Quantcast
Channel: Games – Jagat Review
Viewing all 14784 articles
Browse latest View live

Razer Umumkan Konsol Gaming Baru Berbasis Android

$
0
0
razer micro console

razer micro console

razer logo

Android, terlepas dari dominasinya di pasar mobile dan potensi yang ia tawarkan sebagai sebuah sistem operasi terbuka, tidak pernah terlihat menjanjikan sebagai masa depan industri game itu sendiri. Kemampuan performa yang jauh lebih mumpuni memang menjadi pondasi untuk game-game serius dengan kualitas visual yang lebih memanjakan mata. Sayangnya, fakta bahwa sebagian besar device ini harus digunakan menggunakan layar sentuh menjadi kelemahan tersendiri. Sebuah alternatif solusi ditawarkan lewat konsep konsol-mikro di ruang tamu, yang tidak hanya memungkinkan akses terhadap beragam game mobile yang memesona, tetapi juga konten multimedia sederhana. Konsep yang seringkali berujung di pasaran.

Kegagalan dan repson negatif yang diterima oleh sang pencetus – Ouya ternyata tidak menghalangi beberapa produsen besar untuk mengambil langkah yang sama. Salah satunya hadir dari nama yang tidak asing lagi di industri peripheral gaming – Razer. Di kesempatan yang sama dengan Google I/O keynote kemarin, Razer secara resmi mengumumkan produk konsol mikro gaming terbaru mereka, dengan Android sebagai basis sistem operasi. Konsol ini akan mampu memainkan konten multimedia seperti musik dan film, tetap tetap menjadikan gaming sebagai fokus utama, memfasilitasi kebutuhan tidak hanya casual tetapi juga hardcore gamer. Tidak hanya itu saja, ia juga kabarnya akan menyuntikkan fungsi navigasi suara.

Razer memperkenalkan produk konsol mikro mereka yang akan menjadikan Android sebagai basis sistem operasi. Mampu menangani konten multimedia dengan baik, konsol ini tetap difokuskan untuk kebutuhan gaming, baik hardcore maupun casual.

Razer memperkenalkan produk konsol mikro mereka yang akan menjadikan Android sebagai basis sistem operasi. Mampu menangani konten multimedia dengan baik, konsol ini tetap difokuskan untuk kebutuhan gaming, baik hardcore maupun casual.

Konsol mikro ini sendiri akan dikembangkan oleh tim Razer sama yang sempat memperkenalkan konsep PC modular masa depan –Project Christine beberapa waktu yang lalu. Sayangnya, terlepas dari klaim bahwa ia akan ditawarkan sebagai sebuah produk yang terjangkau, Razer sendiri belum berbagi lebih ekstra detail terkait spesifikasi atau harga yang akan diusung. Satu yang pasti, Razer menargetkan peluncuran di musim gugur tahun 2014 ini.

So another Android-based console? Anyone interested?


Game Tari – Just Dance Kini Resmi Masuk eSports!

$
0
0
just dance 2014

just dance 2014

Dari konsep untuk sekedar bersenang-senang menikmati game bersama dengan teman yang lain, mode kompetitif video game kini menyentuh konsep yang jauh lebih serius daripada satu atau dua dekade sebelumnya. Dengan masuknya internet yang memungkinkan gamer di seluruh dunia untuk saling bertarung sama selain, usaha untuk mencari siapa yang terbaik di dunia melahirkan scene kompetitif yang kian populer dan akhirnya tumbuh menjadi olahraga elektronik atau eSports. Beberapa tahun terakhir, scene eSports juga kian memantapkan diri berkat dukungan jumlah hadiah yang luar biasa masif, seperti nilai USD 10 juta yang ditawarkan Valve di DOTA 2. Namun siapa yang menyangka, eSports tidak hanya selalu berkutat dengan pertempuran sengit, epik, penuh kematian dan darah, atau teriakan makian sebagai bumbu. eSports bisa juga hanya soal menari.

Hampir sebagian besar game andalan eSports saat ini memang mengusung mode multiplayer yang sangat kompetitif, seperti COD: Ghosts, DOTA 2, atau FIFA 14, misalnya. Namun, di ajang ESWC mendatang, scene eSports akan kedatangan sebuah game baru yang selama ini lebih dicitrakan sebagai produk yang ditujukan untuk gamer casual – Just Dance! Benar sekali, game tari tahunan andalan Ubisoft tersebut dikonfirmasikan akan menjadi salah satu game yang dipertandingkan nantinya, sebagai sebuah kompetisi penuh. Sayangnya, tidak dijelaskan kriteria penilaian, format, atau jumlah hadiah yang akan diperebutkan di dalamnya.

Just Dance 2014 dari Ubisoft resmi menjadi salah satu game yang akan dipertandingkan di ESCW 2014 nantinya, sekaligus mengukuhkan "game casual" ini sebagai penantang baru di dunia eSports.

Just Dance 2014 dari Ubisoft resmi menjadi salah satu game yang akan dipertandingkan di ESWC 2014 nantinya, sekaligus mengukuhkan “game casual” ini sebagai penantang baru di dunia eSports.

Just Dance dalam atmosfer super kompetitif? Semoga saja penari dari salah satu video Just Dance terbaik yang pernah kami lihat di bawah ini, ikut serta..

Review Transformers – Rise of the Dark Spark: Hambar!

$
0
0
Transformer-Rise-of-the-Dark-Spark-jagatplay-11

Transformer-Rise-of-the-Dark-Spark-jagatplay-11

Transformer Rise of the Dark Spark - jagatplay (13)

Jika kita membicarakan dua proyek game adaptasi komik atau film terbaik yang pernah di industri game, sebagian besar gamer mungkin akan langsung menjatuhkan pilihan kepada seri Batman Arkham yang dikembangkan oleh Rocksteady Studios. Padahal jika ingin diteliti lebih lanjut, ada satu franchise lainnya yang tidak kalah memesona, menawarkan pengalaman gaming dan narasi yang kian menyempurnakan franchisenya di media yang lain. Benar sekali, kita tengah membicarakan dua seri Transformers yang dikembangkan oleh High Moon Studios. Lewat War for Cybertron dan Fall of Cybertron, seri Transformers ini berhasil menarik hati begitu banyak gamer, baik yang sudah mengenal kisah robot kreasi Hasbro ini ataupun yang masih awam. Berangkat dari ekspektasi kualitas dua seri inilah, animo terhadap sang seri terbaru – Transformers: Rise of The Dark Spark hadir.

Pengumuman yang dilakukan Activision beberapa waktu lalu ini tentu saja membuat banyak gamer yang sudah mencicipi dua seri sebelumnya kembali bersemangat. Sayangnya, terlepas dari antisipasi yang ada, rasa skeptis justru muncul setelah mengetahui bahwa developer dua seri sebelumnya – High Moon Studios ternyata sama sekali tidak ikut campur untuk seri teranyar ini. Activision melemparkan tanggung jawab pengembangannya kepada Edge of Reality. Detail pertama yang dirilis oleh publisher ini juga tidak terlalu menjanjikan, membicarakan keterkaitan antara seri ini dengan versi film terbaru yang tengah tayang di layar lebar – Transformers: Age of Extinction.

Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Transformers: Rise of the Dark Spark ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai proyek yang justru menghasilkan sensasi yang begitu hambar?

Plot

Transformers: Rise of the Dark Spark akan menceritakan dua timeline yang berbeda - ketika Cybertron utuh dan ketika Autobots berada di bumi seperti versi filmnya.

Transformers: Rise of the Dark Spark akan menceritakan dua timeline yang berbeda – ketika Cybertron utuh dan ketika Autobots berada di bumi seperti versi filmnya.

Transformers: Rise of the Dark Spark menjadi seri Transfomer pertama yang menggabungkan antara semesta seri War for Cybertron dan Fall of Cybertron dengan versi filmnya. Karena konsep awal seperti inilah, Anda seperti tengah menikmati dua game dengan gaya berbeda – satu seri yang mungkin terasa familiar yang berdampingan dengan seri lain dengan tema yang terlihat cukup bertolak belakang, apalagi dengan bumi sebagai setting utama. Bergerak dalam plot maju mundur, Anda akan menjelajahi dua timeline berbeda ini.

Bertahan dengan gaya dua seri sebelumnya, Anda akan berperan sebagai Decepticons dan Autobots secara bergantian dalam satu plot yang berjalan lurus, memberikan sedikit gambaran tentang jalannya cerita dari dua sudut pandang yang berbeda. Berjalan di dua timeline yang berbeda, Anda akan masuk ke dalam perang klasik antara Decepticons dan Autobots di Cybertron dan perang baru dengan Lockdown yang mengikuti cerita versi filmnya. Namun keduanya berbagi satu benang merah yang sama, sebuah sumber kekuatan kegelapan yang disebut sebagai Dark Spark.

Mengikuti versi filmnya, timeline di masa depan menceritakan aksi Autobots di bumi yang tengah berhadapan dengan Lockdown.

Mengikuti versi filmnya, timeline di masa depan menceritakan aksi Autobots di bumi yang tengah berhadapan dengan Lockdown.

Sementara satu timeline lainnya berada di Cybertron sebelum detik-detik kehancurannya.

Sementara satu timeline lainnya berada di Cybertron sebelum detik-detik kehancurannya.

Kedua timeline ini dihubungkan dengan satu benang merah: sebuah artifak bernama Dark Spark.

Kedua timeline ini dihubungkan dengan satu benang merah: sebuah artifak bernama Dark Spark.

Dark Spark diposisikan sebagai sebuah artifak yang setara dan merupakan lawan sepadan dari Matrix of Leadership milik Optimus Prime. Seperti yang bisa diprediksi, sumber kekuatan inilah yang berusaha dikejar oleh Megatron di detik-detik kehancuran Cybertron. Tidak hanya untuk menguasai dunia penuh makhluk robot mengagumkan ini, tetapi juga mencegah Autobots untuk menyelesaikan Ark mereka untuk menyelesaikan diri. Keterkaitannya dengan Lockdown di masa depan? Anda yang sudah seringkali menikmati game action tentu tidak akan sulit untuk memprediksi cerita yang ada, klise seperti yang Anda bayangkan.

Bagaimana Dark Spark menghubungkan dua buah timeline berbeda ini? Anda yang sering menonton film action tidak akan kesulitan menebak alur klise ini.

Bagaimana Dark Spark menghubungkan dua buah timeline berbeda ini? Anda yang sering menonton film action tidak akan kesulitan menebak alur klise ini.

Lantas, mampukah Autobots mencegah keinginan Megatron merebut Dark Spark ini? Apa hubungannya dengan kedatangan Lockdown ke bumi? Semua pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Transformers: Rise of the Dark Spark ini.

Crytek Batalkan Ryse 2 Karena Masalah Keuangan

$
0
0

crytek logo

Dari semua nasib buruk yang bisa menimpa developer game, tidak ada yang lebih menyeramkan selain menemukan fakta bahwa mereka harus berhenti menghasilkan karya sama sekali. Mimpi buruk inilah yang sempat terdengar meluncur dari developer yang terkenal lewat fokus visualnya – Crytek. Walaupun sempat dibantah secara terbuka  dan meyakinkan bahwa mereka masih berfokus melahirkan Homefront: The Revolution, Hunt, dan Arena of Fate, rumor yang berkembang di dunia maya justru mengindikasikan kondisi yang bertolak belakang. Crytek terus dikabarkan berada di ujung krisis finansial, bahkan cukup untuk membuat proyek ambisius lain – Ryse 2 dibatalkan.

Hampir sebagian besar informasi yang dihimpun oleh media asing bergerak ke arah satu kesimpulan yang sama: Crytek memang tengah berhadapan dengan krisis finansial yang fatal. Beberapa karyawan akhirnya buka mulut dan mengungkapkan bahwa gaji mereka sudah tidak dibayar secara penuh sejak bulan Maret 2014 yang lalu. Tidak hanya itu saja, proyek seri kelanjutan untuk game eksklusif mereka di Xbox One – Ryse yang kini jatuh ke Crytek Shanghai juga kabarnya sudah dibatalkan. Tidak hanya itu saja, otoritas setempat di Shanghai bahkan kabarnya mulai bergerak dan memaksa Crytek unutk setidaknya membayar jaminan sosial pegawainya. Berbeda dengan rumor sebelumnya, Crytek menolak untuk berkomentar soal hal ini.

Berita tentang krisis finansial Crytek kian ramai diperbincangkan. Developer kawakan ini bahkan dikabarkan sudah membatalkan proyek Ryse 2 mereka.

Berita tentang krisis finansial Crytek kian ramai diperbincangkan. Developer kawakan ini bahkan dikabarkan sudah membatalkan proyek Ryse 2 mereka.

Lantas apa yang sebenarnya membuat Crytek babak belur? Informasi internal yang dihimpun situs gaming – Eurogamer membantu memberikan sedikit gambaran. Ada beberapa masalah yang tertimbun dan berakhir pada krisis finansial ini. Gagalnya game FPS free to play mereka – Warface, kegagalan portal distribusi mereka – G-Face, minimnya uang yang bisa dihimpun dari game The Collectables, kalahnya popularitas CryEngine dengan Unreal Engine dan Unity, serta yang terakhir – pendapatan Ryse yang tidak seberapa. Dengan jumlah karyawan yang juga membengkak, Crytek berujung pada kondisi memilukan ini.

Terlepas dari begitu banyaknya media yang mulai menyoroti hal ini, Crytek sendiri masih menolak untuk memberikan komentar apapun. Namun indikasi yang terlihat mengarah jelas, developer yang satu ini memang tengah bermasalah. Hang on, Crytek!

Epic Demokan Unreal Engine 4 di Perangkat Mobile!

$
0
0
UE4-Rivalry-Demo-Tegra-K1-JagatPlay-3

UE4-Rivalry-Demo-Tegra-K1-JagatPlay-3

Perangkat mobile akan mampu menghadirkan kualitas visual lebih dari Playstation 3 dan Xbox 360, entah sudah berapa kali klaim seperti ini dilemparkan di beragam tech demo selama beberapa tahun terakhir ini. Dengan spesifikasi yang kian mumpuni, terlepas dari betapa tidak rasionalnya klaim ini terdengar, ia menjadi sesuatu yang bisa dicapai dalam waktu singkat. Salah satu yang menjadi ujung tombaknya tentu saja adalah prosessor mobile teranyar dari NVIDIA – Tegra K1 yang tampil begitu memesona di pengenalan pertamanya beberapa waktu yang lalu. Kali ini, kembali di event Google I/0 2014, ia kembali membuktikan diri.

Tegra K1 memang terhitung spesial. Mengusung arsitektur Kepler seperti produk kartu grafis desktopnya, K1 yang diperkuat dengan 192 CUDA Cores memang menjadi salah satu tulang punggung utama generasi gaming selanjutnya. Hal ini juga terbukti setelah Epic menjalankann demo engine teranyar mereka yang juga difokuskan untuk konsol generasi terbaru – Unreal Engine 4 menggunakan prosessor ini. Demo yang disebut sebagai “Rivalry” ini tampil memesona untuk sebuah engine Android. Kualitas visual penuh detail, tata cahaya yang realistis, dan sedikit efek tesselation terlihat jelas di demo ini. Sayangnya, belum ada kepastian apakah engine ini memang pada akhirnya akan diimplementasikan menjadi proyek game nyata untuk perangkat Android berbasis Tegra K1 atau tidak.

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (1)

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (2)

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (3)

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (4)

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (5)

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (6)

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (7)

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (8)

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (9)

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (10)

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (11)

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (12)

UE4 Rivalry Demo Tegra K1 JagatPlay (13)

NVIDIA sendiri rencananya akan merilis prosessor Tegra K1 untuk pertama kalinya di dunia via produk tablet Cina – Xiaomi MiiPad yang sayangnya, belum mendapatkan tanggal rilis pasti. Game mobile dengan Unreal Engine 4? Berapa banyak dari Anda yang optimis bahwa engine ini akan digunakan oleh developer untuk menciptakan game mobile di masa depan? Atau Anda termasuk yang skeptis dan melihat ini sekedar demo tanpa hasil? Satu yang pasti, that is one awesome demo, right there..

Developer Just Cause Garap ‘Proyek Gila’

$
0
0
2516096-just+cause+2

2516096-just+cause+2

Developer yang dikenal sebagai penggarap Just Cause, Avalanche Studios, baru-baru ini memberi bocoran bahwa mereka sedang mengerjakan proyek baru. Sang Founder sekaligus Creative Director, Christofer Sundberg, menyebut apa yang mereka sedang kerjakan sebagai ‘proyek gila’.

2516096-just+cause+2

“Aku sangat suka tahap awal dari game ini. Itu adalah saat dimana kreativitas sesungguhnya muncul dan kami membuat keajaiban. Bersiaplah! Hal gila sedang dikerjakan,” ujar Sundberg lewat akun Twitter-nya.

Sayangnya, belum jelas proyek apa yang dimaksud oleh Avalanche Studios. Seperti diketahui, April lalu Square Enix mendaftarkan domain untuk Just Cause 3. Sundberg pun kemudian segera mengamini bahwa pihaknya akan mengumumkan sesuatu yang menarik dalam waktu dekat.

Sejak saat itu, belum ada lagi informasi selanjutnya terkait Just Cause 3 hingga sekarang. Mungkinkah ‘proyek gila’ yang dibicarakan Sundberg kali ini adalah Just Cause 3? Mungkin ya, atau mungkin juga tidak.

Perlu diketahui bahwa selain sibuk mengerjakan ‘proyek gila’, Avalanche Studios sedang mengembangkan Mad Max yang baru-baru ini dikabarkan harus ditunda peluncurannya hingga 2015.

Sumber

Bayonetta 3 Akan Kembali Eksklusif Nintendo?

$
0
0
bayonetta-211

bayonetta-211

bayonetta 211

Tampil memesona di konsol gaming generasi sebelumnya, Bayonetta memang berhasil melambungkan nama Platinum Games sebagai salah satu developer Jepang yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Kualitas mekanik gameplay, tema, dan kekuatan karakter yang diproyeksikan sang penyihir sensual – Bayonetta memang melahirkan ekspektasi yang lebih akan sepak terjang Platinum di masa depan. Ekspektasi yang terbayarkan manis lewat proyek Wonderful 101 dan MGR: Revengeance yang tidak kalah memesona. Dan kini, setelah penantian yang cukup lama, kerjasama eksklusif dengan Nintendo untuk proyek Bayonetta 2 akhirnya mulai mendekati tanggal rilis – Oktober 2014 nanti. Tidak ada waktu yang lebih tepat lagi untuk membicarakan masa depan.

Lantas bagaimana dengan Bayonetta 3 nantinya jika memang sekuel ekstra direncanakan? Apakah Platinum akan mengambil langkah seperti Bayonetta pertama atau memperkuat kerjasama dengan Nintendo sepeti di Bayonetta 2? Pertanyaan inilah yang mungkin menjadi sumber rasa penasaran untuk basis fans game action yang cukup besar ini. Melihat wawancara sang producer – Yusuke Hashimoto, besar kemungkinan seri Bayonetta selanjutnya akan dikembangkan kembali bersama dengan Nintendo. Mengapa? Hashimoto menyebutnya sebagai proses yang positif.

Platinum sendiri menyebut kerjasama dengan Nintendo sebagai pengalaman yang positif, sesuatu yang ingin mereka lakukan lagi di masa depan, terutama untuk "anak" mereka.

Platinum sendiri menyebut kerjasama dengan Nintendo sebagai pengalaman yang positif, sesuatu yang ingin mereka lakukan lagi di masa depan, terutama untuk “anak” mereka.

Dalam wawancara terbarunya dengan situs gaming – CVG, Hashimoto secara terbuka mengungkapkan keinginannya untuk bekerja sama lagi dengan Nintendo di masa depan. Ia merasa bahwa pengalaman yang ia dapatkan dari Bayonetta 2 merupakan sesuatu yang sangat positif. Nintendo memberikan Platinum cukup banyak kebebasan untuk membiarkan mereka menyalurkan kreativitas, visi, dan misi untuk Bayonetta 2. Interaksi juga berjalan efektif dan interaktif, dengan masukan mengalir dari kedua belah pihak. Hashimoto mengaku ia belajar banyak dari Nintendo dan akan sangat senang untuk melakukannya lagi, demi terus membesarkan “anak” mereka ini. Sebuah sinyal  yang kuat akan eksklusivitas Bayonetta 3 jika dikembangkan.

Bayonetta 2 sendiri rencananya akan dirilis pada Oktober 2014 mendatang, dengan bundle ekstra Bayonetta 1 yang dilengkapi dengan kostum karakter-karakter ikonik Nintendo.

Les Privat League of Legends Dibuka di Korea Selatan

$
0
0
league of legends (2)

league of legends (2)

league of legends

Berapa banyak dari kita yang bermimpi untuk menjadikan video game sebagai sumber pendapatan utama? Menggabungkan hobi dengan pekerjaan tentu saja menjadi konsep yang menggiurkan, apalagi jika berhasil mendulang prestasi dan nama besar di industri. Dengan scene eSports yang kian megah dengan hadiah luar biasa besar, keinginan untuk menjadi gamer professional tumbuh menjadi pilihan karier yang mulai terlihat rasional. Sayangnya, media untuk mengasah skill dan kemampuan begitu terbatas. Padahal, ada kalanya, bimbingan dari mereka yang sudah melangkah terlebih dahulu di kancah professional akan berkontribusi besar pada performa di pertandingan. Sesuatu yang difasilitasi dan tumbuh menjadi bisnis baru di Korea Selatan.

Salah satu kiblat eSports terbesar di Asia, Korea Selatan memang melihat video game sebagai produk yang serius. Dengan scene kompetisi yang tumbuh subur dan mengakomodasi mereka yang ingin berkarier secara professional, inovasi layanan untuk mendukung hal tersebut pun tumbuh. Benar sekali, tidak hanya sekedar bertanding, kini layanan les privat untuk gamer League of Legends di Korea Selatan tengah dijajaki.

Sebuah layanan les privat League of Legends dibuka di Korea Selatan - memberikan kesempatan bagi para pemain untuk mendapatkan bimbingan langsung dari pemain LoL professional.

Sebuah layanan les privat League of Legends dibuka di Korea Selatan – memberikan kesempatan bagi para pemain untuk mendapatkan bimbingan langsung dari pemain LoL professional.

Layanan yang diberi nama “Punching” ini akan menjadikan gamer professional sebagai guru pengajar, yang akan memberikan tips dan trik bagi pengguna layanan secara real-time ketika mereka tengah bermain. Sang “guru les” ini bisa memberikan instruksi lewat chat suara atau menggambarkannya via screen game yang ada. Sang perusahaan sendiri sudah merekrut beberapa pemain pro LoL seperti SBS, LongPanda, Pecko, dan Ring Troll di dalam program tutor ini. Mereka juga menegaskan bahwa sistem seperti ini juga akan berkontribusi positif bagi mantan pro-player LoL yang kini berkesempatan untuk menggunakan pengetahuan dan skill mereka walaupun tidak lagi bertanding secara aktif.

Sayangnya, belum jelas seperti apa mekanisme bayar atau tingkatan biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna layanan ini ketika diluncurkan pada Agustus 2014 nanti. Satu yang pasti, selain League of Legends, mereka juga tengah merencanakan konsep les yang sama untuk MOBA lain yang tengah naik daun di Korea Selatan – DOTA 2.

Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik menggunakan layanan seperti ini jika suatu saat tersedia di Indonesia?

Source: Kotaku


Sniper Elite 3 “Bunuh” UFC di Pasar Inggris

$
0
0
sniper elite 3

sniper elite 3

Sniper Elite 3 101 trailer (28)

Menjadi salah satu kiblat terbaik untuk melihat tren gaming di benua Eropa, Inggris selalu memperlihatkan dinamika yang menarik terkait game-game terpopuler di sana. Lewa tracking data yang optimal untuk setiap penjualan yang diluncurkan, gamer punya kesempatan untuk melihat game-game apa saja yang berhasil menjadi yang paling populer dan laris di sana. Setelah sempat dikuasai oleh Watch Dogs selama beberapa minggu dan ditundukkan oleh keanggunan tinju Bruce Lee di UFC, pasar Inggris kini menyerahkan mahkotanya kembali untuk sebuah game rilis teranyar. Sebuah peluru berhasil “membunuh” UFC.

Kegirangan untuk kembali terlibat di perang dunia kedua sembari berburu lebih banyak Nazi menjadi tema utama pasar gamer Inggris minggu ini. Benar sekali, proyek teranyar dari Rebellion Games – Sniper Elite 3 berhasil menjadi yang terbaik, menggeser dua nama besar – Watch Dogs dan UFC yang masing-masing harus puas berada di posisi kedua dan ketiga. Sementara untuk game 10 besar yang lain, EA tampaknya masih menjadi publisher paling dominan dengan beberapa judul yang sulit lepas dalam waktu dekat. Jadi game mana saja yang berhasil mengekor kesuksesan Sniper Elite 3 ini? Berikut adalah 10 game terpopuler Inggris minggu ini:

BOOM!

BOOM!

  1. Sniper Elite 3
  2. Watch Dogs
  3. EA Sports UFC
  4. Titanfall
  5. Wolfenstein: The New Order
  6. FIFA 14
  7. GRID Autosport
  8. Call of Duty: Ghosts
  9. Minecraft: Xbox 360 Edition
  10. Minecraft: PS 3 Edition

Bagaimana dengan Anda sendiri? Dari 10 game terpopuler Inggris di atas, manakah yang tengah atau sudah Anda mainkan?

Gamer Tamatkan Fallout 3 Dalam 24 Menit!

$
0
0
fallout 3

fallout 3

Sebagian besar dari Anda tentunya sudah tak asing dengan Fallout 3. Game yang dirilis tahun 2008 untuk PC, PS3, dan Xbox 360 ini berhasil meraih nilai review yang tinggi dari berbagai situs game di seluruh dunia.

Sebagai sebuah game open world, Bethesda selaku developer memberi kebebasan bagi para gamer untuk menyelesaikan Fallout 3. Meski begitu, tentunya sangat sulit untuk bisa menamatkan game semacam ini dalam waktu kurang dari satu jam.

Namun hal itu tidak berlaku bagi BubblesDelFuego yang mengunggah videonya di YouTube baru-baru ini. Dalam video tersebut, ia berhasil menamatkan Fallout 3 dalam waktu kurang dari 24 menit atau lebih tepatnya 23 menit 55 detik, sekaligus menjadi yang tercepat di seluruh dunia!

fallout 3

User Youtube bernama – BubblesDelFuego berhasil menyelesaikan Fallout 3 hanya dalam waktu 24 menit saja, menggunakan glitch, tentunya.

Perlu diketahui bahwa sebagai kategori Any% Speedrun, tujuannya adalah bagaimana menamatkan game secepat mungkin. Ini termasuk memanfaatkan bermacam glitch yang ada pada Fallout 3. Jika Anda menonton video tersebut, Anda mungkin akan menyadari ada ‘teknik-teknik’ tidak biasa yang ditujukan agar bisa menyelesaikan game dengan cepat. Selain itu, BubblesDelFuego juga melewatkan semua dialog menggunakan fitur quick save dan quick load.

Setelah berhasil menjadi yang tercepat, sang gamer tidak berencana membuat rekor tersebut menjadi lebih baik di masa depan. “Cukup solid. Aku tidak akan mencoba meningkatkannya kecuali sesuatu yang besar ditemukan atau rekor tersebut terkalahkan,” ujarnya.

Bagaimana dengan Anda? Game apa yang sejauh ini berhasil Anda selesaikan dengan waktu tercepat?

Review Valiant Hearts – The Great War: Pengalaman Emosional!

$
0
0
Valiant Hearts - The Great War jagatplay (151)

Valiant Hearts - The Great War jagatplay (151)

Valiant Hearts - The Great War jagatplay (155)

Berhadapan dengan minimnya game yang mengeksplorasi kembali perang besar di masa lalu, industri game mulai mengerti dahaga gamer yang begitu mengharapkan tren ini kembali. Walaupun beberapa franchise raksasa tetap bertahan dengan konsep perang modern atau bahkan futuristik, beberapa IP baru menjual timeline perang ini di bulan Juni 2014 kemarin. Selain Enemy Front yang walaupun tampil di bawah standar sebagai sebuah game FPS, kita juga kedatangan Sniper Elite 3 – sebuah seri game action perang dunia kedua yang cukup diantisipasi. Namun di antara semua judul tersebut, ada satu seri yang pantas untuk diantisipasi karena identitas unik yang ia tawarkan. Benar sekali, kita tengah membicarakan Valiant Hearts – The Great War.

Sejak kedatangan engine terbaru mereka – UbiArt Framework, Ubisoft memang tidak lagi menahan diri untuk mengekspresikan kreativitas mereka sebaik mungkin. Dibuka dengan kelahirkan kembali Rayman Legends yang memesona, keberanian untuk melemparkan Child of Light – sebuah proyek JRPG yang dikombinasikan dengan mekanisme platformer meninggalkan kesan mendalam tersendiri. Dan kini, Ubisoft menjajal proyek baru menggunakan engine yang sama – Valiant Hearts: The Great War. Berbeda dengan sebagian besar game perang yang selama ini kita kenal, IP baru ini menjanjikan pengalaman bermain yang berbeda dan menyegarkan. Sesuatu yang cukup untuk menjadikannya sebagai salah satu proyek yang cukup diantisipasi.

Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Valiant Hearts – The Great War ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah pengalaman yang emosional? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Ketika sebagian besar game bertema sema menjadikan Perang Dunia II sebagai timeline utama, Valiant Hearts - The Great War membawa Anda ke perang yang jarang dieksploitasi - Perang Dunia I.

Ketika sebagian besar game bertema sema menjadikan Perang Dunia II sebagai timeline utama, Valiant Hearts – The Great War membawa Anda ke perang yang jarang dieksploitasi – Perang Dunia I.

Hampir sebagian besar game bertema perang seperti ini selalu menjadikan perang dunia kedua sebagai kiblat. Persenjataan yang lebih modern, konflik besar di beragam belahan dunia, tokoh-tokoh ikonik, hingga berbagai momen sejarah yang epik menjadikan timeline ini sebagai ruang yang lebih mudah untuk dieksploitasi. Namun tidak dengan Valiant Hearts – The Great War ini. Proyek kreatif terbaru Ubisoft ini membawa kita menuju perang yang jauh lebih klasik – sebuah perang besar nan brutal di daratan Eropa. Benar sekali, game ini akan membawa kita kembali ke Perang Dunia I.

Mengikuti jalan sejarah yang ada, Valiant Hearts – The Great War dibuka dengan kasus tewasnya Franz Ferdinand, yang akhirnya mendorong Kerajaan Jerman untuk menyerang beberapa negara di sekitarnya, termasuk Perancis. Anda akan berperan sebagai empat karakter dengan latar belakang berbeda, yang takdirnya akan saling bersinggungan satu sama lain.

Anda berperan sebagai empat karakter: Karl - seorang prajurit Jerman, Emile - seorang prajurit Perancis, Freddie - warga Amerika Serikat yang ikut terlibat, dan Anna - seorang pelajar dari Belgia yang juga berperan sebagai palang merah.

Anda berperan sebagai empat karakter: Karl – seorang prajurit Jerman, Emile – seorang prajurit Perancis, Freddie – warga Amerika Serikat yang ikut terlibat, dan Anna – seorang pelajar dari Belgia yang juga berperan sebagai palang merah.

Walaupun hadir dengan agenda yang berbeda satu sama lain, takdir keempat karakter ini akan saling bersinggungan.

Walaupun hadir dengan agenda yang berbeda satu sama lain, takdir keempat karakter ini akan saling bersinggungan.

Seorang petinggi Jerman bernama menjadi salah satu pengait benang merah antara karakter-karakter tersebut.

Seorang petinggi Jerman bernama – Baron Van Dorf menjadi salah satu pengait benang merah antara karakter-karakter tersebut.

Karl – seorang warga negara Jerman yang sudah berkeluarga dan tinggal di Perancis, dipaksa berpisah dengan istri Perancisnya dan dideportasi ke negara asal untuk ikut bergabung dengan angkatan bersenjata Jerman. Ada Emile – sang ayah mertua Karl yang ternyata diminta untuk bergabung di kubu sebaliknya – Perancis, dan mengangkat senjata. Kemudian Freddie – seorang warga negara Amerika Serikat yang mencari pembalasan dendam atas kematian sang istri. Dan yang terakhir – Anna, seorang siswa asal Belgia yang juga beraksi sebagai Palang Merah, dengan misi mencari sang ayah tercinta yang ditangkap oleh militer Jerman.

Lewat kacamata keempat karakter inilah, kekejaman Perang Dunia I divisualisasikan lewat serangkaian momen sejarah penting yang direka ulang. Bersinggungan satu sama lain dan memiliki agenda yang berbeda, ternyata keempat karakter ini juga harus bertemu dengan satu sumber masalah yang sama – salah satu petinggi Jerman yang selalu mengintai – Baron Von Dorf. Bergerak dari satu medan pertempuran ke medan pertempuran lainnya, keempat karakter ini juga akan ditemani oleh seekor anjing setia bernama Walt.

Perjalanan Anda juga akan ditemani seekor anjing lucu bernama Walt.

Perjalanan Anda juga akan ditemani seekor anjing lucu bernama Walt.

Lantas bagaimana takdir keempat karakter ini akan saling bersinggungan?

Lantas bagaimana takdir keempat karakter ini akan saling bersinggungan?

Lantas, bagaimana takdir keempat karakter ini akan saling berhubungan satu sama lain? Mampukah mereka mencapai agenda tujuan mereka masing-masing? Konflik seperti apa yang mengintai? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Valiant Hearts – The Great War ini.

Nintendo: Kami Butuh Genre Game Sendiri

$
0
0
miyamoto

miyamoto

mario kart 8 direct nintendo10

Nintendo adalah produsen konsol yang unik, fakta ini memang tidak disanggah begitu saja. Kecenderungan pertumbuhan yang positif setelah rilis Mario Kart 8 memang menawarkan momentum kebangkitan yang selama ini dibutuhkan kekuatan klasik di industri game ini. Salah satu yang membuat Nintendo begitu menarik adalah fakta bahwa ia menawarkan game-game eksklusif dengan gaya yang berbeda dengan para kompetitor seperti Sony dan Microsoft, misalnya. Ketika kedua kompetitor tersebut membanjiri konsol mereka dengan game-game bertema “dewasa” yang penuh darah dan kematian, Nintendo tetap memperlihatkan identitas mereka sebagai perusahaan mainan anak-anak. Pengenalan game-game di E3 2014 kemarin menjadi bukti yang paling nyata.

Dalam wawancaranya dengan Los Angeles Times, sang legenda Nintendo – Shigeru Miyamoto menyatakan bahwa sebagian besar game yang ditawarkan Nintendo tidak cocok untuk dimasukkan ke dalam beragam genre game populer di pasaran saat ini. Oleh karena itu ia merasa, bahwa Nintendo membutuhkan satu genre tersendiri, sebuah entitas terpisah dari genre game yang lain.

Miyamoto mengemukakan bahwa Nintendo tidak ingin mengikuti pola "game keren" ala developer dan desainer game saat ini, dan lebih berfokus menciptakan game yang menyenangkan, unik, dan gila. Membuatnya berbeda dan pantas untuk mendapatkan genre gaming sendiri.

Miyamoto mengemukakan bahwa Nintendo tidak ingin mengikuti pola “game keren” ala developer dan desainer game saat ini, dan lebih berfokus menciptakan game yang menyenangkan, unik, dan gila. Membuatnya berbeda dan pantas untuk mendapatkan genre gaming sendiri.

Miyamoto mengaku bahwa Nintendo sendiri kesulitan untuk mendefinisikan arti sebuah “Game Keren” yang seolah menjadi fokus utama sebagian besar produsen dan desainer game di era modern ini. Bukan berarti ia tidak bisa menciptakan game dengan latar belakang cerita yang serius. Hanya saja, ia menegaskan bahwa lebih mudah bagi Nintendo untuk menertawakan diri mereka sendiri, seperti seorang penghibur di pentas panggung. Seorang penghibur yang siap mempertontonkan semua atraksi yang menghibur, unik, dan gila. Sebuah formula yang memang mulai mendongkrak nama Wii U saat ini.

Nintendo tampaknya sangat memahami bahwa apa yang mereka sumbangkan untuk industri game menciptakan pangsa pasar unik mereka sendiri, sesuatu yang tidak bisa ditawarkan oleh Playstation 4 dan Xbox One yang saat ini mengasosiasikan “keren” dengan game-game bertema serius dan ragam konten kekerasan. Mereka memang tampil jauh berbeda. Sebuah keunikan identitas yang akan menjadi investasi jangka panjang di masa depan. Stay unique, Nintendo!

 

Yakuza 6 Dalam Tahap Pengembangan?

$
0
0
Yakuza_5

Yakuza_5

yakuza 5

Kabar baik bagi Anda para penggemar game Yakuza. Menurut majalah Famitsu, seri terbaru dari game yang digarap dan diterbitkan oleh SEGA tersebut tengah dalam tahap pengembangan.

Hal itu diamini oleh Game Supervisor Toshihiro Nagoshi dan sang produser Masayoshi Yokoyama yang berjanji akan mengungkap lebih lanjut rincian karya terbarunya dalam waktu dekat.

Sayang, belum ada informasi soal judul yang akan digunakan SEGA di game Yakuza kali ini. Bocoran seputar gameplay, tanggal rilis, dan platform apa saja yang dituju pun belum tersedia.

Menurut informasi yang dikeluarkan majalah game Jepang - Famitsu, SEGA kabarnya tengah sibuk mengembangkan seri teranyar untuk Yakuza.

Menurut informasi yang dikeluarkan majalah game Jepang – Famitsu, SEGA kabarnya tengah sibuk mengembangkan seri teranyar untuk Yakuza.

Seperti diketahui game Yakuza paling anyar adalah Ryu ga Gotoku Ishin! (Yakuza Restoration!) yang hadir di Jepang sejak 22 Februari lalu untuk PS3 dan PS4. Sayang, hingga sekarang belum ada rencana peluncuran versi barat untuk game spin-off tersebut.

Sementara untuk seri game Yakuza yang utama, tahun 2012 lalu telah dirilis Yakuza 5 khusus untuk PS3. Ini satu-satunya Yakuza series (selain Yakuza 1 sampai Yakuza 4) yang tak pernah mendapatkan tanggal rilis untuk versi barat. Apakah game Yakuza terbaru kali ini akan mendapatkan perlakuan yang sama? Kita tunggu saja.

Hello Games Bicarakan Kemungkinan No Man’s Sky versi PC

$
0
0
No Man Sky (12)

No Man Sky (12)

No Man Sky (13)

Sebuah game yang berhasil tampil memesona di ajang E3 2014 kemarin, Sony memang menjadikan No Man’s Sky dari Hello Games sebagai tulang punggung baru Playstation 4. Bagaimana tidak? Ia datang dengan sebuah mekanik gameplay unik yang berpotensi membawa nuansa baru, dimana Anda akan berperan sebagai seorang penjelajah luar angkasa. Dengan semesta yang luas, Anda akan bisa menemukan segudang planet unik yang mungkin tidak ditemukan oleh gamer lain, yang masing-masing darinya hadir dengan ekosistem dan terrain yang unik. Walaupun detail gameplaynya sendiri masih menjadi misteri, No Man’s Sky menjadi proyek yang pantas untuk diantisipasi. Lantas, apakah game ini akan dirilis di platform selain Playstation 4, termasuk PC? Kemungkinan tersebut tetap terbuka.

Dalam sesi wawancaranya dengan situs gaming – RPS, sang Managing Director – Sean Murray menjelaskan mengapa Hello Games hingga saat ini, masih bungkam membicarakan versi No Man’s Sky untuk platform gaming lain selain Playstation 4. Murray menjelaskan bahwa saat ini mereka masih berfokus untuk memastikan debut konsol di platform generasi terbaru Sony tersebut berjalan mulus, mengingat tim mereka yang terhitung kecil. Mereka akan bergerak untuk memastikan resiko yang muncul minim sampai jelas apa yang mereka ingin lakukan di masa depan. Sementara untuk versi PC? Walaupun belum ada kepastian apapun, Murray mengaku sangat tertarik untuk mengembangkannya. Mereka bahkan membicarakan potensi dari Mod yang bisa dilahirkan.

Hello Games mengungkapkan ketertarikan mereka untuk merilis No Man's Sky untuk PC suatu saat di masa depan. Namun mereka belum bisa memastikan apapun karena tengah berfokus memastikan debut tim kecil mereka di Playstation 4 berjalan mulus

Hello Games mengungkapkan ketertarikan mereka untuk merilis No Man’s Sky untuk PC suatu saat di masa depan. Namun mereka belum bisa memastikan apapun karena tengah berfokus memastikan debut tim kecil mereka di Playstation 4 berjalan mulus

Walaupun detail informasi masih begitu minim, namun apa yang diucapkan Murray menjadi berita yang cukup membahagiakan bagi gamer PC. Mengapa? Dengan menyebutkan “tertarik”, Hello Games seolah mengkonfirmasikan bahwa tidak ada deal sejauh ini yang akan membuat No Man’s Sky dirilis sebagai sebuah seri eksklusif untuk Playstation 4. Ketertarikan berarti ada kemungkinan proyek port PC ini akan berjalan setelah versi Playstation 4-nya mencapai kualitas yang dibutuhkan atau bahkan sudah dirilis ke pasaran. Harapan masih terbuka lebar!

Evolve Resmi Jadi Game Terbaik E3 2014!

$
0
0
evolve2

evolve2

PS4WiiUXboxOne

Sebuah pertarungan terbuka untuk menarik perhatian gamer sebagai calon konsumen, E3 2014 memang menjadi salah satu event gaming yang paling menarik untuk disimak. Tidak hanya tiga produsen utama konsol yang bertarung habis-habisan di sini, beberapa publisher raksasa juga memperkenalkan lebih banyak produk yang menarik untuk diantisipasi, baik judul yang  sudah diperkenalkan beberapa waktu sebelumnya, atau yang benar-benar menjadikan momen E3 2014 sebagai pengenalan perdana. Semuanya hadir dengan daya tarik yang berbeda satu sama lain. Namun siapakah yang layak menyandang predikat sebagai yang terbaik?

Keputusan ini tentu saja terletak di tangan 28 media gaming resmi yang dipilih oleh E3 2014 Game Critics Award sebagai juri untuk menentukan game mana saja yang pantas untuk disebut sebagai yang terbaik, tentu saja di beragam kategori spesifik yang ditawarkan. Setelah sempat mendominasi di awal nominasi, Evolve resmi dinobatkan sebagai game terbaik di ajang E3 2014 ini! Ia berhasil merebut lebih dari 4 penghargaan dari 4 kategori yang berbeda. Sementara game yang merebut perhatian yang tidak kalah besar adalah proyek inovatif Hello Games – No Man’s Sky yang menjadi primadona di stage utama Sony beberapa waktu yang lalu. Lantas game mana saja yang berhasil merebut kategori yang lain? Berikut adalah list lengkap pemenangnya:

Evolve dari Turtle Rock Studios resmi dinobatkan sebagai game terbaik di ajang E3 2014 kemarin!

Evolve dari Turtle Rock Studios resmi dinobatkan sebagai game terbaik di ajang E3 2014 kemarin!

  • Best of Show: Evolve (Turtle Rock/2K Games for PC, PlayStation 4, Xbox One)
  • Best Original Game: No Man’s Sky (Hello Games for PlayStation 4)
  • Best Console Game: Evolve (Turtle Rock/2K Games for PC, PlayStation 4, Xbox One)
  • Best Handheld/Mobile Game: Super Smash Bros. for 3DS (Sora/Namco-Bandai/Nintendo for 3DS)
  • Best PC Game: Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege (Ubisoft Montreal/Ubisoft for PC, PlayStation 4, Xbox One)
  • Best Hardware/Peripheral: Oculus Rift (Oculus VR)
  • Best Action Game: Evolve (Turtle Rock/2K Games for PC, PlayStation 4, Xbox One)
  • Best Action/Adventure Game: Batman: Arkham Knight (Rocksteady/WBIE for PC, PlayStation 4, Xbox One)
  • Best Role Playing Game: Dragon Age – Inquistion (BioWare/EA for PC, PS3, PS4, Xbox 360, Xbox One)
  • Best Fighting Game: Super Smash Bros for Wii U (Sora/Namco-Bandai/Nintendo for Wii U)
  • Best Racing Game: The Crew (Ivory Tower/Reflections/Ubisoft for PC, PlayStation 4, Xbox One)
  • Best Sports Game: NHL 15 (EA Canada/EA Sports for PS3, PlayStation 4, Xbox 360, Xbox One)
  • Best Strategy Game: Civilization – Beyond Earth (Firaxis/2K Games for Linux, OSX, OC)
  • Best Social/Casual/Family Game: Mario Maker (Nintendo EAD/Nintendo for Wii U)
  • Best Online Multiplayer: Evolve (Turtle Rock/2K Games for PC, PlayStation 4, Xbox One)
  • Best Independent Game: No Man’s Sky (Hello Games for PlayStation 4)
  • Special Commnedation for Innovation: No Man’s Sky (Hello Games for PlayStation 4)

Bagaimana dengan Anda sendiri? Dari semua pemenang yang dinobatkan oleh E3 2014 Game Critics Award ini, adakah judul game yang menurut Anda tidak pantas untuk menerimanya?


The Witcher Perkenalkan Seri Spin-Off ala DOTA 2

$
0
0
the witcher battle arena

the witcher battle arena

the witcher battle arena

Gamer mana yang tidak mengenal nama The Witcher saat ini? Salah satu game RPG barat terbaik racikan developer Polandia – CD Projekt Red ini memang tumbuh menjadi fenomena baru di genre yang ia usung. Tidak hanya sekedar menawarkan kualitas visual yang menawan, cerita yang berbobot dengan gameplay yang menantang menjadikannya primadona baru, bahkan di persiangan generasi baru. The Witcher 3: Wild Hunt yang sudah diperkenalkan lewat serangkaian trailer dan screenshot menjadi salah satu game yang paling diantisipasi tahun 2015 mendatang. Namun siapa yang menyangka, CD Projekt Red ternyata masih menyimpan satu kejutan ekstra yang mungkin belum pernah diprediksi sebelumnya. Ia kini hadir dalam bentuk MOBA.

MOBA – genre pertempuran antar hero ala game kompetitif populer seperti DOTA 2, League of Legends, dah Heroes of Newerth ini memang tengah menjadi tren baru yang berusaha diadaptasikan oleh banyak franchise populer, bahkan yang mungkin tidak pernah disangka sekalipun. Setelah King of Fighters dan Dead Island yang sempat mengumumkan proyek serupa, kini giliran game RPG super keren – The Witcher yang juga akan merilis seri spin-off mereka dalam format yang sama. Game yang diberi judul The Witcher: Battle Arena ini siap meluncur untuk di kuartal keempat tahun 2014 ini.

the witcher battle arena hero

the witcher battle arena3

the witcher battle arena2

the witcher battle arena1

Lantas apa yang membuatnya tampil unik? The Witcher: Battle Arena adalah sebuah game MOBA dari semesta The Witcher yag ditujukan untuk perangkat mobile berbasis iOS, Androids, dan Windows. CD Projekt sudah mengkonfirmasikan 8 karakter yang bisa digunakan – Leto of Gulet, Zoltan Chivay, Phillipa Eilhart, Eithne of Brokilon, The Operator, Saskia of Aedirn dan Iorveth. Seperti game MOBA pada umumnya, masing-masing hero ini akan mengusung tiga buah skill berbeda yang bisa diakses dengan hanya menyentuh icon di layar touch screen perangkat mobile Anda. Pertempuran lebih diarahkan pada pertarungan hero. Game ini tidak memiliki creep sama sekali, namun tetap mempertahankan sistem experience points dan gold untuk membeli equipment yang lebih kuat.

CD Projekt sendiri merencanakan untuk merilis The Witcher: Battle Arena sebagai sebuah game free to play. Monetisasi berfokus pada sistem hero yang terkunci. Anda bisa memilih untuk membeli hero secara langsung atau mengumpulkan mata uang game lewat progress permainann dan membukanya.  Walaupun demikian, mereka menegaskan tidak ada sistem item mall yang akan berpengaruh langsung pada jalannya permainan. Sang Project Manager – Tadek Zlelinski secara terbuka menegaskan bahwa mereka tidak pernah berambisi untuk berhadapan langsung melawan raksasa MOBA seperti DOTA 2 atau LoL. Ia kini menjual identitas The Witcher: Battle Arena sebagai proyek MOBA untuk perangkat mobile.

Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik untuk menjajal The Witcher: Battle Arena ini di perangkat pintar Anda?

Razer Pesimis Dengan PC Masa Depan Mereka – Project Christine

$
0
0
razer project christine5

razer project christine5

razer project christine5

Apa yang pantas untuk kita antisipasi dari PC di masa depan sebagai sebuah platform gaming? Jika melihat tren yang ada, tantangan ini dijawab dengan menghadirkan komponen yang lebih cepat, lebih hemat daya, lebih stabil tanpa ada perubahan fungsi yang revolusioner. Razer sempat berusaha menawarkan sebuah konsep futuristik – Project Christine, sebuah komputer berbasis modular yang memungkinkan pengguna mengganti setiap komponen yang mereka butuhkan dengan sangat mudah. Namun alih-alih melemparkan update teranyar soal produk ini, Razer justru memperkenalkan sebuah produk konsol mini berbasis Android beberapa waktu silam. Pertanyaannya kini, apa kabar Project Christine?

Dalam wawancaranya dengan TechRadar, CEO Razer – Min-Liang Tan secara terbuka mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan Project Christine tidak lagi terlihat menjanjikan. Walaupun secara konsep tampil menarik, berhasil atau tidaknya proyek ini akan sangat ditentukan oleh produsen perangkat keras yang ada. Saat ini, sebagian besar produsen lebih berfokus untuk mengeluarkan dan menjual sebanyak mungkin produk ke pasaran, daripada menginvestasikan resource untuk sebuah inovasi di masa depan. Padahal di sisi lain, Project Christine bergantung pada hal tersebut. Walaupun demikian, Tan juga menegaskan bahwa pembicaraan terus dilakukan dan ia sendiri berharap Razer akan mampu menggandeng setidaknya dua atau tiga produsen sebelum akhir tahun ini.

Razer secara terbuka mengaku bahwa masa konsep PC masa depan mereka - Project Christine memang terlihat meragukan. Terutama karena minimnya dukungan produsen komponen yang tidak tertarik untuk berinovasi dan lebih berfokus menjual produk.

Razer secara terbuka mengaku bahwa masa konsep PC masa depan mereka – Project Christine memang terlihat meragukan. Terutama karena minimnya dukungan produsen komponen yang tidak tertarik untuk berinovasi dan lebih berfokus menjual produk.

Lantas, apakah Project Christine akan mampu diluncurkan sebagai produk komersial di masa depan? Semuanya kini terletak di tangan para produsen perangkat keras yang tentu akan bertanggung jawab untuk melahirkan variasi modul yang ada. Lantas bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda termasuk gamer yang optimis atau pesimis Christine akan masuk ke dalam tahap produksi?

Dualshock 4 Kini Bisa Digunakan di PS3 Secara Wireless

$
0
0
Playstation 4 - JagatPlay

Playstation 4 - JagatPlay

Playstation 4 - JagatPlay

Sony baru-baru ini merilis update firmware 4.60 untuk konsol PlayStation 3. Yang menarik, ternyata update tersebut memungkinkan controller PS4, Dualshock 4, digunakan di PS3.

Seperti diketahui, tanpa update itu pun sesungguhnya Dualshock 4 memang bisa berfungsi di PS3. Hanya saja, syaratnya adalah terhubung terus dengan kabel USB. Dengan update ini, gamer bisa menggunakan Dualshock 4 di PS3 secara wireless!

Sayangnya PS3 tidak mengenali Dualshock 4 secara spesifik, melainkan hanya sebagai wireless controller pada umumnya. Hasilnya, hanya fungsi-fungsi dasar yang aktif. Sementara vibration dan motion control tidak bisa berfungsi. Selain itu, tidak semua game bisa dimainkan dengan Dualshock 4.

Update firmware terbaru PS 3 memungkinkan penggunaan DualShock 4 secara wireless.

Update firmware terbaru PS 3 memungkinkan penggunaan DualShock 4 secara wireless.

 

Bagi Anda yang tertarik mencoba memainkan PS3 dengan Dualshock 4,Anda bisa mengikuti langkah-langkahnya berikut ini:

  • Masuk ke ‘Accessory Settings’ di system menu PS3
  • Pilih ‘Manage Bluetooth Devices’
  • Pilih ‘Register New Device’
  • Tekan dan tahan tombol Share dan tombol PS di Dualshock 4 hingga light bar berkedip
  • Dualshock 4 akan terdeteksi sebagai ‘wireless controller’
  • Pilih dan selesai. Dualshock 4 kini bisa digunakan di PS3

Preview Divinity – Original Sin: Bersiap Ketagihan!

$
0
0
Divinity Original Sin (68)

Divinity Original Sin (68)

Divinity Original Sin (7)

Semakin sederhana sebuah video game, semakin mudah ia dinikmati. Konsep inilah yang tampaknya tangah menjadi basis pengembangan untuk sebagian besar game RPG isometrik yang meluncur ke pasaran. Alih-alih bertahan dengan cita rasa “RPG” yang seharusnya menjadi elemen utama, sebagian darinya justru lebih kentara mencitrakan sebuah game action dalam pola kamera isometrik. Menyerang tanpa pertimbangan, bergerak cepat menghindari serangan, serta memanfaatkan skill seefektif mungkin menjadi formula yang dianggap lebih “menyenangkan”. Namun untuk mereka yang merindukan cita rasa RPG isometrik klasik yang sesungguhnya, dahaga tersebut akhirnya terjawab lewat salah satu judul yang cukup diantisipasi, Divinity – Original Sin. Dikembangkan oleh Larian Studios dan hidup dari proyek Kickstarter, Divinity – Original Sin akhirnya meluncur ke pasaran. Kesan pertama yang ditawarkan juga tampil begitu mengesankan.

Kesan Pertama

Untuk standar sebuah game RPG isometrik, Divinity: Original Sin hadir dengan kualitas visual yang terhitung memesona. Detail karakter diperlihatkan dengan cukup baik, dengan beragam efek status yang juga diproyeksikan lewat perubahan visual secara mendetail. Dunia yang dibangun juga tidak kalah memanjakan mata, lewat permainan warna, penempatan beragam objek, desain kota, hingga tekstur yang disuntikkan di dalamnya. Di setting mentok kanan, Divinity: Original Sin pantas disebut sebagai game RPG isometrik dengan kualitas visual terbaik sejauh ini. Klaim yang tampaknya tidak berlebihan.

Namun jika harus membicarakan daya tarik seri yang satu ini, maka kompleksitas gameplay merupakan pesona yang sulit ditolak, terutama untuk Anda yang sudah merindukan sebuah game RPG isometrik yang akan membuat Anda lupa waktu. Alih-alih jatuh sebagai “game action”, sistem pertempuran di Divinity: Original Sin ditawarkan dalam genre strategi turn-based. Benar sekali, Anda akan menyerang dan bertahan secara giliran, melemparkan beragam aksi dan skill yang semuanya dibatasi oleh jumlah Action Points masing-masing karakter. Tidak hanya sekedar memolesnya sebagai kosmetik, Divinity: Original Sin memang menawarkan konsep game strategi yang cukup mendalam. Ada beragam buff, status effect, elemen, dan pergerakan yang harus Anda pahami dan antisipasi untuk memastikan diri bertahan hidup. Menyerang membabi buta? Divinity: Original Sin akan menghukum Anda tanpa ampun.

Pesona ini terus berlanjut di luar sistem pertarungan yang ada. Anda memiliki kesempatan untuk memodifikasi atribut, memilih skill dan talenta masing-masing karakter untuk setiap kenaikan level, yang kesemuanya akan berpengaruh pada cara Anda memandang dan bereaksi terhadap dunia yang ada.

Sebagai contoh? Karakter yang mengambil talent “Pet Pal” misalnya akan mampu berbicara dengan binatang, dan membuka lebih banyak informasi dari sudut pandang berbeda. Atau Anda yang tidak suka crafting misalnya, bisa mengambil skill yang berfokus pada bartering untuk mendapatkan deal item dengan NPC yang lebih menggoda. Kebebasan ini membuat gaya bermain yang sudah pasti berbeda antara gamer yang satu dengan yang lain, terlepas dari kelas tiap karakter yang mungkin serupa.

Kebebasan juga diimplementasikan ke beberapa detail lain yang tidak kalah luar biasa. Menemukan peti yang terkunci, dan Anda tidak memiliki skill lockpicking? Divinity: Original Sin memungkinkan Anda untuk mengangkat senjata dan menghancurkan peti tersebut dengan kekuatan fisik, tentu saja dengan mengorbankan durability senjata, misalnya. Atau Anda bertemu dengan kobaran api besar yang menghalangi jalan? Tidak perlu pusing mencari keran air ala game puzzle, dan tinggal memicu skill hujan salah satu karakter Anda untuk memadamkannya. Luar biasa!

Satu yang pasti, game ini tampaknya akan membutuhkan waktu  yang sangat panjang untuk diselesaikan. Bermain selama kurang lebih 4 jam, dan kami sendiri bahkan belum menyelesaikan 1 buah quest sekalipun karena kompleksitas dan beragam proses trial dan error yang terjadi. Dengan semua fitur yang ia tawarkan, kami bahkan belum mencicipi mode multiplayer yang juga disertakan di dalamnya. Oleh karena itu, sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, izinkan kami menyediakan screenshot teranyar di bawah ini membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran apa yang kami bicarakan di atas. Dengan ratusan waktu permainan yang dijanjikan, kami sudah tahu kemana dua hari weekend kami akan berakhir!

PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!

Divinity Original Sin (2)

 

Divinity Original Sin (8)

Divinity Original Sin (11)

Divinity Original Sin (29)

Divinity Original Sin (48)

Divinity Original Sin (60)

Divinity Original Sin (68)

Divinity Original Sin (79)

Divinity Original Sin (85)

Divinity Original Sin (105)

Divinity Original Sin (122)

Visual COD: Advanced Warfare Diklaim Mirip Dunia Nyata!

$
0
0
COD - Advanced War announcement trailer (30)

COD - Advanced War announcement trailer (30)

Bertahan dengan modifikasi engine lawas yang terus menerus dijadikan pondasi untuk seri terbaru, Call of Duty memang seringkali diasosiasikan sebagai game FPS yang “ramah” spec. Identitas ini jugalah yang membantu melambungkan popularitas Call of Duty, mempersiapkan sebuah pengalaman konsisten 60 fps untuk setiap platform rilis yang ada. Namun sebagai kompensasinya, kualitas visual yang ditawarkan tidak pernah mampu menandingi franchise kompetitor seperti Battlefield misalnya, yang tampil luar biasa lewat Frostbite Engine 3.0.  Identitas yang tampaknya akan mulai berubah di seri teranyar dari Sledgehammer GamesCOD: Advanced Warfare yang untuk pertama kalinya, akan dikembangkan dengan menjadikan platform gaming generasi terbaru sebagai patokan.

Seberapa besar peningkatan kualitas visual yang ditawarkan? Sang developer – Sledgehammer Games bahkan tidak ragu untuk mengumbar janji. Dalam sebuah trailer teranyar yang memang berfokus untuk membahas presentasi visual yang ada, Sledgehammer menyebut COD: Advanced Warfare akan menghadirkan kualitas visual fotorealistis terbaik.

Sledgehammer Games mengklaim kualitas visual COD: Advanced Warfare akan tampil begitu realistis, hingga gamer akan sulit untuk membedakannya dengan sebuah film dengan aktor nyata.

Sledgehammer Games mengklaim kualitas visual COD: Advanced Warfare akan tampil begitu realistis, hingga gamer akan sulit untuk membedakannya dengan sebuah film dengan aktor nyata.

 

Tidak main-main, mereka menyebut bahwa detail wajah yang diusung tiap karakter akan membuat gamer tidak bisa membedakan apakah mereka tengah menonton sebuah film dengan aktor nyata atau tengah menikmati sebuah video game. Kualitas detail ini juga akan didukung dengan gerak animasi yang lebih hidup, terutama ketika Anda bergerak dengan menggunakan exoskeleton. Setiap detail part akan ikut bergerak ketika Anda berlari, mensimulasikan kondisi dunia nyata.

COD: Advanced Warfare sendiri rencananya akan dirilis pada 4 November 2014 mendatang untuk Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, Xbox 360, dan tentu saja – PC. Tunjuk tangan, berapa banyak dari Anda yang percaya dengan klaim Sledgehammer ini? Atau Anda skeptis dan menyebutnya sebagai omong kosong yang terlalu mengada-ngada?

Viewing all 14784 articles
Browse latest View live