Infamous: Second Son memang diposisikan sebagai salah satu game eksklusif andalan Sony untuk meningkatkan nilai jual konsol generasi terbarunya – Playstation 4. Sebagai salah satu franchise yang tampil begitu memesona di masa lalu, kehadiran karakter baru, inovasi gameplay, dan tentu saja – kualitas visual yang lebih baik membuatnya menjadi proyek yang sangat diantisipasi. Dan benar saja, ia tampil cukup memesona di sisi penjualan sekaligus membantu Sony mendongkrak popularitas Playstation 4 yang saat ini, memang masih terhitung minim game eksklusif. Sayangnya, terlepas dari kualitas grafis yang memang mumpuni, Infamous: Second Son masih memuat beberapa masalah krusial yang bahkan membuatnya terlihat lebih “lemah” dibandingkan Infamous 2.
Selain implementasi sistem karma dengan konsekuensi yang tampil begitu lemah dan terasa sangat linear, Infamous: Second Son juga harus diakui hadir dengan plot dan karakter yang tidak begitu berkesan. Salah satu yang menjadi catatan besar adalah betapa tidak signifikannya peran karakter pendukung yang ada. Pengaruh mereka di sisi cerita terasa begitu minim dan sekedar hadir sebagai sumber kekuatan bagi Delsin, dan tidak lebih. Kelemahan inilah yang tampaknya berusaha ditebus oleh Sucker Punch lewat DLC standalone terbaru – Infamous: First Light. Sempat muncul di ajang E3 2014 yang lalu, Sony akhirnya merilis Infamous: First Light secara digital.
Lantas, apa yang ditawarkan oleh Infamous: First Light ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang sekedar menjual ekstra cerita? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
↧
Review Infamous – First Light: Sekedar Menjual Ekstra Cerita!
↧
Rockstar Buka Mulut Soal Kasus GTA V dan Lindsay Lohan
Tuntutan hukum dari satu pihak ke pihak lainnya mulai menjadi pemandangan umum yang terjadi di industri game. Tidak hanya konflik yang terjadi antara konsumen yang tidak puas dengan produk yang dijual publisher, tetapi juga dari publisher ke publisher. Seperti kasus Capcom yang menuntut hukum Koei Tecmo karena anggapan pelanggaran hak paten terutama terkait cara distribusi konten DLC dan implementasi fungsi getar di dalam game. Namun tidak hanya persoalan “serius” seperti ini, tuntutan hukum seperti ini juga ternyata melayang dari aktris papan atas. Kasus inilah yang terjadi dengan game andalan Rockstar – GTA V. Game open-world ini dipermasalahkan oleh Lindsay Lohan.
Tuntutan hukum melayang karena Lindsay Lohan merasa bahwa Rockstar telah menggunakan citra diri dan parodi kisah hidupnya lewat karakter dalam game – Lacey Jonas tanpa izin. Proses pun berjalan, dan Rockstar akhirnya buka mulut terkait kasus yang tentu saja di mata sebagian gamer, terasa absurd ini. Lewat pengacaranya, Rockstar menegaskan bahwa tuntutan hukum yang dilakukan Lindsay semata-mata hanya untuk kepentingan publikasi semata, sebuah usaha untuk mencari perhatian, dan tidak lebih. Rockstar tetap bersikukuh bahwa semua karakter yang hadir di GTA V adalah karakter fiktif. Oleh karena itu, mereka melihat kasus Lindsay ini sebagai sesuatu yang tidak serius.
Lantas, siapa yang akan memenangkan kasus ini? Dengan proses yang masih terus berjalan, pengadilan sendiri memang belum menentukan sikap sama sekali.
Popularitas GTA V sendiri memang terus meningkat, apalagi setelah pengumuman rilis untuk Playstation 4, Xbox One ,dan PC yang sempat dilemparkan di ajang E3 2014 yang lalu. Walaupun belum mendapatkan tanggal rilis resmi dari Rockstar, namun banyak rumor yang menyakini GTA V versi new-gen ini akan meluncur pada bulan November 2014 mendatang.
↧
↧
Dragon Age: Inquisition Hadirkan Mode Multiplayer Kooperatif!
Dengan trailer yang sangat menawan, Dragon Age: Inquisition tentunya menjadi salah satu game yang paling ditunggu tahun ini. Untuk lebih membuat gamer penasaran, BioWare punya pengumuman menarik terkait mode multiplayer.
Dragon Age: Inquisition dipastikan dilengkapi dengan mode multiplayer yang mendukung 4-player co-op! Lebih lanjut dijelaskan, mode tersebut telah dikembangkan secara khusus selama dua tahun ke belakang dan benar-benar terpisah dari single-player.
“Mengikuti sukses dari mode multiplayer di Mass Effect 3, Dragon Age: Inquisition memiliki sistem pertempuran yang cepat dan membutuhkan kerjasama tim yang taktis dan sistem loot serta crafting yang luas,” ujar pihak BioWare.
BioWare menambahkan, mode multiplayer di game ini sangat menuntut gamer untuk menguasai dengan benar bagaimana bertempur dengan teman sebagai tim. Crafting adalah kunci utama untuk membuat item yang berguna selama pertempuran.
Selain itu, BioWare juga menyisipkan in-game purchase bagi gamer yang ingin membeli item tertentu saat bermain online. Mata uang yang digunakan dalam Dragon Age: Inquisition bernama Platinum yang tentunya bisa dibeli dengan uang sungguhan. Selain membeli menggunakan Platinum, tidak ada cara lain bagi gamer untuk bertukar item.
Yang lebih menarik, ada 12 karakter yang bisa dipilih untuk mode multiplayer saat diluncurkan nanti dengan tiga kelas yang berbeda, yakni Warrior, Rogue, dan Mage. Karakter-karakter baru lainnya akan dirilis oleh BioWare di masa depan.
“Level maksimal di mode multiplayer adalah 20. Setelah Anda mencapai level 20, Anda bisa mempromosikan karakter Anda, yang nantinya akan memberikan poin atribut ekstra untuk karakter tersebut. Promosi karakter juga akan memberikan Prestige Point,” pungkas BioWare.
Seperti diketahui, Dragon Age: Inquisition dipastikan akan diluncurkan untuk PC, Xbox One, PlayStation 4, Xbox 360, dan PlayStation 3 pada 18 November 2014 mendatang. Bagaimana? Semakin tertarik dengan game ini?
↧
Saints Row V Akan Diumumkan Dalam Waktu Dekat?
Persaingan di genre open-world memang selalu panas. Terlepas dari dominasi GTA sebagai franchise yang mampu bercokol di posisi tertinggi setiap kali sebuah seri dirilis ke pasaran, produk lain yang bermain di genre yang sama justru biasanya justru menolak untuk sekedar mengekor. Hampir sebagian besar game open-world selalu mengusung tema dan identitas unik mereka sendiri. Watch Dogs hadir dengan kemampuan hacking, Mafia dengan tema Noir yang kuat, serta Saints Row – yang cukup didefinisikan dengan satu kata saja – Gila. Jika Anda termasuk gamer yang menggemari Saints Row, informasi ini mungkin akan menjadi berita membahagiakan yang sudah lama Anda nanti.
Bertempur melawan Alien dengan kemampuan super power yang luar biasa, Saints Row IV memang berhasil menarik hati begitu banyak gamer. Ia diposisikan sebagai sebuah proyek game open-world yang memang didesain untuk tampil menyenangkan. Dengan pendekatan seperti ini, tentu banyak gamer yang penasaran konsep seperti apa yang akan diusung oleh sang developer – Volition di seri Saints Row selanjutnya. Misteri yang mungkin akan terjawab dalam waktu dekat ini.
Volition menyatakan bahwa mereka akan mengumumkan sebuah proyek game baru di ajang Pax Prime pada tanggal 29 Agustus 2014 mendatang. Event ini sendiri akan dihadiri oleh Creative Director – Steve Jaros, Produser – Jim Boone, Voice Actress – Natalie Lander, dan Brand Director – Aubrey Norris. Tidak hanya sekedar mengumumkan, mereka juga berjanji untuk memperlihatkan gameplay, art, dan informasi yang lebih mendetail terkait proyek tersebut untuk pertama kalinya. Walaupun belum ada konfirmasi apapun dari pihak Volition atau Koch Media – sang publisher, beragam rumor mempercayai bahwa pengumuman ini akan berkaitan dengan seri terbaru Saints Row.
Apakah pengumuman ini akan berakhir dengan Saints Row V, ataukah Volition mempersiapkan sebuah judul game yang benar-benar baru? Kita tunggu saja hingga pengumuman resminya 2 hari lagi. Saints Row di platform generasi terbaru? Pretty please..
↧
Spesifikasi PC untuk The Sims 4
Gamer mana yang bisa menyangkal popularitas The Sims sebagai salah game simulasi paling populer di industri game saat ini? Memproyeksikan situasi sosial kehidupan sehari-hari lewat cara yang menyenangkan, The Sims memberikan kebebasan yang hampir mutlak bagi gamer untuk menjalani hidup impiannya secara digital. Dari membangun karakter dengan kepribadian unik, mendesain dan membangun rumah impian dengan semua pernak pernik yang ada, menjalani karir dan hidup sosial yang gemilang, hingga menciptakan keluarga yang bahagia. Dengan pesona seperti ini, tidak mengherankan jika banyak gamer casual maupun core yang jatuh hati pada franchise ini, dan tentu saja – mengantisipasi kehadiran sang seri terbaru The Sims 4.
Lewat beragam trailer, screenshot, dan demo yang dirilis oleh EA dan Maxis selama beberapa bulan terakhir ini, The Sims 4 memang terlihat tidak terlalu memukau di sisi visual. EA tampaknya mengerti, bahwa untuk memastikan game ini mampu dimainkan dengan nyaman oleh gamer casual, mereka harus memastikan bahwa ia harus ramah spesifikasi. Lagipula sebagai game yang berfokus pada sisi gameplay, penambahan fitur di elemen inilah yang lebih difokuskan. Anda atau orang terdekat Anda termasuk gamer yang menantikan kehadiran The Sims 4? Pastikan terlebih dahulu PC Anda mampu menjalankannya. Maxis akhirnya merilis spesifikasi PC yang dibutuhkan untuk menjalankan game simulasi teranyar ini:
Minimum Requirements:
- OS: Windows XP (SP3), Windows Vista (SP2), Windows 7 (SP1), Windows 8, or Windows 8.1
- Processor: 1.8 GHz Intel Core 2 Duo, AMD Athlon 64 Dual-Core 4000+ or equivalent (For computers using built-in graphics chipsets, the game requires 2.0 GHz Intel Core 2 Duo, 2.0 GHz AMD Turion 64 X2 TL-62 or equivalent)
- Memory: At least 2 GB RAM
- Hard Drive: At least 9 GB of free space with at least 1 GB additional space for custom content and saved games
- DVD-ROM: DVD ROM drive required for installation only
- Video Card: 128 MB of Video RAM and support for Pixel Shader 3.0.
- Supported Video Cards: NVIDIA GeForce 6600 or better, ATI Radeon X1300 or better, Intel GMA X4500 or better
- Sound Card: DirectX 9.0c Compatible
- DirectX: DirectX 9.0c compatible
- Input: Keyboard and Mouse
Recommended Requirements:
- OS: 64 Bit Windows 7,8, or 8.1
- Processor: Intel core i5 or faster AMD Athlon X4
- Memory: 4GB RAM
- Hard Drive: At least 9 GB of free space with at least 1 GB additional space for custom content and saved games
- DVD-ROM: DVD ROM drive required for installation only
- Video Card: NVIDIA GTX 650 or better
- Sound Card: DirectX 9.0c Compatible
- DirectX: DirectX 9.0c compatible
- Input: Keyboard and Mouse
↧
↧
Resident Evil Remake: Original vs HD Remaster
Ada sedikit rasa miris ketika menemukan bahwa franchise klasik yang tampil begitu memesona di masa lalu, terasa terus bergerak menjauh dari akarnya seiring dengan setiap seri baru yang dirilis ke pasaran. Hal inilah yang mungkin dirasakan oleh sebagian besar gamer penggemar seri Resident Evil klasik, mereka yang sempat mencicipi atmosfer horror yang kentara di seri-seri awalnya. Semakin memburuk di Resident Evil 6, ia justru kini terlihat seperti klon Gears of War yang lebih menekankan sisi action. Capcom sebenarnya mengerti apa yang fansnya inginkan, hanya seolah kehilangan arah untuk mewujudkan kerinduan tersebut. Satu-satunya solusi yang bisa didapatkan gamer saat ini, hanya lewat serangkaian proses Remaster game Resident Evil klasik mereka.
Salah satu yang layak untuk diantisipasi tentu saja adalah Resident Evil Remake. Visualisasi ulang dari seri original Resident Evil ini dirilis pada tahun 2002 silam, eksklusif untuk konsol Nintendo – GameCube. Visualisasi yang lebih mumpuni menjadi nilai jual utama, dengan ekstra perubahan di sisi kontrol. Siapa yang menyangka, game Remake ini ternyata dirilis ulang kembali oleh Capcom dalam proyek HD Remaster untuk konsol saat ini dan PC. Seberapa signifkan peningkatan visual yang ditawarkan? Capcom Unity membandingkan beberapa gambar screenshot mereka yang ditangkap dari RE Remake yang di-port ke Wii 5 tahunyang lalu. Gambar di atas ditangkap dari Wii, sementara gambar di bawah berasal dari HD Remaster.
Gambar perbandingan di bawah ini akan membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran. Kualitas detail yang lebih baik dan tata cahaya yang lebih ciamik membuat RE Remake HD Remaster terlihat jauh lebih memesona.
Resident Evil Remake HD Remaster ini sendiri rencananya akan dirilis pada awal tahun 2015 mendatang untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, dan tentu saja – PC. Looks good?
Source: Capcom Unity
↧
Legend of Zelda dan Animal Crossing Bergabung ke Mario Kart 8!
Nintendo Wii U memang tengah berjuang keras untuk tampil relevan di persaingan industri game saat ini. Terlihat jelas kalah di sisi performa, konsol Nintendo ini bahkan tidak mampu lagi menangani engine-engine game terbaru dari developer third party, yang tampil memesona di Playstation 4, Xbox One, dan PC. Setelah sempat diprediksi akan mati cepat, Nintendo Wii U justru menemukan momentum yang luar biasa untuk bangkit kembali. Penantian selama dua tahun terbayarkan lewat gelombang game eksklusif yang siap membanjiri di tahun 2014 ini. Yang menjadi pemicu? Tentu saja sang game racing andalan – Mario Kart 8.
Hadir dengan resolusi Full HD, Mario Kart 8 memang tampil super menyenangkan. Tidak hanya dari desain track dan karakter yang luar biasa, tetapi juga sensasi menyenangkan yang mampu ia tawarkan. Menariknya lagi? Nintendo seolah tidak kehilangan akal untuk terus menjadikan Mario Kart 8 sebagai game andalan yang wajib untuk dimiliki, bahkan untuk mendorong mereka yang belum memiliki Wii U untuk mulai melirik konsol yang satu ini. Jawaban ini terletak pada satu kata: DLC.
DLC? Kata yang satu ini memang punya konotasi negatif di mata gamer, dan selalu mendapatkan gelombang resistensi yang cukup besar. Namun tidak dengan yang terjadi dengan Nintendo dan Mario Kart 8. Apa yang berusaha mereka suntikkan justru mendapatkan dukungan besar dari para gamer. Bagiamana tidak? Nintendo baru mengumumkan dua buah DLC pack terpisah yang bisa dibeli dengan harga USD 12.99. Isinya? Konten yang akan membuat harga tersebut pantas. DLC ini akan menyertakan beberapa karakter baru, termasuk Link dari Legend of Zelda dan Villager dari Animal Crossing. Ekstra kendaraan baru (termasuk Blue Falcon dari F-Zero) dan track serta CUP baru untuk diselesaikan juga akan disematkan di DLC Pack ini.
DLC Pack pertama – The Legend of Zelda Pack yang berisikan Link, Tanooki Mario, dan Cat Peach akan dirilis pada November 2014 mendatang. Di dalamnya termasuk kart dari F-Zero. Sementara DLC kedua – Animal Crossing Pack yang berisikan karakter Villager, Isabelle, dan Dry Bowser baru akan meluncur pada Mei 2015 mendatang. Masing-masing DLC pack ini akan dijual terpisah seharga USD 7.99 atau Anda bisa membelinya dalam satu paket dengan harga yang lebih murah – USD 12.99. Gamer yang melakukan proses pre-order juga akan mendapatkan akses instan untuk menggunakan satu dari 8 buah varian warna untuk karakter Yoshi dan Shy Guys..
Oh Nintendo, how can we hate you?
↧
Trailer Baru Destiny Ungkap Konten Eksklusif untuk PlayStation
Sebagai salah satu game yang paling ditunggu kehadirannya tahun ini, tak heran jika segala berita terbaru mengenai Destiny cukup menarik untuk diikuti. Yang terhangat, trailer anyar dari game tersebut mengungkap konten-konten eksklusif yang hadir di PS4 dan PS3.
Dari video berdurasi 59 detik ini, nampaknya Bungie ingin menekankan bahwa pengalaman bermain Destiny paling maksimal hanya bisa didapat di konsol garapan Sony. Konten-konten multiplayer yang ditawarkan pun diklaim lebih kompetitif.
Gamer juga akan menemukan map eksklusif yang hanya tersedia di PlayStation, contohnya Dust Palace. Selain itu, Destiny versi PlayStation pun memberikan cukup banyak pilihan senjata dan armor yang langka.
Seperti diketahui, Destiny dipastikan akan meluncur untuk PS4, Xbox One, PS3, dan Xbox 360 pada 9 September 2014 mendatang. Sambil menunggu kehadirannya, simak dulu trailer tentang konten eksklusif Destiny versi PS4 dan PS3 berikut ini.
↧
Developer Inggris Mulai Tertarik Pada Konsol Daripada PC
Bagaikan darah mengalir yang membuat tubuh kita terus terpompa, video game memainkan peranan yang sama untuk memastikan roda industri game terus berputar. Ia lah yang menjadi alasan, terlepas dari skala pengembangan dan popularitas yang ia usung, mengapa kita semua jatuh cinta pada permainan interkatif digital yang satu ini. Sebagai sebuah industri, kompetisi tentu saja menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, dengan kubu yang terus bertikai dan punya kepentingan berbeda – konsol dan PC. Terlepas dari jumlah gamer PC yang mungkin mendominasi, popularitasnya di mata developer justru cenderung menurun. Setidaknya hal inilah yang terjadi di Inggris.
Dalam sebuah survei yang dilakukan kepada lebih dari 100 developer game yang berbasis di Inggris, sebuah asosiasi dagang bernama TIGA mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang platform gaming yang lebih populer. Pertanyaan yang mereka lontarkan hanya 2: platform tujuan dari game yang tengah mereka kembangkan dan platform yang mereka rencanakan untuk proyek masa depan mereka.
Hasilnya sendiri cukup mengejutkan. Walaupun persentase developer yang tengah mengembangkan game untuk Xbox One dan PS 4 saat ini masih kecil, namun yang berencana untuk menuju ke kedua platform tersebut ternyata sangat tinggi. Sementara untuk iOS dan PC, kecenderungan tersebut justru menurun, walaupun tidak terlalu signifikan. Memperlihatkan pergeseran popularitas yang terhitung cukup menarik.
Sementara di sisi lain, Unity juga dikonfirmasikan sebagai engine game yang paling populer di mata developer-developer asal Inggris ini. Apakah penemuan ini berarti kita akan menemukan lebih banyak game eksklusif konsol di masa depan dari developer Inggris? Kita tunggu saja.
↧
↧
Yakuza Zero Rilis Screenshot Perdana!
Setiap kali membicarakan sebuah seri terbaru Yakuza yang dikembangkan oleh Sega, maka ada dua reaksi normal yang biasanya mengikuti pengumuman tersebut. Satu mereka yang menaruh harapan besar bahwa seri ini akan tampil jauh lebih baik dibandingkan seri pendahulunya, terutama dari sisi visual mengingat rilis yang akhirnya menuju Playstation 4. Sementara reaksi kedua selalu berkisar pada kecemasan apakah seri ini akan berakhir untuk region di luar Jepang atau tidak. Kekhawatiran yang tentu saja beralasan mengingat Sega absen melakukan proses translasi di beberapa seri terakhir Yakuza terlepas dari animo yang begitu besar. Satu yang pasti, mereka selalu punya cara untuk menciptakan harapan palsu tersebut.
Anda yang cukup mengikuti informasi di industri game tentu saja mengetahui bahwa Sega tengah mempersiapkan seri terbaru Yakuza – Zero. Seperti nama yang ia usung, seri ini akan diposisikan sebagai sebuah prekuel, kisah cerita sebelum perjalanan sang karakter utama – Kazuma Kiryu di seri Yakuza pertama.
Mengambil setting di tahun 1988 atau 7 tahun sebelum seri pertama, Kazuma Kiryu (20 tahun) dan Goro Majima (24 tahun) baru hendak memulai karir mereka di dunia kriminal Jepang. Berbeda dengan seri sebelumnya, seri ini akan memproyeksikan karakter Kiryu yang lebih keras dan gelap. Dari sana, Sega berharap gamer bisa melihat perkembangan kedua karakter ini hingga menjadi tokoh yang kita kenal dari seri Yakuza yang selama ini kita kenal. Sega juga merilis beberapa screenshot perdana yang memperlihatkan kedua karakter utama tersebut.
Yakuza Zero sendiri rencananya akan dirilis pada musim semi 2015 mendatang, untuk Playstation 3 dan Playstation 4 di Jepang. Sega menjanjikan ada lebih banyak informasi akan meluncur di ajang Tokyo Game Show 2014 mendatang. Seperti biasa, mereka juga tidak memberikan kepastian apakah game ini akan meluncur untuk dunia Barat atau tidak. OH C’MON, SEGA!!
↧
Rilis Assassin’s Creed Unity Ditunda!
Terlepas dari fakta bahwa ia menjadi franchise yang secara konsisten dirilis setiap tahunnya, Ubisoft selalu berhasil membuat Assassin’s Creed tampil menarik. Dari mengusung event historis ikonik yang lebih dikenal khalayak umum, menyuntikkan elemen pertempuran laut yang memesona, hingga yang terakhir – menawarkan cita rasa baru lewat inovasi gameplay yang berbeda. Tentu saja, ada satu alasan ekstra untuk menantikan kehadiran Assassin’s Creed terbaru – Unity, dan itu berasal dari fakta bahwa ia menjadi proyek perdana untuk platform generasi teranyar dan PC. Jika Anda termasuk salah satu gamer yang begitu mengantisipasi seri yang satu ini, maka ada satu berita baru yang mungkin akan membuat hari Anda buruk.
Setelah sempat memadati bulan Oktober dan berhasil membuat bulan kesepuluh dari 2014 ini terlihat sebagai bulan yang “menyeramkan” untuk dompet gamer di seluruh dunia, para publisher mulai menyingkirkan game andalan mereka dari bulan tersebut. Setelah Dragon Age: Inquisition, Evolve, dan Battlefield Hardline, kini giliran Assassin’s Creed Unity yang menempuh kebijakan yang sama. Ubisoft secara resmi mengumumkan penundaan rilis Assassin’s Creed Unity. Untungnya, penundaan ini sendiri tidak akan berlangsung lama. AC Unity hanya akan didorong dua minggu dari rencana rilis awal.
Gary Steinman – Senior Communications Manager Ubisoft menegaskan bahwa ekstra waktu dua minggu ini esensial untuk memastikan Ubisoft dapat menyelesaikan dan menyempurnakan beberapa detail yang ada. Senior Producer AC Unity – Vincent Pontbriand menyatakan bahwa proses mengembangkan AC Unity bukanlah sesuatu yang mudah, mengingat ini menjadi seri pertama yang dibangun dari awal untuk mampu tampil optimal di platform gaming terbaru. Ada begitu banyak kerja keras, proses produksi yang lebih kompleks, dan tentu saja pembelajaran. Oleh karena itu, dengan waktu rilis yang semakin mendekat, mereka harus mengakui bahwa AC Unity belum sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Jadi kapan Anda akan bisa menikmatinya? Assassin’s Creed Unity kini akan dirilis pada 11 November 2014 mendatang, untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC. Tanggal rilis yang menarik, mengingat proyek Assassin’s Creed untuk konsol generasi terdahulu – Assassin’s Creed Rogue juga akan dilempar ke pasaran di tanggal yang sama.
Bersabar ekstra dua minggu? Just make sure it will turns out awesome, Ubisoft..
↧
COD: Advanced Warfare Dibantu Penasehat Militer Pentagon
Mengembangkan sebuah game tidak hanya sekedar menyalurkan proses kreatif dan mulai menjual konten yang didasarkan oleh imajinasi belaka. Untuk game-game yang memang menjual atmosfer yang serealistis mungkin, kebutuhan untuk mepresentasikan kondisi dunia nyata menjadi sesuatu yang sangat esensial. Tidak mengherankan jika proses ini juga diwarnai dengan begitu banyak penelitian dan pembelanjaran yang kompleks, bahkan mengundang para ahli di bidangnya untuk memastikan akurasi elemen yang ditawarkan. Salah satu yang paling sering melakukannya, tentu saja adalah game-game bertema FPS, termasuk di dalamnya – Call of Duty: Advanced Warfare.
Untuk memastikan pengalaman yang jauh lebih otentik, Sledgehammer Games – developer dari COD: Advanced Warfare diklaim mencari pendapat dan nasehat dari para ahli di bidangnya, terutama mereka yang terlibat di dunia miiter. Tidak main-main, mereka bahkan mengundang penasehat militer dari Pentagon, perencana skenario dari Departemen Pertahanan AS, dan Futurologist untuk mengubah arah Call of Duty itu sendiri.
Misi utamanya adalah menciptakan beragam alternatif skenario untuk ancaman futuristik yang mungkin menyerang Amerika Serikat di masa depan. Pada akhirnya, pilihan jatuh pada skenarion kekuatan militer swasta yang sudah diperkenalkan Sledgehammer lewat COD: Advanced Warfare. Mereka juga ingin memastikan bahwa senjata futuristik yang mereka tawarkan di seri ini juga mengakar pada probabilitas bahwa konsep-konsep ini bisa berakhir menjadi kenyataan di dunia nyata.
Call of Duty: Advanced Warfare sendiri rencananya akan meluncur pada 4 November 2014 mendatang, untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, dan tentu saja – PC. Apakah Anda termasuk gamer yang menantikan kehadiran game ini atau termasuk yang sudah mulai bosan dengan format rilis tahunan yang ada?
↧
Dituduh Rencanakan Perang Nuklir, Developer Game Dilaporkan ke Polisi
Gamer yang sudah begitu familiar dengan betapa fiktifnya konten yang ditawarkan oleh industri game tentu tidak akan lagi terkejut dengan serangkaian hasil proses kreatif yang ditelurkan, dari yang masih terhitung rasional hingga yang tidak bisa lagi dicerna dengan akal sehat. Beragam skenario akhir dunia menjadi salah satu formula yang paling efektif untuk membangun cerita. Kita harus berhadapan dengan megalomania, bocornya virus berbahaya, meteor, invasi makhluk asing, hingga perang nuklir. Namun bagi mereka yang awam, konsep seperti ini ternyata bisa memicu kesalahpahaman, apalagi jika Anda merupakan seorang developer game. Hal inilah yang terjadi dengan pengembang perangkat lunak – Henry Smith.
Developer asal Inggris ini terpaksa harus berhadapan dengan pihak berwajib setelah mendapatkan laporan akan aktivitas “berbahaya” yang tengah ia lakukan. Tidak main-main, ia dituduh tengah merencanakan sebuah perang nuklir antara Amerika Serikat dan Russia.
Bagaimana bisa? Ternyata berasal dari sesuatu yang sangat sepele. Desain rancang awal game Smith – Global Thermonuclear War yang akan mensimulasikan dampak bomb atom antar negara yang mengalami konflik via Google Map terpampang jelas di papan tulis rumahnya. Sayangnya, gambar rancang ini ternyata dilihat oleh sang agen perumahan yang salah mengartikan gambar ini sebagai rencana jahat Smith. Seperti yang bisa diduga, agen perumahannya langsung melaporkan masalah ini ke polisi.
Untungnya, pihak kepolisian Bristol cukup cerdas untuk tidak menanggapi terlalu serius laporan yang satu ini. Tentu saja akan sangat mengherankan jika seorang pekerja biasa yang tinggal di pinggiran kota Bristol punya akses hulu ledak nuklr dan merencanakan perang bom atom antar negara-negara raksasa di dunia.
Some people..
↧
↧
Developer Metro: PS4 Lebih Bertenaga!
Belakangan ini kekuatan hardware pada sebuah konsol selalu diperdebatkan. Baik Sony maupun Microsoft sama-sama mengklaim konsolnya adalah yang terbaik dan telah dibekali hardware-hardware pendukung yang mumpuni.
Lalu, apa kata developer game? Oles Shishkovstov dari 4A Games mengakui bahwa PS4 lebih canggih dan lebih bertenaga dibanding konsol lainnya saat ini. Perlu diketahui bahwa 4A Games adalah studio yang menggarap Metro 2033, Metro: Last Light, dan Metro Redux.
Khusus untuk Metro Redux, game ini adalah proyek remaster yang membuat 4A Games menghabiskan waktu lebih dari setahun penuh untuk menyelesaikannya. Hasilnya, versi PS4 dan Xbox One sama-sama berjalan di 60 fps. Hanya saja, resolusi di versi PS4 lebih tinggi.
“PS4 sedikit lebih bertenaga. Aku telah melihat banyak kasus di Xbox One saat GPU bisa berjalan lebih cepat namun hanya saat CPU pada kondisi idle. Sayangnya, aku juga melihat sebaliknya, ketika CPU melakukan sesuai yang diharapkan tapi hanya saat GPU di kondisi idle,” ujar Shishkovstov.
Itulah alasan Microsoft membuat sedikit perubahan pada development kit Xbox One Juni lalu yang akhirnya bisa membuat performa GPU naik sekitar 10 persen bagi developer. Meski begitu, Shishkovstov menilai bahwa kekuatan dari sebuah konsol bukan segalanya.
“Menghitung keluaran piksel mungkin bukan cara terbaik untuk mengukur perbedaan keduanya (PS4 dan Xbox One). Ada banyak faktor penting lainnya yang mempengaruhi kualitas gambar selain resolusi. Kami mungkin bisa menambah 40 persen lebih banyak piksel di PS4, tapi bukan berarti hasilnya 40 persen lebih baik. Mata Anda sendiri bisa menilainya,” tambahnya.
Yang menarik, segala hal yang ia dan timnya pelajari tentang kedua konsol tersebut akan menjadi bekal untuk pengembangan game selanjutnya, yang kabarnya, berbasis open-world. “Untuk game yang sedang kami kerjakan sekarang, desainer kami telah beralih ke gaya sand-box, kurang linear tetapi masih berbasis cerita,” pungkas Shishkovstov. Seperti apa game-nya? Kita tunggu saja pengumuman selanjutnya dari 4A Games.
↧
Review Metro Redux: Lompatan Visual!
Proses HD Remaster memang menjadi salah satu formula yang tengah digandrungi developer dan publisher saat ini. Tren ini kian populer setelah kehadiran konsol generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One di pasaran. Proses pengembangan yang lebih sederhana untuk sebuah produk yang sebenarnya sudah menemukan bentuk akhir dan basis fans yang kuat tentu menyisakan developer pada satu tugas utama – memastikan kualitas visual yang lebih sempurna dan mengikuti perkembangan zaman. Menariknya lagi? Terlepas dari beragam kritik yang selalu mengemuka setiap kali sebuah pengumuman proyek HD Remaster dilemparkan, game-game mampu meledak di pasaran, seperti yang terjadi dengan Tomb Raider: Definitive Edition dan The Last of Us Remastered. Tidak lagi sekedar game third person shooter, sebuah franchise FPS besar juga menempuhnya. Benar sekali, kita tengah membicarakan Metro.
Identitas yang kuat, alunan cerita yang keren, dan presentasi visual yang memesona memang menjadi salah satu kunci utama mengapa franchise Metro dari 4A Games mampu menarik perhatian massa. Ada sesuatu yang menarik dari kisah perjalanan untuk mencari kebenaran di sebuah dunia post-apocalyptic yang mencekam dan penuh rasa keputusasaan ini, yang diperlihatkan oleh dua buah seri berkesinambungan – Metro 2033 dan Metro: Last Light. Selisih “umur” yang cukup jauh dan implementasi engine yang lebih canggih di seri terakhir, akhirnya mendorong 4A Games untuk merilis game ini dalam sebuah format yang terasa lebih menyatu. Semuanya ditawarkan oleh proses HD Remaster yang tidak sekedar menyuntikkan resolusi atau framerate yang lebih tinggi. Sebuah solusi yang disebut sebagai Metro Redux.
Setelah penantian yang cukup lama, 4A Games akhirnya merilis Metro Redux ke pasaran, untuk PC dan konsol generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One, tentu saja.Lantas, apa yang ia tawarkan? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah proyek dengan lompatan visual? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Tanpa Tambahan Konten Signifikan
Seperti halnya game-game HD Remaster yang meluncur ke pasaran sebelumnya, Metro Redux yang merupakan paket berisikan dua game terpisah: Metro 2033 Redux dan Metro: Last Light Redux juga tidak menawarkan tambahan konten yang signifikan di sisi cerita, apalagi mengingat kedua game ini juga tidak menyuntikkan mode multiplayer sama sekali. Anda masih akan bertemu dengan jalinan cerita yang sama, sebuah skenario post-apocalyptic dimana manusia dipaksa untuk hidup di terowongan bawah tanah yang dihubungkan dengan jalur kereta. Sementara bumi yang dulunya indah, kini dihuni oleh begitu banyak makhluk mematikan yang siap untuk memburu dan memangsa mereka yang berani memperlihatkan diri. Semua perjalanan ini dilakukan dari kacamata sang karakter utama – Arytom. Sejak diperkenalkan untuk pertama kali, 4A Games memang menjadikan perombakan visual sebagai nilai jual utama Metro Redux itu sendiri, dengan Metro 2033 sebagai fokus. Secara gameplay, Anda tidak akan menemukan sesuatu yang berbeda secara signifikan. Walaupun harus diakui, implementasi engine teranyar di Metro 2033 memang membuat skema kontrol senjata dan gerak yang lebih nyaman untuk dikuasai. Setidaknya cukup untuk memastikan Anda tidak tewas melawan para Bandits hanya karena kesulitan untuk melihat posisi lawan atau senjata yang dirasa tidak responsif dan menghasilkan impact yang dibutuhkan. Menariknya lagi? Seperti yang sempat mereka terapkan di Metro Last Light dahulu, gamer kini juga berkesempatan untuk memilih satu di antara dua pilihan gaya bermain – Survival dan Spartan di Metro 2033 Redux. Survival akan membawa Anda pada pengalaman Metro yang sesungguhnya, dimana resource senjata mengalami limitasi ketat, dimaan Anda akan lebih didorong untuk beraksi sefektif mungkin karena hal ini. Sementara Spartan memberikan kesempatan untuk mencicipi game ini dengan cita rasa game FPS yang lebih mainstream, dimana peluru tidak akan menjadi masalah yang berarti. Namun pada akhirnya, secara garis besar, sisi gameplay yang ditawarkan oleh Metro Redux tidak banyak berbeda dibandingkan dengan versi original masing-masing. Satu hal yang cukup terasa berbeda, setidaknya di Metro 2033 Redux, adalah penambahan beberapa animasi gerakan untuk menghasilkan efek yang lebih dramatis dibandingkan seri originalnya. Sementara dari sisi percakapan, dialog yang disuntikkan masih hadir sama persis dengan versi awalnya, lengkap dengan voice acts yang ada. Masalah klasik seperti suara dialog yang bertabrakan satu sama lain dan justru membuat pesan utama tidak tertangkap dengan baik masih terasa di sini.↧
Modder Ubah GTA IV Jadi Watch Dogs
Skill yang mumpuni dan ekstra kreativitas di otak, tidak ada kata mustahil tampaknya bagi para modder di industri game. Dedikasi mereka memang tidak hanya diarahkan untuk menyempurnakan game yang sudah ada, dari menambah fitur atau memperbaiki sisi kosmetik yang ada. Mereka yang cukup “gila” bahkan mampu memodifikasi hampir sebagian besar mekanik gameplay yang ada, menciptakan sebuah game dengan sensasi yang berbeda. Seperti yang dilakukan modder dengan game racikan Rockstar – GTA IV. Tidak main-main, mereka bahkan mampu membangun Watch Dogs di dalamnya.
Benar sekali, Anda yang mungkin berhalangan untuk mencicipi game open world dari Ubisoft – Watch Dogs karena masalah spesifikasi atau dana, mungkin mulai bisa mencoba sensasi yang serupa dari game lain. Seorang modder berhasil mengubah GTA IV menjadi Watch Dogs.
Mod yang disebut “Watch Dogs IV” ini tidak hanya menyertakan model karakter Aiden di dalamnya, tetapi memuat semua fungsi telepon genggam yang bisa ia lakukan di Watch Dogs. Mod ini membuat Anda bisa meretas ke dalam ATM, lampu jalan, lampu lalu lintas, pembatas jalan, kamera, dan beberapa teknologi yang lain. Beberapa detail lain seperti aksi untuk melakukan Takedown dan HUD untuk roda senjata juga ditambahkan di dalamnya.
Imagine what you can achieve with GTA V PC version later. Anda yang tertarik dengan mod ini bisa mengunduhnya langsung dari link yang satu ini.
↧
Developer PES Sebut FIFA Game Ping-Pong!
Persaingan antara dua franchise raksasa sepakbola di industri game – PES dari Konami dan FIFA dari EA memang selalu menjadi pemandangan yang menarik untuk disimak. Tidak hanya berakhir pada franchise mana yang berhasil mendominasi popularitas yang ada, persaingan ini juga selalu diwarnai dengan pertempuran inovasi fitur terbaru yang menjadi nilai jual utama. Tahun 2014 menjadi tahun yang spesial, mengingat keduanya akan bertempur secara terbuka di platform generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One. Bahkan sebelum dirilis, atmosfer persaingan ini sudah memanas. Seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya, PES memulai perang verbal.
Dalam wawancaranya dengan situs gaming – NowGamer, developer PES membicarakan beberapa hal penting terkait PES terbaru – PES 2015 dan tentu saja, sang kompetitor utama – FIFA 15. Brand Manager PES untuk wilayah Eropa – Adam Bhatti menegaskan bahwa PES selalu punya elemen kiper dan shooting yang lebih baik, menghasilkan pengalaman sepakbola yang lebih realistis.
Sementara si Assisstant Producer – Klaus Garner menyebut bahwa hal ini tentu berbeda dengan sensasi yang ditawarkan FIFA 15. Garner menyebut FIFA 15 tak ubahnya bermain ping-pong. FIFA disebut sebagai game bola yang hanya berfokus untuk menciptakan gol, dan umpan bola lambung selalu berhasil di sana.
PES 2015 sendiri rencananya akan meluncur pada 13 November 2014 mendatang, sementara FIFA 15 meluncur terlebih dahulu di 23 September 2014. Keduanya akan dirilis untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, dan tentu saja – PC.
Ping-pong? Harsh dude..
↧
↧
Bayonetta 2 Dapatkan Tanggal Rilis Pasti
Kemarahan memang sempat memuncak ketika Platinum Games mengkonfirmasikan status eksklusivitas Bayonetta 2, hanya untuk Nintendo Wii U. Bagaimana tidak? Di awal eksistensi seri perdananya, game ini sempat meluncur untuk Playstation 3 dan Xbox 360. Seperti respon yang muncul di kasus Rise of the Tomb Raider saat ini, tindakan Nintendo dan Platinum ini dianggap mengkhianati para penggemar Bayonetta yang kebetulan tidak memiliki Wii U. Namun seiring dengan waktu, lewat beragam penjelasan di balik latar belakang motif kesepakatan yang terjadi, publik pun mulai menerima.
Memang sulit untuk tidak melirik Bayonetta 2. Sebagai sebuah seri sekuel, ia hadir dengan begitu banyak inovasi di sisi gameplay dan terlihat menawan di beragam trailer dan demo yang dirilis Nintendo selama beberapa bulan terakhir ini.
Walaupun harus diakui, peningkatan kualitas visualnya tidak sesignifikan dari seri perdana dan jauh dari standar sebuah game generasi terbaru, Bayonetta 2 tetap diposisikan sebagai usaha Nintendo mendekati kelompok gamer yang lebih dewasa. Setelah penantian yang cukup lama, game action ini akhirnya mendapatkan tanggal rilis yang pasti.
Bayonetta 2 dipastikan siap meluncur pada 24 Oktober 2014 mendatang, eksklusif untuk Nintendo Wii U. Seperti yang sempat diumumkan sebelumnya, rilis ini juga akan memuat seri perdana Bayonetta yang sudah disuntikkan beragam fitur spesial dari Nintendo. Can’t wait!
↧
Nintendo Umumkan Model Nintendo 3DS Baru
Nintendo baru-baru ini secara resmi mengumumkan model terbaru dari konsol genggam andalannya, 3DS. Menurut pihak perusahaan, 3DS anyar yang disebut ‘New 3DS’ dan ‘New 3DS XL’ itu dibekali dengan beberapa peningkatan dibanding versi sebelumnya.
Baik New 3DS maupun New 3DS XL kini memiliki analog stick baru dan ekstra tombol ZR dan ZL, yang pada dasarnya menambahkan fungsionalitas dari Circle Pad Pro. Tombol A, B, Y, X pun kini tampil dengan beragam warna pada hurufnya.
Selain itu, konsol tersebut juga semakin meminimalisir efek ‘ghosting’ pada mode 3D yang kerap muncul ketika gamer menggerakkan kepala mereka dari posisi yang tepat di depan layar 3DS. Nintendo memanfaatkan teknologi kamera di New 3DS untuk mendeteksi lokasi kepala si pemain dan mengatur tampilan gambar agar sesuai dengan sudut yang tepat.
Keduanya juga dilengkapi dukungan NFC di bagian bawah layar untuk memudahkan Amiibo terbaca tanpa harus menggunakan aksesoris tambahan. Nintendo pun menggantikan slot SD card dengan slot microSD. Yang tak kalah menarik, New 3DS dan New 3DS XL hadir dengan prosesor baru yang diklaim mampu membuat kinerja lebih cepat.
Sang produsen asal Jepang rencananya akan merilis New 3DS dan New 3DS XL pada 11 Oktober 2014 mendatang di Jepang dengan banderol masing-masing USD 150 dan USD 180. Belum ada keterangan kapan versi baru tersebut akan tersedia di negara lainnya.
↧
Review CM Storm Resonar: Untuk Gamer Pencinta Bass!
Seringkali diremehkan dan dilihat sebagai sebuah elemen yang tidak terlalu signifikan untuk menghadirkan pengalaman bermain yang lebih optimal, audio sebenarnya memainkan peranan yang yang jauh lebih krusial. Percakapan yang lebih jernih dan jelas, musik yang mengalun tepat, hingga efek suara yang menggelegar akan membantu menciptakan atmosfer permainan yang seharusnya. Untuk mencapai hal tersebut, perangkat audio yang mumpuni tentu saja sangat dibutuhkan, bahkan ketika yang Anda butuhkan hanyalah sekedar kesunyian ketika mencicipi game-game horror. Kualitas inilah yang berusaha ditawarkan oleh Cooler Master lewat produk headphone mereka – CM Storm Resonar.
Desain dan Fitur
Apa yang Anda pikirkan ketika membicarakan sebuah perangkat audio yang didesain untuk gaming? Hampir sebagian besar dari pikiran kita mungkin akan langsung tertuju pada headset berukuran besar, dengan serangkaian fitur kosmetik yang kentara. Namun tidak dengan CM Storm Resonar ini. Ia hadir sebagai sebuah in-ear headphones yang tetap ditujukan untuk memastikan pengalaman gaming Anda terasa optimal. Secara kasat mata, hampir tidak ada sisi kosmetik yang memperkuat identitas headsetnya sebagai sebuah perangkat gaming, namun tetap mampu memperlihatkan kesan sebuah produk bernilai tinggi. Pondasi utama CM Storm Resonar dibangun dengan menggunakan bahan alumunium untuk menciptakan kualitas audio yang lebih optimal, sekaligus memastikan ia mampu bertahan untuk waktu yang cukup lama. Desain yang proporsional didukung dengan ukuran dan bahan karet penutup yang pantas untuk diacungi jempol, CM Storm Resonar akan meminimalisir semua suara yang muncul dari lingkungan luar dan memaksimalkan semua suara yang muncul dari driver. Namun ingat, seperti halnya in-ear headphone pada umumnya, telinga Anda akan butuh waktu beradaptasi sebelum bisa merasa nyaman menggunakan CM Storm Resonar. Apalagi jika Anda termasuk gamer yang tidak pernah menggunakan headphone dengan varian seperti ini sebelumnya. Namun tenang saja, CM Storm Resonar juga menyertakan tiga variasi ukuran bantal telinga untuk kebutuhan telinga Anda. Sebutkan satu masalah klasik yang hampir selalu terjadi ketika Anda menggunakan headphone, apalagi ketika mobile? Benar sekali, kabel kusut yang selalu terjadi tanpa alasan yang jelas. Untungnya, hal ini tidak akan pernah terjadi di CM Storm Resonar ini. Desain kabel pipih yang ia suntikkan tidak hanya menambah nilai estetika, tetapi juga memastikan Anda tidak akan lagi berhadapan dengan kasus kabel kusut yang menyebalkan. Dengan pouch yang juga disertakan di dalam paket penjualan, Anda bisa menggunakan CM Storm Resonar ini untuk memperkuat PC Anda atau perangkat mobile ketika Anda tengah beraktivitas di luar ruangan. Keputusan untuk menjadikan jack 3.5mm sebagai konektor utama memang menihilkan hadirnya dukungan perangkat lunak yang memungkinkan user untuk memodifikasi beberapa elemen suara yang ada, walaupun demikian keputusan ini justru tampil begitu tepat untuk CM Storm Resonar ini. Mengapa? Karena ia mampu menjamah semua perangkat gaming yang ada di pasaran, tanpa harus terperangkap pada identitas sebagai peripheral untuk PC semata. Dengan gamepad Nintendo Wii U dan DualShock 4 yang sudah menyematkan port jack 3.5mm yang bisa diakses dengan mudah, CM Storm Resonar bisa diandalkan untuk memaksimalkan audio yang keluar dari game-game konsol tersebut. Bahkan, ia akan mampu menawarkan atmosfer gameplay yang jauh lebih baik daripada sekedar mengandalkan suara yang keluar dari layar televisi Anda. Salah satu keunggulan lain dari CM Storm Resonar dan desain in-ear headphone-nya adalah kepastian bahwa Anda tidak akan mengganggu kenyamanan orang lain di ruang publik, terlepas dari betapa tingginya volume suara yang Anda anggap paling nyaman. Ini menjadikannya sebagai ujung tombak yang bisa digunakan dalam beragam situasi, baik dari sekedar menikmati musik di kendaraan umum hingga bermain game kesukaan Anda di tengah malam, tanpa perlu mengganggu orang lain sama sekali. Anda bisa menikmati aktivitas kesukaan Anda tanpa lagi terhalang apapun. Lantas seperti apa spesifikasi teknis yang ditawarkan oleh CM Storm Resonar ini?- Driver: 8mm driver
- Frequency Response: 20Hz-20KHz
- Impedance: 20Ω
- Connector: 3.5mm headphone jack
- Cable Length: 1.3m
CM Storm Resonar, Seberapa Baik?
Walaupun tidak mengusung bentuk yang memperlihatkan identitas sebuah peripheral audio gaming yang kentara, CM Storm Resonar hadir dengan fitur yang luar biasa, apalagi untuk Anda – para gamer yang menggemari bass. Ia mengusung teknologi mumpuni yang telah dipatenkan – Bass FX, yang diklaim mampu menghasilkan suara bass yang tangguh dan sejernih kristal di saat ayng sama. Apa itu Bass Fx? Ia disebut sebagai sebuah teknologi berbasis magnet yang akan menyesuaikan diri sesuai dengan kebutuhan tanpa perlu dukungan perangkat lunak. Ia akan menghasilkan audio yang maksimal, terlepas dari jenis suara yang Anda nikmati. Lantas seberapa benar klaim tersebut? Kami menjajalnya di semua konten multimedia utama – film, musik, dan video game. Kami menantang CM Storm Resonar untuk berhadapan dengan tiga ujian terbesar ini.Film
Bass memang selalu menjadi primadona utama ketika kita membicarakan audio di beragam konten multimedia, khususnya film layar lebar yang kini sudah bisa Anda nikmati dalam kualitas terbaik di dunia maya. Dan tidak ada momen yang lebih tepat untuk menguji CM Storm Resonar selain kembalinya sang Raja dari segala Kaiju – Godzilla yang kini sudah tersedia dalam format definisi tinggi. Untuk adegan drama yang memang terbilang mendominasi film ini, suara percakapan dan beragam detail suara yang bergerak di latar belakang berhasil ditangkap dengan sangat baik. Namun puncak performa CM Storm Resonar tentu ada pada setiap menit kemunculan Godzilla. Raungan khasnya yang menggelegar, bersama dengan hancurnya kota dari pertempuran melawan para MUTO terdengar sangat luar biasa. Detail suara yang muncul setiap kali MUTO mengeluarkan panggilan khasnya juga pantas diacungi jempol.Musik
Dengan Bass FX yang menjadi fitur andalannya, CM Storm Resonar bisa dipastikan memang akan tampil jauh lebih maskimal untuk musik yang menjadikan elemen tersebut sebagai nilai jual yang paling utama. Namun untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendetail tentang performa yang ia usung, kami tentu saja harus mengujinya di beragam genre musik yang ada, di format 128kbps untuk mewakili kualitas suara yang memang lebih umum digunakan. Tiga buah musik dari tiga buah genre yang kami pilih adalah Coldplay – Paradise (Pop), Tidus – Delancey (Hip Hop), dan Slipknot – The Negative One (Metal). Seperti yang bisa diprediksi, CM Storm Resonar terhitung tidak bisa memunculkan kualitas audio Slipknot dengan maksimal. Dengan suara gitar yang mendominasi, ada sensasi bahwa setiap suara yang muncul bersinggungan erat satu sama lain, sehingga mengaburkan detail suara yang ada. Dengan ruang suara yang tidak terlalu luas, ini menjadi masalah tersendiri. Namun untuk musik yang terus menawarkan dentuman bass seperti Tidus, CM Storm Resonar tampil begitu memesona. Ia akan memanjakan telinga Anda yang memang menggemari jenis musik seperti ini. Sementara untuk lagu yang lebih bercirikan pop, kejernihan suara yang ia tawarkan cukup untuk memfasilitasi kualitas suara yang Anda butuhkan.Gaming
Keputusan untuk menjadikan konektor 3.5mm sebagai basis menjadikan CM Storm Resonar adaptif, setidaknya untuk memfasilitasi kepentingan gaming Anda di platform manapun, tidak hanya lagi terbatas PC. Port jack 3.5mm yang disuntikkan Nintendo Wii U di GamePad mereka dan Playstation 4 di DualShock 4 memungkinkan perangkat ini dimaksimalkan untuk memainkan range game yang lebih luas. Kami bahkan sempat mengujinya di The Last of Us Remastered dan P.T. – yang dinobatkan sebagai salah satu game paling menyeramkan saat ini. Sementara di Nintendo, Super Mario 3D World yang masih mencuri hati kami menjadi tempat pengujian. The Last of Us Remastered membuktikan betapa menariknya CM Storm Resonar sebagai sebuah peripheral audio, apalagi dengan fitur Bass FX yang ia miliki. Ia mampu menangkap keheningan, petikan gitar Gustavo Santaolalla, suara dan setiap makian Ellie, dan suara panah yang meluncur dari tangan Joel dengan begitu tepat, bahkan harus diakui, sempurna. Hal yang sama juga terjadi di Super Mario 3D World, apalagi dengan semua musik luar biasa yang ia tawarkan di sepanjang permainan. Isolasi suara yang mumpuni menjadi salah satu alasan mengapa CM Storm Resonar tidak hanya bisa diandalkan untuk game-game yang secara konsisten menawarkan ledakan di sana-sini, tetapi juga yang sekedar menjual keheningan.Kesimpulan
Terlepas dari bentuknya yang memang harus diakui tidak memperlihatkan identitas sebuah peripheral gaming yang kentara, CM Storm Resonar menjalankan tugasnya dengan begitu optimal. Desainnya sebagai in-ear headphone tidak hanya menawarkan isolasi suara yang lebih baik dan berujung pada presentasi suara yang lebih memanjakan telinga, tetapi membuatnya bisa digunakan untuk beragam kepentingan di situasi apapun tanpa perlu takut mengganggu kenyamanan orang lain, apalagi ketika Anda berada di ruang publik. Bahan alumunium yang digunakan menjamin kualitas build yang tahan lama sekaligus mampu menghasilkan audio yang mumpuni. Desain kabel pipih yang disematkan juga akan menyelesaikan masalah klasik kabel kusut headphone yang sangat menjengkelkan. Bagian terbaiknya? Cooler Master juga menyertakan beberapa bantal telinga ekstra dan audio/mic splitter ke dalam paket penjualan untuk memastikan produk ini lebih adaptif untuk apapun kebutuhan yang Anda inginkan. Implementasi konektor jack 3.5mm juga membuatnya bisa digunakan untuk tidak hanya untuk PC, tetapi juga di konsol generasi terbaru, tablet ,dan smartphone. Jika ada satu hal yang pantas dicatat dari CM Storm Resonar adalah minimnya indikator untuk Bass FX. Teknologi ini memang memungkinkan Anda untuk mengatur tingkat bass yang keluar dari headphone ini Anda secara langsung, tanpa perlu mengandalkan perangkat lunak sama sekali. Syaratnya? Anda harus memutar roda kecil di bagian headset untuk mengaktifkan atau mematikan fitur tersebut. Sayangnya, tidak jelas ke mana Anda harus memutar untuk mengaktifkan fungsi Bass FX tersebut. Bagian in sama sekali tidak memberikan petunjuk apapun, selain sebuah bagian kecil berwarna hijau yang menunjukkan dimana posisi Anda sekarang. Walaupun demikian, CM Storm Resonar harus diakui mampu menjalankan fungsinya sebagai sebuah perangkat audio gaming yang mumpuni, untuk semua platform yang tersedia di pasaran. Tidak hanya sekedar menjual dentuman bass yang keras, ia juga mampu menawarkan keheningan suara yang tentu saja dibutuhkan di genre game-game tertentu. CM Storm Resonar ini sendiri dijual di kisaran harga USD 50.↧