengan ajang GDC 2014 yang tengah berlangsung, Ubisoft Massive memperlihatkan tangguhnya engine yang satu ini. Kemudahan membangun elemen dengan lebih efektif sekaligus mempertahankan detail visual yang baik menjadi keunggulan. Trailer terbaru yang dirilis untuk membuktikan hal tersebut juga memuat beberapa screen gameplay yang belum pernah dirilis sebelumnya. Dan seperti yang bisa diprediksi, The Division terlihat luar biasa!

The Division sendiri rencananya akan dirilis di akhir tahun 2014 ini, untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC. Looks frakking awesome!

Battlefield 4: Naval Strike Rilis Trailer Gameplay!

$
0
0
Battlefield 4 naval war (2)

Battlefield 4 naval war (2)

Kabar baik bagi Anda para penggemar game FPS Battlefield 4 yang tengah menantikan DLC terbarunya, Naval Strike. DICE dan EA baru-baru ini telah menetapkan tanggal rilisnya.

Bagi gamer yang bermain Battlefield 4 dan tergabung dalam member premium, Naval Strike sudah bisa dimainkan mulai 25 Maret 2014 mendatang. Sementara untuk non-premium harus menunggu hingga 8 April.

Naval Strike dipastikan hadir dengan 4 maps anyar, yaitu Lost Islands, Wave Breaker, Nansha Strike, dan Operation Mortar. Lima senjata baru pun dipastikan hadir bersama dua gadget, kendaraan hovercraft, serta 10 assignment.

Battlefield 4 naval war (1)

Battlefield 4 naval war (2)

Battlefield 4 naval war (3)

Battlefield 4 naval war (4)

Battlefield 4 naval war (5)

Battlefield 4 naval war (6)

Battlefield 4 naval war (7)

Battlefield 4 naval war (8)

Battlefield 4 naval war (9)

Battlefield 4 naval war (10)

Battlefield 4 naval war (11)

Battlefield 4 naval war (12)

Battlefield 4 naval war (13)

Battlefield 4 naval war (14)

Battlefield 4 naval war (15)

Battlefield 4 naval war (16)

Battlefield 4 naval war (17)

Battlefield 4 naval war (18)

Battlefield 4 naval war (19)

Battlefield 4 naval war (20)

Battlefield 4 naval war (21)

Battlefield 4 naval war (22)

Battlefield 4 naval war (23)

Battlefield 4 naval war (24)

Battlefield 4 naval war (25)

Battlefield 4 naval war (26)

 

Battlefield 4 naval war (28)

Battlefield 4 naval war (29)

Battlefield 4 naval war (30)

Ada pula mode terbaru yang bernama Carrier Assault. Perlu diketahui bahwa Carrier Assault merupakan pengembangan dari Titan Mode yang cukup disukai oleh gamer di Battlefield 2142.

DLC Naval Strike merupakan yang ketiga dari total lima expansion yang disiapkan untuk Battlefield 4. Sebelumnya, DICE telah merilis China Rising dan Second Assault. Dua lainnya kemungkinan baru akan diluncurkan pada musim panas nanti.

Review Final Fantasy X / X-2 HD Remaster: Menikmati Kembali RPG Terbaik!

$
0
0
FF X HD Remaster - JagatPlay (14)

FF X HD Remaster - JagatPlay (14)

ff x hd remaster

Final Fantasy, judul game yang satu ini memang begitu disegani dan dinantikan oleh setiap gamer penggemar JRPG di masa lalu. Keberanian Squaresoft di kala itu untuk terus berinovasi, menjajal segudang mekanik gameplay yang baru, sekaligus mendefinisikan ulang setiap seri dengan pengalaman dan sensasi yang berbeda menjadi faktor yang begitu menentukan kesuksesan franchise yang satu ini. Tidak hanya sekedar populer, Final Fantasy tumbuh menjadi simbol kekuatan JRPG dan roda pendorong bagi developer lain untuk bermain di pasar yang sama. Kualitas visual, desain karakter dan dunia Final Fantasy juga diakui sebagai salah satu yang terbaik di masa lalu. Tidak ada gamer di era keemasan Playstation yang tidak terpesona melihat FMV awal Final Fantasy VIII atau pertarungan Bahamut VS Alexander di FF IX. Hampir semua gamer jatuh cinta pada pesona Final Fantasy.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak gamer yang begitu mendambakan kehadiran Final Fantasy X. Setelah kesuksesan tiga seri terakhir di Playstation pertama, Final Fantasy X yang dibangun untuk Playstation 2 memang tampil sangat menggoda. Platform yang lebih kuat memungkinkan Squaresoft menyuntikkan kualitas visual yang jauh lebih baik. Tidak hanya itu saja, penggunaan keping DVD untuk pertama kalinya memberikan lebih banyak ruang eksperimen untuk menyempurnakan Final Fantasy X. Ia akhirnya dilahirkan menjadi seri Final Fantasy pertama yang menawarkan full voice acts untuk sebagian besar percakapan yang ada. Tidak hanya itu saja, desain dua karakter utama – Tidus dan Yuna yang secara eksplisit terlibat dalam hubungan yang romantis menjadi yang pertama dari sejarah eksistensi Final Fantasy.

Dengan begitu banyak momen memorable yang dihasilkan dari seri perdana Playstation 2 ini, banyak gamer yang sangat menantikan kehadiran seri HD Remaster yang sudah diperkenalkan Square Enix jauh-jauh hari.Tidak hanya mengklaim akan mengusung kualitas definisi tinggi yang pantas untuk platform generasi yang lalu, Final Fantasy X / X-2 HD Remaster juga akan mengusung beberapa ekstra konten baru – termasuk penggunaan musik yang diaransemen ulang dan kehadiran sebuah chapter audio yang akan mengisahkan perjalanan Tidus dan Yuna setelah Final Fantasy X-2. Untuk semua alasan inilah, Final Fantasy X / X-2 HD Remaster menjadi proyek impian untuk gamer yang memiliki Playstation 3 dan Playstation Vita.

Lantas seberapa signifikan perubahan yang ditawarkan dari versi Playstation 2 dan HD Remaster ini? Review ini akan membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran ekstra.

Final Fantasy X

FF X HD Remaster - JagatPlay (7)

Final Fantasy X adalah seri Final Fantasy pertama untuk Playstation 2, yang dikala itu memang tengah dipuja-puja sebagai konsol “masa depan”. Benar saja, berbeda dengan seri-seri sebelumnya, Squaresoft di kala itu berusaha memberikan pengalaman yang lebih optimal, lewat beragam inovasi dari sisi visual, audio, dan tentu saja gameplay. Walaupun masih berbasis ATB sebagai core mekanisme gameplay-nya, Final Fantasy X hadir dengan sensasi pertempuran yang terasa jauh lebih aktif. Anda diperkenankan untuk mengganti party secara instan dalam pertarungan untuk mengeksploitasi kelemahan lawan. Visualisasi para summon “Aeon” yang begitu manis, serta serangkaian side quest yang menantang juga mewarnai seri Final Fantasy yang satu ini.

Apakah Lebih Baik dengan HD Remaster?

Seperti halnya proyek-proyek HD Remaster yang lain, Final Fantasy X HD Remaster sama sekali tidak memberikan ekstra konten apapun yang mengubah jalan cerita dari versi originalnya. Berjalan di framerate yang relatif sama, perubahan yang paling signifikan tentu saja ada pada sisi visual yang kini tampil dalam kualitas definisi tinggi. Secara kasat mata, Anda mungkin akan melihat visualisasi yang lebih halus. Namun seiring dengan berjalannya permainan, efek yang disuntikkan Square Enix justru menjadi blunder tersendiri. Untuk memastikan texture terlihat high-def, muka karakter sekelas Tidus atau Wakka kini terlihat terlalu licin, seperti dibangun dari plastik dan justru membuat karakter-karakter ini terlihat aneh. Sementara di karakter wanita seperti Yuna dan Rikku, formula ini bekerja dengan lebih baik.

Satu yang cukup menarik  adalah fakta bahwa Final Fantasy X juga menawarkan Anda dua alternatif Sphere Grid yang bisa digunakan di awal permainan untuk mengakomodasi gaya bermain Anda – Standard dan Expert. Keduanya memiliki penempatan grid yang berbeda, dengan fokus yang akan mempengaruhi arah gerak perkembangan setiap karakter yang Anda gunakan. Perubahan juga terjadi di sisi audio yang kini terdengar lebih “modern”, terutama dari beragam theme song yang di-remaster ulang. Sementara di sisi visual FMV yang hadir, terlepas dari resolusi rendah yang masih terasa kentara, setiap FMV ini masih tampil dalam kualitas yang cukup tajam. Final Fantasy X juga menyematkan Final Fantasy X – Eternal Calm di dalamnya.

FF X HD Remaster - JagatPlay (2)

FF X HD Remaster - JagatPlay (5)

FF X HD Remaster - JagatPlay (11)

FF X HD Remaster - JagatPlay (14)

FF X HD Remaster - JagatPlay (15)

FF X HD Remaster - JagatPlay (18)

FF X HD Remaster - JagatPlay (20)

FF X HD Remaster - JagatPlay (22)

FF X HD Remaster - JagatPlay (25)

FF X HD Remaster - JagatPlay (33)

FF X HD Remaster - JagatPlay (35)

FF X HD Remaster - JagatPlay (38)

FF X HD Remaster - JagatPlay (42)

FF X HD Remaster - JagatPlay (43)

FF X HD Remaster - JagatPlay (47)

FF X HD Remaster - JagatPlay (48)

FF X HD Remaster - JagatPlay (52)

FF X HD Remaster - JagatPlay (54)

FF X HD Remaster - JagatPlay (55)

FF X HD Remaster - JagatPlay (56)

FF X HD Remaster - JagatPlay (57)


Microsoft Kehilangan Titanfall?

$
0
0
Titanfall JagatPlay (172)

Titanfall JagatPlay (172)

Titanfall JagatPlay (172)

Tepuk tangan memang pantas dilayangkan untuk Respawn Entertainment dan EA berkat rilis Titanfall yang sukses luar biasa di pasaran. Walaupun sempat memicu sedikit perasaan skeptis dari gamer di awal pengenalannya, konsep FPS multiplayer super cepat yang menggabungkan pertempuran infanteri dan mecha yang seimbang ini ternyata terbuka berhasil menarik hati. Review kami bahkan menyebutnya sebagai sebuah proyek yang sangat memenuhi harapan. Terlebih lagi, kombinasi kedua perusahaan ini ternyata berhasil menjamin pengalaman yang optimal sejak hari pertama tanpa masalah teknis yang berarti. Jika ada satu alasan untuk membenci Titanfall, alasan paling rasional adalah fakta bahwa Anda hanya memiliki konsol Playstation atau Nintendo sebagai platform gaming utama.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa deal di bawah tangan antara EA dan Microsoft lah yang akhirnya membuat Titanfall dirilis eksklusif untuk platform Microsoft – Xbox One, Xbox 360, dan PC. Di satu titik, Respawn bahkan mengekspresikan rasa terkejut karena mereka sendiri tidak tahu-menahu soal deal ini. Kehilangan kesempatan untuk mendulang uang ekstra dari sekitar 6 juta pemilik Playstation 4 di seluruh dunia karena perjanjian eksklusif, EA tampaknya berubah pikiran.

Sumber informasi yang diklaim valid menyebutkan bahwa EA berhasil mendapatkan kembali hak Titanfall dari Microsoft. Ini berarti peluang untuk melihat seri selanjutnya Titanfall di Playstation 4 atau Nintendo Wii U terbuka lebar.

Sumber informasi yang diklaim valid menyebutkan bahwa EA berhasil mendapatkan kembali hak Titanfall dari Microsoft. Ini berarti peluang untuk melihat seri selanjutnya Titanfall di Playstation 4 atau Nintendo Wii U terbuka lebar.

Laporan terbaru dari situs gaming – Gamespot dan beragam sumber yang diklaim valid menyebutkan bahwa EA berhasil mendapatkan kembali hak guna Titanfall dari Microsoft. Ini berarti, EA memiliki kebebasan untuk merilis seri-seri selanjutnya dari Titanfall untuk platform di luar milik Microsoft. Kesempatan untuk melihat Titanfall 2 di Playstation 4 atau Nintendo Wii U kini mulai terbuka lebar. Walaupun demikian, baik Respawn, EA, maupun Microsoft sendiri menolak memberikan komentar resmi apapun terkait rumor yang satu ini.

Jadi, untuk Anda para pemilik Playstation 4 atau Nintendo Wii U yang sempat berkecil hati karena absennya rilis Titanfall pertama, jika informasi ini memang benar, maka ini tentu menjadi berita menggembirakan yang pantas untuk diantisipasi.

Source: Gamespot

Inilah Game-Game Pemenang GDC Awards 2014!

$
0
0
the last of us1

the last of us1

gdc

Sebuah event besar dimana para developer dan produsen game terbesar di dunia berkumpul di satu tempat, tidak hanya berbagi konten proyek apa saja yang tengah mereka kembangkan, tetapi berbagi pengetahuan untuk satu tujuan besar – memajukan video game sebagai sebuah industri. Ajang Game Developer Conference 2014 memang memainkan peran tersebut dengan sangat baik, sekaligus memberikan beberapa ekstra informasi bagi para gamer – apa saja yang pantas untuk diantisipasi gamer di masa depan. Teknologi virtual reality? Engine baru? Atau bahkan statistik tren yang krusial? GDC 2014 ternyata juga memuat penghargaan bergengsi – GDC Awards 2014 untuk memilih mereka yang terbaik di antara yang terbaik.

Dari beragam kategori yang diusungnya, GDC Awards 2014 akhirnya memilih pemenang yang memang dianggap berhak meraihnya. Seperti yang bisa diprediksi sebelumnya, mahakarya dari Naughty Dog – The Last of Us kembali membuktikan tajinya. Game yang menceritakan dunia post-apocalyptic dari kacamata Joel dan Ellie ini berhasil menyabet gelar sebagai “Game of the Year” – menjadikannya sebagai yang terbaik. Sementara game unik dan adiktif – Papers, Please juga menjadi salah satu game yang cukup diunggulkan di GDC ini. Siapa saja yang berhasil meraih predikat terbaik di GDC 2014? Inilah para pemenangnya:

The Last of Us menjadi yang terbaik di GDC Awards 2014.

The Last of Us menjadi yang terbaik di GDC Awards 2014.

  • Game of The Year: The Last of Us
  • Innovation Award: Papers, Please
  • Best Debut: Gone Home
  • Best Design: The Last of Us
  • Best Handheld/Mobile Game: The Legend of Zelda: A Link Between Worlds
  • Best Visual Art: Bioshock Infinite
  • Best Narrative: The Last of Us
  • Best Studio: Irrational Games
  • Best Downloadble Games: Papers, Please
  • Best Technology: Grand Theft Auto V
  • Audience Award: Kerbal Space Program

Selamat untuk para pemenang. Semoga saja tahun 2014 ini juga akan dibekali dengan game-game yang menawarkan kualitas unik yang serupa.

Developer Fable: EA itu Bukan Perusahaan Jahat!

$
0
0
fable legends2

fable legends2

fable legends1

EA adalah mimpi buruk, ini memang menjadi sebuah prejudice yang tumbuh sangat “subur” di kalangan gamer. Terlepas dari rilis Titanfall bersama Respawn yang sukses dan hampir tanpa masalah, EA sulit untuk memperbaiki nama baik, apalagi dengan segudang kebijakan tidak populer yang mereka lahirkan beberapa waktu yang lalu. Kekacauan di rilis SimCity dan Battlefield 4, bersama dengan kebijakan microstransactions yang terlalu memaksa di Dungeon Defender dan PvZ 2 membuat EA menjadi “musuh bersama”. Dan untuk ketiga kalinya, ia hadir kembali sebagai kandidat perusahaan terburuk di Amerika Serikat. Walaupun demikian, tidak sedikit dukungan mengalir untuk publisher ini. Salah satunya datang dari tokoh ikonik industri game – Peter Molyneux.

Peter Molyneux – sang otak di balik kelahiran franchise Fable bereaksi atas terpilihnya kembali EA sebagai salah satu kandidat perusahaan terburuk di AS. Molyneux menegaskan bahwa EA bukanlah perusahaan publisher yang jahat. Sebaliknya, ia mengungkapkan bahwa EA sebenarnya telah melakukan begitu banyak hal yang bagus untuk kemajuan industri termasuk akuisisi beberapa developer yang ada. Hanya saja, niat baik EA untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih professional ini membuat developer kehilangan identitas dan “cita rasa”. Molyneux mengungkapkan bahwa proses seperti ini bisa membuat beberapa perusahaan semakin baik, atau lebih buruk.

Peter Molyneux merasa bahwa EA bukanlah perusahaan yang jahat, apalagi menyangkut akusisinya ke beberapa developer yang lain.

Peter Molyneux merasa bahwa EA bukanlah perusahaan yang jahat, apalagi menyangkut akusisinya ke beberapa developer yang lain.

Terlepas dari alasan yang diungkapkan oleh Molyneux ini, EA memang sering diliputi kontroversi, terutama orientasi pada keuntungan yang begitu  menjadi fokus utama, bahkan terkadang mengorbankan kualitas atau kenyamanan game itu sendiri. Apakah argumen yang dilemparkan Molyneux ini akan cukup untuk “menyelamatkan” EA dari lubang perusahaan terburuk di Amerika Serikat? Kita tunggu saja.

Sutradara Bourne Akan Tangani Film Splinter Cell?

$
0
0
Splinter Cell Blacklist (116)

Splinter Cell Blacklist (116)

Splinter Cell Blacklist (116)

Gamer mana yang belum pernah mendengar nama Splinter Cell sebelumnya? Di awal kelahirannya, franchise racikan Ubisoft ini memang dipuji sebagai salah satu game stealth action terbaik, dengan tingkat kesulitan yang membutuhkan ekstra kesabaran dan presisi aksi. Namun seiring dengan perkembangan zaman, Splinter Cell menjadi sebuah franchise yang bisa dinikmati oleh kelompok gamer yang lebih umum, berkat pendekatan sinematik yang ditawarkan dan penurunan tingkat kesulitan. Satu yang pasti, plot dan karakter yang ia sandang memang memperlihatkan kualitas Hollywood yang luar biasa. Sesuatu yang berusaha diwujudkan oleh Ubisoft saat ini.

Seperti proyek yang sempat mereka lakukan dengan Prince of Persia, Ubisoft sendiri sudah mengkonfirmasikan bahwa mereka akan membawa perjalanan Sam Fisher dari Third Ecelon ini ke layar lebar. Pertanyaannya tentu saja satu, siapa yang akan berperan sebagai otak di balik proses adaptasi ini?

Doug Liman - sutradara dari Bourne Identity kabarnya akan menggawangi proyek adaptasi Splinter Cell ke layar lebar.

Doug Liman – sutradara dari Bourne Identity kabarnya akan menggawangi proyek adaptasi Splinter Cell ke layar lebar.

 

Sementara Tom Hardy dirumorkan akan menjadi sang karakter utama - Sam Fisher.

Sementara Tom Hardy dirumorkan akan menjadi sang karakter utama – Sam Fisher.

Setelah sempat menjadi misteri, sedikit titik terang muncul. Berdasarkan sumber informasi yang muncul di dunia maya, Doug Liman – sutradara dari film action keren “Bourne Identity” kabarnya akan menggawangi proyek ambisius ini. Tidak hanya itu saja, Sam Fisher juga akan diperankan oleh aktor kawakan yang terkenal  lewat Inception dan The Dark Knight Returns – Tom Hardy.

Ubisoft sendiri masih belum memberikan konfirmasi apapun terkait informasi terbaru ini. Splinter Cell dengan cita rasa Bourne yang kental? Sounds tempting..

Mighty No. 9 Perlihatkan Gameplay Perdana

$
0
0
mighty no 9

mighty no 9

mighty no 9

Lahir dari sebuah teriakan kekecewaan ke arah Capcom karena kebijakan untuk meninggalkan salah satu ikon yang begitu dicintai gamer – Megaman begitu saja, Mighty No. 9 muncul ke dunia. Robot biru penerus generasi action plaformer dengan gaya yang unik ini menjadi jawaban sang kreator Megaman – Keiji Inafune atas permintaan yang begitu masif dari kalangan gamer. Dengan melemparkan dana pengembangan lewat cara donasi via Kickstarter, tidak perlu menunggu lama hingga  Mighty No. 9 akhirnya menjadi proyek yang dikembangkan secara serius. Menariknya lagi, Keiji Inafune senantiasa membagi update terbaru terkait proses ini. Seperti yang mereka lakukan di ajang GDC 2014 ini.

Di ajang GDC 2014, lewat sebuah trailer video yang juga dirilis via Youtube, Mighty No. 9 akhirnya memperlihatkan aksinya untuk pertama kali. Trailer gameplay perdana ini memang masih terlihat berada dalam proses pre-alpha, terutama dari minimnya detail lingkungan yang ada. Walaupun demikian, gambaran akan bentuk final Mighty No.9 sendiri sudah mulai terlihat cukup jelas. Dengan visualisasi 2,5D yang cukup memanjakan mata, Mighty No. 9 benar-benar menawarkan cita rasa gameplay yang serupa dengan Megaman. Perbedaan unik mungkin hadir dengan mekanisme yang memperlihatkan Anda harus menyerap beberapa jenis musuh untuk keuntungan tertentu. Trailer ini juga memperlihatkan varian boss yang harus Anda hadapi.

Mighty No. 9 sendiri rencananya akan hadir untuk konsol, handheld, dan PC, tanpa waktu rilis pasti yang sudah ditentukan. Excited about it?

Watch Dogs Hadirkan Konten Eksklusif Playstation 4

$
0
0
Untitled 2

Untitled 2

Salah satu game yang paling ditunggu kehadirannya tahun ini, Watch Dogs, dipastikan akan memiliki konten eksklusif untuk PlayStation 3 dan PlayStation 4. Melalui sebuah trailer yang baru dirilis, konten-konten tersebut pun akhirnya terungkap.

Berbeda dengan versi lainnya, mereka yang memainkan Watch Dogs di konsol garapan Sony akan mendapatkan tambahan 4 misi yang kurang lebih berdurasi 60 menit! Dengan misi tersebut gamer berkesempatan menyelediki lebih lanjut ke organisasi hacker bernama DeadSec.

Untitled

watchdogsps3.20610

Untitled 2

Selain itu, ada pula outfit berwarna putih yang membuat penampilan Aiden Pearce berbeda serta hacker boost yang berfungsi untuk memberikan ekstra baterai di perangkat mobile.

Seperti diketahui game yang kabarnya membutuhkan waktu 40 jam untuk ditamatkan ini akan diluncurkan pada 27 Mei 2014 mendatang untuk Xbox 360, Xbox One, PlayStation 3, PlayStation 4, dan PC. 

Epic Games: Tidak Ada Unreal Tournament Baru!

$
0
0
unreal tournament1

unreal tournament1

unreal tournament1

Unreal Tournament dan Quake, berbeda dengan game-game FPS saat ini yang lebih mengejar mengakar pada sensasi perang yang realistis, kedua nama game ini menawarkan atmosfer kompetitif lewat gaya permainan yang super cepat. Terlepas dari popularitas yang begitu besar di masa lalu, gaya yang tidak lagi sesuai dengan tren saat ini mendorong game-game FPS seperti ini tersingkarkan dari persaingan. Namun dengan “bebasnya” Epic Games dari franchise Gears of War yang kini sudah jatuh penuh ke tangan Microsoft, apakah mereka berniat membawa kembali Unreal Tournament untuk generasi gaming modern saat ini? Sayangnya, tidak.

Epic Games sendiri memang sudah mengkonfirmasikan bahwa mereka saat ini tengah mengembangkan sebuah IP baru yang akan berbasiskan engine next-gen – Unreal Engine 4. Namun bagi Anda yang sedikit berharap ini akan berhubungan dengan nama Unreal Tournament, Anda boleh bersiap kecewa. Dalam wawancara singkatnya dengan situs gaming – CVG di ajang GDC 2014, Tim Sweeney dari Epic Games memastikan bahwa mereka tidak berencana untuk mengembangkan sebuah seri Unreal Tournament yang baru, terlepas dari rasa nostalgia yang bisa ia tawarkan.

Sudah mengkonfirmasikan tengah mengembangkan game baru, Epic Games memastikan proyek tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan Unreal Tournament.

Sudah mengkonfirmasikan tengah mengembangkan game baru, Epic Games memastikan proyek tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan Unreal Tournament.

Jadi untuk Anda yang masih bermimpi untuk terus menikmati FPS kompetitif ini, satu-satunya cara yang bisa Anda tempuh saat ini hanyalah bertahan dengan Unreal Tournament 3 yang kini makin menua. So sad..

 


Oculus Rift Puji Teknologi VR Sony – Project Morpheus

$
0
0
project morpheus

project morpheus

oculus dev kit 2

Virtual reality sebagai masa depan industri game? Siapa yang mengira bahwa konsep masa depan yang seringkali didengungkan oleh film-film science fiction masa lalu ini ternyata mulai mendekati kenyataan. Berkat inovasi dan konsistensi untuk menyempurnakan sang produk utama – Oculus Rift, Oculus VR ternyata tidak hanya menawarkan sebuah produk yang memang sudah lama dinantikan oleh begitu banyak gamer, tetapi juga mendorong produsen yang lain untuk mulai melirik dan menjajal pasar yang sama. Valve sempat dikabarkan tengah mempertimbangkan produk VR mereka sendiri. Namun produk terbaru dari Sony lah yang menjadi fokus saat ini. Diperkenalkan di ajang GDC 2014 kemarin, Project Morpheus menjadi primadona baru.

Sebagian besar preview di media luar memang memberikan respon sangat positif pada impresi pertama Project Morpheus yang didesain untuk Playstation 4. Namun pujian ini ternyata tidak hanya meluncur dari media, tetapi juga sang “kompetitor” – Oculus Rift yang sudah mulai memperlihatkan bentuk komersil yang matang. Nate Mitchell, co-founder dari Oculus VR memuji pergerakan Sony untuk lebih berfokus ke pasar virtual reality melalui Project Morpheus. Alih-alih merasa tersaingi, Oculus VR merasa bahwa langkah Sony ini akan memberikan lebih banyak keuntungan bagi pasar VR yang terhitung baru.

Alih-alih merasa tersaingi, Oculus VR - pengembang Oculus Rift justru merasa senang Sony ikut "bergabung" di pasar VR dengan Project Morpheus.

Alih-alih merasa tersaingi, Oculus VR – pengembang Oculus Rift justru merasa senang Sony ikut “bergabung” di pasar VR dengan Project Morpheus.

Dengan masuknya Sony, Mitchell meyakini bahwa akan ada banyak developer dan perusahaan lain yang tertarik untuk menginvestasikan resource mereka dan mengembangkan game-game eksklusif untuk teknologi VR. Dengan tren seperti ini, VR menjadi pasar yang potensial untuk dijajal dengan cepat. Walaupun demikian, Oculus VR juga sangat berharap, agar game-game yang dibangun untuk Project Morpheus juga akan dirilis untuk PC sehingga menjadi pasar yang juga mendukung eksistensi mereka, mengingat posisi mereka sebagai penyedia peripheral utama untuk platform yang satu ini. Namun terlepas dari hal tersebut, mereka mengaku tetap senang bahwa Sony akhirnya memutuskan untuk ikut “bergabung”.

Dengan teknologi Oculus Rift dan Project Morpheus yang kian sempurna dan terlihat menjanjikan, masa depan industri game tampaknya memang terlihat sangat menjanjikan di pasar yang satu ini. Prepare to save some money!

Microsoft Akan Rilis Forza 5 Untuk PC?

$
0
0
Forza-Motorsport-5

Forza-Motorsport-5

Forza-Motorsport-5

DirectX 12, setelah menjadi misteri untuk waktu yang cukup lama, Microsoft akhirnya memperkenalkan teknologi saingan “Mantle” ini di ajang GDC 2014. Memungkinkan optimalisasi performa hardware yang jauh lebih baik, DirectX 12 bisa terbilang sebagai senjata rahasia untuk menghasilkan kualitas next-gen yang lebih sempurna, tidak hanya di PC, tetapi juga di Xbox One. Namun bukan sekedar pengumuman ini saja yang membuat API ini menarik. Fakta bahwa Microsoft berhasil melakukan port salah satu game racing eksklusif Xbox One – Forza 5 ke PC sebagai demo tentu saja memancing lebih banyak tanda tanya. Bukan masalah efisiensi setara konsol yang berhasil dicapai, tetapi satu rasa penasaran besar –apakah ini berarti Forza 5 akan dirilis di PC?

Dengan port yang sudah berjalan baik dan terlihat jauh lebih menawan, Microsoft sudah membuktikan bahwa Forza 5 bisa dimanfaatkan secara optimal di PC. Apakah ini berarti ia akan dirilis di PC bersama dengan hadirnya DirectX 12? Jika Anda termasuk salah satu gamer yang sempat menyisakan sedikit harapan untuk itu, maka berita ini mungkin akan menghancurkan hari Anda.

Sayangnya, demo Forza 5 yang diperlihatkan Microsoft di ajang pengenalan DX12 ternyata benar sekedar demo. Mereka menegaskan tidak ada rencana untuk membawa game eksklusif Xbox One manapun untuk PC.

Sayangnya, demo Forza 5 yang diperlihatkan Microsoft di ajang pengenalan DX12 ternyata benar sekedar demo. Mereka menegaskan tidak ada rencana untuk membawa game eksklusif Xbox One manapun untuk PC.

 

Dalam konfirmasinya ke situs gaming Eropa – Eurogamer, Microsoft menegaskan bahwa demo Forza 5 di PC tersebut hanyalah sebuah showcase untuk memperlihatkan kekuatan dan kemudahan teknologi rendering dari DirectX 12. Mereka menyatakan bahwa tidak pernah ada rencana untuk merilis game eksklusif Xbox One manapun ke PC.

Jadi, alternatif satu-satunya bagi Anda yang tidak lagi sabar hendak mencicipi Ryse atau Forza 5 saat ini hanyalah dengan membeli konsol Xbox One, terlepas dari demo yang sudah dibuktikan mampu berjalan di PC. Sorry..

Call of Duty 2014: Proyek Paling Ambisius dan Kreatif

$
0
0
Call of Duty - Ghosts (130)

Call of Duty - Ghosts (130)

cod2014-620x360

Seperti diketahui Sledgehammer Games dikabarkan tengah sibuk menyiapkan proyek terbaru terkait serial FPS populer, Call of Duty. Game yang belakangan disebut Call of Duty 2014 ini menjadikan next-gen sebagai prioritas utama.

Dalam sebuah presentasi di Game Developers Conference, San Francisco, pihak developer menyatakan COD 2014 merupakan sebuah proyek paling ambisius. CoFounder Sledgehammer, Glen Schofield, bahkan menyebutnya sebagai game paling kreatif yang pernah mereka dibuat.

Masih di acara yang sama, Sledgehammer tak lupa memamerkan tampilan image berupa karakter dalam game yang terlihat impresif menurut sebagian besar media yang hadir. Sayang, gambar tersebut tak bisa ditampilkan karena hanya muncul sekilas di layar.

Call of Duty - Ghosts (130)

Dalam sebuah presentasi di Game Developers Conference, San Francisco, pihak developer menyatakan COD 2014 merupakan sebuah proyek paling ambisius. CoFounder Sledgehammer, Glen Schofield, bahkan menyebutnya sebagai game paling kreatif yang pernah mereka dibuat.

Hingga saat ini memang belum ada bocoran apapun terkait COD 2014. Yang pasti, karena difokuskan untuk next-gen besar harapan ada peningkatan dari segi grafis. Tentunya Anda setuju bahwa serial COD yang hadir sebelumnya tak pernah memperlihatkan kemajuan grafis yang mumpuni.

Lalu, kapan COD 2014 akan diperkenalkan secara resmi? Jika melihat kebiasaan Activision mengumumkan COD terbaru di bulan Mei, mungkin para gamer bisa berharap hal yang sama juga terjadi tahun ini. Kita tunggu saja!

Infamous: Second Son Tundukkan Titanfall di Inggris

$
0
0
Infamous Second Son - JagatPlay (19)

Infamous Second Son - JagatPlay (19)

Infamous Second Son - JagatPlay (27)

Pertarungan antara dua raksasa, ini mungkin menjadi kalimat yang tepat untuk menggambarkan persaingan panas di pertengahan bulan Maret 2014 ini. Setelah “tertidur” cukup lama di bulan-bulan awal, baik Sony maupun Microsoft akhirnya meluncurkan senjata andalan mereka untuk mempertahankan popularitas Playstation 4 dan Xbox One. Titanfall menyerang terlebih dahulu dan menjadi salah satu judul tersukses Xbox One tahun ini. Tidak tanggung-tanggung, ia bahkan berhasil mendorong penjualan Xbox One hingga hampir dua kali lipat karena eksistensinya. Review media yang positif juga menjadi nilai tambah. Namun Sony tentu saja tidak tinggal diam. Sang proyek yang paling diantisipasi tahun ini – Infamous: Second Son akhirnya meluncur ke pasaran.

Dan benar saja, hype yang sudah terbangun sejak pengenalan Playstation 4 pertama kali tahun lalu akhirnya terbayarkan dengan manis. Rilis yang belum berjalan genap seminggu teranyata tidak menghalangi sepak terjang Infamous: Second Son untuk menjadi yang terbaik di pasar Inggris saat ini. Ia berhasil mengalahkan sang raja – Titanfall yang kini harus puas berada di posisi ketiga. Sementara posisi kedua diisi oleh proyek terbaru Hideo Kojima – MGS V: Ground Zeroes yang ternyata juga tak kalah populer. Menariknya lagi? Dari semua platform rilis yang ia usung, data membuktikan bahwa lebih dari 58% total penjualan Ground Zeroes juga berasal dari Playstation 4.

Lantas game-game apa saja yang berhasil memuncaki 10 besar tangga pasar game Inggris minggu ini? Berikut adalah list lengkapnya:

Tsk. We won!

Tsk. I win!

  1. Infamous: Second Son
  2. Metal Gear Solid V: Ground Zeroes
  3. Titanfall
  4. Final Fantasy X/X-2 HD Remaster
  5. South Park: The Stick of Truth
  6. FIFA 14
  7. Dark Souls II
  8. The Lego Movie VideoGame
  9. Plants Vs Zombies: Garden Warfare
  10. Minecraft: Xbox 360 Edition

Lantas, dari ke-10 game paling populer di Inggris saat ini, game manakah yang tengah menyita waktu Anda sekarang?

Arma 3 Tidak Akan Meluncur untuk Konsol!

$
0
0
arma 3 (2)

arma 3 (2)

arma 31

Semakin banyak platform yang diusung, semakin besar potensi pasar yang bisa diraih, semakin besar pula kemungkinan sebuah game meraih keuntungan. Karena pada akhirnya, industri game merupakan sebuah bisnis yang tentu saja dibangun atas dasar prinsip ekonomi, dimana keuntungan selalu menjadi fokus. Terlepas dari daya tarik yang begitu menggoda ini, salah satu game simulasi perang terbaik di pasaran saat ini – Arma 3 justru tidak memperlihatkan tanda-tanda akan hijrah ke pasar konsol setelah rilisnya di PC. Dengan performa konsol generasi terbaru yang menjanjikan, Bohemia Interactive sebenarnya punya peluang untuk memanfaatkan pasar baru yang  tengah haus game ini. Walaupun demikian, mereka kembali menegaskan, Arma 3 tidak akan dirilis untuk Playstation 4 dan Xbox One.

Terlepas dari development kit kedua konsol yang sudah mereka miliki, Bohemia akhirnya menegaskan bahwa Arma 3 tetap akan menjadi game eksklusif untuk PC. Joris-Jan van t’Land – sang Project Leader mengemukakan bahwa keputusan ini diambil semata-mata karena Arma 3 sendiri memang didesain untuk PC sejak awal pengembangan. Proses port menuju konsol bukan perkara mudah dan membutuhkan ekstra kerja keras – terutama dari sisi kontrol dan user-interface yang sejak awal memang dioptimalkan untuk PC. Sesuatu yang tidak akan bisa difasilitasi mekanisme kontrol konsol yang terbatas.

Bohemia menegaskan bahwa Arma 3 tidak akan meluncur untuk Playstation 4 dan Xbox One. Port bukan hal mudah, mengingat mekanisme kontrol dan user-interface Arma 3 yang kompleks.

Bohemia menegaskan bahwa Arma 3 tidak akan meluncur untuk Playstation 4 dan Xbox One. Port bukan hal mudah, mengingat mekanisme kontrol dan user-interface Arma 3 yang kompleks.

T’Land juga menegaskan bahwa Bohemia akan terus memastikan dukungan penuh untuk Arma 3 setidaknya hingga ekstra dua tahun ke depan. Tim pengembang tidak akan memikirkan proyek baru sampai tahun 2015 mendatang, walaupun ia sendiri mengungkapkan ketertarikan untuk merilisnya sebagai game multi-platform yang juga bisa disesuaikan untuk konsol generasi terbaru.

Dengan penegasan seperti ini, maka tidak ada alternatif lain untuk menikmati simulasi perang nyata ala Arma 3 selain mencicipinya secara langsung di PC. Lagipula, PC selalu menyediakan segudang mod berkualitas untuk memberikan rasa yang berbeda untuk Arma 3.

Viewing all 14784 articles
Browse latest View live