Mencicipi kembali masa muda Dante setelah dua seri yang memesona, ada begitu banyak alasan mengapa banyak gamer pencinta genre hack and slash yang akhirnya jatuh hati pada Devil May Cry 3. Kekuatan tidak hanya pada fakta Anda akhirnya memainkan sosok Dante muda yang lebih sombong, ia juga memberikan Anda latar belakang yang lebih kuat tentang sepak terjang sosok ikonik yang satu ini. Devil May Cry 3 juga memperkenalkan karakter baru – Vergil yang diposisikan sebagai sang kakak, dengan konflik yang juga pantas untuk diacungi jempol. Anda termasuk gamer yang jatuh hati pada cerita Devil May Cry 3? Berita baik, karena otak jenius yang sama ternyata bertanggung jawab atas plot yang diusung oleh Bayonetta 2.
Jika cerita Bayonetta pertama ditangani langsung oleh Hideki Kamiya dari Platinum Games, ia ternyata tidak menulis sendiri cerita yang diusung oleh Bayonetta 2 yang rilisnya tinggal menghitung minggu. Dalam blog resminya, Kamiya menyebut bahwa dunia dan plot yang dibangun dari petualangan baru sang penyihir sensual yang satu ini ternyata juga merupakan racikan dalah salah satu teman lamanya di Capcom – Bingo Morihashi.
Siapa Morihashi ini? Ia merupakan penulis skenario utama Devil May Cry 3. Tidak hanya itu saja, Morihashi juga membantu proyek Devil May Cry 2 sebagai perencana, penulis cerita Dragon’s Dogma, dan mengisi dunia BlazBlue: Calamity Trigger. Kamiya menyebut Bingo cocok dengan Bayonetta 2 karena pengalamannya menangani game dengan atmosfer yang serupa.
Bayonetta 2 sendiri rencananya akan meluncur pada 24 Oktober 2014 mendatang, eksklusif untuk Nintendo Wii U. Otak jenius di belakang Devil May Cry 3 sebagai kekuatan utama? Semakin membuat kami tidak sabar mencicipi game yang satu ini!
↧
Bayonetta 2 Juga Ditangani oleh Penulis Devil May Cry 3
↧
Blizzard Resmi Batalkan Proyek MMO Ambisius – Titan
Blizzard memang terhitung sebagai salah satu developer paling unik di industri game, terutama mengingat fakta bagaimana mereka mampu mencapai tingkat popularitas fantastis seperti saat ini. Dibandingkan dengan developer yang lain, Blizzard terhitung memiliki jumlah franchise andalan yang sangat minim – Warcraft, Diablo, dan Starcraft dengan waktu rilis yang juga memiliki jeda panjang dari satu seri ke seri lainnya. Oleh karena itu, selalu menjadi sesuatu yang menarik untuk melihat apa yang mereka persiapkan di masa depan. Satu pertanyaan besar yang selalu memancing rasa penasaran, apa yang akan Blizzard lakukan jika World of Warcraft mulai ditinggalkan oleh penggemarnya? Dan selama ini pulalah, jawaban yang selalu mengemuka hanya satu – Titan.
Walaupun tidak pernah dikonfirmasikan secara resmi oleh Blizzard sendiri, namun sudah menjadi rahasia umum tersendiri bahwa mereka tengah mengembangkan sebuah game MMO ambisius dengan kode nama – Titan. Berfokus pada eksplorasi luar angkasa yang sayangnya tidak memiliki banyak detail, Titan disebut-sebut akan menjadi kunci Blizzard untuk terus bertahan di kancah industri game, sebuah game yang memang pantas menyandang predikat sebagai game generasi terbaru. Namun alih-alih berbagi berita membahagiakan soal proyek yang satu ini, Blizzard justru hadir dengan berita buruk.
Blizzard akhirnya secara resmi mengumumkan pembatalan proyek game MMO yang sudah mereka kembangkan selama tujuh tahun terakhir ini – Titan. Dalam wawancaranya dengan situs gaming – Polygon, president Blizzar – Mike Morhaime lah yang membuka informasi ini kepada publik. Morhaime mengakui bahwa Titan adalah proyek paling ambisius yang pernah mereka kembangkan selama ini, namun sayangnya, dengan ide yang ternyata sulit menyatu menjadi sebuah proyek komersial. Morhaime menyebut proses pengembangannya sendiri sudah tidak terasa menyenangkan dan tanpa semangat sama sekali. Proses re-evaluasi akhirnya berujung pada satu kesimpulan: Titan bukanlah game yang selama ini ingin mereka kembangkan. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk berhenti, sebuah keputusan yang diakui Blizzard, tidak mudah.
Walaupun Titan sudah dibatalkan, Morhaime menegaskan bahwa ini tidak berarti Blizzard sudah menyerahn dan tidak ingin melirik game MMO yang lain. Namun untuk sementara ini, ketertarikan ke arah sana diakui, belum ada. Mereka lebih memilih untuk berfokus mengembangkan lebih banyak konten untuk World of Warcraft yang saat ini sudah menyentuh umur 10 tahun sejak awal ia beroperasi. Ia bahkan bermimpi bisa terus mendukung game ini hingga selamanya.
Mmmm…so, can we have Warcraft 4 now, Blizzard?
↧
↧
MGS V: The Phantom Pain Rilis Segudang Screenshot Terbaru!
Jika harus memilih game yang tampil paling memesona di ajang TGS 2014 kemarin, setidaknya di mata sebagian besar gamer internasional, maka predikat tersebut tampaknya pantas disematkan kepada proyek terbaru yang tengah ditangani Hideo Kojima – Metal Gear Solid V: The Phantom Pain. Mengikuti tradisi yang sempat ia lakukan di ajang E3 dan Gamescom 2014 sebelumnya, Kojima datang ke TGS 2014 dengan segudang informasi baru terkait Phantom Pain. Demo berdurasi puluhan menit dilemparkan untuk memperlihatkan tidak hanya setting dan karakter baru, tetapi juga mekanik gameplay yang seolah siap untuk mengukuhkan posisinya sebagai salah satu game open-world terbaik yang pernah diciptakan di industri game.
Salah satu yang cukup menjadi fokus adalah hadirnya Buddy System yang memungkinkan Snake untuk memanggil bala bantuan ketika tengah beraksi. Lewat dua demo terpisah, Kojima memperlihatkan bagaimana sistem ini bekerja. Di demo pertama, ia akhirnya memperlihatkan sosok si karakter Sniper baru yang super seksi – Quiet yang membantu Snake dalam aksinya di hutan belantara. Mampu berkamuflase secara sempurna, Anda juga bisa memerintahkan Quiet untuk melakukan beragam aksi untuk memudahkan perjalanan Anda. Selain Quiet, seekor serigala lucu yang menjadi cikal bakal Diamond Dog juga diperlihatkan di demo kedua. Sama seperti Quiet, Diamond Dog akan punya fungsinya sendiri. Namun Kojima sudah memberikan wanti-wanti bahwa karakter yang satu ini, bisa mati secara permanen.
Kojima tampaknya sangat mengerti bahwa dengan absennya rilis video resmi yang baru akan mereka luncurkan di akhir bulan, gamer yang sudah tidak sabar ingin melihat MGS V: The Phantom Pain dalam kualitas definisi tinggi kini harus bersabar dengan video kualitas rendah yang tersebar di situs-situs seperti Youtube. Untuk membantu memberikan sedikit gambaran akan kualitas visual seperti apa yang akan kita dapatkan di versi final nanti, Kojima akhirnya secara resmi merilis segudang screenshot terbaru dari demo TGS 2014 mereka.
MGS V: The Phantom Pain sendiri rencananya akan meluncur pada tahun 2015 mendatang, untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, dan tentu saja – PC. Looks awesome!
↧
Final Fantasy XV Tidak Hadirkan Karakter Wanita dalam Party
Karakter wanita tumbuh menjadi sebuah elemen yang tidak bisa dipisahkan dari dunia JRPG, terutama karena peran mereka untuk menciptakan situasi pertarungan yang terasa lebih dinamis. Tentu saja ia juga menawarkan kosmetik lewat desain karakter yang seringkali tampil memanjakan mata, tidak hanya lewat wajah tetapi juga kostum yang digunakan. Formula sama yang juga diterapkan Square Enix di seri Final Fantasy selama beberapa tahun terakhir.
Bahkan, hampir semua seri dari seri FF VII mengusung trilogi karakter wanita dalam party yang bisa digunakan. Sebagai contoh: Selphie – Quistis – Rinoa untuk FF VIII, Rikku-Lulu-Yuna untuk FF X, atau Lightning – Fang – Vanille di FF XIII. Berita buruk untuk Anda yang tetap mendambakan formula ini, Square Enix memastikan tidak akan ada karakter wanita yang bisa digunakan dalam party di seri terbaru – Final Fantasy XV.
Selain karakter utama – Noctis, trailer terbaru yang dirilis memang memperlihatkan perjalanan mobil yang juga memuat tiga orang teman terbaiknya – Ignis, Gladiolus, dan Prompto di dalamnya. Memancing rasa penasaran, apakah ada kemungkinan kita akan melihat karakter wanita playable yang juga ikut dalam petualangan ini? Jika Anda termasuk gamer yang berharap demikian, jawaban sang pemimpin proyek terbaru – Hajime Tabata mungkin akan membuat Anda kecewa.
Tabata menegaskan bahwa plot Final Fantasy XV akan berpusat pada keempat karakter pria ini sekaligus memastikan tidak akan ada karakter wanita playable yang akan ikut berkecimpung di dalamnya. Tabata juga menyebut bahwa konsep ini sendiri sebenarnya sudah dipersiapkan sejak game ini masih mengusung nama Final Fantasy Versus XIII.
Tidak ada lagi trilogi karakter wanita seperti di seri-seri sebelumnya. Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah absennya karakter wanita playable ini mengurangi antisipasi Anda terhadap Final Fantasy XV ini?
↧
Selamat Ulang Tahun ke-125, Nintendo!
Tak terasa sudah begitu lama nama Nintendo melekat di hati masyarakat di seluruh dunia. Perusahaan yang lebih dikenal dengan karya-karyanya di ranah video game ini ternyata sudah berusia ratusan tahun.
Ya, pada Selasa (23/9) kemarin, produsen asal Jepang itu merayakan hari jadinya yang ke-125. Dengan umur yang cukup tua, tak heran jika Nintendo memang punya sejarah panjang.
Berdiri pada tahun 1889 dan berlokasi di Kyoto, Jepang, Nintendo pada awalnya merupakan perusahaan yang menawarkan permainan kartu. Peralihan mereka ke dunia video game baru terjadi pada tahun 1970-an.
Kiprah Nintendo di video game sendiri terbilang luar biasa. Tak sedikit judul-judul legendaris yang punya kenangan tersendiri bagi para gamer. Sebut saja Mario, Metroid, Zelda, Donkey Kong, dan masih banyak lagi.
Sukses dengan konsol Nintendo Entertainment System (NES), Nintendo kemudian merilis beberapa produk lainnya seperti SNES, Game Boy, Game Boy Color, Game Boy Advance, Nintendo 64, Nintendo GameCube, Nintendo DS, Nintendo Wii, Nintendo 3DS, dan Nintendo Wii U.
Meski begitu, perjalanan Nintendo jelas tak selalu mulus. Munculnya dua pesaing berat, Sony dan Microsoft, serta perkembangan game PC yang cukup pesat membuat posisi Nintendo mulai tergeser. Yang patut diacungi jempol, di saat konsol lain menawarkan game dengan gameplay modern dan visual papan atas, Nintendo terus menyediakan game yang kental dengan unsur fun dan bisa dinikmati semua umur. Terbukti, para fans Nintendo tetap memberi apresiasi.
Selamat ulang tahun yang ke-125, Nintendo! Semoga di tengah ketatnya persaingan, Nintendo selalu bisa menghadirkan sebuah perangkat video game yang unik, dan menawarkan sejuta kesenangan ketika dimainkan bersama teman dan keluarga.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Adakah dari Anda yang sempat berbagi memori berkesan dengan salah satu konsol atau game dari Nintendo?
↧
↧
Preview FIFA 15: Atmosfer yang Lebih Realistis!
Persaingan klasik antara dua game simulasi sepak bola terbaik akan terjadi lagi dalam waktu dekat. Setiap tahun, baik EA Sports maupun Konami selalu berlomba-lomba memberi peningkatan pada game garapannya agar tampil lebih memukau. Pada akhirnya memang hanya satu yang jadi pemenang, Meski nampaknya hal itu tidak terlalu berpengaruh bagi mereka para fans fanatik. Ikatan yang kuat kepada salah satu judul yang dirasa lebih nyaman dimainkan membuat para fans ini selalu kembali ke pelukan yang sama, terlepas dari bagus tidak inovasi yang ditawarkan.
Kini, satu diantaranya telah lebih dulu meluncur ke pasaran. Ya, FIFA 15! Hadir sekitar sebulan lebih cepat dibanding PES 2015 yang kabarnya baru akan rilis pada November 2014 mendatang, FIFA 15 punya peluang besar untuk menggaet para pecinta game sepak bola yang sudah terlanjur penasaran. Syaratnya? Tentunya memenuhi segala ekspektasi para gamer.
Kesan Pertama
Seperti pada game sebelumnya, FIFA 15 kembali mengandalkan engine Ignite untuk versi PlayStation 4 dan Xbox One. Tentunya dengan berbagai perbaikan di sana sini. Kabar baiknya bagi pengguna PC, EA Sports memutuskan untuk menggunakan engine yang sama dengan konsol new-gen! Anda yang pada FIFA 14 merasa kecewa ketika pihak developer lebih memilih engine serupa dengan PS3 dan Xbox 360, kini boleh bernafas lega dan bersiap menikmati kualitas yang, secara visual, lebih baik. Bicara visual, EA Sports terbukti cukup berhasil memoles game ini dengan memperhatikan hingga hal-hal terkecil. Jika sebelumnya game simulasi sepak bola selalu mencoba menampilkan wajah pemain semirip mungkin dengan gerakan otentik masing-masing yang khas, di FIFA 15 Anda juga bisa melihat efek-efek physics seperti pada kostum pemain yang bergerak mengikuti gerakan tubuh serta bisa kotor ketika terjatuh, rambut pemain yang bergoyang, lapangan dengan rumput yang realistis dan bisa rusak karena ulah pemain, penonton yang punya reaksi berbeda-beda dalam menanggapi apa yang terjadi pada pertandingan, pencahayaan yang menawan, hingga elemen-elemen lainnya. Yang lebih menarik, penonton dari setiap tim yang bermain di Barclays Premiere League punya yel-yel ikonik berbeda yang akan dikumandangkan selama jalannya pertandingan. Emosi setiap pemain pun tersirat dari wajah dan gerakan tubuh mereka, entah itu ketika berhasil mencetak gol, sakit karena kena tackle, kecewa saat gagal bikin gol, rasa tidak puas terhadap keputusan wasit, dan sebagainya. Hasilnya, atmosfer pertandingan lebih kuat dan realistis. Terkait gameplay, FIFA 15 hadir sekilas tak jauh berbeda dengan FIFA 14. Anda yang sempat mencicipi versi demo-nya mungkin bisa merasakannya juga. EA Sports ‘hanya’ mencoba menyempurnakan apa yang sudah pernah mereka buat, yang boleh dibilang, memang sudah bagus. Selama sekitar 3 jam kami mencicipinya sebelum membuat artikel preview ini, kami merasa AI rekan satu tim kini lebih baik. Pemain akan merespon apa yang coba Anda lakukan dan melakukan pergerakan yang efektif. Tak hanya itu, AI lawan pun jauh lebih pintar untuk mengantisipasi setiap langkah Anda. Satu hal yang cukup menarik perhatian adalah gerakan kiper saat menghalau bola. EA sendiri memang memberi perhatian khusus agar gerakan kiper tak lagi terlihat seperti dibuat-buat. Kami memang belum bisa bicara lebih banyak tentang berbagai fitur baru yang coba dihadirkan oleh EA. Selama beberapa jam mencoba, kami melihat akan banyak sisi positif dari game ini yang bisa membuatnya terlihat lebih menggoda. Penasaran? Beri kami waktu beberapa hari untuk mencoba lebih jauh, dan tunggu review lengkapnya pekan depan!PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!
↧
Apa Kabar Sleeping Dogs 2?
Pertanyaan inilah yang mungkin mengemuka di otak sebagian besar gamer, apalagi setelah pengumuman United Front Games yang akhirnya mengumumkan sebuah game baru – Triad Wars kemarin. Terlepas dari rumor bahwa developer yang bernaung di bawah bendera Square Enix ini memang tengah mengembangkan proyek game terbaru, harapan yang terbangun memang mengarah pada satu nama – Sleeping Dogs 2. Ada keinginan untuk mencicipi petualangan baru Wei Shen di platform generasi terbaru, apalagi setelah kepastian rilis ulang Sleeping Dogs Definitive Edition. Namun Triad Wars justru tampil begitu berbeda dengan apa yang kita bayangkan selama ini.
United Front Games menyebut Triad Wars sebagai sebuah game online. Waluapun mengambil setting dan tema yang sama dengan Sleeping Dogs, Triad Wars adalah sebuah game yang berbeda. Anda akan berperan sebagai seorang “prajurit jalanan” yang berusaha membangun karir di dunia kriminal Hongkong, menciptakan Triad Anda sendiri sembari bersaing dengan player lain yang berusaha menempuh hal yang sama. Ditawarkan sebagai sebuah game free to play, UFG juga mengungkapkan ketertarikan mereka untuk tidak hanya merilis Triad Wars untuk PC, tetapi juga konsol, walaupun belum ada kepastian sama sekali. Berencana untuk dirilis tahun depan, Triad Wars bahkan sudah membuka pendaftaran untuk measa beta.
Namun terlepas dari seberapa menariknya semua konsep ini, Triad Wars bukanlah Sleeping Dogs 2. Gelombang kekecewaan yang menyebar kuat di dunia maya semakin memperkuat hal yang satu ini. Lantas, apakah ini berarti kita tidak akan lagi melihat Sleeping Dogs 2 di masa depan, apalagi dengan status Triad Wars sebagai game online yang tentu akan butuh dukungan jangka panjang.
Dalam sesi AMA Reddit-nya, developer dari United Front Games berbicara terbuka soal isu ini. Developer ini menegaskan bahwa saat ini mereka benar-benar berfokus untuk mengembangkan Triad Wars, untuk membuatnya sekeren mungkin. Walaupun demikian, mereka juga mengungkapkan ketertarikan untuk melanjutkan seri baru dari semesta Sleeping Dogs di masa depan. Sayangnya, tanpa detail apapun. Tidak ada informasi yang bisa mereka bagi saat ini terkait Sleeping Dogs 2, namun mereka akan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk terus mengeksplorasi tema yang satu ini.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda termasuk gamer yang lebih berharap United Front Games mengembangkan Sleeping Dogs 2 daripada Triad Wars? Atau Anda cukup tertarik untuk menjajal Triad Wars yang baru mereka umumkan?
↧
DOTA 2 Akan Alami Perubahan Signifikan di Update Terbaru
“Kamu enggak bosan main game yang sama berulang-ulang di map yang itu-itu aja?”, berapa banyak dari Anda – gamer penggemar MOBA seperti HON, DOTA 2, dan LoL yang harus berhadapan dengan pertanyaan yang satu ini. Banyak orang awam yang tidak mengerti bahwa game seperti DOTA 2 muncul tak ubahnya sebuah pertandingan sepak bola. Ukuran lapangan selalu sama, namun dinamika yang terjadi di dalamnya selalu berbeda dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya.
Untuk memastikan pertarungan yang berjalan seimbang inilah, developer biasanya secara rutin terus meyuntikkan update secara berkala. Tidak hanya sekedar memperkenalkan item atau karakter baru, tetapi juga sekedar mengatur detail skill para karakter agar tidak ada satupun yang tampil terlalu overpowered. Namun ada yang istimewa dengan MOBA ambisius racikan Valve – DOTA 2 kali ini.
Seperti rutinitas yang selalu terjadi, Valve akhirnya mengkonfirmasikan update terbaru – 6.82 untuk DOTA 2 yang diberi tajuk sebagai “Rekindling Soul”. Namun berbeda dengan update-update sebelumnya yang hanya sekedar menyuntikkan karakter baru dan mengatur sedikit efek skill beberapa karakter utama, update teranyar ini tampil sangat mengejutkan. Apa pasal? Ia mengubah DOTA 2 secara signifikan, cukup untuk membuat Anda yang sudah makan asam garam game ini untuk waktu yang cukup lama, membutuhkan waktu untuk belajar menguasai game ini kembali.
Perubahan yang paling signifikan tentu saja ada pada layout peta yang ditawarkan. Walaupun secara garis besar Anda akan berhadapan dengan tiga lane pertempuran yang sama, Valve memutuskan untuk menghadirkan perubahan jalur yang signifikan. Beberapa area hutan yang tertutup pohon kini memiliki jalur geraknya sendiri. Yang paling signifikan? Tentu saja perubahan posisi sang monster raksasa – Roshan yang “rumah”nya kini lebih mengarah ke middle. Sementara di base masing-masing, posisi tanah di bagian fountain juga ditinggikan untuk memastikan tidak ada kejadian “fountain rape” yang seringkali dilakukan oleh tim lawan yang sudah mendominasi pertandingan.
Sementara di sisi gameplay, perubahan yang terjadi juga tidak kalah signifikan. Hadirnya rune baru – Bounty sebagai rune kedua yang selalu muncul melahirkan potensi strategi baru. Berbeda dengan rune sebelumnya yang memberikan efek tersendiri pada serangan, rune Bounty hanya akan memberikan tambahan exp points dan gold untuk hero manapun yang mengambilnya. Perubahan skill yang drastis juga terjadi di beberapa hero ikonik DOTA yang akan mengubah total cara bermain, seperti Phantom Lancer, Bloodseeker, dan Rikimaru, contohnya. Riki misalnya, kini memosisikan Blink Strike yang dulunya hadir sebagai skill biasa, sekarang sebagai ultimate. Sementara skill menghilang permanennya yang dulu merupakan ultimate, sekarang adalah skill biasa. Implikasinya? Riki sudah bisa menghilang sejak level 1 jika dibutuhkan!
Bersama dengan perubahan gameplay dan peta ini, Valve juga akan menyertakan equipment kosmetik terbaru untuk beberapa karakter, termasuk Shadow Fiend yang kini sudah mendapatkan Arcana pertamanya. Sayangnya belum jelas kapan update ini akan meluncur secara resmi.
Can’t wait to learn to play this game again, for sure!
Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa membaca blog resmi DOTA 2 di sini!
↧
Pengguna Aktif Steam Kini Capai 100 Juta!
Jika berbicara ekosistem gaming paling besar saat ini, sudah pasti nama pertama yang muncul di benak para gamer adalah Steam. Ya, tak dapat dipungkiri, dengan jumlah game yang tersedia lebih dari 3700 judul, wajar bila Steam punya pengguna yang luar biasa banyak.
Baru-baru ini, Valve mengumumkan bahwa jumlah pengguna aktif di Steam telah mencapai 100 juta! Perlu diketahui bahwa Valve terakhir kali mengumumkan jumlah pengguna aktif mereka adalah para Januari lalu. Sejak saat itu, jumlahnya telah bertambah sebesar 25 juta!
Sayangnya Valve tak menjelaskan lebih lanjut tentang maksud dari ‘pengguna aktif’ di sini. Karena itu, sulit untuk memastikan apakah dari 100 juta orang tersebut semuanya rajin melakukan login dan bermain game-game dari Steam setiap hari atau tidak.
Menanggapi pencapaian 100 juta tersebut, Valve pun mengungkapkan beberapa peningkatan di Steam Store mereka. Salah satunya adalah tools dan fitur anyar yang memudahkan gamer dalam mencari game. Nantinya, Steam akan memberi rekomendasi judul-judul apa saja yang mungkin cocok dengan gamer tersebut.
Selain meningkatkan kualitas Steam Store, Valve belum lama ini juga mengumumkan soal ketersediaan beberapa mata uang baru di Steam, termasuk Rupiah. Hal ini diharapkan mampu memberi dampak positif, khususnya bagi gamer Indonesia, yang ingin membeli dan mengoleksi game original.
↧
↧
Ayane Dead Or Alive Bergabung di Fatal Frame Terbaru!
Crossover karakter memang sudah menjadi sebuah konsep yang seringkali dilakukan para developer di industri game, dengan tujuan untuk meningkatkan popularitas dan nilai jual sebuah game, tentu saja.
Maka Anda akan bertemu dengan karakter ikonik dari satu franchise bergerak dan beraksi di franchise lain, bahkan yang notabene, memiliki identitas dan cita rasa gameplay yang berbeda. Salah satu yang sering melakukan hal tersebut, tentu saja adalah Koei Tecmo. Setelah menghadirkan Kasumi dan Ayane ke petualangan yang seharusnya menjadikan Ryu sebagai bintang utama – Ninja Gaiden, mereka menempuh proses serupa untuk game teranyar mereka – Fatal Frame: The Black Haired Shrine Maiden untuk Nintendo Wii U. Benar sekali, sang ninja seksi – Ayane dikonfirmasikan ikut hadir di game horror yang satu ini.
Konfirmasi ini meluncur dari majalah game Jepang ternama – Famitsu. Membuka beberapa tabir misteri teranyar terkait seri Fatal Frame teranyar ini, Famitsu juga menuliskan kehadiran Ayane dari seri Dead or Alive di dalamnya, termasuk detail gerakan dan skill seperti apa yang ia usung untuk beradaptasi dengan skenario yang tentu saja jauh berbeda dengan “rumah” tempat ia bernaung.
Bisa digunakan setelah Anda menyelesaikan misi utama, Ayane diceritakan tengah menempuh misi mencari Tsugumi di tengah hutan. Ayane akan membawa gameplay dengan cita rasa stealth yang lebih kuat mengingat ia tidak memiliki kamera Obscura. Anda harus bersembunyi dan bergerak pelan melewati setiap hantu yang ada untuk mencapai progress cerita. Tidak hanya itu saja, Ayane juga akan diperkuat dengan Spirit Stone Torch untuk menghentikan langkah para hantu yang menyerangnya sementara.
Fatal Frame: The Black Haired Shrine Maiden sendiri rencananya akan dirilis pada 27 September 2014 mendatang di Jepang, eksklusif untuk Wii U. Belum ada kejelasan apakah game ini akan menyentuh pasar Barat atau tidak.
Ayane di Fatal Frame? You know exactly how to sell your game, Koei Tecmo!
↧
FIFA 15 versi PC Alami Bug Aneh
EA dan masalah rilis awal game andalan mereka seolah mulai tumbuh menjadi sebuah hal rutin yang harus dilalui oleh setiap gamer. Game seperti Battlefield 4 dan SimCity tampaknya menjadi bukti yang paling nyata, bagaimana ketidaksiapan selalu menjadi masalah yang berujung pada pengalaman bermain gamer yang tercederai. Namun siapa yang menyangka, masalah ini juga ternyata harus dialami oleh sebuah game yang sebenarnya tidak membutuhkan koneksi internet secara konsisten, seperti FIFA 15, misalnya. Walaupun kami pribadi tidak mengalaminya di versi Playstation 4, namun laporan tentang bug gameplay FIFA 15 versi PC terus mengemuka di dunia maya. Salah satunya bahkan tampil sangat aneh.
Selain masalah lighting dan button mapping yang dikeluhkan, beberapa gamer PC juga melaporkan sebuah kejadian aneh yang menimpa FIFA 15 yang tengah mereka mainkan. Tanpa alasan yang jelas, bug ini membuat semua pemain tiba-tiba berlari ke tengah lapangan dan berkumpul di sana, tanpa alasan yang jelas.
Menariknya lagi, walaupun belum mendapatkan patch resmi dari EA sendiri, beberapa gamer berhasil menemukan solusi yang tidak kalah unik. Masalah ini ternyata hanya terjadi pada PC yang memiliki “Computer Name” dengan huruf kapital saja. Dengan mengganti nama komputer menjadi huruf kecil, maslah ini kabarnya langsung teratasi. Karena hal inilah, tidak sedikit yang langsung menyimpulkannya sebagai sebuah sistem anti bajakan seperti yang sempat mereka terapkan di The Sims 4. Hal ini cukup rasional mengingat sebagian besar kelompok hacker game PC memang menamai diri mereka sendiri dengan hanya huruf kapital.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Adakah di antara Anda yang sempat mengalami bug yang satu ini?
↧
Call of Duty: Advanced Warfare Rilis Trailer Epik Terbaru
Gebrakan yang mumpuni, hal inilah yang dibutuhkan Activision untuk mengembalikan supremasi Call of Duty sebagai franchise game FPS tersukses sepanjang masa. Predikat ini memang masih pantas mereka pegang karena angka penjualan fantastis yang terus meluncur setiap tahun, tetapi sangat mengkhawatirkan, mengingat gelombang kritik yang terus menguat. Dianggap mengeksploitasi franchise ini secara berlebihan, mulai ada sensasi monoton dan perhatian pada minimnya inovasi yang ditawarkan di setiap seri terbaru. Tanggung jawab untuk mengubah persepsi inilah yang dipikul oleh Sledgehammer Games. Mengembangkan Call of Duty: Advanced Warfare yang kembali mengambil tema futuristik, seri teranyar ini kian terlihat menjanjikan.
Tentu, ada banyak hal yang membuat seri ini diantisipasi. Tidak hanya ingin melihat bagaimana implementasi beragam persenjataan futuristik di dalam gameplay, Call of Duty: Advanced Warfare juga menjanjikan peningkatan kualitas visual yang signifikan mengingat proses pengembangan yang memang diarahkan untuk platform generasi terbaru.
Untuk menjamin hal tersebut, Sledgehammer merilis sebuah trailer gameplay terbaru yang muncul begitu epik. Penuh ledakan dimana-mana, ia juga memperlihatkan detail wajah sang tokoh antagonis utama yang diperankan Kevin Spacey dengan sangat baik. Bagian terbaiknya? Trailer ini juga secara resmi mengumumkan mode kooperatif – Exo Survival yang tampaknya akan meminta Anda bertahan hidup dari gelombang serangan musuh.
Call of Duty: Advanced Warfare sendiri rencananya akan dirilis pada 4 November 2014 mendatang. Versi Playstation 4, Xbox One, dan PC akan ditangani oleh Sledgehammer Games sendiri, sementara versi PS 3 dan Xbox 360 akan ditangani oleh developer yang melejit namanya lewat proyek game Transformers – High Moon Studios.
Looks epic!
↧
BioWare: Dragon Age Inquisition Jauh Lebih Sulit
Bicara tentang salah satu game paling ditunggu tahun ini, Dragon Age: Inquisition tentunya muncul dalam daftar di benak Anda. Bagaimana tidak, dari beberapa trailer yang mereka rilis, terbukti game ini terlihat sangat menggoda.
Mendekati hari peluncurannya, BioWare mulai buka suara untuk menjelaskan lebih jauh seperti apa Dragon Age: Inquisition. Menurut mereka, Dragon Age: Inquisition akan jauh lebih menantang game Dragon Age sebelumnya.
Saat melakukan wawancara dengan PlayStation Lifestyle, sang produser, Cameron Lee, menjelaskan bahwa gamer tak harus menggunakan tactical view. Semuanya tergantung pada tingkat kesulitan yang dipilih dan pengalaman seperti apa yang gamer cari.
Seperti diketahui, tactical view sempat hadir di Dragon Age: Origins lalu kemudian menghilang di Dragon Age II. FItur ini menampilkan kamera dari sudut yang lebih tinggi, kemudian saat pertempuran terhenti sejenak, gamer bisa lebih hati-hati dalam memilih langkah selanjutnya.
“Itu tidak perlu. Ini bergantung pada masing-masing pemain. Ini memang jawaban yang rumit, tetapi jika Anda melihat… Katakanlah Anda bermain di difficulty Normal, dan semua tingkat kesulitan di Dragon Age: Inquisition di atas Dragon Age: Origins dan Dragon Age II. Jadi, setiap pemain punya batas yang berbeda dari seberapa besar mereka bisa menghadapi tekanan,” ujar Lee.
Menurut Lee, cara gamer memandang tactical view adalah sebagai fitur untuk melepaskan diri dari tekanan. “Jadi, jika Anda sedang berada di real-time dan mencoba melepas diri dari kejaran musuh, dan di sana ada begitu banyak yang terjadi, seperti terlalu banyak musuh yang tangguh misalnya, Itu bisa jadi tekanan yang luar biasa bagi saya. Karena itu saya menggunakan tactical view. Tapi mungkin bagi Anda justru lebih suka untuk bertarung secara real-time,” tambah Lee.
Penjelasan Lee memberi kesimpulan bahwa semua yang terjadi dalam game adalah terserah dari gamer sendiri. Jika mereka lebih nyaman dengan tactical view dan membaut pertarungan lebih mudah, maka BioWare tetap memfasilitasinya. Namun jika gamer lebih suka bertarung secara real-time, tak perlu gunakan fitur tersebut.
Dragon Age: Inquisition sendiri rencananya akan dirilis untuk PlayStation 4, Xbox One, dan PC pada 18 November 2014 mendatang. Selain menawarkan mode single-player, game ini juga memiliki mode multiplayer dimana Anda bisa bahu-membahu dengan gamer lain untuk menyelesaikan misi. Bagaimana menurut Anda? Semakin tertarik mencoba game ini?
↧
↧
Review Roccat Kave XTD Military: Kualitas dan Kenyamanan yang Terjamin!
Tinggal menyebut nama Roccat, dan Anda akan menemukan brand dengan produk peripheral gaming dengan kualitas memang tidak perlu diragukan lagi di pasaran. Di sepanjang sejarah eksistensi mereka, Roccat selalu berhasil meluncurkan produk yang tidak hanya menghadirkan fitur yang mumpuni untuk mengakomodasi segala jenis tipe gamer yang ada di industri game, tetapi juga memastikan setiap dari mereka tampil dalam kualitas yang pantas untuk diacungi jempol. Tidak hanya diperkuat dengan jajaran mouse dan keyboard gaming mumpuni, Roccat juga menawarkan serangkaian produk audio dengan cita rasa gaming yang menarik di pasaran. Salah satu yang tiba di meja kami? Roccat Kave XTD Military. Seperti apa performa yang ia tawarkan?
Desain dan Fitur
Roccat Kave XTD Military? Melihat kata Military yang disematkan di bagian belakang nama ini mungkin Anda akan langsung menyimpulkan bahwa headset yang satu ini menawarkan varian lain yang berbeda. Sebuah kesimpulan yang pantas untuk diacungi jempol, mengingat Kave XTD memang hadir dengan tiga jenis pilihan yang berbeda – Military, Stereo, dan 5.1 Digital. Kave XTD military yang kami review ini bisa disejajarkan dengan XTD Stereo dan menawarkan identitas yang berbeda lewat desain yang ditawarkan. Sementara di sisi lain, seperti nama yang ia usung, Kave XTD 5.1 Digital tentu saja hadir dengan komposisi kualitas audio yang lebih kompleks. Lantas bagaimana dengan nilai jual yang ditawarkan oleh Kave XTD Military ini sendiri? Secara desain, ia menampilkan desain garang yang tentu saja, sekaligus memperkuat statusnya sebagai sebuah headset gaming. Seperti nama yang ia usung, citra Militer meluncur dari pilihan warna yang ia usung. Walaupun secara desain garis besar, ia tidak banyak berbeda dibandingkan dengan Kave XTD Stereo, pilihan warnanya menjadi identitas utama. Kami kebeteulan mendapatkan varian warna – Camo Charge yang didominasi oleh warna hijau. Selain dua logo besar garang Roccat yang berada di kedua sisi driver, Roccat Kave XTD Military ini boleh dibilang tidak menawarkan sisi kosmetik yang kentara sama sekali. Anda tidak akan menemukan lampu LED yang akan menyala terang atau bersinergi dengan apapun yang tengah Anda lakukan di video game. Namun satu yang pasti, semua desain yang ia tawarkan akan memastikan sesi gaming Anda berjalan dengan kenyamanan yang optimal. Tidak hanya ukuran besar yang siap untuk memastikan telinga Anda tertutup penuh, yang tentu saja berimplikasi pada kualitas suara yang lebih bulat dan mendetail, Roccat Kave XTD Military juga menjadikan bahan kain yang halus di bagian pads untuk memastikan telinga Anda selalu berada di posisi yang paling nyaman. Bahan ini menjamin telinga Anda tidak akan mengalami tekanan berlebih sekaligus bebas keringat dan panas waluapun digunakan untuk waktu yang cukup lama. Sementara bahan dasar kerangkanya sendiri sayangnya, masih didominasi oleh bahan plastik, sementara headset lain mulai menjadikan bahan alumunium yang lebih ringan dan kuat sebagai basis. Walaupun demkian, terlepas dari bahan plastik yang ia usung, Roccat Kave XTD Military hadir dengan klaim bahwa mereka tetap akan mampu menawarkan tingkat durabilitas yang tinggi, bahkan untuk pemakaian dengan frekuensi tinggi sekalipun. Malahan, pemilihan bahan ini justru mendatangkan keuntungan tersendiri. Terlepas dari bentuk yang terhitung cukup besar, standar sebuah headset gaming, ia hadir dengan bobot yang cukup bersahabat. Untuk membantu pengaturan secara real-time, Anda juga diberikan sebuah audio control kecil yang mudah untuk dipahami. Namun sayangnya, jika ada satu hal yang pantas dicatat dari Roccat Kave XTD Military ini adalah paket penjualan yang boleh dibilang, hadir sangat minimalis. Terlepas dari fakta bahwa ia mengusung konektor jack 3.5mm yang tentu saja langsung membuatnya relevan sebagai peripheral gaming yang tidak hanya akan berfungsi manis untuk PC, tetapi juga platform lain seperti Playstation 4 dan Nintendo Wii U, ia tidak mendukung fungsi tersebut. Roccat Kave XTD Military tidak menawarkan kabel Audio combo jack untuk mengintegrasikan fungsi headset dan mic di dalam satu konektor yang sama. Hasilnya? Anda harus membelinya secara terpisah, atau Anda terpaksa harus mengorbankan salah satu fungsi ketika dimaksimalkan di perangkat konsol gaming. Hal sama yang membuat kami tidak bisa menggunakannya untuk bermain Destiny yang notabene butuh audio + mic di saat yang sama. Sementara untuk Nintendo Wii U yang lebih berfokus pada audio in-game, Roccat Kave XTD Military masih bisa mengakomodasi kebutuhan tersebut. Lantas, spesifikasi teknis seperti apa yang diusung oleh Roccat Kave XTD Military ini?- Frequency response: 20-20.000Hz
- SPL at 1kHZ: 115+/-2dB
- Input power: 400mW
- Drive diameter front: 50mm
- Driver unit material: Neodymium magnet
- Impedance: 32 Ω
- Weight: 305gr
- Cable Length: 2.5m
↧
Ubisoft Bantah Klaim Activision Soal Dominasi Destiny di Eropa
Destiny, Destiny, dan Destiny, entah berapa banyak dari Anda yang sudah muak mendengar nama game yang satu ini. Walaupun pada akhirnya dibanjiri dengan begitu banyak kritik yang berfokus pada gameplay yang ternyata tidak seinovatif dan semegah yang dibayangkan, Destiny tetap berhasil menelurkan banyak prestrasi. Hype yang berhasil dibangun Activision selama beberapa bulan terakhir berhasil ditranslasikan ke dalam angka penjualan yang fantastis. Berhasil menelurkan lebih dari USD 350 juta dalam 5 hari rilis, Activision juga menyebut bahwa Destiny adalah judul game baru dengan tingkat penjualan tertinggi sepanjang masa. Namun hal ini dibantah keras oleh publisher raksasa yang lain – Ubisoft.
Ubisoft secara terbuka membantah klaim Activision bahwa Destiny adalah judul game baru dengan tingkat penjualan tertinggi di benua Eropa. Dalam wawancaranya dengan situs gaming – MCV UK, juru bicara Ubisoft menegaskan bahwa Destiny memang menguasai pasar Inggris Raya dan Amerika Utara, namun secara keseluruhan, benua Eropa masih berada di bawah genggaman Watch Dogs – IP baru dari Ubisoft.
Mereka juga mengucapkan selamat bagi Activision dan Bungie karena prestasi yang berhasil mereka torehkan, namun kembali mengingatkan, bahwa tingkat popularitas Watch Dogs sendiri masih belum meredup.
Baik Activision maupun Bungie sendiri masih belum memberikan komentar apapun terkait bantahan yang dilemparkan oleh Ubisoft ini. Watch Dogs vs Destiny? Over-hype game battle of the year?
↧
Bayonetta 2 Belum Mampu Kalahkan Super Smash Bros
Game terbaru yang disebut-sebut merupakan salah satu judul yang paling ditunggu oleh para gamer Wii U, Bayonetta 2, resmi memulai debut-nya di Jepang. Sesuai dugaan, baru saja meluncur ke pasaran pada 20 September kemarin, game ini mendapat sambutan yang positif.
Menurut data penjualan game di Jepang dari Media Create, Bayonetta 2 berhasil terjual sebanyak hampir 39 ribu copy. Sayangnya, angka tersebut hanya mampu membawa Bayonetta 2 berada di posisi ketiga, di bawah Super Smash Bros adn Yo-Kai Watch 2 yang menduduki urutan pertama dan kedua.
Tidak hanya itu, Bayonetta 2 yang memang dirilis eksklusif untuk Nintendo Wii U ternyata belum mampu mendongkrak angka penjualan konsol. Yang terlaris pekan lalu masih di pegang oleh 3DS, PS Vita, dan PS4. Nintendo Wii U masih nyaman di posisi keempat.
Meski meluncur lebih dulu, Super Smash Bros 3DS memang terbukti mampu bertahan menjadi yang paling laris. Pekan kemarin, penjualannya berhasil menembus lebih dari 321 ribu copy dengan total selama diluncurkan ke pasaran telah mencapai hampir 1,3 juta copy.
Tidak hanya sukses di software, kehadiran Super Smash bros di 3Ds pun mampu mendongkrak penjualan konsol genggam garapan Nintendo tersebut hingga melesat ke posisi puncak. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftar lengkap yang diungkap oleh Media Create.
Weekly software sales / lifetime
- Super Smash Bros. (3DS, Nintendo) – 321.363 / 1.266.008
- Yo-kai Watch 2 (3DS, Level 5) – 56.380 / 2.525.591
- Bayonetta 2 (Wii U, Nintendo) – 38.828 / NEW
- Destiny (PS3, Sony) – 18.393 / 67.896
- Dragon Quest X Online (3DS, Square Enix) – 13.948 / 89.299
- Destiny (PS4, Sony) – 13.014 / 104.291
- Naruto Shippuden: Narutimate Storm Revolution (PS3, Bandai Namco) – 9.389 / 49.569
- Toukiden: The Age of Demons Extreme (Vita, Koei Tecmo) – 7.936 / 129.256
- Mario Kart 8 (Wii U, Nintendo) – 6.396 / 672.313
- Yo-kai Watch (3DS, Level 5) – 4.554 / 1.274.296
↧
Sleeping Dogs: Definitive Edition Rilis Trailer Gameplay Perdana
Proses Remaster definisi tinggi memang bukan barang baru lagi di industri game. Menyempurnakan kembali game yang sudah sempat meluncur di pasaran tentu saja lebih mudah dibandingkan harus mengembangkan sebuah game baru dari awal kembali. Menambahkan tekstur yang lebih baik, dunia yang lebih kaya, beberapa aktivitas baru, dan kompilasi DLC di dalamnya, sebuah game HD Remaster siap untuk kembali menjajal potensi pasar yang masih terbuka lebar – untuk mereka yang memang belum sempat mencicipnya atau penasaran dengan peningkatan kualitas yang ditawarkan. Apalagi, fakta membuktikan bahwa proyek ini seringkali berakhir menguntungkan. Alasan sama yang akhirnya mendorong Square Enix untuk merilis ulang Sleeping Dogs dalam versi Definitive Edition.
Ini memang bukan proyek pertama Square Enix. Setelah kesuksesan Tomb Raider: Definitive Edition di pasaran, mereka memutuskan untuk menjajal hal yang sama dengan Sleeping Dogs. Setelah sempat meluncurkan sebuah teaser belaka beberapa waktu yang lalu, Square Enix akhirnya merilis sebuah trailer perdana yang memperlihatkan kualitas tekstur terbaru yang mereka suntikkan di versi ini. Berjalan di 1080p 30fps, mereka menjanjikan suasana kota Hongkong yang lebih ramai, lalu lintas yang lebih padat, dan tentu saja- semua DLC yang sempat dirilis untuk game yang satu ini.
Sleeping Dogs: Definitive Edition sendiri rencananya akan meluncur pada 14 Oktober 2014 mendatang untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC.
Tidak terlihat banyak berbeda dengan Sleeping Dogs versi PC di setting mentok kanan. Bagaimana menurut Anda?
↧
↧
Spesifikasi PC untuk The Evil Within
Bangkitnya kembali horror sebagai genre mainstream di industri game, kalimat ini tampaknya cukup untuk menjelaskan fenomena yang terjadi selama beberapa tahun terakhir ini. Setelah kelahiran Amnesia yang membawa cita rasa genre ini kembali ke akarnya, respon pasar yang begitu positif membuat banyak developer menjajal kesempatan yang sama. Salah satu proyek yang paling diantisipasi? Tentu saja game teranyar racikan Shinji Mikami – yang notabene merupakan “ayah” dari seri Resident Evil – The Evil Within. Bersama dengan developer baru tempat ia bernaung – Tango Gameworks dan dukungan Bethesda, The Evil Within kian terlihat sebagai proyek yang menjanjikan.
Didesain untuk platform gaming generasi terbaru, The Evil Within memang cukup bergantung pada aspek visual untuk melahirkan atmosfer yang tepat. Tanggung jawab berat yang harus dipikul oleh engine – id Tech 5, engine sama yang menjadi motor penggerak game Bethesda yang lain – Wolfenstein: The New Order. Sebagai sebuah game multiplatform, menjadi sesuatu yang sangat rasional untuk menjadikan PC sebagai platform yang paling bisa diandalkan untuk memunculkan kualitas paling optimal. Satu yang pasti, kebutuhan spesifikasi yang dilemparkan oleh Bethesda akan cukup untuk membuat beberapa gamer PC, mungkin saja termasuk Anda, menjerit.
Bethesda akhirnya secara resmi mengumumkan bahwa The Evil Within sudah rampung dikerjakan dan siap untuk didistribusikan ke pasaran. Berita dilematis untuk gamer PC, pengumuman ini juga diikuti dengan rilis rekomendasi spesifikasi yang harus dipersiapkan. Mengabaikan spesifikasi minimum, Bethesda menegaskan bahwa PC yang lebih lemah daripada spesifikasi yang mereka rilis kali ini kemungkinan besar tidak akan menikmati performa The Evil Within yang optimal. Satu yang menarik? Mereka juga dengan tegas merekomendasikan VGA yang setidaknya memiliki 4 GB VRAM. Seperti apa spesifikasi yang dibutuhkan? Get yourself ready:
Recommended Requirements:
- OS: 64-bit Windows 7/Windows 8
- Processor: i7 with 4-plus cores
- RAM: 4 GB RAM
- HDD: 41 GB (50 GB butuh dipersiapkan untuk proses instalasi)
- VGA: GeForce GTX 670 atau setara dengan 4 GBs VRAM
- High Speed Internet Connection
- Steam account and activation
↧
Kingdom Hearts 3 Bagi Detail Terbaru
Masuknya Hajime Tabata menggantikan posisi Tetsuya Nomura sebagai penanggung jawab seri Final Fantasy XV memang menimbulkan dilema tersendiri. Di satu sisi, berita ini menyedihkan untuk para gamer penggemar FF XV yang mengharapkan Nomura bisa menyelesaikan proyek ini terlepas dari fakta minimnya informasi selama 8 tahun terakhir ini. Namun di sisi lain, ia menjadi berita membahagiakan untuk gamer yang lebih mengantisipasi kehadiran Kingdom Hearts 3. Apa pasal? Lepas dari FF XV, Nomura memang langsung didaulat untuk mempercepat kembalinya petualangan Sora dkk ke industri game ini. Tidak perlu menunggu lama, progress pun mulai terlihat jelas.
Berdasarkan informasi yang kabarnya ditranslasikan dari interview terbaru yang dilakukan oleh Famitsu, Tetsuya Nomura akhirnya berbagi lebih banyak informasi terkait Kingdom Hearts 3 yang tengah ia kembangkan. Ada beberapa hal menarik yang pantas untuk dicatat, termasuk ketertarikannya untuk tidak menjadikan Kingdom Hearts 2.5 HD ReMIX sebagai proyek HD Remaster terakhir untuk franchise ini. Nomura mengungkapkan ketertarikan untuk menempuh proses serupa dengan Kingdom Hearts 3D – Dream Drop Distance yang sempat dirilis untuk Nintendo 3DS. Hal yang tentu esensial mengingat timeline KH 3D yang memang berlangsung antara Kingdom Hearts 2 dan 3.
Sementara terkait Kingdom Hearts 3, Nomura menyebut bahwa proses pengembangannya berjalan lancar dan sesuai dengan yang ia rencanakan. Namun ia juga mengaku bahwa tim-nya kini tengah berhadapan dengan masalah yang cukup serius – terkait engine yang digunakan. Engine ini ternyata menghasilkan render dan visual yang berbeda dengan apa yang mereka inginkan. Walaupun demikian, mereka terus melanjutkan proses penulisan cerita, bahkan mulai mendesain wujud baru Sora dan Riku sebagai tokoh protagonis utama. Tentu saja, Kingdom Hearts 3 akan menawarkan variasi Keyblade yang jauh lebih masif, dengan tingkat kemampuan Sora yang kabarnya kini memiliki mobilitas yang begitu tinggi. Nomura juga kabarnya sudah memulai proses seleksi dunia mana saja yang ingin mereka hadirkan di seri teranyar ini.
Sayangnya, seperti biasa, Nomura sendiri masih tidak bisa memberikan prediksi rilis kapan Kingdom Hearts 3 ini akan meluncur untuk Playstation 4 dan Xbox One. Semoga saja tidak sampai 8 tahun lagi…
↧
Mode Campaign COD: Advanced Warfare Lebih Lama
Terlepas dari fakta bahwa ia merupakan sebuah franchise yang dirilis tahunan, Activision memang secara konsisten berusaha memastikan setiap seri Call of Duty yang lahir memiliki identitasnya masing-masing. Untuk mencapai hal tersebut, mereka bahkan menunjuk tiga developer berbeda dengan sistem siklus – Treyach, Infinity Ward, dan Sledgehammer Games untuk menangani franchise yang satu ini. Dengan kebebasan untuk memvisualisasikan visi mereka sendiri, Sledgehammer menjawab tantangan tersebut dengan memperkenalkan konsep perang yang bahkan lebih futuristik – Call of Duty: Advanced Warfare. Beragam trailer plot yang diusung kian membuat seri ini terlihat menggiurkan.
Sebagian besar dari kita yang sudah sempat mencicipi seri Call of Duty sebelumnya tentu saja setuju pada satu pernyataan yang sama, bahwa franchise miliaran dollar milik Activision ini memang menjadikan mode single player sebagai kekuatan utama. Dramatis, epik, dengan sensasi yang tak ubahnya seperti sebuah film Hollywood kelas atas yang tampil interaktif, cerita menjadi kekuatan Call of Duty yang sulit untuk disangkal. Berita baik untuk kita yang mencintai mode campaign ini, Sledgehammer Games mengkonfirmasikan bahwa durasi single player mode di Call of Duty: Advanced Warfare akan lebih panjang dibandingkan seri-seri COD sebelumnya. Konfirmasi ini meluncur lewat akun Twitter – Glen Schofield, kepala studio Sledgehammer sendiri.
Sayangnya, Schofield sendiri tidak memberikan lebih banyak detail seberapa panjang mode campaign yang akan diusung oleh COD: AW tahun ini. Dengan sebagian besar seri COD yang bisa dihabiskan dalam waktu 8 jam atau bahkan kurang, apakah peningkatan ini akan signifikan? Kita tunggu saja nanti. Call of Duty: Advanced Warfare sendiri rencananya akan dirilis pada 4 November 2014 mendatang, untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, dan tentu saja – PC.
↧