Quantcast
Channel: Games – Jagat Review
Viewing all 14784 articles
Browse latest View live

Call of Duty: Advanced Warfare Kembali Mendominasi!

$
0
0
Call of Duty®: Advanced Warfare_20141103130903

Call of Duty®: Advanced Warfare_20141103130903

Call of Duty®: Advanced Warfare_20141108203718 November menjadi salah satu arena pertempuran panas industri game, sebuah fakta yang tidak bisa lagi dibantah. Bagaimana tidak? Para publisher raksasa memutuskan untuk merilis game-game andalan mereka di bulan kesebelas ini. Sebut saja Call of Duty: Advanced Warfare dari Activision, Dragon Age: Inquisition dari EA, Assassin’s Creed Unity dan Far Cry 4 dari Ubisoft, hingga GTA V HD Remastered dari Rockstar. Bulan ini dianggap sebagai momen paling tepat karena satu kata – Black Friday. Walaupun tidak menjadi fenomena yang populer di Indonesia, namun para gamer di belahan dunia Barat di sana punya kesempatan untuk menikmati game-game incaran mereka dengan harga yang lebih terjangkau - Black Friday. Di momen ini, para distributor biasanya rela menurunkan harga untuk memastikan penjualan yang masif. Momen Black Friday di Inggris dimenangkan oleh COD: Advanced Warfare yang kembali bercokol di posisi pertama! Lantas, siapa yang berhasil menjadi yang terbaik di Inggris selama momen Black Friday ini? Tidak lain dan tidak bukan – tentu saja game FPS populer dari Activision – Call of Duty: Advanced Warfare. Di posisi kedua,FIFA 15 juga menemukan kembali posisinya sebagai salah satu game “kesayangan”gamer Inggris. Prestasi paling mengagumkan dicatat oleh game racing eksklusif Playstation 4 – Driveclub yang berhasil peningkatan penjualan hingga 999%. Lantas, 10 besar game yang paling populer di Black Friday ini. Berikut adalah list lengkapnya:
  1. Call of Duty: Advanced Warfare
  2. FIFA 15
  3. Grand Theft Auto 5
  4. Far Cry 4
  5. Assassin’s Creed Unity
  6. Pokemon Omega Ruby
  7. Pokemon Alpha Sapphire
  8. Driveclub
  9. Assassin’s Creed IV: Black Flag
  10. Minecraft Xbox Edition
Bagaimana dengan Anda sendiri? Dari semua game yang dirilis bulan November ini, mana yang paling menjadi favorit Anda?

Nintendo Akan Hadirkan Emulator Game Boy Resmi untuk Mobile?

$
0
0
game boy advance

game boy advance

nintendo game Game Boy adalah salah satu konsol genggam garapan Nintendo yang cukup populer di masa jayanya dulu. Gamer yang tumbuh besar di tahun 90-an tentunya sudah tidak asing dengan konsol yang satu ini, dan mungkin punya banyak kenangan dengannya. Sebuah langkah menarik diambil Nintendo terkait dengan Game Boy. Menurut informasi yang beredar, Nintendo baru saja mematenkan Emulator Game Boy yang memungkinkan emulasi di platform lain seperti display pada bagian belakang bangku di kereta dan pesawat terbang, serta pada perangkat mobile seperti smartphone. “Platform dengan kemampuan yang rendah (seperti display di bagian belakang bangku kereta atau pesawat terbang) mungkin tidak punya processing power yang cukup untuk memberkan performa yang baik. Kecuali jika software emulator tersebut dibuat dan dioptimalkan secara benar, (emulator tersebut) tidak akan bisa menjaga performa secara real-time ketika berjalan di prosesor yang lambat,” ujar Nintendo. Lewat pendaftaran paten yang ada, Nintendo disinyalir akan merilis emulator Game Boy resmi untuk pasar mobile. Dengan paten tersebut Nintendo seolah mengangkat kembali gosip yang pernah menyebutkan Nintendo ingin coba masuk ke ranah mobile, walaupun setiap dimintai keterangan, pihak perusahaan selalu membantahnya. Meski begitu, ada spekulasi lainnya yang muncul dimana Nintendo juga ingin ‘menyingkirkan’ emulator-emulator Game Boy lainnya yang kini banyak beredar. Seperti diketahui, selama ini emulator Game Boy memang sudah banyak bertebaran untuk berbagai platform seperti Android, Windows Phone, maupun PC. Sempat hadir pula untuk iOS, namun kini Apple melarangnya. Meski begitu, tidak ada dari sekian banyak emulator tersebut yang resmi dibuat oleh Nintendo, alias, hanya garapan pihak ketiga.

Ubisoft Yakin Rilis The Crew Tidak Akan Bermasalah

$
0
0
the-crew1-600x337

the-crew1-600x337

the crew1 Kebutuhan untuk terus terkoneksi dengan internet memang memperluas potensi bagaimana sebuah game disajikan dan dinikmati, namun di sisi lain – menjadi salah satu sumber masalah yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sejarah mencatat bahwa game-game yang berfokus pada kebutuhan seperti ini berakhir menjadi mimpi buruk di hari pertama rilis. Ketidaksiapan developer yang gagal memfasilitasi  kebutuhan server membuat banyak gamer tidak bisa terhubung sama sekali, sekaligus membuat mereka tidak bisa menikmatinya sejak hari pertama. Diablo 3, Sim City, Assassin’s Creed Unity, Driveclub, hingga Halo: The Master Chief Collection menjadi saksi bisu. Namun Ubisoft optimis bahwa hal tersebut tidak akan terjadi dengan game racing teranyar mereka – The Crew. Dalam wawancaranya dengan The Metropolist, Lead Designer dari The Crew sendiri – Serkan Hasan menyatakan keyakinannya bahwa rilis The Crew akan berjalan sangat lancar. Sebagai game racing MMOyang berfokus pada pengalaman multiplayer, gamer akan bisa menikmatinya sejak hari pertama. Ubisoft optimis bahwa rilis The Crew sebagai game racing MMO akan berjalan lancar tanpa ada masalah server di hari pertama. Keyakinan tersebut mengakar pada fakta bahwa The Crew sudah berkali-kali melewati masa beta dengan periode yang cukup panjang. Ubisoft menjadikan momen tersebut untuk mensimulasikan skenario kondisi server pada waktu rilis, dimana ribuan gamer menikmati game ini secara bersamaan. Ia berharap bahwa lancarnya masa beta The Crew bisa memberikan sedikit jaminan untuk gamer yang mungkin trauma. The Crew sendiri rencananya akan dirilis sebelum minggu ini berakhir untuk PC, Playstation 4, Xbox 360, dan Xbox One.  Bagaimana dengan Anda sendiri? Berapa banyak dari Anda yang tertarik untuk memainkan game racing MMO yang satu ini?

Akhirnya, Game PC dengan Sistem Denuvo Bisa Dibajak!

$
0
0
Dragon Age™: Inquisition_20141118183354

Dragon Age™: Inquisition_20141118183354

Dragon Age™: Inquisition_20141118183354 Denuvo, kata yang satu ini memang menjadi “hantu” tersendiri bagi banyak gamer, terutama mereka yang mengandalkan bajakan sebagai satu-satunya alternatif untuk menikmati produk baru yang meluncur ke pasaran. Bagaimana tidak? Diklaim sebagai sistem anti bajakan paling aman di dunia saat ini, Denuvo terbukti berhasil memastikan game-game seperti Lords of the Fallen, FIFA 15, dan Dragon Age: Inquisition tidak bisa dibajak hingga berita ini ditulis. Beberapa menyebut Denuvo sebagai sistem DRM baru, namun Bioware mengklaim bahwa informasi tersebut keliru dan Denuvo hanya memastikan bahwa file .exe dari setiap game yang ia lindungi tidak bisa diotak-atik. Berita baik untuk para gamer PC bajakan, terutama di Indonesia, Anda mungkin akan bisa menikmati Dragon Age: Inquisition dalam waktu dekat ini! Denuvo akhirnya hancur, setelah komitmen para kelompok peretas untuk berfokus membobol sistem keamanan baru ini selama beberapa minggu terakhir. Adalah kelompok “legendaris” – 3DM dari China yang pertama kali melakukannya. Lewat sebuah keterangan resmi, 3DM mengaku sudah membobol Denuvo versi 64bit setelah 15 hari bekerja. Belum jelas sistem crack baru seperti apa yang diterapkan untuk membobol game-game Denuvo ini, namun demonstrasi yang mereka unjuk lewat Dragon Age: Inquisiton memperlihatkan bahwa game RPG Bioware itu bisa dimainkan tanpa Origin sama sekali. Kelompok 3DM mengaku sudah membobol sistem keamanan game terbaru - Denuvo. Uji coba di Dragon Age: Inquisition memperlihatkann bahwa game tersebut bisa dijalankan tanpa Origin sama sekali. Namun sayangnya, mereka masih harus melakukan uji coba lebih lanjut sebelum siap merilisnya ke publik, Jadi kapan Anda akan bisa menikmati crack-crack game Denuvo ini? 3DM sendiri meminta ekstra waktu lagi untuk mengambil lebih banyak informasi terkait CPU dalam beberapa hari ke depan. Namun mereka berharap, crack Dragon Age: Inquisition untuk publik akan sudah bisa dinikmati sebelum minggu ini berakhir. Well, that was fast.. Reaksi sebagian besar gamer PC bajakan saat ini..  

20 Game Playstation Terpopuler Sepanjang Masa Menurut Gamer Jepang

$
0
0
playstation1

playstation1

playstation1 Sebagian besar gamer Indonesia yang melewatkan masa kecilnya di era akhir tahun 1990-an tentu akan sangat familiar dengan gebrakan Sony menuju industri game – Playstation. Dengan ratusan game keren yang, terutama dari genre RPG yang disiapkan untuk konsol ini, Playstation mendominasi persaingan di kala itu. Kesuksesan yang akhirnya mendorong Sony untuk mendedikasikan resource mereka untuk bertahan di industri game, melahirkan lebih banyak konsol generasi terbaru setelahnya – Playstation 2 di tahun 2000, Playstation 3 di tahun 2006, dan akhirnya Playstation 4 di tahun 2013. Tidak terasa, brand Playstation sendiri ternyata sudah berumur 20 tahun, dan Sony sendiri punya cara unik untuk merayakan momen tersebut. Sony melemparkan sebuah survei berskala besar kepada lebih dari 10.000 gamer dari Jepang yang tumbuh besar dengan Playstation sebagai konsol utama. Tidak hanya berkisar pada remaja, mereka juga mengumpulkan pilihan dari gamer yang sudah berumur di atas 60 tahun. Pertanyaannya sendiri sederhana, mencari tahu game-game apa saja yang paling populer selama 20 tahun kiprah Playstation sebagai sebuah brand. Mereka juga menarik pendapat soal game apa yang kira-kira akan tampil menarik jika melewati proses remaked di masa depan. Hasilnya? List-list ini menjadi saksi kekuatan Playstation selama dua dekade terakhir ini:

Game Paling Populer Sepanjang Sejarah Playstation

dqv
  1. Dragon Quest V: Hand of the Heavenly Bride (PS2)
  2. Final Fantasy VII (PSone)
  3. Dragon Quest IV: Chapters of the Chosen (PSone)
  4. Final Fantasy X (PS2)
  5. Resident Evil (PSone)
  6. Dragon Quest VIII: Journey of the Cursed King (PS2)
  7. Final Fantasy (PSone)
  8. Dragon Quest VII: Warriors of Eden (PSone)
  9. Puyo Puyo! (PSone)
  10. Tetris (PSone)
  11. Final Fantasy IX (PSone)
  12. Kingdom Hearts (PS2)
  13. Final Fantasy VIII (PSone)
  14. Pro Evolution Soccer 4 Liveware Evolution In Formation (PS2)
  15. Gran Turismo (PSone)
  16. Kingdom Hearts II (PS2)
  17. Derby Stallion (PSone)
  18. Dynasty Warriors (PSone)
  19. Resident Evil 2 (PSone)
  20. Hot Shots Golf (PSone)

Game yang Lebih Menggugah Daripada Buku Atau Film

tidus yuna kiss
  1. Final Fantasy X (PS2)
  2. Final Fantasy VII (PSone)
  3. Resident Evil (PSone)
  4. Dragon Quest V: Hand of the Heavenly Bride (PS2)
  5. Final Fantasy (PSone)
  6. Final Fantasy IX (PSone)
  7. Final Fantasy VIII (PSone)
  8. Arc the Lad (PSone)
  9. Dragon Quest IV: Warriors of Eden (PSone)
  10. Metal Gear Solid 3: Snake Eater (PS2)
  11. Dragon Quest VIII: Journey of the Cursed King (PS2)
  12. Kingdom Hearts II (PS2)
  13. Kingdom Hearts (PS2)
  14. Tales of the Abyss (PS2)
  15. Final Fantasy IV (PSone)
  16. Okami (PS2)
  17. Final Fantasy XII (PS2)
  18. Clannad (PS2)
  19. Final Fantasy V (PSone)

Game Paling Menyenangkan

momotaru dentetsu
  1. Momotaro Dentetsu 11: Black Bombee Arrives! (PS2)
  2. Momotaro Dentetsu 7 (PSone)
  3. Hot Shots Golf (PSone)
  4. Puyo Puyo! (PSone)
  5. Momotaro Densetsu (PSone)
  6. Monster Hunter Portable 2nd G (PSP)
  7. Resident Evil (PSone)
  8. Pro Evolution Soccer 4 Liveware Evolution In Formation (PS2)
  9. Monster Hunter Portable 3rd (PSP)
  10. Dance Dance Revolution (PS2)
  11. Bomberman (PSone)
  12. Momotaro Dentetsu 16: Moving in Hokkaido! (PS2)
  13. Itadaki Street Gorgeous King (PS2)
  14. Taiko Drum Master: Appare Sandaime (PS2)
  15. Street Fighter (PSone)
  16. Momotaro Dentetsu 12: All Aboard for Western Japan! (PS2)
  17. Momotaro Dentetsu X: Kyushu Version (PS2)
  18. Arc the Lad (PSone)
  19. Gran Turismo (PSone)
  20. Momotaro Dentetsu USA (PS2)

Game yang Paling Ingin Di-Remake atau Dibuat Sekuel

ff 7
  1. Final Fantasy VII (PSone)
  2. Dragon Quest VIII: Journey the Cursed King (PS2)
  3. Resident Evil (PSone)
  4. Final Fantasy (PSone)
  5. Gran Turismo 6 (PS3)
  6. Dragon Quest V: Hand of the Heavenly Sword (PS2)
  7. Resident Evil 6 (PS3)
  8. Kingdom Hearts II (PS2)
  9. Dragon Quest IV: Chapters of the Chosen (PSone)
  10. Arc the Lad (PSone)
  11. Final Fantasy IX (PSone)
  12. Monster Hunter Portable 3rd (PSP)
  13. Final Fantasy X (PS2)
  14. Kingdom Hearts (PS2)
  15. Xenogears (PSone)
  16. Pro Evolution Soccer 4 Liveware Evoluition In Formation (PS2)
  17. Final Fantasy VIII (PSone)
  18. Dragon Quest VII: Warriors of Eden (PSone)
  19. Final Fantasy VII International (PSone)
  20. Gran Turismo (PSone)
Bagaimana dengan Anda sendiri? Dari semua game yang dirilis selama sepak terjang 20 tahun Playstation, manakah yang menurut Anda yang paling terbaik dan menyisakan memori yang sulit untuk dilupakan?

Epic Akan Mulai Masa Alpha untuk Fortnite

$
0
0
fortnite gameplay1

fortnite gameplay1

Sebuah proyek yang cukup diantisipasi, kalimat ini tampaknya cocok untuk menjelaskan posisi Fortnite di mata para gamer saat ini. Bagi Anda yang belum familiar dengan nama ini, Fornite merupakan proyek teranyar yang tengah dikembangkan Epic Games selepas meninggalkan Gears of War ke tangan Microsoft. Ditawarkan sebagai game free to play dengan format third person shooter, Fortnite juga mendorong Anda untuk membangun markas, mengumpulkan resource, dan tentu saja bekerja sama dengan pilihan karakter yang unik. Tidak sabar untuk mencicipi game eksklusif PC ini? Kesempatan tersebut akhirnya tiba. Diperkuat dengan engine terbaru dari mereka sendiri – Unreal Engine 4, Epic Games memperlihatkan sebuah konsep yang tampil sangat menjanjikan untuk Fortnite. Beragam screenshot dan demo gameplay yang sempat dirilis dalam beberapa bulan terakhir ini menunjukkan potensi yang pantas untuk dinantikan. Setelah menunggu cukup lama, kesempatan tersebut akhirnya hadir. Penasaran dengan proyek terbaru Epic Games - Fortnite? Pastikan Anda ikut mendaftar sebagai bagian dari proses alpha yang akan dibuka mulai dari tanggal 2 - 19 Desember 2014.   Epic Games akan membuka masa alpha testing Fortnite dari tanggal 2 Desember – 19 Desember 2014 ini untuk PC. Masa alpha ini tentu saja ditujukan untuk sekedar mengetes apakah basis permainan yang ditawarkan sudah berjalan baik atau tidak. Oleh karena itu, Epic mengaku bahwa banyak konten yang masih belum dipermak dengan baik di sini. Epic seniri masih belum memberikan kepastian kapan Fortnite versi full ini akan dirilis di masa depan. Tertarik? Kesempatan untuk mendaftar dan bergabung dengan masa alpha Fortnite ini masih terbuka lebar. Anda bisa mengunjungi situs Fortnite di sini dan mendapatkan kesempatan untuk ikut bergabung.

Sony Rilis Teaser Proyek Game Misterius – Emagon

$
0
0
emagon

emagon

Di tengah persaingan yang sangat ketat dalam ranah video game, Sony tak pernah berhenti untuk terus berinovasi. Tujuannya tak lain agar gamer tetap setia dengan konsol garapannya, dan mampu menarik minat gamer lainnya yang belum memiliki produk mereka. Baru-baru ini, produsen asal Jepang itu merilis sebuah video teaser dengan nama sandi Emagon. Dengan narasi berbahasa Spanyol, video tersebut menggambarkan seseorang yang mengeksplorasi dunia sembari menyebut soal 20 tahun, menguasai dunia, memutuskan pilihan, dan hidup dengan konsekuensinya. Apa sebenarnya Emagon ini? Sayangnya, belum ada bocoran yang bisa memberi penjelasan. Sony sendiri memang sengaja membuatnya tetap rahasia, setidaknya hingga 5 Desember 2015 mendatang dimana tanggal tersebut muncul di akhir video. EMAGON = NO GAME? Pada 5 Desember sendiri ada dua event yang akan digelar, yakni PlayStation Experience dan The Game Awards. Kemungkinan besar Sony akan menjelaskan lebih lanjut tentang Emagon di salah satu event tersebut. Selain itu, 5 Desember juga masih berdekatan dengan perayaan 20 tahun brand PlayStation. Hasilnya, Emagon pun dikait-kaitkan sebagai sebuah proyek untuk merayakan ulang tahun PlayStation yang ke-20. EMAGON = NOGAME?

Preview Lords of the Fallen: Lebih Parah Daripada AC Unity!

$
0
0
Lords of the Fallen PC jagatplay (24)

Lords of the Fallen PC jagatplay (24)

Lords of the Fallen PC jagatplay (1) Popularitas Dark Souls memang melahirkan begitu banyak produk kompetitor lain yang berusaha mengekor formula kesuksesan yang sama, dari mekanik gameplay hingga tingkat kesulitan yang jadi nilai jual utama. Salah satu produk serupa yang cukup diantisipasi adalah Lords of the Fallen oleh developer asal Eropa – CI Games dan Deck13 Interactive. Impresi pertama yang ia tawarkan memang memesona, mengesankan sebuah proyek Dark Souls dengan kualitas visual yang lebih memanjakan mata, mekanik gameplay yang disempurnakan, namun juga penuh dengan fitur baru sebagai penguat identitas yang berbeda. Ia juga dikenal sebagai salah satu game PC yang menjadikan Denuvo sebagai benteng pertahanan dan belum bisa dibajak hingga saat ini. Lantas, bagaimana impresi pertama Lords of the Fallen ini? Kami hanya meminta untuk bersiap kecewa!

Kesan Pertama

Sebagai sebuah game multiplatform yang diracik untuk generasi terbaru, menjadi sesuatu yang sangat rasional untuk mengharapkan kualitas yang lebih optimal untuk mencicipi Lords of the Fallen ini di PC, seperti yang kami lakukan. Pertama kali Anda menyalakannya, bertemu dengan dungeon pertama, keputusan tersebut seolah terbayarkan di muka. Lords of the Fallen terlihat begitu manis secara visual, bahkan untuk setting yang tidak terlalu optimal. Ada harapan bahwa Anda akan menemukan sebuah game Dark Souls dengan identitas berbeda dan visual yang lebih mecenangkan, sesuatu yang tampaknya akan sangat mudah dicapai oleh Lords of the Fallen. Sayangnya potensi besar yang satu ini harus dicederai dengan fakta, bahwa ia benar-benar tampil sebagai game PC yang tidak dioptimasi dengan baik. Jika Anda sudah mengeluh soal apa yang dilakukan Ubisoft di Assassin’s Creed Unity, maka Anda mungkin akan muntah darah ketika mencicipi Lords of the Fallen di PC ini. Kecewa dengan framerate kacau, beragam bug dan glitch AC Unity dari Ubisoft? Sekarang bayangkan sensasi tersebut hadir berkali-kali lipat dan Anda akan menemukan tingkat kekesalan yang bahkan berlebih di Lords of the Fallen. Kami mengalami begitu banyak crash tanpa alasan yang jelas, bahkan hingga puluhan kali hanya dalam waktu 15 menit. Dengan spesifikasi PC yang sudah mumpuni, hampir mustahil rasanya kalau ini mengakar pada PC kami. Apalagi kami sudah menjajalnya di dua rig terpisah, dan keduanya mengalami masalah yang sama. Lords of the Fallen tiba-tiba akan menutup dirinya sendiri, atau menendang Anda keluar dari Steam tanpa alasan yang jelas. Masuk pintu? Crash. Selesai melawan Boss? Crash. Buka peti? Crash. Di tengah pertarungan melawan musuh biasa? Crash. Dengan posisi checkpoint yang cukup jauh, Anda harus memulai segala sesuatunya kembali hanya untuk dikecewakan. Berita buruknya, tidak ada yang tahu pasti mengapa semua crash ini terjadi. Empat kali crash berturut-turut di tempat yang sama, kami sempat hampir menyerah ini untuk menyajikan game ini untuk Anda sebagai sebuah review. Namun anehnya, di permainan yang kelima, kami bisa lolos dari titik crash sebelumnya dan melanjutkan permainan tanpa ada alasan jelas. Progress sedikit dan bertemu dengan titik crash baru. Titik crash yang terus memaksa kami mengulang, mengulang, mengulang, mengulang, dan mengulang, hingga kemudian, berlanjut lagi sedikit progress tanpa penjelasan sama sekali. Fakta yang lebih menyedihkan? Kami juga sempat berhadapan dengan dua kali kondisi dimana save data kami juga hilang, juga lagi-lagi tanpa alasan. Informasi mencatat bahwa dsang developer sebenarnya sudah tiga kali melemparkan patch untuk Lords of the Fallen. Namun hasilnya? Omong kosong, setidaknya dari apa yang kami rasakan sendiri. Kami bahkan tidak bisa menyuntikkan setting grafis ke “High” atau “Very High” untuk preview ini, terlepas dari fakta bahwa rig kami mampu menanganinya. Setiap kali High muncul, crash. Mematikan V-sync dan PhysX dari NVIDIA sebagai metode yang kami temukan di dunia maya untuk meminimalisir hal tersebut juga tidak banyak membantu. Untungnya, ada sedikit gambaran soal gameplay dari sedikit porsi yang berhasil kami selesaikan (setelah melewati beberapa crash). Secara garis besar, ia memang terasa seperti Dark Souls, dimana setiap musuh punya chance yang sama untuk membunuh Anda. Strategi untuk memenangkan setiap pertempuran adalah kesabaran ekstra, timing untuk melakukan evade, dan menyerang balik. Walaupun demikian, ada beberapa mekanik berbeda. Percakapan dengan pilihan dan konsekuensi berbeda, serta kehadiran sebuah senjata pendukung – Gauntlet yang memungkinkan sang karakter utama mengakses varian serangan proyektil dan blast memberikan sedikit atmosfer permainan yang berbeda jika dibandingkan dengan Dark Souls. Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review (dan berhadapan dengan lebih banyak crash yang tampaknya akan sangat menghambat kami), izinkan kami memberikan sedikit gambaran kepada Anda apa itu Lords of the Fallen. Untuk sementara ini, halangan terbesar game ini tidak terletak pada tingkat kesulitan yang ia tawarkan atau seberapa ia menuntut Anda untuk bermain secara sabar dengan timing super tepat. Tetapi lebih kepada apakah ia akan berjalan mulus atau tidak. Menyedihkan.

PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!

Lords of the Fallen PC jagatplay (24) Lords of the Fallen PC jagatplay (2) Lords of the Fallen PC jagatplay (6) Lords of the Fallen PC jagatplay (11) Lords of the Fallen PC jagatplay (15) Lords of the Fallen PC jagatplay (31) Lords of the Fallen PC jagatplay (33) Lords of the Fallen PC jagatplay (49) Lords of the Fallen PC jagatplay (60) Lords of the Fallen PC jagatplay (87) Lords of the Fallen PC jagatplay (90) Lords of the Fallen PC jagatplay (97) Lords of the Fallen PC jagatplay (104) Lords of the Fallen PC jagatplay (112)

Figur Amiibo Nintendo Ini Terjual 30 Juta Rupiah

$
0
0
amiibo

amiibo

amiibo Tahun 2014 memang menjadi tahun kebangkitan Nintendo. Setelah harus berkutat dengan minimnya game eksklusif berkualitas tinggi dan dukungan third party selama dua tahun eksistensinya, Nintendo tampil habis-habisan dengan begitu banyak game yang menarik tahun ini – Mario Kart 8, Bayonetta 2, hingga yang teranyar – Super Smash Bros for Wii U. Tidak hanya dari sisi software, Nintendo juga menawarkan sebuah produk baru bertajuk “Amiibo” – sebuah perangkat keras tambahan berbentuk figur yang hadir dengan fungsi yang cukup menarik. Memuat data karakter unik Anda sendiri, Amiibo memungkinkan Anda untuk menyuntikkan karakter personal Anda ini di beberapa game rilis Nintendo. Harganya? Cukup terjangkau. Beberapa Amiibo yang masuk ke pasar Indonesia, ditawari dengan harga yang cukup “terjangkau” untuk sebuah produk resmi – hanya sekitar Rp 260.000,- / figur dengan begitu banyak pilihan. Namun harga ini ternyata tidak berlaku untuk satu Amiibo khusus yang satu ini. Cacat produksi justru membuat figur Samus yang satu ini berhasil terjual berpuluh-puluh kali lipat, dengan tawaran terakhir mencapai sekitar USD 2.500 atau 30 juta Rupiah. Cacat produksi yang membuat Amiibo Samus ini memiliki dua tangan Cannon ini membuatnya menjadi produk langka. Ditawarkan di situs lelang eBay, ia berhasil terjual dengan harga sekitar 30 Juta Rupiah. Sementara untuk sebuah produk normal, ia bisa didapatkan dengan hanya sekitar 250 ribu Rupiah. Jika Amiibo Samus biasa hanya memuat satu meriam di salah satu tangannya, Amiibo cacat produksi ini hadir dengan dua tangan Cannon. Tentu saja, cacat ini membuat Amiibo ini sebagai produk langka yang mendapatkan perhatian cukup besar di eBay. Sang pemiliknya sendiri mengaku puas dengan keuntungan yang berhasil ia dapatkan. Jadi untuk Anda yang mungkin sempat mendapatkan produk resmi yang pantas dijadikan bahan koleksi dengan ekstra cacat produksi yang membuatnya semakin keren, Anda mungkin bisa menempuh cara yang sama. Dari USD 13 menjadi USD 2.500? That is what i called capitalism at its best!

Barry Burton Kembali di Resident Evil: Revelations 2!

$
0
0
Barry Burton re revelations 2 jagatplay (19)

Barry Burton re revelations 2 jagatplay (19)

Karakter favorit di Resident Evil 1, Barry Burton, dipastikan akan kembali muncul di seri terbaru dari franchise populer ini, Revelations 2. Konfirmasi tersebut didapat melalui trailer anyar RE Revelations 2 yang belum lama ini dirilis. Di game itu, Burton akan menjadi karakter utama kedua yang bertujuan mencari anak perempuannya yang hilang, Moira. Ia kembali ke lapangan sebagai penasehat BSAA, setelah berhasil selamat dari insiden di Racoon City. Nantinya, Burton akan bertemu karakter baru seperti Natalia Korda, anak perempuan yang bisa merasakan kehadiran musuh maupun letak dari item-item tersembunyi. Capcom juga memberi konfirmasi tentang dua tipe musuh yang akan dihadapi, yakni The Rotten dan The Revenant. Yang pertama disebut memiliki tulang yang bisa terlihat dari tubuh mereka, sementara The Revenant merupakan gabungan bagian-bagian tubuh manusia yang disatukan kembali. Barry Burton re revelations 2 jagatplay (1) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (2) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (3) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (4) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (5) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (6) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (7) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (8) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (9) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (10) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (11) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (12) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (13) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (14) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (15) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (16) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (17) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (18) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (19) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (20) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (21)   Barry Burton re revelations 2 jagatplay (23) Barry Burton re revelations 2 jagatplay (24) Seperti diketahui Revelations 2 rencananya akan diluncurkan per episode dimana episode pertamanya akan hadir pada 17 Februari 2015 mendatang. Sedangkan episode 2, 3, dan 4 baru akan dirilis pada 24 Februari 2015, 3 Maret 2015, dan 10 Maret 2015. Gamer bisa memilih apakah ingin membeli satu per satu episode atau Complete Season sekaligus. Tentunya, membeli satu season secara penuh akan mendapatkan beberapa keuntungan, termasuk episode spin-off yang fokus pada cerita Moira Burton dan Natalia Korda.

Kingdom Hearts HD Remix Mungkin Tuju Playstation 4

$
0
0
Kingdom-Hearts-25-HD-Remix-2

Kingdom-Hearts-25-HD-Remix-2

Kingdom Hearts 25 HD Remix (2) Proses HD Remake memang bukan lagi “barang baru” di industri game. Kesempatan untuk mengeksploitasi franchise populer lebih jauh dengan  sekedar memperbaiki kualitas visual terbukti menguntungkan dengan respon pasar yang cukup positif setiap kali proyek seperti ini diumumkan. Namun tidak hanya beralih ke konsol generasi terbaru  – Playstation 4 dan Xbox One, tidak sedikit proyek serupa yang baru hendak tiba di konsol generasi sebelumnya. Seperti yang terjadi dengan Square Enix dan Kingdom Hearts HD 2.5 Remix yang akan dirilis untuk Playstation 3. Apakah Square Enix tidak tertarik untuk langsung beralih ke platform yang lebih baru? Kemungkinan tersebut ternyata dibuka lebar oleh developer asal Jepang tersebut. Dalam wawancaranya dengan IGN, sang co-director – Tai Yasue secara terbuka mengungkapkan bahwa proyek Kingdom Hearts HD Remix – 1.5 dan 2.5 masih memiliki kemungkinan terbuka untuk dirilis ulang di Playstation 4. Yasue menyebut bahwa Square Enix sendiri selalu memikirkan Kingdom Hearts 1.5, 2.5, dan Kingdom Hearts 3 sebagai sebuah kesatuan produk. Square Enix membuka kemungkinan untuk merilis ulang Kingdom Hearts HD Remix untuk Playstation 4, walaupun masih sebatas wacana.   Walaupun demikian, ia juga menegaskan bahwa belum ada yang bisa dipastikan hingga saat ini dan mereka baru hendak menjajal potensi opsi yang satu ini. Square Enix harus memastikan bahwa terlepas dari rencana apapun yang hendak mereka lakukan, ia tidak akan menghambat proses pengembangan Kingdom Hearts 3. Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda akan tertarik mencicipi kembali seri  Kingdom Hearts lawas jika ia dirilis ulang untuk konsol generasi terbaru? Might interest me if you rebuild it with latest engine!

Ubisoft Siapkan Assassin’s Creed Victory untuk 2015!

$
0
0
assassins creed victory3

assassins creed victory3

assassins creed victory Mengagumkan dan mengkhawatirkan di saat yang sama,melihat bagaimana Ubisoft tetap bertahan untuk menjadikan Assassin’s Creed sebagai sebuah franchise tahunan. Mengagumkan karena terlepas dari fakta ini, Assassin’s Creed tetap tampil sebagai game open world bertema historis dengan detail dunia yang memesona. Namun di sisi lain mengkhawatirkan, karena waktu pengembangan yang terbatas mulai memperlihatkan efeknya pada hasil akhir – seperti kasus yang terjadi di Assassin’s Creed Unity. Berangkat dari fakta inilah, Ubisoft menempuh proses yang sama dengan apa yang dilakukan Activision di Call  of Duty. Dua developer terpisah ditunjuk. Tidak lagi hanya ditangani Ubisoft Montreal, Assassin’s Creed utama kini juga menjadi tanggung jawab Ubisoft Quebec. Proyek perdana mereka? Assassin’s Creed Victory untuk tahun 2015 mendatang! Ubisoft memang belum berbagi informasi resmi sama sekali, namun hal ini tidak menghalangi dunia maya untuk mendapatkan bocoran tersebut dari awal. Sumber orang dalam situs gaming – Kotaku membuka tabir misteri tersebut. Ubisoft Quebec dipastikan akan bertanggung jawab untuk seri Assassin’s Creed tahun 2015 – Victory yang akan mengambil setting London di masa Victorian. Berita buruk untuk gamer yang masih belum beralih dari Playstation 3 dan Xbox 360, Ubisoft disinyalir tidak akan mengembangkan game terpisah untuk platform tersebut seperti tahun 2014 ini. assassins creed victory4 assassins creed victory3 assassins creed victory2 assassins creed victory1 Kotaku melaporkan bahwa Assassin’s Creed Victory ini masih akan menggunakan engine Anvil yang sama dengan yang digunakan oleh Unity, dengan visual yang tentu saja lebih optimal. London tentu saja terasa lebih modern dibandingkan Revolusi Perancis. Menariknya lagi? Sang karakter utama yang masih misterius juga hadir dengan perlengkapan baru – sebuah grappling hook untuk berayun dan bergerak dengan kecepatan tinggi. Beberapa bocoran screenshot yang dirilis Kotaku juga memperlihatkan aksi pertempuran di atas kendaraan, selain kota London yang tentu saja – terlihat menawan dan padat di saat yang sama. Bagaimana dengan Anda sendiri? Tertarik untuk menunggu Assassin’s Creed Victory ini? Don’t frak it up like Unity guys, seriously.. Source: Kotaku

Kingdom Hearts 3 Punya Akses ke Dunia Marvel dan Star Wars

$
0
0
kh star wars

kh star wars

  kh3 “Disney akan menghancurkan semuanya..”, entah seberapa sering kalimat ini meluncur setiap kali raksasa industri hiburan ini diketahui mengakuisisi franchise lain. Namun faktanya? Disney justru menghembuskan nafas baru yang seringkali menarik untuk diantisipasi. Lihat apa yang berhasil mereka hasilkan untuk semesta Marvel yang kini siap menginvasi industri layar lebar hingga beberapa tahun ke depan dengan seri super keren. Atau lihat bagaimana mereka berhasil kembali menghidupkan hype untuk Star Wars Episode VII: Force Awaken yang terlihat kian menjanjikan. Walaupun pada akhirnya mereka sempat membatalkan  game Star Wars yang cukup diantisipasi, akuisisi Disney ini membuka pintu gerbang lain yang lebih menggiurkan. Benar sekali, kita tengah membicarakan Kingdom Hearts 3. Seperti yang kita tahu, Kingdom Hearts memang melebur dunia dan franchise-franchise ikonik Disney dan Square Enix di dalam satu ruang yang sama, dan membangun kesatuan plot lewat sosok Sora dan Keyblade-nya di sana. Dengan Marvel dan Star Wars yang kini sudah berada di bawah Disney, apakah ini berarti Sora akan bertemu dengan karakter dari kedua dunia tersebut? kh star wars Walaupun belum bisa dipastikan, namun kemungkin tersebut terbuka lebar. Sang co-director – Tai Yasue mengungkapkan bahwa ada banyak konten baru dari Disney yang hendak mereka suntikkan ke Kingdom Hearts 3. Yasue juga menegaskan bahwa Disney sama sekali tidak melarang Square Enix untuk menyuntikkan semesta Marvel dan Star Wars di dalamnya. Walaupun demikian, mereka butuh banyak menimbang, menentukan dunia mana yang akan menjadi tempat bermain menyenangkan sekaligus mampu menawarkan garis cerita yang kuat. Yasue sendiri masih belum bisa memberikan bocoran kira-kira kapan Kingdom Hearts 3 untuk Playstation 4 dan Xbox One ini akan meluncur di masa depan. Bagaimana dengan Anda sendiri? Dari karakter Marvel dan Star Wars yang mungkin masuk ke dunia Kingdom Hearts, karakter mana yang paling ingin Anda lihat bertemu dengan Sora? Epic fight between Sora and Darth Maul sounds freaking epic!

Review Game of Thrones: Hanya untuk Para Fans!

$
0
0
game of thrones jagatplay watermarked (64)

game of thrones jagatplay watermarked (64)

game of thrones jagatplay watermarked (24) Anda termasuk gamer yang sudah berusia di atas 18 tahun, yang kebetulan suka dengan film-film seri yang lebih berfokus pada intrik politik dengan ekstra konten dewasa di mana-mana? Jika Anda belum pernah mencicipi Game of Thrones dari HBO, maka Anda baru saja kehilangan salah satu film seri terbaik yang bisa Anda temukan saat ini. Baru hendak memasuki season kelima yang akan dirilis tahun 2015 mendatang, Game of Thrones menawarkan sensasi sebuah series yang seringkali tampil mengejutkan lewat kekuatan cerita yang ia usung. Oleh karena itu, tidak mengherankan, jika antisipasi terhadap interpretasi yang dilakukan oleh developer kawakan terhadap adaptasi novel dari George R.R. Martin ini  begitu kuat. Kesempatan yang akhirnya tiba di depan mata. Anda yang sudah cukup familiar dengan nama Telltale, tentu saja sudah punya sedikit gambaran gameplay seperti apa yang akan Anda dapatkan di sana. Anda selalu bisa melihat The Walking Dead, Wolf Among Us, dan Tales from the Borderland yang belum lama ini kami review sebagai sebuah point referensei. Sebagai sebuah film seri yang memang menjadikan cerita sebagai kekuatan utama, seolah menjadi sesuatu yang sangat pas bahwa Game of Thrones akan ditangani oleh developer yang juga menjual kekuatan yang sama – Telltale. Kejutan seperti apapun yang ditawarkan oleh Westeros kali ini tentu saja akan kian menarik, mengingat Anda kini punya andil menentukan kemana arahnya ia akan bergerak. Setidaknya untuk beberapa karakter utama. Lantas, apa yang ditawarkan oleh Game of Thrones versi game dari Telltale ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah proyek khusus untuk para fans? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda?

Plot

Mengambil arah yang berbeda di versi filmnya, game Game of Thrones dari Telltale ini mengeksplorasi kisah keluarga yang berdiri di bawah bendera Stark - Forrester. Anda yang mengikuti Game of Thrones mungkin akan familiar dengan beberapa nama keluarga besar seperti Stark, Lannister, atau Frey yang kesemuanya punya peran besar dalam pertempuran memperebutkan sang Iron Throne. Namun alih-alih mengambil kesempatan untuk mengeksploitasi sedikit latar belakang terkait nama-nama populer ini, Telltale membawa Anda masuk ke kisah pilu sebuah keluarga yang bahkan belum pernah disebut-sebut dalam versi filmnya. Sebuah faksi yang tinggal di belahan utara – Forrester. Forrester merupakan keluarga pendukung bendera Stark yang begitu disegani di wilayah utara. Namun kisah pengkhianatan dan tragedi membuat Stark luluh lantak, menyisakan para pengikut setianya terpecah belah. Forrester sendiri merupakan salah satu sumber supply persenjataan  utamaStark. Menguasai resource penting – Ironwood dan keahlian untuk mengolahnya menjadi beragam persenjatan, dari sekedar tameng hingga kapal perang, Forrester memainkan peranan yang sangat penting. Namun seperti faksi-faksi lainnya, ia juga bersinggungan dengan faksi Whitehills yang sejak lama, hendak menguasai Ironwood untuk diri mereka sendiri. Anda akan melihat konflik Westeros ini dari tiga kacamata keluarga Forrester. Pertama adalah seorang Squire bernama Gared yang diasingkan ke The Wall. Kedua dari Ethan Forrester - sang pemimpin faksi yang naik setelah sang ayah tewas. game of thrones jagatplay watermarked (56) Forrester menjadi fokus di game Game of Thrones dari Telltale ini. Anda akan memainkan peran sebagai tiga karakter berbeda dari keluarga ini: Gared – sang Squire yang diusir ke Wall karena dianggap melakukan kejahatan terhadap keluarga Bolton, Ethan – sang pria muda yang “dipaksa” menjadi raja Forrester setelah tewasnya sang ayah, dan Mira Forrester – sang anak perempuan tertua yang kini tinggal di King’s Landing sebagai sebagai pembantu Margaery Tyrell. Konflik seperti apa yang harus mereka hadapi? Konflik seperti apa yang harus mereka hadapi sebagai bagian dari keluarga Forrester? Bagaimana nasib ketiganya akan berhubungan satu sama lain? Anda bisa mendapatkan jawaban tersebut dengan memainkan Game of Thrones ini.

Gamer Konsol Lebih Pilih Game Fisik Daripada Digital

$
0
0
PS4WiiUXboxOne-600x335

PS4WiiUXboxOne-600x335

PS4WiiUXboxOne Belakangan ini, para publisher semakin gencar mempromosikan game dalam bentuk digital. Selain bisa menekan biaya dibanding harus memproduksi game dalam bentuk fisik, gamer pun dinilai bisa lebih mudah mendapatkan game yang mereka inginkan secara cepat. Bagi para gamer PC, membeli game secara digital merupakan salah satu solusi untuk mendapatkan versi original yang terkadang didiskon sehingga jauh lebih murah. Meski begitu, menurut studi bernama ‘The Democracy of Downloading: What Gamers Expect (and Want) from Digital  Distribution’, MarketCast menemukan fakta yang berbeda jika sudah berbicara tentang gamer konsol. Menurut MarketCast, gamer konsol yang membeli game secara digital masih di bawah 20 persen! Walaupun sesungguhnya gamer konsol menyukai digital download, tetapi sebagian besar dari mereka merasa khawatir dengan apa yang terjadi setelah pembelian, dan kehilangan perasaan memiliki seperti ketika membeli disc fisik. Survei membuktikan bahwa berbeda dengan gamer PC yang mulai beralih ke digital, sebagian besar gamer konsol masih lebih nyaman dengan pembelian fisik. Seperti diketahui, game fisik bisa dengan mudah dijual kembali jika gamer tidak menyukai atau tidak ingin memainkannya lagi di masa depan. Hal yang sangat berbeda jika membeli game secara digital yang hanya bisa diaktivasi dengan product key. Lalu, momen apa yang akan menjadi pemicu revolusi digital di konsol? MarketCast menyebutkan bahwa hal itu tidak akan terjadi hingga layanan streaming sebagus Netflix tersedia untuk gamer, retailer game digital menawarkan kemudahan untuk menjual kembali game yang telah dibeli, serta harga game digital yang jauh lebih murah ketika baru dirilis, setidaknya di bawah USD 60. Dari 1000 orang gamer (PC dan konsol) yang mereka wawancara, 85 persen setuju bahwa transisi ke digital akan membuat game lebih mudah didapat, serta bisa membantu developer-developer kecil memasarkan karya mereka. Namun jika membandingkan pengalaman yang didapat dari para gamer PC yang menggunakan Steam dengan gamer konsol yang mengandalkan Xbox Live dan PlayStation Network, gamer PC mengaku mendapatkan kepuasan yang lebih tinggi. Bagaimana menurut Anda?

GameFight: FIFA 15 vs Pro Evolution Soccer 2015

$
0
0
fifa-15-vs-pes-2015-600x336

fifa-15-vs-pes-2015-600x336

fifa 15 vs pes 2015 Di tahun 2014 ini, gamer pencinta sepak bola disuguhkan dua game simulasi terbaik yang sama-sama tampil memukau, FIFA 15 dan Pro Evolution Soccer 2015. Judul yang disebut pertama hadir lebih dulu di pasaran, sementara si pesaing utama, menyusul sekitar satu bulan kemudian. Ekpektasi tinggi kami tujukan kepada FIFA 15 yang dalam beberapa tahun terakhir, memang selalu lebih populer. Hal sebaliknya muncul di otak kami ketika menyambut PES 2015. Tapi Konami tak mau tinggal diam. Segala upaya mereka lakukan untuk menaikkan level dari game garapannya agar mampu bersaing ketat atau bahkan melampaui FIFA 15. Hasilnya tidak sia-sia, bahkan, cukup mengejutkan. Keputusan Konami membawa PES 2015 ke konsol new-gen dengan berbekal Fox Engine ternyata cukup efektif. Kedua game ini pun akhirnya berada di level yang sama, meski tentunya masing-masing punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Lalu, siapa jawaranya tahun ini? Seperti biasa, jika ada dua game dengan genre identik seperti FIFA 15 dan PES 2015, JagatPlay selalu menghadirkan artikel GameFight sebagai arena pertarungan untuk mencari pemenang. Artikel yang cukup berat dan memiliki beban tersendiri karena setiap game punya basis penggemar yang fanatik. Untuk menilai mana yang terbaik, kami pun telah memilih beberapa elemen atau poin penting dari sebuah game simulasi sepak bola sebagai bahan pertimbangan.

Visual

FIFA 15 Kick Off 0-2 BAR V REA, 2nd Half WORLD SOCCER Winning Eleven 2015_20141113112022
Berbicara visual, baik FIFA 15 maupun PES 2015 sama-sama patut mendapat acungan jempol. Ada cukup banyak peningkatan di sana-sini. EA Sports memoles game buatannya sedemikian rupa hingga hal-hal kecil. Anda bisa melihat rumput lapangan yang akan rusak seiring kerasnya pertandingan, percikan air kala bermain saat hujan, baju pemain yang melar ketika ditarik lawan, visualisasi penonton yang digarap serius. Khusus untuk PES 2015, lompatan besar dilakukan oleh Konami untuk menyajikan game simulasi sepak bola dengan rasa new-gen. Tekstur yang tajam serta stadion yang otentik dengan pencahayaan kelas atas terutama ketika bermain di siang hari dengan cuaca cerah terlihat menawan. Hanya saja, Konami kurang memperhatikan hingga elemen-elemen yang mungkin bagi mereka tidak terlalu penting, seperti tekstur penonton, rumput, dan masih banyak lagi. Seakan-akan semua upaya dalam memberikan visual terbaik hanya tercurah pada penampilan pemain. Karena itu, poin pertama rasanya lebih layak diberikan kepada FIFA 15.  

FIFA 15 (1) vs PES 2015 (0)

 

Mekanik Gameplay

FIFA 15 Kick Off 0-0 BAR V REA, 1st Half WORLD SOCCER Winning Eleven 2015_20141113084238
Sesungguhnya tak banyak perubahan berarti dari segi mekanik gameplay FIFA 15 dan PES 2015 dibanding pendahulunya. Kedua developer hanya berusaha menyempurnakan apa yang telah mereka buat. Hanya saja, di FIFA 15 tempo permainan terasa cukup cepat. Perpindahan bola dan transisi dari bertahan ke menyerang maupun sebaliknya bisa terjadi dalam hitungan detik. Kesan ‘ping-pong’ masih terasa dan beberapa superstar seperti Messi, Ronaldo, dan Ibrahimovic sulit dijaga. Terlebih jika gamer menguasai berbagai trik gocekan yang membuatnya semakin mudah melewati lawan. Umpan-umpan terobosan tidak susah untuk mencapai sasaran jika pemain sudah tahu timing yang tepat. Selain itu, EA Sports juga meningkatkan kualitas penjaga gawang yang kini memiliki gerakan lebih realistis, tergantung kondisi datangnya bola. Berbeda dengan FIFA, PES 2015 lebih menawarkan gameplay yang seimbang dengan tempo yang pas. Gerakan pemain terlihat tidak berlebihan. Anda tidak semudah itu menggiring bola sambil gocek sana-sini melewati pemain belakang. Umpan-umpan terobosan pun harus dilepaskan dengan power dan timing yang tepat. Kerjasama tim lebih dibutuhkan agar bisa meruntuhkan barisan pertahanan lawan. Bagi pemula sekalipun, gameplay PES 2015 lebih fun dan lebih nyaman untuk dimainkan. Soal AI, baik EA Sports maupun Konami berusaha memperbaiki segala kekurangan yang nampak di game sebelumnya. Kami menilai Konami lebih berhasil menciptakan AI yang pintar, yang akan menjalankan strategi dari pelatih sesuai tugasnya. Rekan satu tim Anda akan membuka ruang untuk mencari area yang kosong, siap menerima operan, dan tidak kebingungan sendiri. Ketika bola berhasil direbut, mereka akan langsung mundur untuk menggalang pertahanan yang solid, begitu pula sebaliknya. Untuk poin yang satu ini, PES 2015 lebih layak menerimanya.  

FIFA 15 (1) vs PES 2015 (1)

 

Sounds

FIFA 15 emotion (16) WORLD SOCCER Winning Eleven 2015_20141113093336
Kualitas audio menjadi faktor yang sangat penting bagi sebuah game sepak bola. Terasa atau tidaknya atmosfer sebuah pertandingan sangat ditentukan dari seberapa serius developer mengerjakan poin yang satu ini. Sayang, kami berpendapatan Konami kurang berhasil memberikan audio yang mumpuni. Suasana stadion kurang hidup. Yel-yel pendukung tim tertentu hingga teriakan penonton tuan rumah ketika terjadi gol tidak terasa menggelegar. Ditambah, komentator yang masih diisi oleh duo Jon Champion dan Jim Beglin terdengar membosankan. Cukup banyak kalimat-kalimat yang sudah ada di beberapa seri terdahulu dan kembali dihadirkan di PES 2015. Sebaliknya, FIFA 15 mampu membuat atmosfer pertandingan yang realistis, dan bahkan boleh dibilang, nyaris sempurna. Yel-yel otentik dari para pendukung terutama untuk tim yang berlaga di Liga Inggris terus bergema. Ekspresi kekecewaan penonton, hingga sorakan luar biasa mereka ketika terciptanya gol mampu membuat adrenaline terpacu. Nilai plus lainnya, duo Martin Tyler dan Alan Smith cukup kreatif dalam mengomentari jalannya pertandingan. Tak jarang terdengar obrolan tentang kiprah pemain tertentu di masa lalu, misalnya pada Piala Dunia 2014. So, untuk poin yang satu ini, JagatPlay harus kembali memberikannya kepada FIFA 15.  

FIFA 15 (2) vs PES 2015 (1)

 

Kemiripan dengan Pemain Asli

FIFA 15 Kick Off 0-0 MUN V JUV, 1st Half WORLD SOCCER Winning Eleven 2015_20141113101415
Mengapa kami memisahkan poin yang satu ini dari visual? Karena menurut kami, kemiripan pemain dalam game dengan pemain aslinya di dunia nyata bukan hanya soal wajah. Gerakan seperti cara berlari, cara menendang bola, selebrasi, dan yang lainnya patut dipertimbangkan. Di FIFA 15, beberapa pemain memang terlihat mirip walaupun tak jarang juga yang berbeda jauh dengan aslinya. Seringkali kami menemui bentuk tubuh yang kurang proporsional. Selain itu, gerakan-gerakan otentik pun tidak terlalu terasa. Sedangkan di PES 2015, kekuatan Fox Engine mampu memvisualisasikan seorang pemain sepak bola yang sangat mirip dengan aslinya. Bahkan untuk beberapa pemain, kami bisa bilang kemiripannya sangat luar biasa. Konami pun cukup memperhatikan gaya bermain dari bintang-bintang tertentu seperti Cristiano Ronaldo, Arjen Robben, dan nama-nama lainnya yang memang punya gerakan khas seperti cara berlari, menendang, maupun merayakan gol. Untuk itu, skor kembali kami berikan kepada PES 2015.  

FIFA 15 (2) vs PES 2015 (2)

Sony Ungkap PS4 Klasik Bergaya Playstation Pertama!

$
0
0
ps 4 ps one

ps 4 ps one

15316802723_d684a739fa_b1-600x286 Sony siap meluncurkan PlayStation 4 dalam edisi yang sangat terbatas. Satu hal yang menarik dari PS4 ini adalah tampilannya yang terlihat klasik dan kental dengan nuansa konsol lawas Sony, yaitu PSone. Ya, PS4 tersebut diluncurkan dalam rangka merayakan ulang tahun PlayStation yang ke-20. Dengan balutan ‘Original Grey’, PS4 20th Anniversary memiliki warna yang mirip dengan PlayStation generasi pertama. Sayangnya PS4 ini hanya diproduksi sebanyak 12.300 unit, yang sekaligus mencerminkan tanggal peluncuran PlayStation generasi pertama, yakni pada 3 Desember 20 tahun yang lalu. Sony pun tidak akan menjual konsol tersebut di toko-toko retail. Pihak perusahaan berencana menjelaskan lebih lanjut bagaimana cara mendapatkan PS4 edisi terbatas ini pada ajang PlayStation Experience yang akan digelar akhir pekan nanti. ps 4 ps one1 ps 4 ps one Tidak hanya konsol dengan gaya klasik, Sony tak lupa merilis theme bernuansa PSOne untuk PS4, PS3, dan PS Vita. Yang menarik, ketika menggunakan theme ini gamer akan mendengar startup music milik PSOne yang sangat khas! Kabarnya theme tersebut hadir bersama firmware update terbaru. Kabar kurang menyenangkannya, saat ini theme PSOne baru tersedia di PlayStation Store Eropa dan kemungkinan akan rilis di AS beberapa waktu kemudian. Belum ada informasi kapan region Asia akan mendapatkannya. WANT!! WANT! WANT! WANT!

Review Razer Chroma Series: Kombinasi Maut Performa dan Gaya!

$
0
0
Razer BlackWidow Chroma

Razer BlackWidow Chroma

Razer DeathAdder Chroma Sebagian besar penggemar peripheral gaming untuk PC tentu saja sudah mengenal nama Razer untuk waktu yang cukup lama. Tumbuh menjadi “legenda” tersendiri, Razer selalu hadir dengan beragam produk peripheral pendukung gaming yang tidak hanya memesona secara performa, tetapi juga ciamik di sisi desain. Ia menjadi sebuah standar sendiri, sebuah brand yang senantiasa diburu oleh para gamer. Kini Razer hadir dengan gebrakan baru, melahirkan kembali produk-produk mereka dalam format baru bernama Chroma. Inti kekuatannya terletak pada desain kosmetik yang lebih “meriah” lewat implementasi lampu LED yang mampu menawarkan jenis cahaya yang lebih variatif, serta perbaikan di beberapa titik desain. Razer sendiri mengirimkan tiga produk berbeda ke meja kami di beberapa minggu terakhir ini yang semuanya berasal dari series Chroma – sebuah headset gaming Kraken 7.1 Chroma, mouse gaming – DeathAdder Chroma, dan yang terakhir – sebuah keyboard gaming – Blackwidow Chroma. Mengingat kesemuanya hadir dari seri yang sama, maka review ketiga produk disatukan ke dalam artikel, dengan fokus detail yang dipertahankan. Sebuah kesatuan produk dengan nilai jual yang mungkin akan membuat Anda, jatuh hati! Lantas, apa yang ditawarkan oleh ketiga produk yang satu ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah peripheral maut yang mengkombinasikan performa dan gaya? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Razer DeathAdder Chroma

Desain yang ergonomis menjadi salah satu kekuatan Razer DeathAdder ini. Sebagian besar gamer yang cukup mengikuti perkembangan peripheral gaming tentu sudah tidak asing dengan mouse Razer yang satu ini. DeathAdder merupakan salah satu mouse gaming populer yang cukup diminati oleh gamer PC karena fungsi dan kenyamanan yang ia tawarkan. Sesuatu yang tetap  mereka pertahankan di seri Chroma yang satu ini. Ia akan memfaslitasi gamer dengan claw maupun palm grip dengan sangat baik. Ekstra bahan karet di kedua sisi untuk menghasilkan grip yang lebih kuat. Dukungan Omron Switch menjamin eksekusi perintah tanpa cela. Salah satu yang paling membuatnya dicintai adalah desain bentuk yang terasa sangat ergonomis di tangan, terlepas dari jenis grip yang menjadi preferensi utama Anda. Ia mengusung desain yang lebih tradisional dengan meniadakan tombol di bagian tengah untuk mengatur tingkat sensitivitas, dengan hanya menyisakan dua tombol klik utama dan scroll wheel di sana. Dua tombol ekstra disematkan di bagian kanan mouse untuk memfasilitasi kebutuhan Anda ketika menginginkan kombinasi perintah spesifik. Bentuk yang tidak terlalu besar dan hadirnya bahan ekstra karet di kedua sisi untuk mendukung grip yang lebih baik cukup memastikan bahwa DeathAdder Chroma ini akan memastikan aktivitas gaming berjalan tanpa masalah berarti. Dengan switch Omron yang ia usung, reliabilitas dan konsistensi untuk mengeksekusi setiap perintah Anda ke dalam video game menjadi sesuatu yang tidak perlu lagi diragukan. Satu yang menarik, terlepas dari minimnya opsi untuk melakukan modifikasi berat, Razer DeathAdder Chroma ini terasa cukup nyaman untuk digunakan. Sayangnya, ada catatan ekstra yang patut diperhatikan. Dengan absennya tombol DPI untuk mengatur sensitivitas secara langsung, Anda akan sulit untuk langsung membuat DeathAdder ini beradaptasi dengan apa yang dibutuhkan, terutama ketika menikmati sebuah game kompetitif. Jadi, pastikan dahulu Anda menetapkan setting terbaik dahulu sebelum Anda terlibat dalam game-game seperti ini. Berbeda dengan sebagian besar mouse saat ini, bentuk DeathAdder lebih "tradisional". Tidak ada dua tombol ekstra DPI untuk mengatur sensitivitas secara instan ala produk kompetitor lain. Didukung Razer Synapse 2.0, Anda bisa memodifikasi beberapa aspek dengan mudah, dari mengatur sensitivitas, makro, hingga sifat lampu LED yang terletak di scroll wheel dan logo bagian belakang. Dukungan Razer Synapse 2.0 untuk DeathAdder Chroma ini juga memungkinkan Anda untuk memodifikasi beberapa aspek mouse gaming yang satu ini, tentu saja – di luar tingkat sensitivitas yang kita bahas sebelumnya. Dengan user-interface sederhana, Anda bisa menyuntikkan beberapa fungsi yang Anda butuhkan via fitur makro yang ada. Sebagai sebuah produk yang menyandang nama Chroma di dalamnya, Anda juga bisa memodifikasi efek lampu LED berwarna-warni yang akan membuat bagian scroll wheel dan logo Razer di bagian belakang menyala terang. Membuat warna-warna tersebut muncul secara bergiliran? Atau sekedar menyuntikkan efek breathing semata? Anda punya kebebasan untuk “meracik” mouse dengan kesan yang lebih personal. Ada lebih dari 16 juta warna yang bisa Anda suntikkan di mouse ini dengan beragam sifat. Soal performa? Tidak ada yang perlu Anda khawatirkan tentunya. Razer memastikan bahwa DeathAdder Chroma ini tidak hanya ciamik di sisi kosmetik dan kenyamanan desain, tetapi juga performa yang ia tawarkan ketika memainkan game-game favorit Anda. Menjajalnya di DOTA 2 dan Lords of the Fallen, mouse ini berfungsi dengan semestinya. Tentu saja, selama Anda sudah menentukan tingkat sensitivitas yang dibutuhkan sebelumnya, untuk memastikan masalah ini tidak mengganggu Anda di tengah permainan. Razer DeathAdder Chroma ini sendiri dijual di kisaran harga Rp 875.000,-, harga yang cukup rasional untuk mendapatkan desain ergonomis, performa mumpuni, dan sisi kosmetiknya yang meriah.

Inilah Para Pemenang Playstation Awards 2014

$
0
0
playstation awards 2014

playstation awards 2014

playstation awards 2014 Akhir tahun hampir tiba dan tidak ada momen yang lebih tepat untuk memberikan apresiasi tertinggi kepada game-game yang berhasil tampil memukau selama periode 12 bulan terakhir ini. Beberapa menetapkan standar lewat kualitas yang ditawarkan, sementara tidak sedikit yang merujuk pada data penjualan. Playstation sebagai salah satu brand terbesar di industri game memang secara konsisten melemparkan award khusus miliknya sebagai perwujudan apresiasi tersebut. Namun ada yang istimewa dengan tahun 2014 ini. Menyambut ulang tahunnya yang ke-20, bersama dengan Playstation Awards 2014, Sony memasukkan satu kategori baru ekstra di dalamnya. Ada dua indikator utama yang mendasari pemberian award dari Sony untuk Playstation Awards 2014 ini. Selain  tentu saja berasal dari vote para gamer yang ada, Sony juga memberikan apresiasi tersendiri kepada game-game yang berhasil mencapai tingkat penjualan tertentu di pasar Jepang, tentu saja. Platinum Prize diberikan kepada gamer yang berhasil menembus 1 juta kopi selama satu tahun terakhir ini, sementara Gold Prize untuk mereka yang menyentuh angka 500 ribu kopi. Sebuah award baru – 20th Anniversary User’s Choice Award dilemparkan untuk tahun 2014 – memilih game terbaik sepanjang sejarah Playstation dari kacamata gamer. Lantas, game apa saja yang berhasil memenangkan award ini? Berikut list lengkapnya:

Platinum Prize

  • No winner (tidak ada game Playstation yang menyentuh 1 juta kopi di Jepang tahun ini)

Gold Prize

Battlefield 4 Final Stand (21)
  • Battlefield 4 (EA)
  • Final Fantasy X | X-2 HD Remaster (Square Enix)
  • God Eater 2 (Bandai Namco)
  • Gran Turismo 6 (SCE)
  • Jikkyou Powerful Pro Yakyuu 2013 (Konami)
  • Metal Gear Solid V: Ground Zeroes (Konami)
  • Pro Evolution Soccer 2014 (Konami)

User Choice Prize

black flag
  • Asssassin’s Creed IV: Black Flag (Ubisoft)
  • Battlefield 4 (EA)
  • Destiny (SCE)
  • The Evil Within (Bethesda Softworks)
  • FIFA 15 (EA)
  • inFAMOUS: Second Son (SCE)
  • The Last of Us Remastered (SCE)
  • The Legend of Heroes: Sen no Kiseki II (Falcom)
  • Metal Gear Solid V: Ground Zeroes (Konami)
  • Watch Dogs (Ubisoft)

20th Anniversary User’s Choice Award

ff 7
  • Final Fantasy VII (Square Enix)
  • Final Fantasy X (Square Enix)
  • Grand Theft Auto V (Rockstar Games)
  • Metal Gear Solid 3: Snake Eater (Konami)
  • Monster Hunter Freedom Unite (Capcom)
Bagaimana dengan Anda sendiri? Game rilis setahun terakhir mana yang menurut Anda pantas untuk dikategorikan sebagai yang terbaik?

GTA V Dituduh Promosikan Kekerasan Terhadap Wanita

$
0
0
GTA-V-new-gen-jagatplay-126-600x337

GTA-V-new-gen-jagatplay-126-600x337

GTA V jagatplay PART 2 Kontroversi tampaknya tidak pernah bisa dipisahkan dari karya terbesar Rockstar – GTA. Tema game yang menuntut Anda berperan sebagai pelaku kriminal dalam konsep gameplay open-world yang memberikan Anda kebebasan untuk melakukan banyak hal memang menjadi daya tarik tersendiri dari sisi gameplay. Namun untuk orang awam, tidak ada “musuh” yang lebih besar daripada game racikan Rockstar yang satu ini. Tidak hanya dari media Indonesia yang sempat menuduhnya sebagai game yang mengajarkan anak untuk zina, GTA V juga menjadi sasaran serangan salah satu retailer raksasa di Australia – Target. Mereka memutuskan untuk menarik game tersebut dari peredaran. Alasannya sendiri terhitung cukup menyedihkan – GTA V dianggap mempertontonkan kekerasan terhadap wanita secara eksplisit. Dorongan untuk menarik game dari peredaran tersebut lahir setelah sebuah petisi online yang dibuat oleh tiga wanita yang sempat menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga mendapatkan perhatian yang cukup besar. Petisi dengan lebih dari 42.000 tanda tangan tersebut dilihat sebagai “alasan” yang cukup kuat bagi Target untuk menarik GTA V dari rantai toko mereka. Di petisi ini, GTA V dideskripsikan sebagai sebuah game yang menyebarkan ide bahwa wanita adalah “kambing hitam” untuk kekerasan yang dilakukan oleh pria. Ia juga disebut menyebarkan kebencian terhadap wanita yang bekerja di ranah prostitusi dan meningkatkan resiko keamanan mereka. Retailer besar Australia - Target akhirnya menarik GTA V dari toko mereka. Alasannya? Karena petisi yang menuduh GTA V mempromosikan secara terbuka kekerasan terhadap wanita. Keputusan yang diambil oleh Target ini langsung mendapatkan respon dari Take Two sebagai publisher dan pemilik franchise GTA V itu sendiri. Sang CEO – Strauss Zelnick mengaku sangat kecewa dengan keputusan ini. Ia menyebut bahwa GTA V memang didesain mengeksplorasi tema dewasa, dan menawarkan daya tarik yang tidak banyak berbeda dengan produk industri hiburan yang lain seperti buku, acara televisi, dan film layar lebar. Take Two akan terus mendukung produk ini, semua orang yang sudah bekerja keras meraciknya, dan tentu saja – para konsumen yang memilihnya. Bagaimana menurut Anda sendiri? Apakah memainkan GTA sempat membuat Anda ingin memukul wanita secara acak? What a frakking nonsense..
Viewing all 14784 articles
Browse latest View live