Sebuah genre muda yang tumbuh menjadi yang paling populer di kancah gaming kompetitif, MOBA adalah sebuah fenomena yang tidak bisa lagi disangkal. Lahir dari sebuah mod “sederhana” yang dibangun di atas mekanik dan engine WarCraft 3, DOTA menjadi pondasi utama. Ia tidak hanya tampil sebagai sebuah game multiplayer online yang menantang, menyenangkan, dan kompleks di saat yang sama, tetapi membuktikan identitas sebagai sebuah game kompetitif yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Popularitas mendunia dengan komunitas yang terus tumbuh kuat membuat MOBA menjadi genre yang kian diminati oleh para developer dan publisher, apalagi dengan potensi mendulang uang yang cukup kuat di dalamnya. Para suksesor DOTA pun lahir, masing-masing dengan daya tarik yang berbeda.
Beberapa judul berusaha menjajal pasar, beberapa berhasil mempertahankan eksistensi bahkan memperkuatnya, sementara tidak sedikit yang harus gugur di tengah jalan. Terlepas dari mekanik dasar yang hampir serupa satu sama lain, game-game seperti League of Legends dan Smite menawarkan sensasi yang berbeda dengan DOTA, dengan daya tarik unik tersendiri. Kita tidak tengah membicarakan varian pilihan hero, tetapi mengakar pada gaya bermain dan strategi seperti apa yang dibutuhkan untuk mencapai kemenangan. Dari semua publisher yang tengah gencar bermain di pasar MOBA, EA boleh dibilang sebagai yang paling ambisius. Selain Infinite Crisis yang mempertemukan karakter superhero dan villain dari DC, kini giliran sebuah judul baru memasuki masa beta. Sambutlah, Dawngate.
Dikembangkan oleh Waystone Games, EA memang sempat menggembar-gemborkan bahwa Dawngate akan lahir sebagai sebuah seri MOBA yang unik dan berbeda dibandingkan seri kompetitor yang lain. Walaupun sempat memancing perhatian di awal pengenalannya, popularitas game ini seolah tenggelam selama beberapa bulan terakhir, hingga saat ini. Untungnya, setelah berkutat dengan masa closed beta yang cukup lama, Dawngate akhirnya membuka masa open beta – memungkinkan gamer manapun yang tertarik untuk segera menjajalnya. Membutuhkan akun Origin dan dirilis hanya untuk PC, kesempatan untuk mencicipi Dawngate akhirnya terbuka.
Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh game yang satu ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game MOBA yang minim inovasi? First impression ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Lebih Dekat ke League of Legends
Terlepas dari satu genre yang sama, MOBA sendiri dibagi ke dalam beberapa mekanik dasar yang populer dengan beberapa seri yang sudah matang terlebih dahulu. Sensasi Dawngate sendiri lebih dekat dengan cara League of Legends dimainkan.
Terlepas dari satu genre yang sama, MOBA sebenarnya terbagi ke dalam tiga jenis gaya permainan yang dipresentasikan oleh tiga buah game yang berbeda. Yang paling kompleks dan membutuhkan perhitungan tersendiri tentu saja DOTA 2 dan Heroes of Newerth, dimana setiap karakter diposisikan memiliki resource yang sangat terbatas. Lalu ada Smite, yang lebih casual dengan sudut pandang orang ketiga sebagai nilai jual paling unik. Dan yang paling inovatif di awal kelahirannya dan terus mendulang popularitas hingga saat ini – League of Legends, dimana mekanik dibangun memberikan lebih banyak kesempatan bagi players untuk bertarung satu sama lain secepat dan sesering mungkin dengan pace permainan yang cepat. Dari ketiga varian MOBA paling populer ini, tidak berlebihan rasanya jika menyebut EA dan Waypoint berusaha menjadikan Dawngate sebagai saingan utama dari League of Legends.
Mengapa demikian? Karena secara mekanik dasar, identitas unik League of Legends lah yang sangat ditonjolkan. Bermain di area dengan dua jalur, inti permainan tetaplah sama – berusaha untuk menghancurkan sang markas utama yang disebut sebagai “The Guardian”. Namun berbeda dengan game MOBA kebanyakan, sang target utama – The Guardian ini adalah sebuah monster raksasa yang mampu balik melawan dengan daya serang yang juga tidak bisa dianggap remeh. Sebelum dapat melukai target utama ini, tim yang terbagi dalam 5 vs 5 dituntut untuk menghancurkan semua bangunan utama terlebih dahulu – tower dan tentu saja beragam bangunan krusial yang disebut sebagai “binding” sebelum akhirnya dapat masuk ke dalam markas lawan dengan aman dan menyelesaikan permainan.
Misinya tetap sama – menghancurkan bangunan utama milik musuh yang disebut “The Guardian”. Namun tidak sekedar duduk diam, The Guardian adalah monster besar dengan kemampuan untuk melakukan serangan disable dan damage yang cukup mematikan. Ekstra tantangan.
5 vs 5, dua lane, segudang bangunan untuk dihancurkan. Dawngate is a MOBA like we knew..
Satu tim akan terdiri dari 5 orang hero yang disebut sebagai “Shapers”, dengan skill unik masing-masing. Tidak hanya sekedar memilih hero di awal permainan, Anda juga bisa memberikan assignment peran khusus bagi si hero terlepas dari karakter apapun yang Anda gunakan. Anda bisa memilih Predator yang memberikan ekstra keuntungan setiap kali Anda membunuh hero musuh, atau peran Hunter untuk memberikan buff pasif yang tentu saja akan mendukung peran Anda sebagai jungler yang lebih efektif. Walaupun beberapa hero memang hadir dengan set skill yang lebih cocok untuk peran tertentu, namun pada dasarnya, Anda bisa meminta hero apapun untuk menggunakan role manapun. Beradaptasi dengan role player yang lain juga menjadi sangat krusial, mengingat ia akan memainkan peranan penting. Sebagai contoh? Lima orang Shapers dengan peran Hunter adalah pilihan bodoh.
Mengingat game ini masih berada di masa beta, Dawngate memang masih menghadirkan jumlah karakter yang terhitung sangat sedikit. Tapi masing-masing sudah memperlihatkan desain dan karkateristik skill yang unik.
Salah satu yang menarik adalah sistem Role yang harus Anda pilih sebelum bertarung langsung di medan pertempuran. Role akan menentukan buff permanen seperti apa yang akan hero aka Shapers Anda dapatkan.
Tidak perlu terlibat dalam manajemen resource yang kompleks, terutama mana. Satu-satunya halangan Anda untuk terus mengeluarkan skill hanyalah cooldown.
Sistem item yang tidak terlalu kompleks untuk dikuasai.
Dawngate memang berbagi berbagai elemen yang terasa familiar dengan League of Legends. Kita tidak tengah membicarakan desain hutan atau bagaimana Anda bisa sekedar bersembunyi di dalam rumpur untuk mengamankan diri. Tetapi fakta bahwa permainan berjalan dalam ritme cepat dan tidak membutuhkan manajemen resouce yang begitu kompleks. Anda bisa mengakses sebagian besar skill yang Anda pilih dengan bebas tanpa perlu takut bahwa elemen seperti “mana” akan membatasi frekuensi Anda berperan aktif. Elemen seperti ini disuntikkan untuk memicu gameplay yang lebih berfokus pada pertarungan tim. Selain skill utama, Anda juga bisa menyuntikkan tiga skill umum yang bisa dipilih ketika memasuki level tertentu, dari sekedar menambahkan efek blink hingga healing secara instan. Tidak hanya itu saja, kustomisasi kemampuan karakter ala League of Legends juga diadaptasikan di Dawngate, menghasilkan karaker-karakter Shapers dengan atribut unik tertentu. Sistem item juga tampil sederhana dan mudah dikuasai, terutama ketika Anda sudah cukup mempelajari efek-efek yang bisa ia hasilkan.
Satu yang seharusnya menjadi concern EA dan Waypoint adalah proses rebalancing hero yang ada. Karakter seperti “tanker” – Voluc ini terasa terlalu kuat di akhir permainan dan hampir mustahil untuk ditundukkan.
Sayangnya, semua implementasi sistem yang seharusnya tampil menarik ini agak sedikit tercederai oleh fakta bahwa Dawngate masih jauh dari kata seimbang. Hal ini bisa dimaklumi mengingat ia masih ditawarkan dalam versi beta, namun Waypoint gagal menawarkan impresi pertama yang memesona di awal open betanya ini. Beberapa hero tampil terlalu overpowered dengan setiap skill yang ia miliki. Sebagai contoh, Voluc. Tengkorak dengan api hijau yang menyala ini hadir dengan tubuh bongsor yang mungkin akan membuat sebagian besar penggemar MOBA mengasosiasikannya sebagai karakter yang didesain sebagai tanker. Namun siapa yang menyangka, dengan kombinasi skill tepat dan item yang ada, Voluc bisa menjadi damager yang luar biasa sakit. Tanker, alot, cepat, dengan kombinasi skill dan cooldown super cepat, serta damage yang sakit, Voluc adalah salah satu contoh hero yang terlalu over-powered dan tidak seimbang.