Sebuah misteri yang sulit untuk terjawab, pernyataan ini tampaknya tepat untuk menggambarkan keseluruhan situasi yang diciptakan oleh Square Enix terkait Final Fantasy XV. Bagaimana tidak? Sudah diumumkan bertahun-tahun lamanya, bahkan sejak ia masih menyandang nama Final Fantasy XIII Versus dan direncanakan untuk Playstation 3, Square Enix masih belum memperlihatkan kepastian rilis apapun. Perubahan nama menjadi Final Fantasy XV dan eksposure besar-besaran di ajang E3 2013 ternyata tidak menjamin apapun. Ia bahkan sudah dipastikan tidak akan mendapatkan update terbaru di ajang TGS 2014 mendatang. Mengapa ia begitu lama dikembangkan? Square Enix percaya bahwa FF XV akan menentukan masa depan konsol di Jepang.
Hal inilah yang diungkapkan Hajime Tabata dalam wawancaranya dengan situs gaming – Kotaku. Tabata meyakini bahwa Final Fantasy XV akan menjadi senjata utama untuk menghidupkan kembali gairah konsol di Jepang, yang ia sebut, mulai tenggelam di tengah meledaknya pasar mobile dan handheld. Oleh karena itu, ia berambisi untuk melahirkan sebuah game yang memang bisa dinikmati seumur hidup, sebuah game ayng akan membuat gamer lupa waktu di depan televisi, untuk semua generasi gamer. Sebuah pengalaman yang mulai jarang ditemui di kalangan gamer Jepang yang sekarang, selalu mobile.
Karena alasan yang sama pulalah, Tabata percaya bahwa kemajuan pasar konsol akan sangat bergantung pada performa yang ditawarkan oleh Final Fantasy XV. Jika game ini gagal di pasar Jepang, maka kemungkinan bahwa Jepang memang tidak lagi tertarik pada platform game besar ini dan tidak ada masa depan untuknya.
Sayangnya, Tabata sendiri masih belum bisa memberikan kejelasan apapun terkait rilis Final Fantasy XV yang sudah dikonfirmasikan untuk Playstation 4 dan Xbox One ini. How about not waiting for another couple of years, Tabata? That would be awesome..
↧
Final Fantasy XV Akan Tentukan Nasib Konsol di Jepang
↧
Destiny Catat Angka Pre-Order Terbesar Sepanjang Sejarah!
Destiny memang pantas disebut salah satu game yang paling diantisipasi tahun ini. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pre-order Destiny yang berhasil menjadi yang terbesar sepanjang sejarah sebagai sebuah judul game baru.
Setidaknya itulah yang diungkapkan langsung oleh pihak Activision. Sang CEO, Eric Hirshberg, menyebutkan bahwa FPS garapan Bungie tersebut memiliki potensi untuk meraih audience yang sangat besar.
“Destiny menjadi sebuah perjalanan kreatif yang luar biasa bagi semua orang di Activision dan Bungie. Kami merasa bahwa kami memiliki kesempatan untuk memulai sesuatu yang besar. Tiba di hari peluncuran dengan dukungan sebanyak ini dan antusiasme yang besar dari fans maupun retailer benar-benar membuatnya menarik. Saat seperti ini tidak akan sering terjadi,” ujarnya.
Activision tak lupa menyebutkan bahwa pada tahap beta di bulan Juli lalu, tercatat ada 4,6 juta gamer yang ikut serta. Pihak perusahaan menyimpulkan jumlah yang kurang lebih sama setidaknya akan tercapai di hari pertama peluncuran.
“Destiny adalah game yang selalu ingin kami ciptakan. Kami telah bermimpi untuk membuat dunia seperti ini selama bertahun-tahun. Karena itu, kami sangat senang bisa membuka pintu dan memungkinkan para fans merasakan pengalaman tersebut,” tambah Presiden Bungie, Harold Ryan.
Baik Activision maupun Bungie memang tidak menyebutkan angka yang pasti tentang jumlah pre-order dari game ini. Meski begitu, pernyataan mereka diamini oleh salah satu retailer ternama di dunia, GameStop, yang juga menyebut Destiny sebagai game garapan Bungie dengan pre-order terbesar sepanjang sejarah.
Selain mengumumkan soal keberhasilan Destiny di tahap pre-order, Activision dan Bungie tak lupa menjelaskan tentang dua DLC yang akan dirilis untuk Destiny. Yang pertama bernama The Dark Below dan akan hadir Desember mendatang. Belum ada keterangan nama dari DLC kedua. Yang pasti, keduanya menawaran misi baru, konten-konten cooperative, multiplayer maps baru, serta senjata dan armor tambahan.
↧
↧
The Sims 4 Merajai Persaingan Pasar Game Inggris
Tidak mudah untuk membawa arah baru sebuah franchise yang sudah eksis selama berpuluh-puluh tahun dan berusaha menarik dukungan untuknya. Hal inilah yang mungkin terjadi dengan game simulasi andalan Maxis dan EA – The Sims. Setiap seri yang dirilis selalu mengundang gelombang pro dan kontra, mereka yang suka dan tidak suka dengan perubahan yang berusaha ditawarkan. Hal yang sama juga terjadi di The Sims 4 ini. Terlepas dari beberapa yang menganggap minimnya fitur yang ditawarkan jika dibandingkan dengan The Sims 3, banyak juga yang suka dengan beragam pendekatan gameplay baru yang disuntikkan oleh Maxis. Satu yang pasti, popularitas franchise ini tetap setinggi yang dibayangkan.
The Sims 4 dengan mudah menjadi game paling laris di Inggris minggu lalu, mengalahkan Watch Dogs yang sudah menguasai pasar ini selama beberapa minggu. Menariknya lagi? Hal ini juga mengukuhkan nama The Sims 4 sebagai satu-satunya game eksklusif PC yang berhasil memuncaki tangga game Inggris, setelah hampir tidak ada game serupa selama dua tahun terakhir sejak Guild Wars 2. Menariknya lagi? Ada beberapa game baru yang juga masuk ke dalam bursa 40 besar, termasuk di antaranya Danganronpa 2: Goodbye Despair dari PS Vita dan Warriors Orochi 3: Ultimate. Sementara nama-nama lain masih ditempati oleh muka “lawas”. Siapa saja game 20 terbaik Inggris minggu lalu? Berikut adalah list lengkapnya:
- The Sims 4
- Watch Dogs
- Metro Redux
- The Last of Us: Remastered
- Diablo 3 Reaper of Souls: Ultimate Evil
- Call of Duty: Ghosts
- Minecraft: Xbox 360 Edition
- Plants vs Zombies: Garden Warfare
- Minecraft: Playstation 3 Edition
- GTA V
- Madden NFL 15
- The Lego Movie Videogame
- Titanfall
- Wolfenstein: The New Order
- Tomodachi Life
- Lego Marvel Super Heroes
- Terraria
- Assassin’s Creed IV: Black Flag
- Sniper Elite 3
- Battlefield 4
↧
Review Lichdom – Battlemage: “FPS” Super Unik!
Berapa banyak dari Anda yang sempat mencicipi seri Elder Scrolls sebelumnya, terutama sang seri kelima – Skyrim? Dengan beragam penghargaan yang berhasil ia capai, bersama dengan popularitas yang tidak mudah tenggelam berkat dukungan komunitas yang luar biasa, Skyrim menjadi sebuah standar RPG yang luar biasa. Kebebasan, luasnya dunia, hingga mekanik gameplay dari kacamata orang pertama yang memesona menjadi daya tarik yang sulit untuk ditolak. Namun berapa banyak dari Anda yang sempat memimpikan konsep sebuah game mirip Skyrim, namun dengan cita rasa action yang lebih dominan? Jika Anda termasuk salah satunya, maka Lichdom Battlemage mungkin akan menjadi jawaban dari pencarian Anda selama ini.
Lichdom – Battlemage sendiri dikembangkan oleh sebuah studio game independen bernama Xaviant. Namun tentu saja, statusnya sebagai sebuah game independen tidak lantas membuat game ini hadir dengan kualitas kacangan. Lepasnya campur tangan publisher dan rilis via portal distribusi Valve – Steam justru memberikan kebebasan mutlak bagi Xaviant untuk mengimplementasikan beragam ide yang mereka. Hasilnya? Sebuah game yang walaupun diklaim mengusung genre “FPS RPG” ala Borderlands, justru memperlihatkan sebuah game “FPS” yang belum pernah dijajal sebelumnya. Menariknya lagi? Xaviant juga memastikan pengalaman bermain yang optimal dari sisi visual, berkat implementasi engine andalan Crytek – CryEngine.
Lantas, apa yang ditawarkan oleh Lichdom – Battlemage ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game “FPS” yang unik?
Plot
Lichdom – Battlemage menawarkan dua varian cerita yang berbeda, tergantung pada jenis kelamin karakter yang Anda pilih – pria atau wanita. Waluapun akan berbagi jalan cerita dan musuh yang sama ketika permainan dimulai, dengan karakter lawan jenis yang secara otomatis berperan sebagai karakter pendukung, keduanya memiliki latar belakang motivasi yang berbeda. Jika Anda memilih karakter pria, maka Anda akan tergerak dalam misi balas dendam atas kematian istri tercinta Anda. Dan jika Anda memilih karakter wanita, Anda harus menyelamatkan sang kakak tersayang yang ditawan. Satu yang pasti, keduanya mengakar pada kebencian yang sama terhadap satu karakter yang sama – Count Shax. Satu yang pasti, misi untuk menghabisi musuh karakter dengan kekuasaan besar ini tentu saja bukan hal yang mudah. Namun keberuntungan tampaknya berada di pihak karakter yang kita gunakan. Diselamatkan oleh seorang penyihir misterius bernama Roth, kita dipilih menjadi seorang Dragon – seorang ksatria penyihir yang ditakdirkan untuk menyelamatkan dunia. Benar saja, takdir kita ternyata juga bersinggungan dengan Count Shax itu sendiri. Roth menyebut karakter antagonis ini sebagai pemimpin dari sebuah sekte sihir kegelapan bernama – Cult of Malthus. Karakter dengan jenis kelamin yang tidak Anda pilih akan secara otomatis menjadi karakter pendukung, yang akan senantiasa muncul dan berkomunikasi dengan si karakter utama. Lantas mampukah sang karakter Dragon kita menundukkan Count Shax? Apa pula itu Cult of Malthus? Tantangan seperti apa yang harus kita hadapi? Semua jawaban dari pertanyaan ini akan bisa Anda temukan dengan memainkan Lichdom – Battlemage ini.↧
Pemimpin Faksi Civ: Beyond Earth Berasal dari Indonesia?
Indonesia dan Civilization memang sudah berbagi sejarah panjang. Sebagai sebuah game strategi yang berfokus pada sejarah peradaban dunia, Firaxis – sang developer franchise ini tentu saja tidak melewatkan salah satu kerajaan terbesar di dunia di masa lalu – Majapahit. Pengakuan tersebut meluncur lewat kehadiran sosok Majapahit yang muncul sebagai salah satu faksi yang bisa digunakan di Civilization V. Menariknya lagi, Indonesia tampaknya akan dipresentasikan kembali di seri terbaru – Civilization: Beyond Earth. Lewat sosok seorang pemimpin fiksi bernama Hutama.
Mengambil setting 200-300 tahun di masa depan, Firaxis memang tidak pernah secara eksplisit menyebut Hutama sebagai orang Indonesia. Ia adalah pemimpin sebuah faksi baru bernama – Polystralia, yang merupakan penggabungan kawasan antara Australia dan Asia Tenggara dengan kekuatan pangan yang luar biasa. Polystralia bahkan disebut-sebut sebagai sumber makanan untuk dunia di masa depan setelah event kehancuran luar biasa yang masih menjadi misteri – “The Great Mistake”. Lantas siapa sebenarnya Hutama?
Civilization akhirnya merilis informasi lebih mendetail terkait sosok ini. Hutama diungkap sebagai seorang pria cerdas berumur 20 tahun yang berhasil meraih perhatian dunia. Hutama disebut sebagai sosok yang berhasil menghancurkan korupsi di level akar rumput dan menciptakan generasi yang lebih baik. Menariknya lagi? Hutama disebut-sebut sebagai lulusan dari Universitas Sumatera Utara (USU) di biografinya, sebelum terjun ke dunia politik. Apa alasan Firaxis memilih nama USU? Satu yang pasti, ini kian memperbesar kemungkinan bahwa Hutama, selain nama yang khas, adalah orang Indonesia.
Civilization: Beyond Earth sendiri rencananya akan dirilis pada 24 Oktober 2014 mendatang, eksklusif untuk PC.
↧
↧
Ubisoft Umumkan Assassin’s Creed: Birth of a New World
Seperti diketahui Ubisoft siap merilis dua game Assassin’s Creed terbaru, yaitu Unity dan Rogue. Meski begitu, ternyata ada satu versi Assassin’s Creed lagi yang baru-baru ini diumumkan oleh pihak perusahaan. Judulnya adalah Assassin’s Creed: Birth of a New World – The American Saga.
Menurut Ubisoft Assassin’s Creed: Birth of a New World – The American Saga dipastikan siap diluncurkan untuk PC, PlayStation 3, dan Xbox 360. Tidak seperti Unity dan Rogue, Birth of a New World merupakan sebuah paket dimana didalamnya berisi Assassin’s Creed 3, Assassin’s Creed Liberation HD, dan Assassin’s Creed 4: Black Flag.
Ubisoft berencana mulai merilis Assassin’s Creed: Birth of a New World pada 3 Oktober 2014 mendatang untuk kawasan Eropa dan 28 Oktober untuk Amerika Utara. Sesuai tanggal rilisnya, game ini memang ditujukan bagi mereka yang belum pernah memainkan ketiga seri tersebut, namun bersiap menyambut Assassin’s Creed Rogue.
Assassin’s Creed Rogue dijadwalkan meluncur pada 11 November 2014. Game tersebut memiliki tokoh utama bernama Shay Patrick Cormac yang bekerja untuk Templar. Cormac akan berlayar dari Atlantik Utara ke New York dengan setting waktu di event Seven Years War.
Rogue memang merupakan game yang menjadi jembatan antara Assassin’s Creed 4: Black Flag dan Assassin’s Creed 3. Karena alasan itulah Ubisoft mencoba menawarkan Assassin’s Creed: Birth of a New World sebelum secara resmi merilis Rogue ke pasaran.
Cukup menarik memang melihat langkah Ubisoft yang merilis tiga game Assassin’s Creed berbeda dalam jangka waktu yang sangat berdekatan. Bahkan salah satu diantaranya hanya berupa kompilasi. Bagaimana menurut Anda?
↧
Microsoft Umumkan Jajaran Game untuk Tokyo Game Show 2014
Berada di posisi yang tidak terlalu baik, Microsoft memang terus berbenah diri untuk memastikan daya saing yang jauh lebih melawan sang kompetitor utama – Sony. Dengan penjualan di angka 1:3, Microsoft siap untuk bersaing di ekstra 28 negara baru di bulan September 2014, dengan fokus yang juga mengarah di beberapa kawasan Asia. Sayangnya, seperti yang sempat terjadi di Xbox 360, Xbox One juga ternyata belum begitu menarik di mata orang Jepang. Hal ini terlihat dari event rilis perdana dengan animo yang begitu rendah. Tapi Microsoft masih punya satu ekstra kesempatan untuk menebus diri. Benar sekali, kita tengah membicarakan ajang Tokyo Game Show 2014.
Apa yang tengah dipersiapkan Microsoft untuk menarik pasar Jepang? Apakah mereka akan mempersiapkan proyek game-game JRPG eksklusif seperti di Xbox 360 lalu? Semua jawaban dari pertanyaan masih menjadi misteri, dengan Microsoft yang terkesan tutup mulut untuk memberikan detail apapun. Walaupun demikian, mereka secara resmi mengumumkan game-game yang akan mereka pertontonkan di booth TGS 2014 Microsoft yang akan berlangsung pada 18 – 21 September 2014 mendatang. Apa saja?
Xbox One
- Call of Duty: Advanced Warfare (Square Enix)
- Dance Central: Spotlight (Microsoft)
- Dead Rising 3 (Microsoft)
- Dynasty Warriors 8: Empires (Koei Tecmo)
- D4: Dark Dreams Don’t Die (Microsoft)
- EA Sports UFC (EA)
- The Evil Within (Bethesda Softworks)
- Evolve (2K Games)
- FIFA 15 (EA)
- Forza Horizon 2 (Microsoft)
- Forza Motorsport 5 (Microsoft)
- Halo: The Master Chief Collection (Microsoft)
- Happy Wars (Microsoft)
- Kiler Instinct (Microsoft)
- Kinect Sports Rivals (Microsoft)
- Minecraft: Xbox One Edition (Mojang)
- NBA 2K15 (2K Games)
- Ori and the Blind Forest (Microsoft)
- Psycho-Pass: Sentaku naki Koufuku (5pb.)
- Ryse: Son of Rome (Microsoft)
- Sunset Overdrive (Microsoft)
- Titanfall (EA)
Xbox 360
- Borderlands: The Pre-Sequel
↧
Rockstar Mulai Kembangkan GTA V PC Sejak 2012?
GTA V memang pantas menyandang predikat sebagai salah satu game open world terbaik yang pernah ada. Terlepas dari nama besar yang sudah berhasil ia raih, Rockstar berhasil menyuntikkan beragam inovasi gameplay, dari sistem tiga karakter hingga variasi aktivitas open-world yang jauh lebih banyak. Tidak mengherankan jika banyak gamer yang berharap agar GTA V menuju PC dan konsol generasi terbaru. Apa pasal? Jika dengan konsol dengan berteknologi lawas saja Rockstar mampu mencapai kualitas yang begitu tinggi, bayangkan apa yang bisa mereka implementasikan di platform dengan performa yang jauh lebih kuat. Harapan untuk menikmati sebuah game GTA V yang lebih optimal tampaknya bukan omong kosong belaka.
Hal ini terungkap setelah sebagian besar log internal proses pengembangan GTA V dari Rockstar bocor di dunia maya. Menurut log tersebut, GTA V versi PC ternyata sudah dikembangkan sejak tahun 2012 silam, dan terus mendapatkan proses uji coba hingga akhirnya berhenti di bulan Juli 2013. Ia tampaknya dikembangkan bersamaan dengan versi PS 3/ Xbox 360. Bagian terbaiknya? Rockstar sama sekali tidak menyebut kata Xbox One atau Playstation 4 sama sekali di log ini, membuka probabilitas besar bahwa GTA V versi PC lah yang menjadi fokus pengembangan. Dengan informasi seperti ini, kita mungkin akan mendapatkan versi PC yang lebih baik, setelah kasus port yang tidak optimal di GTA IV yang lalu.
Rockstar sendiri sampai sekarang belum mengumumkan tanggal rilis pasti apapun untuk GTA V versi Playstation 4, Xbox One, dan PC, namun membantah bahwa ia akan ditunda dari rencana awal rilis musim gugur tahun 2014-nya. Spekulasi sendiri meyakini bahwa game ini akan meluncur pada November mendatang.
↧
Shadow of Mordor Tunda Rilis Versi Xbox 360 / PS 3
Sebuah semesta fiksi yang begitu luas dan kompleks, dunia yang dibangun oleh J.R.R Tolkien memang tidak akan pernah habis untuk dijelajahi. Adaptasi menjadi film dan video game menjadi proses yang sudah seringkali terjadi. Kesempatan untuk mencicipi sebuah pengalaman yang berbeda kini ditawarkan Monolith Software yang tengah mempersiapkan judul terbaru – Middle-earth: Shadow of Mordor yang akan meluncur dalam hitungan minggu. Namun berita buruk untuk gamer yang masih bertahan dengan dengan konsol generasi sebelumnya, game ini akan terlambat untuk waktu yang cukup lama.
Monolith sendiri sempat merencanakan akan merilis Shadow of Mordor versi konsol generasi sebelumnya dan terbaru di tanggal yang sama, dengan versi PC yang agak sedikit terlambat beberapa hari. Namun informasi teranyar yang dirilis oleh Warner Bros justru membalikkan keadaan tersebut. Shadow of Mordor versi PS 3 dan Xbox 360 dipastikan akan ditunda untuk waktu yang cukup lama, sementara versi PC justru akan dipercepat. Di sisi lain, versi Playstation 4 dan Xbox One akan bertahan di rilis yang sama.
Shadow of Mordor versi PS 3 / Xbox 360 akan ditunda hingga 18 November 2014 mendatang, sementara versi Playstation 4 dan Xbox One akan bertahan dengan rilis 30 September 2014 ini. Menariknya lagi? Setelah sempat diumumkan akan dirilis pada awal Oktober, rilis Shadow of Mordor versi PC justru dipercepat. Ia kini akan dirilis sama di hari yang sama dengan versi PS 4 dan Xbox One – 30 September 2014 ini.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik untuk mencicipi game ini akhir bulan?
↧
↧
Sony Perlakukan Destiny Seperti Game Eksklusif
Jika berkaca dari kualitas lima buah seri Halo yang hadir eksklusif untuk platform gaming milik Microsoft – Xbox, hampir semua gamer tentu saja setuju bahwa Bungie adalah salah satu developer game FPS konsol terbaik di industri saat ini. Tidak mengherankan jika nama besarnya sendiri sudah cukup untuk membuat banyak gamer mengantisipasi kehadiran proyek perdana mereka di luar nama besar Halo – Destiny. Suntikan dana masif dari Activision juga semakin memperkuat animo yang ada. Menariknya lagi? Terlepas dari fakta bahwa ia adalah sebuah game multiplatform, Destiny memang terlihat condong memihak Sony dan brand Playstation miliknya. Apa yang sebenarnya tengah terjadi?
Kerjasama ini begitu erat, hingga Microsoft sendiri tidak diperkenankan untuk mempublikasikan bahan promosi apapun yang memuat nama Destiny di dalamnya. Dalam wawancaranya dengan situs gaming Eropa – Eurogamer, Fergei Gara – Managing Director Sony UK memberikan sedikit gambaran.
Ia mengakui bahwa Sony memperlakukan Destiny tak ubahnya sebuah game eksklusif, dan meyakini perannya yang penting. Ia bahkan secara terbuka menyebut Destiny sebagai salah satu ujung tombak untuk menjual lebih banyak Playstation di pasaran, apalagi menjelang masa liburan. Kerjasama marketing antara Sony, Activision, dan Bungie terkait Destiny memang kentara selama beberapa bulan terakhir ini.
Destiny sendiri sudah dirilis di pasaran untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox One, dan Xbox 360. Can’t wait to play this game, for sure..
↧
Kebanyakan Gamer PC Tunggu Diskon Sebelum Membeli Game?
PC bisa disebut sebagai salah satu platform game dengan jumlah pengguna terbesar di seluruh dunia. Meski sebagian di antaranya masih bergantung pada game bajakan, tak sedikit dari mereka yang mulai beralih menjadi ori user.
Salah satu faktor pendukungnya adalah keberadaan ekosistem game besar seperti Steam yang memudahkan mereka dalam membeli judul-judul terbaru. Selain itu, potongan harga yang cukup menggiurkan di ketika ada sale besar-besaran menjadi alasan tersendiri untuk memainkan game original.
Yang menarik, menurut penelitian yang dilakukan oleh NPD Group kepada 6255 gamer di Amerika Serikat pada Juni lalu, 46 persen responden menyebutkan bahwa mereka yang membeli game original di PC dalam bentuk digital tak mau membayar dengan harga normal, melainkan menunggu harga turun menjadi lebih murah.
“Setengah dari gamer PC yang memainkan versi digital dan/atau fisik selalu menginginkan adanya potongan harga, dan publisher maupun retailer harus bisa mengelola harapan tersebut,” ujar pihak NPD.
Anda mungkin berpikir bahwa sebagai konsumen, hal ini sangat masuk akal. Meski begitu, pihak developer, khususnya indie, justru merasa cukup prihatin dengan efek dari potongan harga tersebut kepada industri game. Pasalnya, sale yang kerap di gelar di Summer maupun Winter menghalangi developer untuk mendapatkan pembayaran penuh dari karya mereka.
Setidaknya, adanya sale besar-besaran dengan potongan harga yang menggiurkan bisa menjadi langkah awal untuk beralih menjadi ori user. Bagaimana dengan Anda sendiri para gamer PC?
↧
Review Dead Rising 3: Kiamat yang Menyenangkan!
Mayat-mayat yang bangkit dari kematian, sekedar didorong kebutuhan untuk mencari makanan, tanpa kesadaran dan pertimbangan moral, dan mampu menginfeksi yang lain dengan cakaran atau gigitan, zombie memang harus diakui merupakan salah satu skenario akhir dunia yang secara konsep, menyeramkan. Tidak mengherankan jika ia dilihat sebagai sebuah bentuk ancaman fiktif yang cocok untuk game-game bergenre survival-horror seperti Resident Evil atau Left 4 Dead, misalnya. Namun sensasi dan atmosfer yang berbeda justru ditawarkan oleh franchise lain andalan Capcom – Dead Rising. Alih-alih sebagai ancaman, zombie justru dilihat sebagai sebuah sarana untuk bersenang-senang secara optimal. Seperti yang ditawarkan oleh Dead Rising 3.
Anda yang sudah sempat membaca preview kami sebelumnya, tentu saja sudah memiliki sedikit gambaran akan apa yang ditawarkan oleh Dead Rising 3 ini. Sebagai salah satu game yang “membuka” jalan untuk langkah pertama Xbox One memasuki persaingan konsol generasi terbaru, Dead Rising 3 tampil cukup memesona di versi PC yang akhirnya dirilis, setelah penantian yang cukup lama. Tidak hanya dari kualitas visual, tetapi juga fakta bahwa game generasi terbaru ini memuat gebrakan teknologi yang cukup memesona untuk sebuah game open-world. Satu yang pasti, atmosfer fun yang dibawa dari dua seri Dead Rising sebelumnya tetap dipertahankan di seri teranyar ini.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dead Rising 3? Mengapa kami menyebutnya sebagai kiamat yang menyenangkan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Selamat datang di Los Perdidos, sebuah kota fiktif California dengan cuaca tropis yang terlihat sebagai tujuan wisata yang menyenangkan, tentu saja, jika ia tidak sedang berada di kondisinya saat ini. Ketika ia tidak sedang dipenuhi oleh ratusan ribu mayat hidup yang bertebaran di jalan, berjalan pelan untuk mencari sumber makanan yang masih tersisa – manusia. Selamat datang di Los Perdidos, dimana senapan mesin dan parang tajam akan jadi cara terbaik Anda untuk menikmati liburan. Anda akan berperan sebagai seorang montir bernama Nick Ramos, yang berusaha bertahan hidup di tengah semakin memburuknya kondisi Los Perdidos. Bersama dengan beberapa manusia lain yang selamat, Nick harus berjuang melewati barisan para mayat hidup ini untuk mencari bahan makanan dan tentu saja, korban lain yang kebetulan selamat. Namun waktu yang dimiliki Nick ternyata tidak banyak. Pemerintah Amerika Serikat yang tengah dirundung kekacauan ternyata memutuskan untuk melemparkan bomb berkekuatan dahsyat dan melenyapkan Los Perdidos dari peta dunia. Waktu berjalan, dan satu-satunya jalan keluar Nick hanyalah sebuah pesawat terbang butut yang menolak untuk hidup jika tidak mendapatkan supply part tertentu. Dengan waktu super terbatas inilah, misi utama Nick beralih, dari sekedar bertahan hidup menjadi keluar dari neraka dunia ini secepat mungkin. Namun bukan hanya zombie yang harus ditakuti olehnya. Kondisi Los Perdidos yang tidak lagi memiliki hukum apapun, melahirkan gelombang manusia-manusia oportunis dengan agenda mereka masing-masing, dari sekedar kelompok gang motor yang bertahan hidup dengan cara menjarah, hingga beragam organisasi lain yang punya cara berbeda-beda untuk memastikan keselamatan dri mereka sendiri. Seiring dengan progress permainan, Nick juga menemukan sebuah benang kusut konspirasi menyeramkan, yang ternyata melibatkan militer Amerika Serikat. Tidak hanya itu saja, obat penangkal infeksi zombie yang selama ini didengungkan sebagai metode yang efektif – Zombrex ternyata digunakan untuk kepentingan yang jauh berbeda. Lantas, mampukah Nick keluar dari Los Perdidos ini? Siapa sebenarnya dalang di belakang munculnya ratusan ribu mayat hidup ini? Kepentingan apa yang melibatkan militer AS dan Zombrex? Semua jawaban dari misteri ini akan bisa Anda jawab dengan memainkan Dead Rising 3 ini.↧
Rilis Xbox One di Jepang Terbukti Sepi Peminat
Xbox dan Jepang tampaknya menjadi dua kata yang sulit untuk dipertemukan di dalam satu kalimat dengan konotasi yang positif. Sudah menjadi rahasia umum bahwa negara matahari terbit ini selalu menjadi pasar paling menantang untuk Microsoft, terlepas dari beragam strategi yang sudah dilemparkan untuk membuat sang produk konsol andalan – Xbox tampil lebih menarik. Setelah kegagalan Xbox 360, rilis konsol generasi terbaru – Xbox One juga tidak memperlihatkan tren yang lebih baik. Ini terbukti dari minimnya antrian di hari pertama rilis, yang biasanya terjadi di hari rilis konsol dan handheld terbaru yang lain. “Kegagalan” rilis Xbox One ini bukan lagi sekedar spekulasi. Angka lah yang akhirnya berbicara.
Menurut data yang dikumpulkan oleh majalah gaming raksasa Jepang – Famitsu, Microsoft hanya berhasil menjual tidak lebih dari 23.562 unit di Jepang selama minggu pertamanya (4-7 September 2014). Angka yang tentu saja menyedihkan. Sebagai perbandingan, dua hari rilis pertama Xbox 360 di tahun 2005 berhasil menelurkan penjualan lebih dari 60.000 unit. Angka ini kian menimbulkan rasa pesimis jika dibandingkan dengan sang kompetitor utama – Playstation 4 yang berhasil terjual lebih dari 300.000 unit di minggu pertamanya.
Apakah Microsoft akan mampu bangkit dari keterpurukan ini? Semoga saja, presentasi mereka di ajang TGS 2014 mendatang mampu meningkatkan daya tarik yang ada. Oh Microsoft..
↧
↧
EA Ingin Garap Game untuk Jam Tangan Pintar Apple
Sepert diketahui, Apple baru-baru ini mengumumkan jam tangan pintar terbarunya yang diberinama Apple Watch. Ternyata kehadiran produk yang berpotensi laris di pasaran tersebut menarik perhatian EA.
Ya, perusahaan gaming ini berencana membuat game untuk Apple Watch! Karena masih dalam tahap pertimbangan, EA menugaskan dua tim khusus yang bertugas untuk meneliti apakah memungkinkan bagi mereka membenamkan game di perangkat tersebut.
“Satu hal yang kami pertimbangkan dengan divisi mobile adalah melihat wearable device sebagai platform gaming. Dengan Apple mengumumkan Apple Watch, ada tren dimana perangkat wearable akan mengalami peningkatan dalam hal performa, kapabilitas, dan fungsi unik yang kami percaya bisa digunakan untuk game,” ujar Frank Gibeau, Executive VP of EA Mobile.
Di tahap ini EA memang belum punya gambaran seperti apa game yang akan dibenamkan di sebuah jam tangan nantinya. Walaupun demikian, pihak perusahaan mengaku cukup antusias untuk mewujudkan rencananya itu. “Kami pikir ini masih terlalu dini. Tapi di EA, munculnya sebuah platform yang baru sangat menarik bagi kami,” tutup Gibeau.
Sebuah game untuk smart watch? Bagaimana menurut Anda sendiri? Ada gambaran game seperti apa yang bisa diimplementasikan ke dalam peripheral kecil ini?
↧
Seri Fatal Frame Terbaru Rilis Trailer Gameplay!
Sebagian besar gamer yang cukup mengikuti perkembangan game horror tentu tidak asing lagi dengan nama Fatal Frame, yang begitu populer di masa lalu. Bagaimana tidak? Cita rasa horror Asia yang begitu kentara dipadupadankan dengan gameplay yang memaksa Anda untuk berhadapan frontal dengan setiap sumber ketakutan yang ada. Alih-alih lari dan bersembunyi, Anda justru diminta untuk melihat para setan yang berkeliaran ini, sedekat mungkin, menggunakan sebuah kamera mistis bernama Obscura. Setelah rehat untuk waktu yang cukup lama, Koei Tecmo akhirnya mengkonfirmasikan sebuah seri terbaru – Zero: Nuregarasu no Miko atau dalam bahasa Inggrisnya, Project Zero: The Black-Haired Shrine Maiden.
Tidak perlu diragukan lagi, konfirmasi yang meluncur beberapa bulan yang lalu tersebut tentu saja sangat disambut baik. Fatal Frame teranyar ini akan bercerita tentang Kozukata Yuuri – sang tokoh protagonis utama wanita yang memiliki kemampuan untuk melihat dunia arwah. Setelah sempat memperlihatkan serangkaian screenshot, trailer gameplay pertama Fatal Frame terbaru ini akhirnya dirilis. Trailer ini mendemokan pengaplikasikan gamepad Wii U sebagai kamera Obscura. Gamer dapat membidik dan melihat musuh yang tengah mereka hadapi langsung dari gamepad. Menariknya lagi? Anda juga punya kebebasan untuk menentukan sendiri sudut pengambilan gambar untuk hasil yang lebih efektif. Kualitas visualisasi dalam game juga terlihat menawan.
Project Zero: The Black-Haired Shrine Maiden ini sendiri rencananya akan dirilis pada 27 September 2014 mendatang, untuk pasar Jepang, eksklusif untuk Nintendo Wii U. Baik Koei Tecmo maupun Nintendo sendiri belum memastikan apakah seri terbaru ini akan menuju region barat atau tidak. Damn, the girls the game looks amazing!
↧
RE: Revelations 2 Usung Sistem Konten ala The Walking Dead
Ada begitu banyak alasan untuk menantikan kehadiran Resident Evil: Revelations 2. Salah satu yang cukup kuat tentu saja mengingat fakta bahwa ia menjadi salah satu seri “terbaru” Resident Evil yang memang masih mengakar pada citra survival horror, dan tidak jatuh pada sensasi game action yang lebih kentara seperti seri utamanya. Beberapa detail baru yang mengemuka juga mengkonfirmasikan kembalinya sang karakter ikonik yang sudah lama vakum – Claire Redfield lewat seri ini, dengan desain yang kini terlihat lebih dewasa. Namun, Capcom ternyata punya satu kejutan ekstra soal game yang satu ini. Ia akan ditawarkan dengan format konten seperti The Walking Dead.
Berbeda dengan seri Resident Evil sebelumnya yang dirilis sebagai sebuah game lepas yang berisikan awal dan akhir cerita di satu disc yang sama, Capcom mengkonfirmasikan bahwa RE: Revelations 2 akan ditawarkan dalam format konten episodik. Anda yang sempat memainkan game dari Telltale – The Walking Dead tentu tidak asing lagi dengan format yang satu ini.
Capcom sendiri berencana untuk membagi game ini ke dalam empat bagian, yang masing-masing bagiannya akan dirilis di minggu yang berbeda. Setiap episode akan dijual dengan harga USD 5.99, namun Capcom juga tetap akan menawarkan satu format season lengkap – USD 24.99 dengan ekstra konten. Tidak hanya dua format tersebut, RE: Revelations 2 juga akan dirilis dalam format disc – USD 39.99, dengan ekstra konten lanjutan yang masih belum dijelaskan secara mendetail.
Resident Evil: Revelations 2 akan meluncur pada awal tahun 2015 mendatang, untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox One, Xbox 360, dan tentu saja – PC. Resident Evil dengan format konten episodik? What are you thinking Capcom….
↧
Spesifikasi PC untuk Alien: Isolation
Posisi Alien sebagai salah satu film science fiction bertema horror terbaik yang pernah ada memang tidak bisa dipungkiri. Teror di tengah kegelapan dan kesunyian luar angkasa ini akan senantiasa membuat adrenalin penontonnya terpacu. Bentuknya yang mengerikan dengan kemampuan berburu manusia yang luar biasa juga berhasil menjadikan Xenomorph sebagai salah satu “monster” paling ikonik di jagat hiburan. Namun sayangnya, dengan semua daya tarik ini, Alien masih terhitung sebagai salah satu film yang gagal diadaptasikan menjadi video game. Usaha terakhir dari Sega dan Gearbox Software – Aliens: Colonial Marines lahir menjadi bencana yang tidak pantas lagi dibicarakan. Satu-satunya harapan kini berada di pundak Alien: Isolation.
Game racikan Creative Assembly ini memang hadir dengan arah yang berbeda. Alih-alih tampil sebagai game action, Alien: Isolation diposisikan sebagai sebuah game horror ala Outlast atau Amnesia. Alih-alih senjata, Anda hanya dibekali sebuah senter dan pelacak gerakan untuk membantu Anda mendapatkan posisi Xenomorph, yang di game ini, tampaknya tak punya misi lain selain menjadikan Anda sebagai sumber makanan. Hadir dengan kualitas visual yang mumpuni, Alien: Isolation yang diposisikan sebagai game multiplatform tentu akan tampil lebih optimal di PC daripada platform gaming yang lain. Pertanyaannya kini, spesifikasi PC seperti apa yang harus Anda siapkan? Informasi resmi ini akhirnya meluncur:
Minimum Requirements:
- Operating System: Windows 7 (32bit)
- Processor: 3.16Ghz Intel Core 2 Duo E8500
- RAM: 4GB RAM
- Hard Drive: 35GB required for installation
- Video Card: 1GB DirectX® 11 (AMD Radeon HD 5550 or Nvidia GeForce GT 430)
- Broadband Internet Connection
Recommended Requirements:
- Operating System: Windows 7 (64bit)
- Processor: AMD: Phenom II X4 955 – 4 Core, 3.2 GHz or INTEL: Core 2 Quad Q9650 – 4 Core, 3.0 Ghz
- RAM: 8GB RAM
- Hard Drive: 35GB required for installation
- Video Card: 2GB DirectX® 11 (AMD GPU: AMD Radeon R9 200 Series or Nvidia gpu: GeForce GTX660)
- Broadband Internet Connection
↧
↧
Destiny Raih USD 500 Juta Hanya Dalam Waktu 24 Jam!
Memberikan predikat sebagai salah satu game yang paling diantisipasi di tahun 2014 ini memang terlihat tidak berlebihan untuk Destiny. Dikembangkan oleh otak di belakang Halo dan didukung dengan dana promosi yang luar biasa dari Activision, proyek FPS dengan cita rasa MMO ini perlahan namun pasti, mulai mendominasi pasar gaming di seluruh dunia. Fakta bahwa ia menjadi salah satu judul game baru dengan tingkat pre-order terbesar sepanjang sejarah mulai memperlihatkan hasil yang nyata. Tidak perlu menunggu lama, Destiny “meledak” hanya dalam waktu 24 jam saja.
Popularitas ini memang bukan omong kosong. Destiny secara resmi dinobatkan sebagai rilis judul game baru terlaris sepanjang sejarah industri game. Activision mengklaim sudah berhasil meraih penjualan lebih dari USD 500 juta di seluruh dunia hanya dalam waktu 24 jam saja!
Eric Hirshberg – CEO dari Activision Publishing mengemukakan rasa percaya dirinya bahwa Destiny mampu menjadi salah satu franchise ikonik untuk generasi saat ini, dan tentu saja, menjadi produk game bernilai miliaran Activision yang selanjutnya. Ia menyebut bahwa Destiny adalah sebuah game memesona yang akan membuat siapapun tidak bisa berhenti memainkannya.
Angka ini tentu saja terhitung sangat fantastis untuk sebuah judul game baru yang belum pernah muncul di industri game sebelumnya. Hype yang berhasil dibangun Bungie dan Activision lewat masa beta dan beragam strategi marketing yang ada tampaknya mulai membuahkan hasil yang manis. Apakah Destiny akan mampu menundukkan rekor fantastis GTA V yang berhasil terjual USD 1 Milyar dalam waktu hanya 3 hari? Kita tunggu saja.
↧
Watch Dogs Versi Wii U Akhirnya Dapatkan Tanggal Rilis
Watch Dogs bisa dibilang merupakan salah satu game paling populer yang rilis tahun ini. Kehadirannya di PC, PlayStation 4, PlayStation 3, Xbox One, dan Xbox 360 terbukti sangat menarik perhatian para gamer di seluruh dunia.
Meski begitu, hal yang kurang menyenangkan terjadi pada para gamer Wii U. Setelah dipastikan juga akan meluncur di konsol garapan Nintendo tersebut, ternyata Watch Dogs versi Wii U tidak hadir bersamaan dengan platform lainnya.
Kabar baiknya, Ubisoft Mexico akhirnya memberi konfirmasi resmi tentang jadwal pasti dari peluncuran Watch Dogs di Wii U. Lewat Facebook-nya, pihak perusahaan menyebut tanggal 18 November 2014 untuk Amerika Utara dan 21 November 2014 untuk kawasan Eropa.
Gamer boleh berharap ada sedikit perbedaan yang ditawarkan oleh versi Wii U. Menurut sang produser, Dominic Guay, Ubisoft Romania secara independen mengerjakan versi ini dan mengembangkannya agar gamer bisa merasakan pengalaman yang maksimal dengan GamePad Wii U.
Pengembangan ini pula yang disinyalir menjadi penyebab tertundanya peluncuran Watch Dogs Wii U. Pihak developer merasa perlu waktu untuk lebih fokus mencari manfaat sebanyak-banyaknya yang bisa diberikan oleh GamePad Wii U agar gameplay lebih menarik.
Sayang, belum diketahui perbedaan seperti apa yang bisa disajikan oleh versi Wii U dibanding versi platform lainnya. Kita tunggu saja informasi lebih lanjut dari pihak Ubisoft.
↧
Preview Destiny: Akhirnya Tiba Juga!
Anda yang cukup sering mengikuti perkembangan industri game tentu saja sudah pernah mendengar nama Destiny sebelumnya. Ia bahkan berhasil mendominasi sebagian besar berita yang muncul selama beberapa hari terakhir ini, tentu saja dengan atmosfer yang positif. Proyek perdana Bungie Studios setelah Halo ini memang berhasil menghasilkan beragam pencapaian yang fantastis, dari predikat sebagai game judul baru dengan tingkat pre-order tertinggi sepanjang masa hingga sebagai franchise baru yang berhasil meraih penjualan lebih dari USD 500 juta hanya dalam 1 hari saja! Pertanyaan besarnya, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh game yang satu ini? Setelah penantian yang cukup lama, kesempatan untuk menjajal Destiny akhirnya tiba juga!
Kesan Pertama
Sebagian besar dari Anda yang sempat membaca impresi kami ketika menjajal masa Beta Destiny beberapa waktu yang lalu, tampaknya sudah mendapatkan sedikit gambaran soal game dari Bungie Studios ini. Secara garis besar, versi final ini tidak banyak berbeda dibandingkan dengan masa beta kemarin. Kualitas visual, mekanik gameplay, hingga atmosfer yang serupa dipertahankan, walaupun ada beberapa penyeimbangan di sisi senjata dan equipment. Yang berbeda? Hanyalah fakta bahwa Anda kini berkesempatan untuk menjelajahi planet lain selain bumi. Fakta bahwa di versi final ini, Anda akhirnya dapat mencicipi Destiny secara penuh. Lebih pantas disebut sebagai sebuah game MMOFPS, Destiny memang akan terasa jauh lebih optimal jika dimainkan bersama player lain, setidaknya hal inilah yang kami rasakan. Membangun Fireteam dari orang yang Anda kenal atau sekedar orang asing yang Anda temui di wilayah yang sama membangun esensi kekuatan dari Destiny itu sendiri. Fireteam membuat game hadir dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, namun lebih terasa memuaskan dengan loot yang lebih baik, apalagi jika Anda bisa bersenang-senang dengan teman satu tim Anda, mengaplikasikan beragam strategi atau sekedar mengumpat frustrasi karena musuh yang tidak kunjung mati. Sayangnya, Destiny terasa sangat hambar ketika Anda berusaha menjelajahi variasi planet dan beragam quest yang ada seorang diri. Serasa ada sesuatu yang hampa, dunia yang terlalu luas dan mudah untuk Anda tundukkan sendiri. Namun secara garis besar, setidaknya dari 4 jam permainan yang kami lakukan, sensasi yang ditawarkan tidak banyak berbeda dengan versi Beta kemarin. Anda yang penasaran dengan impresi pertama Destiny kami bisa menuju ke link di bawah artikel untuk menuju ke deskripsi yang lebih jelas. Sebagai ganti preview ini, kami menawarkan segudang screenshot teranyar, terutama dari wilayah yang belum bisa dijajal di versi Beta sebelumnya – Bulan. Jika ada satu hal yang pantas untuk diacungi jempol, adalah kemampuan Bungie untuk mendesain sebuah dunia yang luar biasa indah. Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, apalagi dengan segudang quest yang ditawarkan dan pengalaman bermain bersama teman yang akan terasa lebih kaya, izinkan kami melemparkan screenshot teranyar di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan gambaran yang lebih lengkap. It’s finally here!Untuk Preview lebih lengkap, cek impresi beta kami di sini!
↧