Waktu rilis yang kian mendekat, dan Ubisoft masih tutup mulut tentang spesifikasi PC seperti apa yang harus dipersiapkan oleh gamer untuk dapat menikmati seri Assassin’s Creed generasi terbarunya – Unity secara optimal. Terlepas dari hype yang tetap bertahan kuat, Unity justru sempat memancing kontroversi minggu lalu setelah komentar mengenai usaha untuk menyamaratakan kualitas versi Playstation 4 dan Xbox One, terlepas dari fakta bahwa konsol Sony memang lebih kuat di atas kertas. Setelah kritik pedas menerjang, Ubisoft membantah bahwa mereka sengaja melakukan hal tersebut dan menyebut bahwa kualitas 900p 30fps yang ia usung belum final. Namun kita selalu bisa mengandalkan dunia maya untuk mencari sumber-sumber informasi menarik terkait game yang kita inginkan. Yang terbaru hadir dari siaran podcast media gaming ternama – Giantbomb.
Dalam acara yang disiarkan tanggal 14 Oktober 2014 kemarin, kru Bombcast mendapatkan sebuah email yang diklaim berasal dari “orang dalam” Ubisoft yang tengah mengembangkan Assassin’s Creed Unity. Cek ulang yang dilakukan ke beberapa developer yang lain menjadi konfirmasi tidak langsung mengenai sosok sumber informasi yang masih dirahasiakan ini. Lewat pernyataan tidak resmi mereka, “orang dalam” Ubisoft ini memberikan sedikit insight betapa sulitnya mengembangkan Assassin’s Creed Unity untuk Playstation 4 dan Xbox One.
Ia mengeluh bahwa mengejar kualitas 900p Assassin’s Creed Unity untuk Playstation 4 dan Xbox One adalah pekerjaan yang sangat sulit. Ia menyebut bahwa 9 bulan yang lalu, game ini hanya bisa berjalan maksimal di 9fps untuk kedua platform, karena keinginan untuk mengejar kualitas visual. Assassin’s Creed Unity ia klaim mendapatkan proses optimalisasi gila-gilaan untuk bisa berjalan di sebuah konsol yang berusia sangat muda.
Dengan jumlah konten, ribuan NPC yang Anda temui, Unity mencapai kualitas game generasi terbaru yang belum pernah dicapai sebelumnya. Menariknya lagi? “Orang dalam” Ubisoft ini juga membandingkan Unity dengan game baru racikan Monolith – Shadow of Mordor. Ia mengakui bahwa Mordor memang berhasil menawarkan mekanik gameplay yang inovatif, namun kualitas grafisnya masih belum bisa menandingi Unity.
Ia juga berkomentar bahwa salah satu kekuatan Assassin’s Creed Unity terletak pada teknologi tata cahaya dunia yang ia tawarkan. Mendorong kualitas visualisasi yang benar-benar memesona, kedalaman dan efek cahaya yang ia tawarkan diklaim sesuatu yang belum pernah Anda lihat dan temukan di game manapun sebelumnya, bahkan mampu mengalahkan game eksklusif milik Sony – Infamous: Second Son. “Orang dalam” ini juga memberikan sedikit insight tentang ukuran game yang ada. Ia menyebut bahwa Assassin’s Creed Unity dibangun dengan jumlah data sekitar 50 GB. Yang lebih mengejutkan? Ia mengaku, lebih dari setengah data tersebut – 25 GB dialokasikan hanya untuk data tata cahaya yang menjadi kekuatan Unity ini.
Lantas, seberapa valid klaim email “orang dalam” ini? Tidak ada yang bisa membuktikan hingga Ubisoft sendiri angkat bicara dan mengeluarkan komentar resmi terkait hal ini. Untuk sementara, menjadi sesuatu yang bijak untuk melihatnya sebagai sebuah “rumor” belaka. Benar atau tidak? Waktu yang akan membuktikan.
Oh yeah Ubisoft, can we get the PC official requirements for AC: Unity, please? 4 weeks and counting down..
Source: NeoGaf
↧
25 GB Data Assassin’s Creed Unity Hanya Untuk Cahaya?
↧
Preview The Evil Within: Tidak Seseram yang Dibayangkan!
Gamer mana yang tidak bergembira, ketika sang dedengkot game horror – Shinji Mikami memutuskan untuk mengembangkan sebuah seri game horror teranyar. Di bawah bendera baru – Tango Gameworks dan Bethesda, Mikami memperkenalkan The Evil Within. Disebut-sebut sebagai reaksi atas franchise racikannya – Resident Evil yang justru kian bergeser menjadi game action daripada horror, Mikami berambisi untuk menjadikan The Evil Within sebagai sebuah standar baru sebuah game survival horror. Klaim yang tidak berlebihan tampaknya setelah rangkaian screenshot, trailer, dan demo yang dirilis selama satu tahun terakhir ini kian memperkuat alasan untuk mengantisipasi game yang satu ini. Setelah penantian yang cukup lama, kesempatan untuk menjajal game ini akhirnya tiba juga.
Kesan Pertama
Anda yang cukup mengikuti perkembangan JagatPlay tentu saja sangat mengerti, bahwa saya pribadi, bukanlah gamer yang bisa disebut sebagai “penggemar” genre horror. Mudah takut dan bahkan sempat mengalami serangan panik ketika menjajal P.T di masa lalu, ada rasa cemas tersendiri bahwa The Evil Within akan menjadi salah satu tantangan terberat untuk masuk ke dalam proses review. Dengan sedikit ekstra keberanian, berangkat dari rasa percaya diri berkat ilusi kontrol yang hadir lewat ketersediaan senjata dan kesempatan untuk melawan balik, kami pun menjajal game ini di Playstation 4. Kesan pertama yang ditawarkan dari sekitar 3-4 jam permainan? The Evil Within tidak seseram yang selama ini diklaim atau dibayangkan. Atmosfer yang dibangun memang cukup untuk membuat bulu kuduk Anda merinding. Kita tidak hanya membicarakan para monster dengan desain menyeramkan, tetapi bagaimama Mikami terlihat tidak menahan diri untuk mengeksploitasi brutalitas, darah, dan kematian ke dalam game yang satu ini. Namun semenyeramkan game-game horror seperti Outlast atau P.T? Sayangnya, tidak. Hanya dalam waktu singkat, ketika Anda mulai “menabung” resource senjata, dari shotgun hingga panah peledak, tidak ada lagi musuh yang cukup ditakuti dan membuat Anda gugup. Kematian memang menjadi sesuatu yang pasti terjadi, namun tumbuh menjadi bagian dari proses trial dan error. Berita buruknya? Sistem checkpoint yang disematkan terasa cukup menyebalkan. Berita yang lebih buruk juga hadir untuk Anda yang mungkin cukup peduli dengan kualitas visualisasi sebuah game untuk dapat dinikmati. Menggunakan engine yang sama dengan Wolfenstein: The New Order, implementasi id Tech 5 di The Evil Within juga tidak terlihat begitu maksimal. Tekstur yang di-load perlahan ketika Anda memasuki lokasi tertentu, tekstur resolusi rendah, dan framerate yang masih sering naik turun menjadi catatan tersendiri. Berita paling buruk? Game ini hadir dengan resolusi gambar “aneh”, yang akhirnya memaksa Anda untuk bermain dengan dua buah bar hitam di bagian atas dan bawah layar televisi Anda. Hal ini mungkin tidak masalah untuk Anda yang bermain dengan layar televisi cukup besar. Namun untuk Anda yang harus berkutat dengan televisi definisi tinggi yang kecil, ini jadi mimpi buruk tersendiri. Ada harapan Bethesda atau Tango Gameworks akan mengeluarkan patch yang memungkinkan gamer konsol untuk menon-aktifkannya. It’s annoying as *piiip*.. Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, izinkan kami melemparkan segudang screenshot “segar” di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran apa yang sebenarnya ditawarkan oleh The Evil Within ini. Apakah impresi kami akan berubah seiring dengan progress permainan? Ataukah The Evil Within akan bertahan sebagai game survival horror yang memang tidak terlalu menakutkan? Next week then..PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!
↧
↧
Saints Row: Gat Out of Hell Unjuk Tujuh Senjata Utama
Ingin mencicipi sebuah game open world yang unik dan aneh? Sensasi ini tampaknya sudah melekat kuat dengan franchise andalan yang sempat bernaung di bawah bendera THQ dan kini Volition – Saints Row. Sempat disebut-sebut sebagai saingan utama GTA di masa lalu, terutama dua seri pertama yang masih berfokus pada pertempuran antar gank yang adiktif, Saints Row mulai berubah identitas dan mulai mengusung tema-tema gila yang tidak masuk akal. Dari tema futuristik, pertempuran alien, kekuatan super power, hingga yang terbaru – Neraka. Saints Row: Gat Out of Hell membawa Anda kembali ke Steelport yang berbeda.
Merilis sebuah trailer baru, Volition juga mengkonfirmasikan tanggal rilis yang lebih cepat untuk Saints Row: Gat out of Hell dan Re-elected yang akan singgah di platform generasi baru untuk pertama kalinya. Di trailer yang sama, Gat Out of Hell juga memperkenalkan tujuh senjata utama yang akan bisa Anda gunakan di “neraka” super menyenangkan ini, yang tentu saja – didasarkan pada konsep Seven Deadly Sins. Anda akan bisa menggunakan Armchair-A-Geddon, Gallows Dodger, Last Supper, Uriels Edge, Ark of the Covenant, Boom Chicka, dan Diamond Sting. Selain trailer baru, beberapa screenshot teranyar juga dilemparkan.
Saints Row: Gat Out of Hell sendiri akan meluncur pada 20 Januari 2015 mendatang untuk Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, dan tentu saja – PC.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik untuk menantikan seri terbaru ini? Atau sudah mulai bosan dengan “keanehan” Saints Row?
↧
Shadow of Mordor Hadirkan Photo Mode
Photo Mode belakangan menjadi fitur yang rajin dihadirkan oleh para developer game di karya terbaru mereka. Fungsi utamanya yang dapat memudahkan gamer ketika mengambil screenshot dalam berbagai kondisi memang menarik. Apalagi, jika game tersebut memiliki kualitas visual yang mumpuni.
Kini, satu judul lagi telah siap menyediakan fitur serupa. Melalui update yang baru diluncurkan untuk versi PlayStation 4 dan Xbox One, photo mode hadir di game besutan Monolith Productions, Middle Earth: Shadow of Mordor.
Update-nya sendiri berukuran cukup besar, yakni sekitar 600 hingga 700MB. Untuk menggunakannya, gamer hanya perlu mengaktifkan photo mode di Game Settings, lalu tekan analog kiri di tengah permainan.
Sayangnya, bagi para gamer Xbox One fitur photo mode ini tidak terlalu berguna. Pasalnya, konsol garapan Microsoft itu sesungguhnya tidak memiliki fungsi untuk mengambil screenshot. Karena itu, photo mode di Shadow of Mordor lebih berguna untuk mereka yang bermain di PS4.
Meski telah hadir di PS4 dan Xbox One, belum ada keterangan apakah update yang sama juga akan tersedia di platform lainnya, seperti PC, atau tidak.
↧
Payday: The Heist Original GRATIS di Steam Sekarang!
Gamer mana yang belum pernah mendengar nama Payday sebelumnya? Tema unik boleh dibilang sebagai salah satu kekuatan franchise yang dilahirkan oleh Overkill Software ini. Ketika sebagian besar game FPS di luar sana berkutat dengan mode multiplayer kooperatif dengan tema post-apocalypse atau perang militer skala besar, Payday memenuhi mimpi sebagian besar dari kita untuk memulai dan mengeksekusi sebuah kejahatan terorganisir. Dan seperti yang sempat dijanjikan sebelumnya, Anda yang belum pernah punya kesempatan untuk mencicipi game yang satu akhirnya dihadapkan pada satu kesempatan besar.
Seperti yang sempat mereka janjikan sebelumnya, Overkill Software akhirnya membagikan Payday: The Heist secara cuma-cuma lewat portal distribusi digital milik Valve – Steam. Anda hanya tinggal mengklaim game ini lewat page Steam resmi mereka dan ia akan otomatis masuk ke dalam library game Anda secara permanen, menunggu untuk diunduh kapanpun Anda inginkan. Ingat, promo ini hanya berlaku selama 24 jam dan akan ditutup pada 17 Oktober 2014 ini, pukul 24:00 tengah malam nanti. Gamenya sendiri berukuran tidak lebih dari 6,3 GB.
Jadi tunggu apa lagi? Grab it fast!
↧
↧
Review Mouse Pad HyperX Skyn: Satu Harga Dua Fungsi!
Dari semua jenis peripheral yang didesain untuk kepentingan gaming, mousepad boleh terbilang sebagai salah satu produk yang seringkali dilihat sebagai komponen yang tidak terlalu signfikan. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa banyak produsen mouse kini memastikan produk gaming andalan mereka bisa berjalan optimal di semua permukaan apapun, tanpa memerlukan alas tertentu. Apakah ini lantas membuat produk mousepad di pasaran kehilangan nilai jualnya? Tentu saja tidak. Mousepad menawarkan optimalisasi fungsi mouse, terlepas apakah ia mengusung identitas gaming di dalamnya atau tidak. Ia membuat mouse Anda bergerak lebih cepat atau lebih tepat, sesuai dengan peran yang ia jual. Hal inilah yang ditawarkan oleh HyperX lewat produk mousepad gaming mereka – Skyn.
Seperti yang kita tahu, HyperX – brand yang selama ini lebih dikenal sebagai bagian dari komponen PC kini memang mulai beralih masuk ke industri game. Selain headset gaming – HyperX Cloud yang sudah pernah di-review JagatPlay sebelumnya, gebrakan HyperX lainnya adalah sebuah paket produk mousepad bernama – Skyn. Lantas, performa seperti apa yang ia tawarkan.
Hadir dengan permukaan yang sedikit lebih kasar, Skyn Control didesain untuk mengakomodasi game-game dengan genre yang memang lebih menuntut Anda untuk bergerak secara tepat dan efektif. Sementara di sisi lain, Skyn Speed yang lahir dengan permukaan lebih halus diciptakan untuk memaksimalkan gerak mouse Anda, apalagi ketika Anda terlibat dalam game-game yang membutuhkan reflek gerakan super cepat.
Control bisa dimaksimalkan untuk game-game sekelas DOTA 2 yang butuh koordinasi gerak tanpa celah, sementara Speed bisa difungsikan untuk game-game FPS yang menuntut karakter Anda untuk bergerak, menghadap, dan membunuh musuh seefektif mungkin, apalagi jika Anda terlibat dalam mode kompetitif. Anda juga tidak perlu banyak khawatir bahwa mousepad ini justru akan menjadi penghalang dan sumber masalah. “Tarian” tangan Anda yang cepat, apalagi ketika aliran adrenalin terpompa kencang, tidak akan menggeser posisi mousepad ini. Dengan sistem perekat yang cukup kuat, Anda hanya perlu menempelkan mousepad dan menjadikannya sebagai lapisan permukaan yang baru.
Salah satu identitas HyperX Skyn yang menarik adalah bentuknya yang super tipis. Menjadikan bahan plastik sebagai bahan utama dan setipis kertas, mouse pad yang satu ini sudah pasti mudah dibawa kemanapun Anda inginkan, terlepas apakah Anda termasuk gamer yang mobile atau hanya sekedar membutuhkannya untuk sensasi penggunaan mouse yang lebih nyaman. Dengan material yang diklaim mampu bertahan lama, Anda juga tidak akan menemukan masalah debu dan kotoran yang seringkali menyerang mousepad berbahan dasar kain. Sayangnya, ada satu kelemahan yang cukup kami rasakan. Terlepas dari fakta bahwa ia menggunakan nama “Control” dan “Speed” di dalamnya, permukaan kedua mousepad ini masih terasa sangat licin. Anda tidak akan menemukan permukaan kasar yang kentara di Control, misalnya.
Kontrol dan Kecepatan
Satu hal yang membuat HyperX Skyn tampil sangat menjual? Adalah fakta bahwa ia tidak ditawarkan sebagai sebuah produk satuan, layaknya produk mousepad yang lain. HyperX Skyn menghadirkan dua jenis mousepad dalam satu paket penjualan yang sama, yang masing-masing darinya menawarkan dua fungsi yang berbeda. Anda akan langsung mendapatkan Skyn Control dan Skyn Speed yang tentu ditujukan untuk kepentingan yang berbeda.Kesimpulan
HyperX Skyn menjadi alternatif mousepad yang menarik untuk dimiliki. Desain super tipis, material yang tidak mudah mengundang debu dan kotoran, sistem perekat untuk membuatnya tidak mudah bergeser, dan paket penjualan 2 in 1 menjadi salah satu nilai jual utama yang sulit untuk ditolak. Dengan sistem penjualan seperti ini, Anda selalu punya kesempatan untuk berganti-ganti mousepad sesuai dengan genre gaming yang tengah Anda nikmati – Control untuk game-game yang membutuhkan presisi tinggi dan Speed untuk game yang menuntut refleks gerakan secepat mungkin. Kedua akan bisa Anda gunakan tanpa masalah. Walaupun harus diakui, bahan yang digunakan untuk keduanya masih terasa licin, terlepas dari identitas yang ia usung. HyperX Skyn sendiri ditawarkan dengan kisaran harga USD 10.↧
Hatred – Game yang Minta Anda Bantai Orang Tidak Bersalah
Sebagian besar dari kita tentu saja masih ingat dengan salah satu misi paling kontroversial sepanjang masa – No Russian yang muncul di game FPS andalan Activision – Call of Duty: Modern Warfare 2. Meminta Anda untuk menembaki dan membunuh orang-orang tidak berasalah, No Russian memancing begitu banyak kritik dan diskusi terbuka di dunia maya. Beberapa melihatnya sebagai sebuah dramatisasi yang seharusnya tidak perlu ada, namun tidak sedikit pula yang melihatnya sebagai sesuatu yang esensial untuk membangun konflik di Modern Warfare 2. Sekarang bayangkan, sebuah game yang mengusung konsep seperti “No Russian” di sepanjang permainannya? Ucapkan selamat datang kepada – Hatred the Game!
Dikembangkan oleh developer asal Polandia – Destructive Creations, Hatred menawarkan intisari gameplay seperti namanya – kebencian. Alih-alih sebagai tokoh protagonis, karakter utama Anda adalah seorang penjahat yang sudah muak dan benci dengan cara dunia bekerja dan memutuskan untuk turun ke jalan dan membunuh siapapun yang ia temui, yang sebagian besar tentu saja didominasi oleh orang-orang tidak bersalah. Dikembangkan dengan Unreal Engine 4 dan gaya kamera isometrik, Anda juga harus bertempur dengan para aparat keamanan yang akan berusaha mencegah aksi Anda. Seperti yang bisa diprediksi, dunia maya bereaksi negatif terhadap game ini.
Respon yang dikeluarkan oleh sang developer juga tidak banyak membantu. Mereka menyebut bahwa Hatred dibangun dengan menjadikan “kesenangan” sebagai fokus utama dan tidak ragu mempopulerkan game mereka tak ubahnya sebuah simulator pembunuhan massal. Di situs resmi mereka, tim developer ini bahkan secara terbuka menuliskan bahwa Hatred tidak akan memberikan alasan bagi Anda untuk membiarkan siapapun hidup. Tidak jelas cerita seperti apa yang akan ia usung.
Hatred sendiri rencananya akan dirilis pada kuartal kedua tahun 2015 mendatang, eksklusif untuk PC. Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik dengan game yang satu ini?
Jika GTA dan Dark Souls saja sudah sering menjadi kambing hitam untuk setiap kejahatan yang diklaim terinspirasi dari video game, entah seperti apa efek Hatred ini di masa depan.. Crazy..
↧
Sony Umumkan Fitur-Fitur Baru untuk Playstation 4
Sony mengumumkan akan merilis update firmware untuk konsol andalan mereka, PlayStation 4. Tak seperti update biasanya, kali ini sang produsen asal Jepang telah menyiapkan berbagai fitur baru yang segera bisa dinikmati oleh para gamer, termasuk User Interface yang diperbaiki.
Menurut pihak perusahaan, salah satu fitur utama yang dibawa oleh update 2.0 USB Music Player. Sesuai namanya, gamer bisa memutar musik favoritnya dalam format MP3, MP4, M4A, dan 3GP. USB Music Player akan langsung muncul ketika gamer menghubungkan perangkat USB seperti flashdisk. Yang menarik, musik tersebut bisa didengarkan sembari menjalankan game.
Selain itu, janji Sony untuk menyediakan Themes di PS4 akan terwujud di update ini. Selain Themes, gamer juga bisa mengganti background di home screen ke warna emas, biru, merah, hijau, ungu, pink, dan abu-abu. Ada pula fitur Players You May Know dimana PS4 akan menyarankan beberapa player lainnya yang mungkin dikenal oleh gamer.
Peningkatan juga terjadi pada fitur Live Broadcasting yang kini lebih memudahkan gamer yang ingin menayangkan permainannya. PS4 Content Area didesain ulang untuk menampilkan game dan aplikasi yang dimiliki. Anda yang sering menggunakan fungsi voice command di PS4 pun juga akan merasakan peningkatan yang berarti.
Dua fitur menarik lainnya adalah Add To Library dan Back Up Data. Add To Library memudahkan Anda untuk mengklaim berbagai game gratis di PlayStation Plus tanpa harus mengunduhnya. Sementara Back Up Data bisa digunakan untuk setting, save data, screenshot, video clip, download data, dan masih banyak lagi.
Yang tak boleh terlupakan, Sony pada ajang Gamescom 2014 yang berlangsung Agustus lalu menyebutkan bahwa update 2.0 juga akan menghadirkan fitur Share Play. Seperti diketahui, fungsinya adalah untuk memungkinkan gamer lain memainkan game Anda secara remote dengan bantuan internet.
Sayangnya, pihak Sony belum memberi bocoran tentang kapan update 2.0 akan hadir di PS4. Siapkan dulu ISP Anda karena kemungkinan update kali ini memiliki ukuran yang cukup besar.
↧
Program Donasi Dibuka untuk Paksa Valve Kembangkan Half-Life 3
Half-Life 3, sebuah nama yang dari dulu melambangkan sebuah harapan, sebuah ekspektasi kosong yang lebih banyak mengundang rasa penasaran daripada jawaban, hingga kini sebuah lelucon yang mulai kehilangan makna. Bagaimana tidak? Sebagai salah satu game FPS terbaik yang pernah muncul di industri game, menjadi sesuatu yang rasional untuk mengharapkan seri kelanjutan dari Valve. Bertahun-tahun menunggu, berhadapan dengan beragam rumor positif yang berakhir hampa, Half-Life 3 tidak kunjung muncul. Valve justru terlihat lebih sibuk mengembangkan begitu banyak proyek lainnya seperti Steam Machine, Steam OS, hingga Source 2 yang belum memperlihatkan batang hidungnya juga. Salah satu kelompok gamer memutuskan bahwa mereka sudah muak.
Chris Salem dan Kyle Mazzei yang bekerja di sebuah firma marketing bernama – McKee Wallwork & Co. mengambil sebuah cara yang lebih ekstrim. Membuka program donasi via situs Indiegogo, kedua orang ini mendorong gamer untuk menyumbangkan uang mereka untuk satu tujuan yang sama – Half-Life 3. Bukan menciptakannya sendiri, tetapi dengan segala cara, secara konsisten terus memaksa Valve untuk mengembangkan game yang sangat diantisipasi ini.
Tidak main-main, mereka bahkan meminta uang hingga USD 150.000 dengan beberapa target donasi. USD 3000 dan mereka akan memulai kampanye via Google Adword untuk 300 karyawan Valve, USD 9000 untuk billboard raksasa di markas Valve di Washington, USD 45.000 dan mereka akan mulai mencari orang yang mirip Gaben dengan pakaian bertuliskan Half-Life 3 untuk menginfiltrasi kantor Valve, dan yang terakhir – USD 150.000 untuk menggelar sebuah konser raksasa bersama dengan artis yang berkecimpung di industri musik video game, dengan mengundang para fans dan karyawan Valve itu sendiri.
Terdengar gila, banyak gamer yang justru merasa bahwa kampanye yang dilakukan oleh Salem dan Mazzei ini tidak etis. Pertama, tentu saja semua yang mereka lakukan ini akan melanggar hak privasi karyawan Valve, yang punya kebebasan dan tidak punya kewajiban tertulis untuk menghadirkan Half-Life 3 kepada gamer. Kedua, sedikit berbau penipuan, mengingat kedua penggagas ide ini berhak menyimpan berapapun uang yang mereka dapatkan.
Yeah, we want Half-Life 3, but not that bad..
Source: Indiegogo
↧
↧
Project Cars Ditunda ke 2015?
Hampir sebagian besar gamer penggemar genre racing tentu saja tengah menunggu Project Cars. Game yang dikembangkan oleh Slightly Mad Studios ini memang sulit untuk ditolak. Serangkaian screenshot dan trailer yang dirilis selama beberapa bulan terakhir ini menempatkan Project Cars sebagai salah satu game racing dengan visual terbaik. Tidak hanya varian mobil yang semuanya dipresentasikan dengan detail yang memesona, tetapi juga efek cuaca, track, hingga beragam detail lingkungan yang pantas untuk diacungi jempol. Untuk gamer PC, Project Cars bahkan tampil lebih istimewa. Tidak hanya hadir dengan kualitas optimal, ia juga menjadi jawaban dari dahaga untuk mencicipi game racing yang berkualitas, seperti layaknya Xbox dengan Forza dan Playstation dengan Gran Turismo mereka. Namun sayangnya, ia harus kembali ditunda.
Baik Slightly Mad Studios maupun Bandai Namco sebagai pihak publisher resmi memang belum memberikan konfirmasi apapun terkait penundaan ini. Namun konfirmasi ini meluncur lewat post sang Development Director – Andy Garton di forum tertutup yang memang hanya ditujukan untuk gamer donatur yang sempat menyumbang untuk Project Cars ketika masih berada di Kickstarter.
Di post forum tersebut, Garton menyebut bahwa Project Cars yang awalnya akan dirilis 18 November 2014 bulan depan, akan ditunda ke Maret 2015 mendatang. Alasannya? Tidak hanya alasan klise soal kebutuhan waktu untuk memoles game ini lebih jauh, Garton juga jujur menyebut bahwa penundaan ini dilakukan untuk menghindari persaingan melawan judul-judul game raksasa yang tentu saja akan berpengaruh pada potensi jual Project Cars itu sendiri. Seperti yang kita tahu, November memang menjadi bulan rilis untuk Assassin’s Creed Unity, COD: Advanced Warfare 2, dan Dragon Age: Inquisition. Rilis tahun 2015 akan membuat posisi Project Cars lebih baik.
Terlepas dari sudah bocornya informasi ini di dunia maya, baik Bandai Namco maupun Slightly Mad Studios masih enggan memberikan komentar resmi apapun. Namun diperkirakan, bahwa pengumuman resmi akan meluncur setidaknya 1-2 hari ke depan.
Another delay in 2014, huh? *sigh*
↧
Ubisoft: GPU PS4 Dua Kali Lebih Kuat dari Xbox One
Meski sudah banyak pihak yang setuju bahwa PlayStation 4 punya hardware yang lebih bertenaga dari pesaing utamanya, Xbox One, perdebatan tentang hal itu masih sering terjadi. Yang menarik, baru-baru ini ada satu lagi hasil pengujian yang membuktikan kebenarannya.
Satu hal yang membuatnya lebih menarik adalah karena pihak yang melakukan pengujian adalah perusahaan gaming ternama, Ubisoft. Setelah melalui serangkaian benchmark, muncul sebuah hasil yang menunjukkan bahwa Graphic Processor Unit (GPU) dari PS4 memiliki kekuatan dua kali lipat dari Xbox one.
Tidak hanya soal GPU, dalam hasil benchmark tersebut juga terungkap bahwa CPU dari Xbox One justru lebih bertenaga dibanding PS4. Walaupun demikian, perbedaannya tidak signifikan. Bahkan, CPU dari konsol sebelumnya, PS3, ternyata juga lebih kencang dibanding PS4.
Kemunculan hasil benchmark dari Ubisoft ini seolah menegaskan opini yang selama ini beredar. Mungkin dalam hal performa, PS4 memang lebih baik dibanding konsol garapan Microsoft tersebut. Namun perlu diingat, bukan hanya itu jaminan sebuah konsol mampu sukses dan dicintai para gamer.
Masih banyak faktor-faktor lainnya yang juga menentukan, contohnya adalah game-game eksklusif dengan kualitas yang mampu membuat gamer jatuh hati. Selain itu, fitur-fitur pendukung selain fungsi utamanya untuk bermain game juga patut diperhitungkan.
↧
Band Metal – Avenged Sevenfold Rilis Game Mobile!
Sebagian besar gamer yang cukup familiar dengan scene musik metal tentu saja tidak asing lagi dengan nama Avenged Sevenfold. Melejit lewat single populer mereka – Bat Country beberapa tahun yang lalu, band asal Amerika Serikat ini berhasil meraih popularitas yang tergolong tinggi. Ia bahkan sempat menyelenggarkan konser di negeri tercinta kita – indonesia dengan respon yang cukup baik. Namun siapa yang menyangka, Avenged Sevenfold ternyata tidak hanya ingin tampil luar biasa lewat musik yang mereka ciptakan. Mereka kini juga masuk ke dalam pasar industri game.
Avenged Sevenfold akhirnya secara resmi merilis game yang konsepnya mereka racik sendiri – Hail to the King: Deathbat. Diawasi oleh sang vokalis sendiri – M.Shadows, game ini sudah dikembangkan selama lebih dari dua tahun. Terinspirasi dari aktivitas anggota band lainnya yang seringkali berkutat dengan perangkat mobile mereka untuk gaming, M. Shadows berusaha “menghidupkan” musik dan artwork mereka dalam format yang lain – video game. Menjadikan action sebagai genre utama, Avenged Sevenfold juga menyuntikkan beberapa musik original di dalamnya. Game ini sendiri dikembangkan oleh Subscience Studios.
Hail to the King: Deathbat sendiri sekarang sudah tersedia di perangkat mobile berbasis iOS dan Android, dengan harga sekitar USD 5. Sebuah game yang wajib tentu saja, untuk penggemar band metal yang satu ini.
Speaking of Avenged Sevenfold, lagu atau video klip mana yang menjadi favorit Anda? We always love this one:
↧
Review SteelSeries Siberia Elite Prism: Headset Gaming Impian!
Audio mungkin seringkali dilihat sebagai elemen yang tidak terlalu dominan diperlukan untuk menikmati sebuah video game. Tidak sedikit gamer yang mendasarkan pengalaman bermain mereka hanya pada sekedar kualitas visual atau mekanik gameplay yang memang menyenangkan untuk dinikmati. Padahal, suara dan sound effect yang Anda dapatkan sangat menentukan seoptimal apa pengalaman yang didapatkan. Tidak sedikit developer game yang bahkan menjadikannya sebagai fitur utama untuk menciptakan atmosfer permainan yang memang menjadi visi awal mereka, apalagi jika kita membicarakan game-game horror atau sekedar game action dan RPG dengan alunan musik, percakapan, dan sound effect yang kaya. Untuk itulah, perangkat audio yang dikhususkan untuk fungsi gaming hadir.
Sebagian besar dari kita tentu sudah sangat mengenal brand peripheral gaming yang satu ini – SteelSeries. Popularitas produk racikan produsen yang satu ini memang sudah tidak perlu lagi diragukan, bahkan mendapatkan perhatian yang cukup besar di scene e-Sports dunia. Kini SteelSeries menghadirkan satu varian perangkat headset terbaru yang sulit untuk ditolak – Siberia Elite Prism. Headset yang akan membuat Anda tergila-gila sebagai seorang gamer.
Desain dan Fitur
Sebuah desain yang akan memperkuat identitas Anda sebagai seorang gamer, kalimat yang satu ini tampaknya tepat untuk menyimpulkan pesona Siberia Elite Prism ini. Dari sisi desain, sulit untuk tidak jatuh hati dengannya. Bentuk yang sedikit bongsor namun mengesankan aura maskulin yang kentara, SteelSeries juga memastikan Elite Prism ini tampil memesona di sisi kosmetik, selain performa dan tingkat kenyamanan yang tentu saja tidak perlu lagi diragukan. Ditawarkan dalam beragam warna, headset gaming yang satu ini hadir dengan sisi kosmetik yang pantas untuk diacungi jempol. Salah satunya adalah implementasi LED di kedua bagian sisi headset yang tampil begitu menarik. Kenyamanan tentu saja menjadi salah satu faktor yang diperhatikan oleh Siberia Elite Prism ini. Walaupun secara kasat mata, ia terlihat seperti sebuah headset yang akan terasa terik di kepala Anda, Siberia Elite Prism justru menghasilkan sensasi yang jauh berbeda. Bahan plastik yang fleksibel dan ukuran pad yang besar memastikan bahwa ia akan mampu berfungsi senyaman mungkin, menyesuaikan diri dengan bentuk dan ukuran kepala, sekaligus memastikan isolasi suara yang lebih maksimal. Bagian terbaiknya? Material kulit yang mereka sematkan di bagian pad. Secara mengejutkan, bahan ini ternyata terasa sangat nyaman. Lembut di kulit telinga, tidak terasa menekan dan panas, membuatnya bisa digunakan untuk sesi gaming lama tanpa menghasilkan masalah sama sekali. Maximum comfort, for sure! Yang lebih menarik? Siberia Elite Prism punya segudang opsi kustomisasi untuk menghadirkan peripheral yang terasa lebih personal, terutama lewat dua lingkaran LED yang disematkan di kedua sisi yang ada. Dengan menggunakan driver – Steelseries Engine 3, Anda bisa memilih warna apa yang ingin Anda suntikkan di kedua sisi ini, beserta dengan efek yang bisa dihasilkan. Tidak hanya sekedar lingkaran LED, kedua sisi ini juga memuat control “terselubung” yang bisa digunakan untuk mengatur volume suara dan mic yang ada. Sesederhana memutarnya searah jarum jam, menghasilkan desain yang cukup unik. Menariknya lagi? Mereka juga menyematkan sebuah LED kecil di bagian mic yang tersimpan rapi i dalam headset, menambah nilai estetika yang sulit untuk ditolak. Menjadi sesuatu yang rasional bagi produsen peripheral saat ini untuk tidak lagi sekedar menargetkan PC sebagai pasar utama, tetapi juga konsol generasi terbaru yang saat ini sudah menyematkan port 3.5mm jack di kontroler mereka, seperti halnya Playstation 4 dan Nintendo Wii U. Steelseries tampaknya sangat mengerti hal tersebut, dan memastikan Siberia Elite Prism ini adaptif. Menyertakan beragam kabel di dalam paket penjualan yang sama, Anda bisa menggunakan Siberia Elite Prism ini untuk variasi kebutuhan gaming, PC maupun konsol. Perangkat ekstra soundcard untuk mengakses fungsi optimal Elite Prism memang didasarkan pada konektivitas USB dan lewatnya, fungsi headset ini terasa jauh lebih maksimal. Walaupun demikian, untuk Anda yang menginginkan kenyamanan dan performanya di perangkat mobile dan konsol, Anda juga bisa memanfaatkannya tanpa masalah. Tentu saja, dengan menggunakan jack 3.5mm ini, beberapa fungsi harus absen, seperti lampu LED yang jadi salah satu identitas utamanya. Tidak hanya adaptif dari beragam varian kabel dan fungsi yang ia tawarkan di paket penjualan, Siberia Elite Prism juga hadir dengan dukungan perangkat lunak yang pantas diacungi jempol. User-interface super sederhana yang mudah dikuasai dalam waktu singkat, lewatnya Anda bisa mengatur beberapa elemen esensial, dari warna lampu LED, kualitas mic, hingga equalizer dengan beberapa preset yang sudah disuntikkan terlebih dahulu. Lewat perangkat lunak yang sama, Anda juga bisa mengaktifkan atau menon-aktifkan fitur Dolby untuk efek suara surround yang tentu saja akan lebih maksimal untuk menikmati konten multimedia yang ada. Semua modifikasi elemen ini bisa Anda lakukan dengan cukup mudah. Lantas, seperti apa spesifikasi teknis yang ditawarkan Siberia Elite Prism ini?Speakers
- Frequency Response: 16-28000Hz
- Impedance: 32 Ohm
- Sensitivity: 120 dB
- Cable length: 1.2m
- Extension cable: 2m
- Connectors: 3.5mm 4-pole & 3 pole x2
Microphone
- Mic Pattern: Unidirectional
- Frequency: 100 – 10000Hz
- Impedance: < 2.2K Ohm
- Sensitivity: -44 dB
↧
↧
I Am Bread – Menjalani Hidup Sebagai Sepotong Roti!
Aneh, semakin aneh, super aneh, dan aneh hingga batas tidak lagi bisa dicerna akal sehat, industri game tampaknya punya kecenderungan untuk menapak jalan yang satu ini. Salah satu bukti yang paling nyata adalah kehadiran beragam game yang mengusung nama “Simulator” di dalamnya dan berakhir menjadi game sederhana dengan tema unik yang didesain hanya untuk satu sensasi – menyenangkan. Setelah Goat Simulator yang meminta Anda berperan sebagai seekor kambing, banyak konsep baru bermunculan yang semuanya berfokus pada satu hal – membawa Anda menjalani hidup sebagai objek yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Yang terbaru? Bersiaplah merasa suka dukanya menjadi sepotong roti.
Konsep game inilah yang berusaha dijual oleh game baru – I Am Bread. Seperti judul yang ia usung, game ini akan membawa Anda berperan sebagai sepotong roti “lincah” yang berusaha untuk membuat dirinya sendiri tampil enak. Dengan mekanik gameplay berbasis physics, Anda harus melontarkan diri, memanjat, dan meraih semua hal yang akan meningkatkan daya tarik Anda sebagai sebuah makanan. Menariknya lagi? I am Bread akan dikembangkan oleh developer asal London – Bossa Studios, studio sama yang juga mengembangkan game simulator ternama – Surgeon Simulator.
Sayangnya, belum ada kejelasan kapan I am Bread ini akan dirilis. Bossa Studios hanya mengkonfirmasikan bahwa sementara ini, game ini baru hanya akan menuju PC sebagai platform rilis. Looks delicious, um.. i mean, fun..
↧
Far Cry 4 Usung Sistem Karma
Hampir sebagian besar gamer yang sempat mencicipi betapa adiktifnya Far Cry 3 tentu saja sangat mengantisipasi kehadiran sang seri terbaru – Far Cry 4. Terlepas dari setting yang kini berubah menjadi dataran tinggi yang ganas – pengunungan Himalaya, hampir sebagian besar screenshot dan trailer yang dirilis Ubisoft mengindikasikan hal yang sama – bahwa mekanik gameplay yang ditawarkan tidak akan banyak berbeda. Dihadapkan pada sebuah dunia open-world yang bebas dijelajahi, Anda bisa bertempur mengambil wilayah yang dikuasai oleh pasukan Pagan Min, berburu, dan terlibat dalam petualangan menakjubkan dengan pemandangan yang memanjakan mata. Walaupun demikian, bukan berarti Far Cry 4 tidak hadir dengan sistem baru. Salah satunya adalah, Karma.
Lupakan dahulu gajah-gajah yang bisa Anda gunakan sebagai senjata pemusnah massal di Far Cry 4 ini, karena Ubisoft ternyata menyuntikkan satu ekstra mekanik baru yang menarik – Karma. Benar sekali, setiap aksi Ajay Ghale – karakter utama yang Anda gunakan kini akan dihadapkan pada serangkaian pilihan yang akan menentukan Karma yang ia dapatkan, terutama ketika memutuskan untuk menolong atau mengabaikan karakter lain yang berpotensi menjadi teman.
Semakin tinggi level Karma yang Anda dapatkan, semakin besar pula kesempatan Anda untuk mendapatkan teman yang bisa diminta bantuan untuk terlibat dalam perjuangan Anda. Tidak hanya itu saja, Karma juga akan berpengaruh pada jumlah diskon yang bisa Anda dapatkan ketika berbelanja senjata. Sayangnya tidak dijelaskan konsekuensi yang muncul jika Anda memutuskan untuk memanen karma negatif.
Far Cry 4 sendiri akan meluncur pada 18 November 2014 mendatang untuk Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, Xbox 360, dan tentu saja – PC. Tertarik?
↧
Spesifikasi PC Minimum untuk COD: Advanced Warfare
Bagi para penggemar game First-Person Shooter (FPS), khususnya fans seri Call of Duty, kehadiran Call of Duty: Advanced Warfare tentunya sudah ditunggu. Jika Anda berencana memaingkan game tersebut di PC, informasi kali ini layak disimak.
Halaman COD: Advanced Warfare di Steam telah di-update dan kini para gamer bisa mengetahui PC seperti apa yang dibutuhkan untuk bisa menjalankan game ini. Berikut adalah spesifikasi minimum dari COD: Advanced Warfare.
Minimum Requirements
- OS: Windows 7 64-Bit / Windows 8 64-Bit / Windows 8.1 64-Bit
- Prosesor: Intel Core i3-530 @ 2.93 GHz / AMD Phenom II X4 810 @ 2.80 GHz atau atau lebih baik
- RAM: 6 GB
- GPU: NVIDIA GeForce GTS 450 @ 1GB / ATI Radeon HD 5870 @ 1GB atau lebih baik
- DirectX: Version 11
- Network: Broadband Internet connection
- HDD: 55 GB available space
- Sound Card: DirectX-compatible
↧
Playstation 4 Terus Taklukkan Xbox One di Pasar AS
Persaingan antara dua konsol generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One memang menjadi pemandangan yang selalu menarik untuk disimak. Untuk sementara ini, Sony harus diakui, berada di atas angin dengan menorehkan tingkat penjualan yang fantastis. Namun tidak menyerah, gelombang optimisme sempat mengalir di kubu Microsoft, yang terus berhasil meningkatkan popularitas Xbox One, apalagi setelah Destiny dirilis ke pasaran. Namun pencapaian yang luar biasa ini ternyata belumlah cukup. Playstation 4, untuk kesekian kalinya, terus mendominasi pasar Amerika Serikat, seperti data terbaru yang diluncurkan oleh NPD.
Playstation 4 kembali menjadi konsol generasi baru terlaris di Amerika Serikat, dengan peningkatan penjualan yang fantastis. Sony mengklaim kenaikan hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan penjualan Agustus sebelumnya. Menariknya lagi? Kedekatan hubungan antara EA dan Microsoft ternyata tidak membantu banyak. Tiga game olahraga racikan mereka – Madden NFL 15, NHL 15, dan FIFA 15 berhasil terjual lebih banyak di Playstation 4 daripada Xbox One. Peningkatan ini tentu saja sangat dipengaruhi oleh rilis salah satu game paling diantisipasi tahun ini – Destiny.
Secara keseluruhan, penjualan perangkat keras di September 2014 mengalami peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya, melonjak dari USD 183.4 juta menjadi USD 432.7 juta. Sementara dari sisi perangkat lunak, inilah 10 game terlaris di Amerika Serikat untuk bulan September 2014:
- Destiny
- Madden NFL 15
- FIFA 15
- Super Smash Bros. for Nintendo 3DS
- Middle-earth: Shadow of Mordor
- NHL 15
- Minecraft
- The Sims 4
- Disney Infinity 2.0
- Diablo III: Reaper of Souls
↧
↧
Film Hitman Terbaru – Agent 47 Ditunda
Sudah menjadi rahasia umum bahwa proses adaptasi video game ke layar lebar memang menjadi mimpi buruk tersendiri bagi gamer. Bagaimana tidak? Dengan sebagian besar bukti yang sudah mengemuka, proses ini memang lebih sering berakhir menjadi kekecewaan daripada sesuatu yang bisa memenuhi harapan gamer. Jalan cerita yang berbeda, karakterisasi yang tidak cocok, interpretasi tema ala Hollywood yang melenceng, hingga tata kamera versi video game yang jauh lebih menarik. Namun terlepas dari kritik yang selalu mengemuka, Hollywood tampaknya tidak akan berhenti dalam waktu dekat ini. Salah satu proyek yang tengah mereka tangani? Film terbaru dari salah satu sosok assassin paling keren di video game – Agent 47.
Sudah sempat diadaptasi ke layar lebar beberapa tahun yang lalu, franchise game stealth dari Square Enix – Hitman siap menerima seri terbaru. Film yang disebut “Hitman: Agent 47” ini memang belum jelas perannya. Beberapa menyebutnya sebagai sebuah seri reboot, sementara yang lain mengkategorikannya sebagai sebuah seri sekuel. Satu yang pasti, Anda yang berharap bisa menikmati film ini dalam waktu dekat tampaknya harus gigit jari.
Sempat direncanakan meluncur pada 27 Februari 2015 mendatang, film Hitman: Agent 47 ini dipastikan ditunda oleh Twentieh Centruy Fox. Film ini akan mundur sekitar 6 bulan dan baru akan dirilis pada 28 Agustus 2015. Alasannya? Klasik, kebutuhan untuk menyelesaikan beragam adegan sulit. Hitman: Agent 47 akan didukung beberapa aktor ternama, termasuk Zachary Quinto yang berhasil tampil gemilang di seri Star Trek Into Darkness beberapa waktu lalu. Film ini sendiri disutradarai oleh Aleksander Bach.
Well, hope it turns out good..
↧
Bandai Namco Umumkan Time Crisis 5!
Hampir sebagian besar dari kita pasti pernah mengenal game yang satu ini, jika tidak ingin disebut tumbuh besar dengannya. Anda yang sempat masuk dan berkunjung ke Arcade Center di kota Anda sudah pasti familiar dengan nama Time Crisis. Game shooter yang satu ini memang fenomenal, mensimulasikan pertempuran senjata api dengan optimal lewat sistem tembak dan covernya yang intuitif. Seolah tengah berperan sebagai anggota pasukan keamanan, Time Crisis bahkan menjelma lebih dari sekedar sebuah game arcade untuk bersenang-senang. Tidak sedikit gamer yang mendedikasikan “masa muda”-nya untuk tampil luar biasa di game ini, berusaha menyelesaikan game ini dengan sesedikit mungkin “Continue”. Anda termasuk salah satunya? Maka ini akan jadi berita yang sudah lama Anda nantikan!
Mengikuti perkembangan industri game yang mulai beralih ke kualitas generasi selanjutnya, Bandai Namco akhirnya secara resmi mengumumkan kehadiran seri terbaru – Time Crisis 5. Berbeda dengan seri sebelumnya yang sekedar meminta Anda menunduk dan menembak, Time Crisis 5 yang akan tetap muncul sebagai mesin arcade ini akan menambah satu ekstra pedal lagi – yang akan membuat karakter Anda untuk bergerak ke sisi musuh. Hal ini esensial untuk melawan beberapa varian musuh unik seperti mereka yang membawa perisai, misalnya. Daripada menembak langsung, Anda bisa bergerak ke samping atau belakang musuh tersebut dan menghabisinya. Variasi senjata tentu saja dihadirkan, dari handgun, shotgun, hingga granat.
Berita buruknya? Untuk sementara ini, Bandai Namco hanya mengkonfirmasikan rilis mesin Arcade ini untuk region Jepang. Ia sudah akan tersedia pada awal Maret 2015 mendatang dan akan didistribusikan dalam 3 tahap.
Please come to Indonesia!!
↧
Developer Ternama Assassin’s Creed Tinggalkan Ubisoft
Jade Raymond, sebagian besar dari Anda mungkin familiar dengan nama yang satu ini. Terlepas dari fakta bahwa gamer seringkali tidak peduli dengan tim pengembang yang mengerjakan game-game terbai yang pernah meluncur ke pasaran, agak sulit tampaknya untuk tidak mengenal nama yang satu ini. Tidak hanya berangkat dari fakta bahwa ia adalah seorang developer wanita dengan penampilan menarik yang berada di posisi jabatan yang cukup tinggi, tetapi juga lewat proyek besar yang berhasil ia eksekusi. Benar sekali, Jade Raymond merupakan developer veteran dari Ubisoft yang berhasil melahirkan salah satu franchise game open-world terbaik – Assasin’s Creed. 10 tahun berkarya di developer asal Perancis ini, Raymond hadir dengan berita mengejutkan. Ia secara resmi berhenti.
Setelah membantu proses pengembangan beberapa seri utama Assassin’s Creed, dan terlibat dalam proyek raksasa Ubisoft yang lain seperti Splinter Cell dan Watch Dogs, Jade Raymond akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya. Raymond mengaku bahwa ia sangat bangga sudah berjuang bersama dengan Ubisoft selama 10 tahun terakhir dan ini merupakan salah satu keputusan tersulit yang ia ambil. Namun keputusan ini sangat esensial bagi dirinya untuk mengejar ambisi dan kesempatan yang lain. Bersama dengan pengunduran dirinya, tampuk kepemimpinan Ubisoft Toronto kini jatuh ke tangan Alexandre Parizeau.
Lantas apa yang akan dilakukan Jade Raymond di masa depan? Raymond sendiri masih belum berbagi detail apapun. Ia hanya meminta gamer menantikan sepak terjangnya di kesempatan yang lain, sekaligus mendoakan yang terbaik untuk semua tim di belakang bendera besar Ubisoft yang ia tinggalkan.
Don’t stop making great games, Raymond.. We shall wait..
↧