Jika membicarakan tentang game simulasi basket, tentunya sebagian besar game setuju bahwa seri NBA 2K adalah yang terpopuler saat ini. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, 2K Sport pun telah menyiapkan versi terbarunya untuk meluncur di 2014.

Yang menarik, 2K Sport menunjuk sang MVP NBA 2014 yang bermain untuk Oklahoma City Thunder, Kevin Durant, untuk menjadi cover di NBA 2K15. Tagline dari game ini adalah ‘Your Time Has Come’.

“Sebuah kehormatan bagi saya terpilih untuk mengisi cover NBA 2K. Saya telah menjadi fans NBA 2K sejak kecil,” ujarnya. Perlu diketahui bahwa Durant sebelumnya sudah pernah muncul di cover NBA 2K13 bersama dengan Blake Griffin dan Derrick Rose.

Belum ada bocoran lebih lanjut terkait gameplay dan kualitas visual di NBA 2K15. Meski begitu, tentunya 2K Sport ingin mengulang kesuksesan yang mereka raih bersama NBA 2K14 sebagai game olahraga paling laris di PS4 dan Xbox One.

NBA 2K15 sendiri rencananya akan diluncurkan pada 7 Oktober 2014 mendatang di Amerika Utara dan 10 Oktober secara internasional. Game ini nantinya akan tersedia PC, PlayStation 4, PlayStation 3, Xbox One, dan Xbox 360.

Mouse gaming Roccat Kone Pure

Hampir sebagian besar gamer PC yang pernah mencicipi peripheral gaming sebelumnya tentu saja sudah punya sedikit gambaran bagaimana perangkat yang biasanya ditawarkan dengan harga lebih tinggi ini, memang menawarkan sesuatu yang tidak bisa dicapai dengan peripheral komputer konvensional biasanya. Tidak hanya sekedar membicarakan desain yang memang memperkuat identitas sang pengguna sebagai seorang gamer, bentuk dan bahan yang digunakan biasanya memang dikembangkan sedemikian rupa untuk memastikan pengalaman yang lebih nyaman. Tidak hanya itu saja, beragam fungsi untuk mengakomodasi akses perintah yang lebih kompleks dari beragam genre yang dijajal juga menjadi salah satu nilai jual yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Kedua fungsi yang berhasil diakomodasi dengan sangat baik oleh salah satu produsen peripheral gaming terbaik di pasaran – Roccat lewat Kone Pure.

Desain dan Fungsi

Pilihan warna dengan kontras yang menarik – Roccat Kone Pure menjadikan warna hitam dan orange sebagai identitas utama.

Unik, ini mungkin kata pertama yang terlontar ketika melihat pilihan warna yang disuntikkan Roccat di Kone Pure. Walaupun masih menjadikan warna hitam sebagai warna dominan yang menyelimuti peripheral yang satu ini, Roccat memutuskan untuk menyematkan warna orange yang kontras di kedua sisi mouse – memberikan efek line yang terlebih jauh lebih tegas, tetapi juga elegan di saat yang sama. Bentuk desainnya sendiri lebih mengacu pada mouse konvensional, yang memang sudah terbukti lebih ergonomis. Untuk memperkuat sisi kosmetik yang ada, Roccat juga menyuntikkan logo super garangnya yang menyala terang di bagian palm rest.

Mengacu pada bentuk yang lebih konvensional, desain mouse ini memang lebih mengutamakan kenyamanan.

Selain tiga fungsi utama, dua ekstra tombol juga disematkan di bagian sisi kiri mouse.

Logo garang Roccat menyala terang di bagian palm rest.

Fungsi kompleks yang mampu diakomodasi Roccat Kone Pure memang tidak lantas membuat mouse yang satu ini harus memuat ekstra tombol secara berlebihan, bahkan mengganggu keseluruhan desain ergonomis yang ia usung.  Seperti sebagian besar mouse saat ia, ia hadir dengan jumlah tombol yang proporsional – untuk mengakses beragam fungsi secara instan. Selain tiga tombol utama – klik kiri, kanan, dan scroll wheel, Roccat Kone Pure ini juga menyediakan dua ekstra tombol kecil di bagian tengah untuk mengatur sensitivitas, dengan dua ekstra tombol di bagian kiri yang bisa Anda gunakan untuk mengeksekusi perintah yang dibutuhkan. Dengan tesktur berlapis karet tipis yang ia usung, mouse yang satu ini juga menjamin grip yang jauh lebih bisa diandalkan.

Lantas, spesifikasi lengkap seperti apa yang diusung oleh Roccat Kone Pure ini?

• Pro-Aim Laser Sensor R3 with up to 8200dpi
• 1000Hz polling rate
• 1ms response time
• 12000fps, 10.8megapixel
• 30G acceleration
• 3.8m/s (150ips)
• 16-bit data channel
• 1-5mm Lift off distance
• Tracking & Distance Control Unit
• 72MHz Turbo Core V2 32-bit Arm based MCU
• 576kB onboard memory
• Zero angle snapping/prediction
• 1.8m braided USB cable

Mouse Gaming Roccat Kone Pure, Seberapa Nyaman?

Mouse Gaming Roccat Kone Pure, Seberapa nyaman?

Roccat sendiri memang tidak menyebut material utama seperti yang ia usung untuk membangun tubuh Kone Pure ini dan menyebutnya sekedar sebagai “Soft-Touch Surface” di situs resmi mereka. Namun menggenggam mouse ini secara langsung di tangan memang mengindikasikan bahwa besar kemungkinan mouse ini berbahan dasar plastik namun dibungkus dengan lapisan tipis karet di area utama untuk memastikan kenyamana ekstra, di luar desain bentuknya yang memang sudah ergonomis. Kombinasi material yang memang pantas diacungi jempol. Tekstur ini tidak hanya memastikan grip gaming yang kuat, tetapi juga permukaan yang lebih nyaman dan bebas keringat. Menariknya lagi, pilihan material ini juga membuat Kone Pure sebagai mouse gaming yang cukup bersahabat soal kebersihan.

Pemilihan teknologi Omron Switch sebagai pondasi Roccat Kone Pure untuk memastikan jati diri sebagai peripheral gaming memang terbayarkan dengan manis. Setiap klik yang Anda arahkan untuk mengakses perintah dengan cepat, apalagi game-game yang sangat mengandalkan fungsi ini, difasilitasi dengan baik. Feeback hadir dengan tingkat presisi yang luar biasa, memastikan tidak ada satupun perintah yang terlewatkan. Anda sendiri bisa merasakan reliabilitas tersebut, mendengar bagaimana setiap gerakan jari Anda ditranslasi ke dalam bunyi klik yang terpercaya dan menenangkan di saat yang sama. Sensasi yang sama juga ditawarkan oleh beragam tombol ekstra lain di sekitar Roccat Kone Pure ini, mudah diakses, tanpa menimbulkan posisi jari dan tangan yang canggung. Akurasi dan kenyamanan scroll wheel yang ia tawarkan juga pantas untuk diacungi jempol.

Material yang sama juga menyelimuti kedua sisi Roccat Kone Pure ini.

Keputusan untuk menyuntikkan teknologi Omron di switch utama membuat mouse ini bisa diandalkan mengeksekusi rangkaian perintah cepat yang Anda lemparkan, dengan feeback yang pantas diacungi jempol.

Teknologi TDCU yang ia usung membuat Kone Pure cukup pintar untuk beradaptasi dengan tekstur permukaan dimana ia ditempatkan.

Untuk Anda yang sangat mengandalkan kenyamanan bermain pada sensitivitas gerak mouse, Roccat Kone Pure menyediakan range gerak yang cukup luas untuk memfasilitasi kebutuhan Anda. Dengan ekstra tombol di bagian tengah yang memungkinkan untuk melompat dari satu preset ke preset lainnya, Anda tidak perlu takut bahwa setting terakhir Anda tidak akan mampu mengakomodasi beragam genre gaming apapun yang tengah Anda cicipi. Teknologi TDCU (Tracking & Distance Control Unit) yang ia sematkan di bagian bawah juga membuat Roccat Kone Pure cukup pintar untuk beradaptasi dengan permukaan media dimana ia diletakkan. Untuk urusan sensitivitas dan akurasi gerak instan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari mouse yang satu ini.

Dari sisi desain, ia memang tidak dibuat untuk memfasilitasi kebutuhan gamer tangan kiri.

Sayangnya, dengan desain yang tidak ambidextrous, Roccat Kone Pure memang tidak didesain untuk gamer kidal yang menjadikan tangan kiri sebagai. Anda yang cukup sensitif dengan masalah berat mouse juga tidak akan diberikan kesempatan untuk menambah beban ekstra di mouse yang satu ini. Walaupun harus diakui, menurut standar tangan kami sendiri, ia hadir dengan berat yang sudah terhitung pas untuk kenyamanan paling optimal.

Namun pengujian paling utama tentu saja diarahkan pada identitas utama mouse ini sendiri – gaming. Untuk memastikan seberapa baik Roccat Kone Pure ini mampu memfasilitasi beragam genre yang ada, mouse hitam orange ini kami hadapkan pada tiga game dengan tiga genre berbeda: DOTA 2 untuk MOBA, Titanfall untuk FPS, dan Child of Light untuk JRPG. Dengan tingkat sensitivitas yang bisa disesuaikan dengan range yang cukup luas, Roccat Kone Pure cukup untuk memfasilitasi gerakan mouse cepat yang Anda butuhkan ketika bergerak dari satu gedung lainnya sembari aktif mengobservasi setiap gerakan dalam peta di Titanfall. Sementara di Child of Light, dengan gerakan cepat yang terkadang dibutuhkan untuk menggerakkan Igniculus di dalam mode eksplorasi juga difasilitasi dengan baik.

Tiga game dari tiga genre berbeda – DOTA 2 untuk MOBA, Titanfall untuk FPS, dan Child of Light untuk RPG dilemparkan untuk menguji Roccat Kone Pure ini.

Di DOTA 2, mouse ini terasa luar biasa. Feedback cepat yang Anda butuhkan setiap kali mengeksekusi perintah gerak untuk memastikan hero yang terus bergerak difasilitasi dengan sangat baik.

Namun keunggulan Roccat Kone Pure justru sangat teruji dan terasa optimal ketika dihadapkan pada game MOBA populer – DOTA 2. Apa pasal? Karena di genre seperti inilah, implementasi switch Omron yang ia usung terasa esensial. Setiap klik yang Anda lemparkan untuk memastikan hero Anda secara konsisten bergerak, ditranslasikan dengan sangat baik – tanpa miss sama sekali. Anda tidak perlu takut bahwa kegagalan Anda memenangkan pertarungan disebabkan oleh performa peripheral. Roccat Kone Pure berhasil menundukkan ketiga genre ini dengan sangat baik. Dengan proses kustomisasi via fungsi makro yang ada, ia membuktikan pantas untuk menjadi senjata utama untuk beragam genre yang lebih kompleks, seperti MMO, misalnya.

Konsol generasi saat ini atau konsol generasi sebelumnya? Bahkan menentukan identitas Nintendo Wii U sendiri sudah menjadi pekerjaan yang sulit. Terlepas dari fakta bahwa produk penerus Nintendo Wii yang dirilis bersamaan dengan Playstation 3 dan Xbox 360, performa mentah yang ia tawarkan tidak cukup membuatnya berhadapan langsung dengan konsol generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One. Wii U memang mengalami masa awal rilis yang sulit karena kurangnya game-game eksklusif yang menarik di fase tersebut. Pertumbuhan yang begitu lambat inilah yang akhirnya mendorong Nintendo terus-menerus harus berhadapan dengan kerugian, walaupun sang handheld – Nintendo 3DS laris manis di pasaran. Seberapa buruk performa penjualan Wii U? Cukup untuk disalip oleh konsol terbaru Sony.

17 bulan, atau hampir 1,5 tahun sejak dirilis, Nintendo mengkonfirmasikan bahwa Nintendo Wii U hanya terjual lebih 6,17 juta unit di seluruh dunia. Angka yang tentu saja mengkhawatirkan, mengingat Sony yang baru merilis Playstation 4 tidak lebih dari 6 bulan – ternyata sudah mendulang penjualan lebih dari 7 juta unit. Lemahnya angka ini memang bertolak belakang dengan performa penjualan Nintendo 3DS yang kini mencapai 44 juta unit, menjadikannya sebagai handheld dengan posisi paling kuat di pasar. Bersamaan dengan pengumuman ini, Nintendo juga merilis data-data terbaru terkait produk terbaru mereka, termasuk game terlaris yang berhasil mereka telurkan. Bagaimana performa perusahaan klasik asal Jepang ini?

Terlepas dari usia rilis yang sudah menginjak 17 bulan atau hampir 1,5 tahun, Nintendo baru bisa menjual tidak lebih dari 6,17 juta kopi. Di bawah Playstation 4 yang sudah terjual lebih dari 7 juta unit hanya dalam waktu 6 bulan saja.

Hardware

• Nintendo Wii U: 6,17 juta unit
• Nintendo 3DS (termasuk 2DS): 43,33 juta unit

Software

• Total game Wii U Terjual: 32,28 juta kopi
• Total game 3DS Terjual: 162,92 juta kopi

Game Wii U Terlaris:

• New Super Mario Bros. U: 4,16 juta kopi
• Nintendo Land: 3,09 juta kopi
• Super Mario 3D World: 2,17 juta kopi
• New Super Luigi U: 1,76 juta kopi
• Wii Party U: 1,35 juta kopi
• The Legend of Zelda: The Wind Waker HD: 1,22 juta kopi

Game Nintendo 3DS Terlaris:

• Pokemon X/Y: 12,26 juta kopi
• Mario Kart 7: 9,62 juta kopi
• Super Mario 3D Land: 9,27 juta kopi
• New Super Mario Bros. 2: 7,82 juta kopi
• Animal Crossing: New Leaf: 7,66 juta kopi
• Luigi’s Mansion: Dark Moon: 3,98 juta kopi
• The Legend of Zelda: The Ocarina of Time 3D: 3,35 juta kopi
• Nintendogs + Cats: 3,50 juta kopi
• The Legend of Zelda: A Link Between Worlds: 2,51 juta kopi
• Paper Mario: Sticker Star: 2,21 juta kopi
• Mario & Luigi: Dream Team: 2,08 juta kopi
• Tomodachi Life: 1,85 juta kopi

Dengan penjualan yang tidak begitu baik untuk konsol andalan mereka, apakah Nintendo akan segera mengganti produk ini dengan konsol baru yang lebih kuat di sisi performa? Ataukah seperti di masa lalu, mereka akan terus memperkuat sisi software dan beragam diskon untuk membuatnya tampil sebagai platform yang lebih menarik? Bagaimana menurut Anda?

The Elder Scrolls Online disebut-sebut sebagai salah satu MMORPG yang paling ditunggu tahun ini. Pada bulan April kemarin, game tersebut telah diluncurkan secara resmi untuk PC dan Mac.

Walaupun tak sedikit gamer yang mengecam keputusan Bethesda yang mewajibkan biaya berlangganan untuk bisa memainkan The Elder Scrolls Online, bukan berarti hal ini menggoyahkan minat mereka untuk mencicipinya. Sayang, ada rumor kurang menyenangkan terkait versi konsolnya.

Halaman FAQ di website The Elder Scrolls Online sempat menjelaskan hal ini sebelum akhirnya tulisan yang ada dihapus. Untungnya, screenshot yang memperlihatkan dengan jelas pengumuman di website tersebut berhasil diabadikan oleh ‘dolessgetmore’.

“The Elder Scrolls Online telah dirilis pada 4 April 2014 untuk PC dan Mac. Sementara semakin jelas bahwa rencana kami untuk merilis versi konsolnya di bulan Juni nampaknya tidak mungkin terjadi. Kami telah membuat kemajuan yang cukup baik, (dan) kami menyimpulkan bahwa kami akan butuh sekitar 6 bulan lagi untuk memastikan (The Elder Scrolls Online) menghadirkan pengalaman yang sesuai dengan harapan para fans.”

Saat ini Bethesda telah menghapus tulisan tersebut dan belum memberikan komentar lebih lanjut tentang kebenarannya. Jika ternyata The Elder Scrolls Online versi PS4 dan Xbox One harus ditunda, tentunya ini akan menjadi kabar kurang menyenangkan khususnya bagi mereka yang telah menantikan game tersebut. Kita tunggu saja pengumuman resmi selanjutnya dari pihak Bethesda.

Diperkenalkan sejak pengumuman resmi Xbox One ke pasaran, Sunset Overdrive memang sempat menyedot perhatian di ajang E3 2013 yang lalu. Bagaimana tidak? Fakta bahwa ia menjadi game eksklusif Xbox One yang lahir dari Insomniac Games – developer yang sempat berkecimpung melahirkan segudang game eksklusif Sony di masa lalu – adalah salah satu alasan. Alasan yang lain? Berbeda dengan sebagian besar game yang diperkenalkan di event sama yang penuh dengan usaha mencapai pengalaman yang realistis, Sunset Overdrive justru meninggalkan kesan kartun yang kental dengan struktur gameplay yang terlihat menyenangkan. Setelah sempat tenggelam selama satu tahun, detail terbaru proyek ini akhirnya mengemuka.

Sebuah game action shooter yang super unik, hampir sebagian besar artikel preview media Barat tampaknya menyetujui kalimat yang satu ini untuk mendefinisikan Sunset Overdrive. Berpetualang di sebuah dunia open-world, sang karakter utama Anda dapat bergerak bebas dengan serangkaian aksi akrobatik yang bisa diakses.

Bertarung melawan para zombie yang dikenalkan sebagai “OD”, Sunset Overdrive juga menawarkan kesempatan untuk membangun senjata dengan efek-efek super unik. Alih-alih seperti game third person shooter lain yang memfokuskan pada sistem cover untuk bertahan hidup, Sunset Overdrive justru kabarnya akan memberikan reward lebih untuk gamer yang berani untuk bertempur secara terbuka. Serangkaian quest akan butuh Anda selesaikan. Majalah Edge bahkan menyebut sensasinya seperti memainkan game Tony Hawk dengan senjata api.

Serangkaian screenshot juga dirilis secara resmi bersama dengan preview-preview dari media ini. Anda bisa mendapatkan sedikit gambaran kualitas visualisasi seperti apa yang ditawarkan. Insomniac masih memosisikan Sunset Overdrive sebagai game eksklusif Xbox One dan menjanjikan lebih banyak detail informasi pada ajang E3 2014 mendatang.

27 Mei 2014, entah berapa banyak gamer di seluruh dunia dengan mata yang tertuju kuat di tanggal yang satu ini. Bagaimana tidak? Setelah sempat mengalami penundaan untuk waktu yang cukup lama, kesempatan untuk menjajal sang seri populer – Watch Dogs akhirnya tiba juga. Dengan alasan untuk menyempurnakan pengalaman yang ditawarkan, Ubisoft memang secara konsisten berjuang untuk meningkatkan kembali hype Watch Dogs lewat serangkain screenshot dan trailer selama beberapa bulan terakhir. Beberapa sempat memperlihatkan gaemplay di mode single player dan multiplayer, sementara yang lain membuktikan kualitas visualisasi yang tetap konsisten. Kali ini, Watch Dogs hadir dengan trailer terbaru untuk memperkenalkan karakter yang ada.

Seperti halnya sebagian besar game action open-world yang ada, Watch Dogs tentu saja memuat dunia yang luas dan jumlah karakter yang masif. Dengan posisi Aiden Pearce sebagai karakter utama, ia tentu harus didukung oleh karakter-karakter lain untuk mencapai serangkaian misi yang terlihat mustahil, apalagi yang berkaitan dengan kemampuannya meretas. Di trailer yang sama pula, Anda akan melihat persinggungan Pearce dengan karakter-karakter signifikan lain yang sulit dibedakan posisinya sebagai seorang musuh atau teman.

Watch Dogs sendiri akan diluncurkan untuk PC, Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, dan Xbox 360. Sementara versi Wii U baru akan menyusul setelahnya. 18 days to go!

Jika ada satu tren industri game yang cukup mengkhawatirkan selama beberapa bulan terakhir ini, adalah ketidaksiapan banyak developer dan publisher untuk merilis game andalan mereka di jendela rilis tahun 2014 terlepas dari janji yang sudah dilontarkan. Popularitas dan antisipasi yang sudah terbangun selama satu tahun terakhir akhirnya dihadapkan pada satu konsekuensi yang tidak bisa dihandari – kesabaran ekstra sebelum bisa menikmatinya. Hal inilah yang terjadi dengan dua game besar – The Witcher 3 dari CD Projekt dan Mad Max dari Avalanche Studios. Kini proses penundaan yang sama juga terjadi dengan game zombie dari Techland – Dying Light.

Sebuah gameplay yang mengkombinasikan mekanik antara zombie Techland di masa lalu – Dead Island dan Mirror’s Edge, Anda tidak hanya bisa bertarung untuk memastikan diri selamat, tetapi juga melakukan serangkaian gerakan parkour untuk bergerak cepat dari satu tempat ke tempat lainnya. Mengumpulkan resource, membangun senjata, Anda juga harus berhadapan dengan siklus siang-malam yang masing-masing darinya menawarkan ancaman yang berbeda. Namun sayangnya, Anda yang sudah menantikan rilis game yang satu ini tampaknya harus sedikit bersabar. Dying Light akan ditunda hingga 2015 mendatang!

Techland memastikan penundaan rilis Dying Light hingga tahun 2015 mendatang! Mereka mengaku membutuhkan waktu untuk menciptakan game open world yang mereka visikan selama ini.

Techland menjelaskan alasan di balik proses penundaan yang cukup lama ini. Keinginan untuk menciptakan sebuah game open world inovatif yang memberikan kebebasan gerak hampir mutlak dalam skema open-world memang menjadi misi paling awal. Proses yang ternyata hampir mustahil dilakukan jika mengacu pada rilis original. Penambahan ekstra waktu hingga beberapa bulan ke depan diklaim Techland akan menjamin implementasi visi utama mereka – sebuah game baru yang memang pantas untuk diantisipasi.

Dying Light sendiri akan dirilis untuk Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, Xbox 360, dan tentu saja – PC. Jadi untuk Anda yang sudah menantikan game ini, Anda tampaknya masih harus menunggu lagi setidaknya satu tahun ke depan. Take your time then, Techland..

Berapa banyak dari Anda yang sempat menikmati kesempatan mengunduh seri pertama Dead Space original secara cuma-cuma via Origin? Siapa yang bisa memprediksi bahwa publisher sekelas EA – yang selama ini dicap mata duitan ternyata mulai memperlihatkan beragam aksi nyata untuk terlihat “memihak” gamer. Salah satu yang efektif adalah program teranyar yang baru mereka luncurkan beberapa bulan yang lalu – On the House. Seperti nama yang ia usung, On The House memberikan kesempatan bagi gamer untuk mencicipi game-game “klasik” EA secara gratis dalam periode waktu tertentu. Kali ini, Anda berkesempatan menikmati salah satu game puzzle paling adiktif dari PopCap – Plants vs Zombies.

Menanam tanaman super unik untuk mengatasi serangan variasi zombie yang perlahan namun pasti, berusaha masuk ke dalam rumah karakter Anda, Plants vs. Zombies telah menyihir begitu banyak gamer di seluruh dunia – casual ataupun core, mobile ataupun PC beberapa tahun yang lalu. Mekanisme tower-defense yang sederhana tetapi juga menantang di saat yang sama bahkan cukup untuk melambungkan nama PopCap sebagai salah satu developer yang disegani.

Anda bisa mengunduh Plants vs. Zombies: Game of the Year Edition secara GRATIS via Origin! Batas waktunya hingga 29 Mei 2014 mendatang.

Kini kesempatan untuk memiliki dan menikmati game original ini akhirnya tiba, bahkan secara cuma-cuma. Program On The House Origin terbaru membagikan Plants vs. Zombies: Game of The Year Edition secara GRATIS  via Origin. Anda hanya tinggal mengklaim game ini ke dalam Library, dengan batas waktu hingga 29 Mei 2014 mendatang – tentu saja, sebelum game lain dari On The House ditawarkan.

Jadi tunggu apa lagi? Mempertebal jumlah library game Origin Anda dengan salah satu game tower-defense paling adiktif di industri secara GRATIS? Anda bisa mendapatkannya di sini!

Unreal Tournament merupakan salah satu game FPS yang cukup populer di masa jayanya. Kabar baik bagi Anda yang berharap Epic Games akan membuat versi terbaru dari game tersebut. Pihak perusahaan pun telah memastikan bahwa saat ini mereka telah memulai proses pengerjaannya.

Yang menarik, Epic Games juga menyebutkan bahwa Unreal Tournament terbaru rencananya akan dirilis secara gratis untuk Windows, Linux, dan Mac. Konsep gratis di sini bukanlah free-to-play, melainkan benar-benar gratis sepenuhnya.

Untuk memaksimalkan kualitas dari Unreal Tournament terbaru, mereka menggunakan Unreal Engine 4! Developer yang mengerjakannya pun hanya berupa tim kecil yang terdiri dari para veteran Unreal Tournament. Tim tersebut juga mengajak para fans Unreal Tournament dan developer Unreal Engine 4 untuk membuat proses pengembangannya tetap bersifat terbuka.

Tidak hanya akan diperkuat Unreal Engine 4, Unreal Tournament terbaru ini akan ditawarkan secara GRATIS. Epic menegaskan bahwa game ini bukan “Free to Play” tapi benar-benar gratis!

“Game ini akan menjadi FPS yang kompetitif. Kami akan membuat marketplace dimana developer, modder, dan gamer dapat saling berbagi, membeli, dan menjual mod serta konten,” ujar pihak Epic Games.

Belum ada keterangan lebih lanjut soal seperti apa Unreal Tournament terbaru nantinya khususnya dari segi gameplay. Konfirmasi dari Epic Games sendiri cukup mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, sekitar dua bulan yang lalu, Tim Sweeney dari Epic Games mengatakan bahwa mereka tidak punya rencana untuk membuat Unreal Tournament terbaru.

Spesifikasi perangkat yang sudah menjamin kemampuan performa yang lebih kuat, tidak ada lagi alasan bagi para developer untuk tidak mengembangkan game yang tampil lebih memesona di platform generasi gaming yang lebih baru. Dengan optimalisasi engine lebih jauh, mereka bahkan bisa membangun ulang game yang sudah dirilis dengan kualitas visual yang lebih memanjakan mata. Kesuksesan proyek Remaster dan Definitive Edition seperti Tomb Raider mendorong lebih banyak proyek serupa, termasuk masterpiece eksklusif dari Naughty Dog – The Last of Us yang siap menuju Playstation 4. Namun ada satu masalah yang tampaknya menjadi penghalang utama untuk menikmatinya secara maksimal.

Kemampuan Playstation 4? Sebagai konsol next-gen dengan performa mentah terkuat, konsol terbaru Sony ini  seharusnya sudah cukup memfasilitasi semua hal yang dibutuhkan Naughty Dog. Dalam wawancara terbarunya dengan majalah gaming – Edge, sang Creative Director – Neil Druckmann justru kini harus berkutat dengan hambatan kapasitas blu-ray sebagai media utama PS 4, yang menurutnya – sangat terbatas.

Performa mentah Playstation 4 memang cukup untuk memfasilitasi kebutuhan remaster The Last of Us, namun sayangnya – tidak dengan media blu-ray yang diusung. Kapasitas tampung data menjadi hambatan terbesar.

Proses remaster membuat semua cut-scene cinematic berjalan dengan resolusi 1080p di 60fps, menghasilkan kebutuhan data yang jauh lebih besar. The Last of Us sendiri membutuhkan lebih dari 30 GB data di versi Playstation 3. Dengan tekstur, model karakter, dan cut-scene lebih baik, tidak mengherankan jika satu-satunya batasan The Last of Us: Remastered hanyalah kapasitas media yang ada. 

Lantas apa yang harus dikorbankan oleh Naughty Dog untuk memastikan The Last of Us: Remastered ini tetap bisa berjalan dengan kebutuhan data proporsional? Sayangnya, mereka sendiri tidak memberikan detail lebih banyak soal tweak yang ditempuh. The Last of Us: Remastered rencananya akan dirilis di tahun 2014 ini – tetap eksklusif untuk Playstation 4. 

Sony baru-baru ini merilis sebuah daftar yang berisi tentang judul-judul game dengan penjualan terbaik selama bulan April 2014 di PlayStation Network. Ada beberapa daftar yang mereka tampilkan termasuk untuk PlayStation 4, PlayStation 3, PS Vita, dan PSP.

Trial Fusion menjadi game PS4 terlaris, sementara untuk PS3 dikuasai oleh Minecraft. Retro City Rampage mencatatkan penjualan terbaik untuk PS Vita. Khusus untuk PSP, Everyday Shooter menjadi yang paling populer.

Sedangkan untuk DLC, Call of Duty: Ghosts Onslaught menguasai PS4 dan PS3 secara bersamaan. Untuk lebih jelasnya, berikut daftar lengkap (5 posisi teratas) game terlaris di PSN selama bulan April 2014:

PS4 Games:

1. Trials Fusion
2. Octodad: Dadliest Catch
3. Child of Light
4. Infamous Second Son Limited Edition
5. Final Fantasy XIV: A Realm Reborn

PS3 Games:

1. Minecraft: PlayStation 3 Edition
2. Tokyo Jungle
3. Back to the Future: The Game
4. Jurassic Park: The Game
5. Braid

PS Vita Games:

1. Retro City Rampage
2. Muramasa Rebirth
3. Urban Trial Freestyle
4. When Vikings Attack!
5. Dead Nation

PSP Games:

1. Everyday Shooter
2. Star Wars: Battlefront II
3. Tactics Ogre: Let Us Cling Together
4. Grand Theft Auto: Vice City Stories
5. DISSIDIA 012[duodecim] Final Fantasy

PS4 Add-ons:

1. Call of Duty: Ghosts–Onslaught
2. Battlefield 4 Premium PS4
3. Call of Duty: Ghosts Season Pass
4. Battlefield 4 Naval Strike
5. Assassin’s Creed IV Black Flag Time Saver: Resources Pack 2

PS3 Add-ons:

1. Call of Duty: Ghosts–Onslaught
2. Call of Duty: Black Ops II Apocalypse
3. Call of Duty: Ghosts Season Pass
4. Borderlands 2–Headhunter 5: Son of Crawmerax
5. Call of Duty: Black Ops II Vengeance

Classics:

1. Gex: Enter the Gecko (PS1)
2. Red Faction 2 (PS2)
3. Red Faction (PS2)
4. Chrono Trigger (PS1)
5. Persona 4 (PS2)

PS Mobile:

1. Sola Gallery
2. Don’t Die Dateless, Dummy!
3. Trolly Bird
4. Sola Weather
5. Sola Radio

Tiga developer, siklus tiga tahun, dengan tiga cerita yang berbeda satu sama lain, terlepas dari beragam kritik yang sempat mengemuka – Activision tampaknya meyakini solusi ini sempurna untuk memastikan Call of Duty tetap tampil “menyegarkan”. Padahal, untuk sebuah genre yang memang tidak banyak memberikan ruang untuk kreativitas, kebijakan rilis tahunan yang dipaksakan mulai membuat Call of Duty kehilangan tajinya. Beragam cara dilakukan, dari memperkenalkan kualitas visualisasi lebih mumpuni – hingga menyuntikkan aktor ternama sebagai karakter baru dengan peran signifikan, seperti yang berusaha dilakukan Call of Duty: Advanced Warfare. Tapi apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk membuat franchise ini kembali menyegarkan?

Pertanyaan inilah yang dilontarkan oleh The Guardian kepada sejumlah developer indie yang memang sudah memiliki track record yang jempolan. Mereka diberikan kesempatan berimajinasi tentang Call of Duty seperti apa yang akan mereka kembangkan, jika Activision memberikan mereka kesempatan untuk menangani franchise ini. Hasilnya? Ledakan kreativitas yang mungkin terdengar gila, namun berpotensi untuk tumbuh menjadi sebuah game yang super menarik. Kami merangkum beberapa jawaban paling menarik dan gila untuk Anda:

Apa jadinya jika developer Indie diberi kesempatan untuk mengembangkan Call of Duty? Berikut ide keren dan gila mereka:

• Dan Pinchbeck – The Chinese Room: Sebuah seri Call of Duty yang benar-benar open-world, tidak linear, yang bahkan membuat sang pemain tidak tahu apa yang tengah terjadi. Sebuah dunia yang sulit untuk diprediksi dan tentu saja – tidak bersahabat.
• Mike Bithell – Thomas Was Alone: Saya akan mengambil game FPS dari kacamata sipil, yang tidak akan mengangkat senjata sama sekali. Inti permainan berkisar pada usaha untuk melindungi keluarga Anda sendiri, menghindari pasukan bersenjata dari dua belah pihak. Membantu menciptakan perspektif yang lebih real terhadap konflik.
• Andrew Smith – SplitMilk Studios: Call of Duty: Peacekeeper – sebuah game multiplayer based yang akan memperkenalkan dua ekstra pihak baru di dalam gameplay selain mereka yang bertikai – gamer yang berperan sekedar sebagai penduduk sipil dan jurnalis perang. Gamer yang berada di pihak baik berperan sebagai penjaga kedamaian, berusaha menetralisir ancaman seperti bomb dan senjata dengan perlengkapan yang terbatas, sementara gamer di sisi jahat berusaha membuat kekacauan. Inti permainan dari pihak jahat adalah menarik perhatian jurnalis dan mendapatkan eksposure, sementara tim dari pihak baik harus menghindari hal tersebut – apalagi jika terlibat dalam aksi-aksi tidak manusiawi ketika menetralisir pihak lawan.
• Bennett Foddy – Qwop: Anda berperan sebagai operator Drone tanpa awak yang tugasnya melihat sebuah layar video dan memberikan perintah secara real-time daerah mana yang harus diserang. Namun Anda juga mengeksplorasi kehidupannya sehari-hari, bahkan termasuk adegan sang karakter sekedar berangkat dari rumah menuju kantor dengan mobilnya.
• Adam Saltsman – Canabalt: Call of Duty: War Photographer, dimana Anda berperan sebagai seorang fotografer veteran yang berjuang mengambil gambar. Mengatur setting kamera secara real time, mendapatkan foto bagus, dan menjualnya ke kantor berita yang ada.
• Ian Bogost – Simony: Call of Duty: Fallen, dimana gamer akan berperan sebagai seornang prajurit yang tengah sekarat di begitu banyak medan pertempuran ikonik sepanjang sejarah manusia. Apapun yang Anda lakukan, Anda akan berakhir pada kematian. Semua skenario yang ada akan berakhir pada hal ini.

Bagaimana dengan Anda sendiri? Dari semau skenario yang masih terhitung rasional ini, game Call of Duty versi mana yang menurut Anda, paling menarik untuk dijajal? Honestly for me, Call of Duty: Peacekeeper sounds super awesome!

Source: The Guardian

Nama yang satu ini seharusnya merepresentasikan dominasi JRPG di industri game, namun justru dirinya sendirilah yang menjadi monumen pudarnya popularitas tersebut selama beberapa tahun terakhir ini. Benar sekali, kita tengah membicarakan si raksasa – Final Fantasy. Kehadiran sang trilogi seri ke-13 yang lebih banyak mengundang kritik daripada pujian, serta kesulitan finansial yang sempat terjadi karena beragam blunder yang dilakukan memang terlihat mengkhawatirkan. Untungnya, komitmen untuk menghadirkan kualitas terbayarkan – dengan performa FF XIV: ARR yang luar biasa serta antisipasi FF XV yang begitu kuat. Perhatian ekstra terhadap PC sebagai platform baru juga kian terlihat dengan serangkaian proses port yang dilakukan. Salah satu yang baru dikonfirmasikan? Final Fantasy III!

Final Fantasy III memang bukan lagi sebuah seri yang terdengar asing, mengingat Square Enix memang sudah mengeksploitasi seri ini secara rutin. Lahir dari sebuah proyek remaster seri klasik untuk pasar handheld yang mendapatkan perlakuan modifikasi grafis 3D, Final Fantasy III menjadi ujung tombak pendapatan ekstra di pasar mobile – iOS maupun Android.

Mengikuti suksesnya di platform lain, Final Fantasy III siap meluncur ke PC via Steam!

Cita rasa klasik dengan gaya Final Fantasy yang selama ini kita kenal ini akhirnya dipastikan juga akan beralih ke PC. Square Enix menjanjikan versi PC ini akan mendapatkan proses optimalisasi yang lebih baik – termasuk dari sisi visual dan sekuens cerita yang ditawarkan. Ia juga akan memuat sistem – Trading Cards dan Achievement.

Final Fantasy III akan ditawarkan melalui portal distribusi digital milik Valve – Steam di tahun 2014 ini, walaupun masih tanpa tanggal rilis atau harga pasti. Tertarik?

Film adaptasi game, kombinasi tiga kata ini memang sudah menjadi mimpi buruk tersendiri untuk banyak gamer. Bagaimana tidak? Terlepas dari kesamaan citra sebagai produk yang hadir dari proses kreatif, visi Hollywood selalu bertolak belakang dengan apa yang diinginkan gamer.  Hasilnya? Film-film ini selalu berakhir dengan cerita, karakter, atmosfer yang tidak merepresentasikan pesona gamenya sendiri. Hollywood seolah tidak pernah bisa memahami apa yang sebenarnya yang membuat sebuah frnachise menarik, dan terlihat hanya mengeksploitasi nama besar dan basis fans yang ia miliki. Hal yang serupa juga terjadi dengan game fighting andalan Capcom – Street Fighter di masa lalu. Namun, sebuah harapan baru muncul lewat Assassin’s Fist.

Anda yang cukup mengikuti perkembangan industri game tentu tidak asing lagi dengan Street Fighter: Assassin’s Fist ini. Berawal dari sebuah fans trailer yang mencuri hati jutaan gamer di seluruh dunia, para pihak yang terlibat akhirnya memutuskan untuk menjadikannya sebagai proyek penuh nan serius.

Film Street Fighter: Assassin’s Fist siap meluncur tanggal 23 Mei 2014 mendatang – via portal ternama Youtube – Machinima.

Sempat berusaha menggalang dana dari Kickstarter, proyek ini akhirnya didanai oleh kekuatan modal yang lebih besar – memungkinkan proses produksi yang lebih matang dan sempurna. Hasilnya? Setelah penantian selama lebih dari satu tahun, sebuah trailer final Street Fighter: Assassin’s Fist akhirnya dirilis! Anda bisa melihat semua aksi ala Street Fighter yang selama ini kita impikan, termasuk jalinan cerita yang bahkan memuat Gouki di dalamnya.

Tidak lagi sekedar impian, Street Fighter: Assassin’s Fist juga akhirnya mendapatkan tanggal rilis resmi. Didistribusikan lewat portal Machinima – Youtube, film ini siap meluncur pada 23 Mei 2014 mendatang. Tidak akan dirilis dengan metode mingguan, semua episode akan dilemparkan sejak hari pertama. Looks freaking awesome!

Sebuah simulasi kehidupan nyata, siapa yang mengira bahwa konsep video game – yang seharusnya menjadi tempat pelarian efektif dari semua masalah dunia nyata justru berhasil memfasilitasi genre seperti ini. Beragam game-game simulasi ditawarkan, dengan sifat yang berbeda-beda, dari yang dibangun serealistis mungkin hingga yang terlihat jelas diciptakan untuk sekedar menawarkan pengalaman yang unik dan menyenangkan. Dari semua game simulasi seperti ini, The Sims dari EA memang masih terhitung sebagai franchise paling sukses dan populer. Tidak mengherankan jika sang seri terbaru – The Sims 4 menjadi salah satu proyek yang cukup diantisipasi tahun ini. Namun sayangnya, para gamer Russia akan sulit untuk menikmatinya.

Larangan rilis game dan batasan umur di negara tertentu karena konten yang dianggap tidak sesuai memang bukan hal baru. Peraturan ketat seperti ini sempat membuat negara seperti Jerman, Australia, hingga China menjadi sorotan – terutama karena keputusan sensor dan larangan rilis franchise game populer di masa lalu. Hal yang sama tampaknya akan diterapkan oleh negeri Beruang Merah – Russia untuk game simulasi terbaru dari EA – The Sims 4. Berbeda dengan seri-seri sebelumnya, badan rating Russia menetapkan The Sims 4 sebagai game untuk rating Dewasa – atau 18+. Mengapa?

Russia memutuskan untuk memberikan rating “Dewasa” untuk The Sims 4. Alasannya? Karena game ini memuat konsep pernikahan sesama jenis kelamin yang dianggap berbahaya untuk anak-anak.

Alasannya sederhana, karena The Sims 4 dianggap memuat konten yang berbahaya untuk kesehatan dan perkembangan anak-anak. Benar sekali, hal ini berkaitan dengan konsep pernikahan sesama jenis kelamin yang tampaknya difasilitasi oleh The Sims 4 – bertolak belakang dengan peraturan baru Russia yang memang anti terhadap hal tersebut. Memperkenalkan konsep seperti ini lewat media apapun kepada anak di bawah umur dianggap sebagai tindak kriminal di Russia. Informasi ini sendiri dikonfirmasikan oleh akun resmi The Sims Russia sendiri.

The Sims sendiri rencananya akan meluncur di musim gugur tahun ini, walaupun masih tanpa tanggal rilis yang pasti. Game simulasi ini tentu saja dipersiapkan untuk PC. Bagaimana dengan Anda sendiri? Berapa banyak dari Anda yang menantikan kehadiran The Sims 4 ini?

Satu judul game yang tentunya sangat ditunggu oleh sebagian besar gamer di bulan Mei 2014 adalah Watch Dogs. Ubisoft selaku publisher memastikan bahwa game ini akan hadir di PC, PlayStation 4, PlayStation 3, Xbox One, Xbox 360, serta Wii U.

Karena tersedia di berbagai platform, tak sedikit gamer yang bertanya-tanya tentang perbedaannya khususnya dalam hal kualitas visual. Beruntung bagi mereka para gamer PS4, Sony telah memberi konfirmasi tentang Watch Dogs yang berjalan di resolusi 1080p dengan 60fps!

Sony bahkan mengklaim pengalaman maksimal tersebut hanya bisa disediakan oleh konsol anyar mereka. Memang, hingga saat ini belum ada kepastian apakah Xbox One juga mampu menyajikan Watch Dogs di resolusi serupa atau tidak.

Sony sudah memastikan Watch Dogs akan berjalan dalam resolusi 1080p – 60 fps di Playstation 4. Sementara, Microsoft sendiri belum memberikan informasi apapun terkait versi Xbox One.

Perlu diketahui bahwa Francis Bolvin dari Ubisoft sempat mendiskusikan perbedaan antara Watch Dogs di konsol next-gen dengan PC. Namun saat pembicaraan mengarah ke frame rate, Bolvin belum bisa membahasnya lebih lanjut.

Sementara itu, website Arab Gamer melaporkan bahwa Ubisoft pernah mengungkap perbedaan resolusi dan frame rate di masing-masing platform. Untuk PS4, sesuai klaim dari Sony, berjalan di 1080p dengan 60fps. Sementara Xbox One hanya mampu di 960p dan 30fps. Khusus untuk PC, gamer bisa menjalankan hingga resolusi 4K dengan frame rate yang berbeda-beda sesuai kekuatan hardware mereka.

Bagaimana dengan Anda? Di platform apa Anda berniat memainkan Watch Dogs?

Rockstar adalah kualitas, kalimat yang satu ini memang tidak berlebihan jika melihat apa yang sudah berhasil dihasilkan oleh developer yang satu ini. Berbeda dengan developer lain yang senantiasa mengeksploitasi franchise andalan mereka secara berlebihan, bahkan menjadikannya sebagai rilis tahunan, Rockstar lebih dikenal karena fokus utama mereka di kualitas. Proses pengembangan yang matang untuk waktu yang lama membuat hype yang terus terjaga untuk setiap franchise yang ada. Lihat saja pesona yang berhasil mereka suntikkan di Red Dead Redemption. Sayangnya, terlepas dari respon positif yang ada, game ini tetap tidak bisa dinikmati oleh gamer PC.

4 tahun yang lalu dan tetap bertahan hingga saat ini, Rockstar tetap memosisikan Red Dead Redemption sebagai game action open-world bertema koboi yang dirilis secara eksklusif untuk Xbox 360 dan Playstation 3. Rumor memang sempat muncul, mengindikasikan bahwa Rockstar tengah melakukan proses port lewat lowongan kerja yang ada. Sempat tenggelam, rumor tentang kehadiran Red Dead Redemption versi PC kini kembali mengemuka.

Halaman Compatibility Windows inilah yang kembali memicu rumor soal proses port Red Dead Redemption untuk PC. Baik Rockstar maupun Microsoft sendiri belum memberikan konfirmasi apapun soal hal ini.

Rumor ini muncul setelah nama Red Dead Redemption muncul di situs Windows Compatibility Center – yang memang didesain untuk memberikan informasi apakah game tertentu bisa dimainkan di variasi OS Windows yang ada. Nama game yang masuk ke dalam list ini ditambahkan oleh pihak Microsoft sendiri.

Apakah ini berarti Microsoft memang sudah mendapatkan konfirmasi pasti akan eksistensi Red Dead Redemption versi PC? Ataukah ini sekedar kesalahan input dari pihak Microsoft? Konfirmasi apapun memang belum meluncur dari mulut kedua belah pihak, namun tidak bisa dipungkiri, informasi seperti ini membuka kembali harapan masa lalu yang sempat tercipta. Semoga saja tidak sekedar PHP..

Reaksi sebagian besar gamer PC jika ternyata rumor ini berakhir benar!

Salah satu game action hack and slash dengan kualitas cerita dan gameplay yang luar biasa, memang ada pesona yang sulit ditolak dari nama Darksiders. Kesuksesan yang terbangun dari detailnya dunia dan plot kompleks yang ia tawarkan, dua seri pertama yang masing-masing membawa karakter yang berbeda – War dan Death membuat Darksiders kian populer. Sayangnya, terlepas dari masa depan yang terlihat menjanjikan, sebuah musibah besar justru menimpa franchise ini. Sang developer utama – Vigil Games harus menerima fakta bahwa si publisher utama – THQ gulung tikar. Nasib yang sempat tidak jelas ini akhirnya terselamatkan setelah akusisi hak franchise dari Nordic Games. Lantas, bagaimana masa depannya?

Pertanyaan ini sendiri memang terhitung masuk akal, mengingat hilangnya informasi apapun terkait Darksiders selepas akuisisi oleh Nordic Games. Apakah ini berarti kita bisa mulai berhenti berharap atau franchise ini sendiri masih eksis? Bagi Anda yang masih menaruh harapan, konfirmasi terbaru dari sang designer franchise – Joe Madureira akan sedikit menenangkan Anda. Di status Facebooknya, Madureira menegaskan bahwa Darksiders belum mati! Sang pemilik baru – Nordic memperlihatkan komitmennya untuk terus melanjutkan franchise ini ke seri terbaru, walaupun Madureira sendiri saat ini ini masih belum bisa memberikan detail informasi apapun. Namun ia berharap bisa berbagai informasi membahagiakan dalam waktu dekat ini.

Berganti kepemilikan di bawah Nordic Games saat ini, sang designer memastikan bahwa franchise Darksiders belum mati! Sayangnya, ia sendiri masih belum bisa memberikan ekstra informasi apapun saat ini. Apakah ini berarti kita akhirnya akan melihat aksi Fury atau Strife?

Jadi untuk Anda yang berharap melihat lebih banyak aksi Darksiders di masa depan, informasi Madureira ini menjadi semacam oase di tengah padang gurun yang gersang. Dengan Death dan War yang sudah menjadi karakter utama di dua seri sebelumnya, apakah ini berarti kita akhirnya akan bertemu dengan Strife atau Fury? Hopefully, Fury!

Perangkat mobile, siapa yang mengira bahwa teknologi yang dipadatkan ke dalam sebuah “mesin” kecil dan ringan ini ternyata memuat performa yang tidak berbeda dengan sebuah komputer di generasi sebelumnya. Kemampuan processing lebih kencang dibarengi dengan ekstra tenaga untuk menangani beragam konten multimedia definisi tinggi kini menjadi nilai jual yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Hasilnya? Perangkat berbasis Android, Windows Phone, dan iOS saat ini didesain untuk mampu memainkan game-game mobile yang hadir dengan kualitas visual lebih mumpuni. Standar ini  kian jauh setelah perangkat mobile andalan NVIDIA – NVIDIA Shield kini bahkan bisa memainkan dua buah game terpopuler PC di masa lalu.

Benar sekali, seperti yang sempat dikonfirmasikan beberapa waktu yang lalu, Valve akhirnya melakukan proses porting game andalannya – Portal untuk dapat dimainkan langsung di NVIDIA Shield. Ini tentu saja menjadi lompatan yang menjanjikan, terlepas dari fakta bahwa Shield bisa memfasilitasi sebuah game PC dengan baik, tetapi juga fakta ia menjadi awal proses port engine andalan Valve – Source yang mumpuni ke platform Android.

Tidak hanya Portal saja, Valve juga merilis Half-Life 2 untuk NVIDIA Shield. Tidak dijelaskan apakah game ini akan meluncur untuk perangkat Android yang lain.

Valve ternyata memberikan satu ekstra kejutan – dengan merilis ekstra satu game andalannya – Half-Life 2 untuk platform yang sama. Developer yang juga menjadi pemilik Steam ini menjanjikan kualitas gameplay yang sama dengan versi PC-nya.

Sayangnya, Half-Life 2 dan Portal versi Android ini masih dirilis eksklusif untuk NVIDIA Shield. Belum ada kepastian apakah Valve akan membawa kedua game ini, atau game-game berbasis Source Engine yang lain ke platform Android yang lebih luas. One step at a time..

Ranah game online di Tanah Air nampaknya akan semakin ramai. Pasalnya, baru-baru ini Digital Eight memperkenalkan Rusty Hearts Indonesia, sebuah game Action RPG yang kental dengan nuansa anime.

Mungkin sebagian besar dari Anda sudah tidak asing dengan Rusty Hearts. Game ini digarap oleh Stairway Games dan telah diterbitkan di Korea oleh Windysoft. Kini Rusty Hearts telah hadir dalam versi Indonesia dan mengusung konsep free-to-play alias gratis.

Story dari game ini adalah tentang legenda vampire dimana Golden Seal Team yang terdiri dari Frantz Kruger, Angela Strraugend, Tude MacLoud, dan Natasha Borzenkova menjadi tokoh utama. Tugas mereka adalah mengalahkan Vlad, pimpinan vampire yang berada di Kastil Curtis dekat kota Bramunez.

Secara gameplay, adegan aksi bergaya hack and slash dengan tempo yang cepat mendominasi permainan. Gamer pun bisa melakukan berbagai combo dari berbagai skill yang tersedia.

Tentunya setiap karakter memiliki skill yang berbeda, tergantung pada senjata yang digunakan. Gamer bisa memilih 12 tipe senjata berdasarkan karakter mereka. Petualangannya sendiri akan berfokus pada menjelajahi Dungeon yang penuh monster dan juga item.

Media berkesempatan mencoba RHI di Level1 CyberWorld – Binus.

Ada banyak Dungeon yang bisa dijelajahi dimana masing-masing punya beberapa quest unik dan bos yang berbeda-beda. Bahkan, tak sedikit Dungeon yang memiliki jebakan dan puzzle menarik! Tingkat kesulitannya terdiri dari Normal, Hard, Very Hard, dan Blood Mode. Khusus untuk Blood Mode, selain merupakan tingkat kesulitan tertinggi, gamer juga berpotensi mendapatkan Gear yang sangat kuat.

Rusty Hearts sebelumnya sudah dipasarkan di Amerika, Cina, Taiwan, Jepang, dan tentunya Korea Selatan. Dengan lisensi yang didapat oleh Digital Eight, Rusty Hearts siap untuk dimainkan oleh gamer Tanah Air.

Yang menarik, dalam sesi tanya jawab dengan wartawan pihak Digital Eight mengaku sudah menyiapkan beragam konten seru yang akan semakin meramaikan Rusty Hearts selama dua-tiga tahun ke depan. Digital Eight juga berjanji meski Rusty Hearts menjual banyak item yang bisa dibeli oleh gamer, permainan akan tetap balance. Bagaimana? Tertarik mencicipi Rusty Hearts Indonesia?